Seni Musik Klasik. Moh. Muttaqin Kustap. untuk Sekolah Menengah Kejuruan. SENI MUSIK KLASIK untuk SMK Moh. Muttaqin Kustap

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN UMUM TES PRAKTEK PRODI D4 PENYAJIAN MUSIK (KLASIK)

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

BAB III ANALISIS KARYA

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

PANDUAN UMUM TES PRAKTEK PRODI D4 PENYAJIAN MUSIK (KLASIK)

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR TAHUN PERTAMA PENELITIAN FUNDAMENTAL

BAB III ANALISIS KARYA

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI

7

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

BAB II LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013

Gambar bagian-bagian gitar

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

HARMONI MODERN. UNTUK SMK Semester 2. Drs. Heri Yonathan, M.Sn. iii

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

Akor Jazz: Teori & Praktik

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam

TINGKAT KABUPATEN/KOTA BANTEN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN, INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA PANDUAN TES PENERIMAAN MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

PENGUMUMAN TES PMB 2017 JALUR KHUSUS (PMDK, LINIER, BIDIK MISI) PRODI D4 PENYAJIAN MUSIK (GEDUNG REKTORAT LAMA LANTAI 2)

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

FIXED DOH SEBAGAI METODE MEMBACA NOTASI BALOK YANG EFEKTIF BAGI PEMULA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai kumpulan kapasitas seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

TRI JUNIARTO NOTOARDJO NIM KEPADA JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengaku diri sebagai makhluk ciptaan-nya, dan itu dengan perantaraan Kristus,

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelusuran terhadap alasan Franz Schubert dalam membuat. Lieder Heidenröslein dan An Die Musik dapat ditinjau dari latar

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA

DAFTAR KEBUTUHAN MODUL

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

Transkripsi:

SENI MUSIK KLASIK untuk SMK Moh. Muttaqin Kustap Seni Musik Klasik Moh. Muttaqin Kustap untuk Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

MUSIK KLASIK: Pengantar Musikologi Untuk SMK Penulis: Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum. Kustap, S.Sn., M.Sn. Editor Drs. Hari Martopo, M.Sn. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008

MUSIK KLASIK: Pengantar Musikologi Untuk SMK Penulis: Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum. Kustap, S.Sn., M.Sn. Editor Drs. Hari Martopo, M.Sn. 410 HAR m HARININGSIH, Dwi Musik Klasik: Pengantar Musikologi untuk SMK oleh Drs. Moh. Muttaqin, M.Hum., Kustap, S.Sn., M.Sn. ---- Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. vi. 136 hlm.: ilus.: 30 cm. Bibliografi : hlm.129 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008

PENGANTAR PENULIS Perkembangan musik khususnya pada dunia pendidikan musik di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa dipahami karena musik nampaknya telah menjadi kebutuhan umum sehari-hari. Keadaan demikian harus diimbangi dengan berbagai usaha yang dapat mengarahkan pertumbuhan tersebut ke suatu tujuan yang lebih baik. Banyaknya peminat musik dan tersedianya fasilitas saja tidak akan menjamin tumbuhnya musik dengan baik. Juga demikian halnya dengan banyaknya sekolah dan murid yang beramai-ramai mempelajari musik harus diikuti bukan saja dengan kesiapan guru dan adanya metodologi pembelajaran yang baik, tetapi juga dengan kelengkapan buku pelajaran yang memadai sebagai acuan pengetahuan musik. Harus diakui bahwa buku demikian masih sangat langka dalam dunia pendidikan musik kita. Seiring dengan kondisi tersebut serta dengan maksud turut melengkapi bahan bacaan yang masih sangat terbatas di bidang musik, buku Musik Klasik untuk SMK - ini ditulis. Namun begitu, sebagai buku pertama dalam bidang ilmu musik yang baru diterbitkan di Indonesia, tentu saja tidak terlepas dari berbagai kesulitan baik di dalam merumuskan bab maupun sub-sub bab di dalamnya yang sesuai untuk para siswa SMK. Ini bisa dimaklumi oleh karena masih sangat jarangnya atau bahkan mungkin bisa dikatakan belum adanya buku-buku yang secara khusus membahas musik klasik secara komprehensif untuk para siswa SMK. Di dalam buku ini disusun materi secara komprehensif dan saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab lainnya. Hal ini dimaksudkan agar para siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif tentang musik Klasik sehingga bisa memberi manfaat kepada para siswa baik ketika masih sebagai pelajar maupun setelah lulus. Akhirnya, kami berharap semoga buku ini dapat memberi manfaat dalam membantu para guru dan siswa SMK dalam belajar musik. Saran dan masukan untuk kesempurnaan buku ini senantiasa kami harapkan. Jakarta, 2008 ii

PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN SMK iii

DAFTAR TIM PENYUSUN No. Nama Institusi Bidang Keahlian 1. Drs. Moh. Muttaqin,M.Hum. Universitas Negeri Semarang Gitar dan Teori Musik 2. Kustap, S,Sn.,M.Sn. ISI Yogyakarta Musikologi dan Sejarah Musik iv

DAFTAR ISI PENGANTAR PENULIS PENGANTAR DIREKTUR SMK DAFTAR TIM PENYUSUN DAFTAR ISI DAFTAR ILUSTRASI DAFTAR TABEL LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISTILAH PETA KOMPETENSI ii iii iv v x xv xvi xvii xxii BAB 1 PRELUDE 1 BAB 2 BIDANG KEAHLIAN MUSIK KLASIK 7 BAB 3 PENGERTIAN MUSIK 15 3.1. Pengertian Musik 15 3.2. Manfaat Musik 17 3.3. Fungsi Musik dalam Masyarakat 21 3.4. Musik Klasik dan Proses Sosial 25 3.5. Musik Klasik dan Ekspresi Artistik 26 BAB 4 ELEMEN-ELEMEN DASAR MUSIK 29 4.1. Bunyi dan Nada 29 4.2. Melodi 30 4.3. Ritme dan Tempo 31 4.4. Harmoni dan Kontrapung 33 4.5. Bentuk Musik 35 BAB 5 NILAI NADA DAN TANDA ISTIRAHAT 39 5.1. Bentuk Nada 39 5.2. Nilai Nada 41 5.3. Tanda Irama 43 BAB 6 GARIS PARANADA 47 BAB 7 TANGGANADA 53 7.1. Tangganada Mayor 53 7.2. Tangganada Minor 56 v

7.3. Tangganada Lain 58 7.4. Kunci 59 BAB 8 TEMPO DAN TANDA-TANDA EKSPRESI 65 8.1. Tempo 65 8.2. Dinamika 67 8.3. Tanda Ekspresi 70 8.4. Timbre/ Warna Suara 71 BAB 9 INTERVAL 75 9.1. Pengertian 75 9.2. Penamaan Interval 75 9.3. Kualitas Interval 76 9.4. Interval Konsonan 77 9.5. Interval Disonan 78 9.6. Perubahan Kualtias Interval Disonan 79 9.7. Interval Enharmonis 80 BAB 10 AKOR DAN ARPEGIO 83 10.1. Trisuara 83 10.2. Tingkatan Trisuara 84 10.3. Akor Augmented dan Diminished 85 10.4. Arpegio 89 BAB 11 TINJAUAN SEJARAH MUSIK 93 11.1. Era Kuno (Antiquity 500) 93 11.2. Era Abad Pertengahan (Medieval Era) 96 (600-1450) 11.3. Era Renesan (1450-1600) 98 11.4. Era Barok (1600 1750) 99 11.5. Era Klasik (1750-1820) 100 11.6. Era Romantik (1820-1800) 102 11.7. Era Kontemporer (1900 s/d sekarang) 103 BAB 12 PARA KOMPOSER ABAD PERTENGAHAN 107 HINGGA BAROK 12.1. Era Abad Pertengahan (600-1450) 107 12.2. Era Renaisans (1450-1600) 109 vi

12.3. Era Barok (1600 1750) 112 BAB 13 PARA KOMPOSER ERA KLASIK 121 BAB 14 PARA KOMPOSER JAMAN ROMANTIK (1820-1900) 127 BAB 15 KOMPOSER ERA KONTEMPORER (1900- SEKARANG) 155 BAB 16 SOLFEGIO 175 16.1. Pengertian Solfegio 175 16.2. Fungsi Solfegio 175 16.3. Kedudukan Solfegio 176 16.4. Lingkup Bahasan Solfegio 177 16.5. Metode Pengetesan Solfegio 178 16.6. Bahan Latihan dan Ujian Solfegio 178 BAB 17 GRAMATIKA MELODI DAN BENTUK- 183 BENTUK DASAR 17.1. Frase 183 17.2. Frase Ireguler 186 17.3. Bentuk Kalimat (periode) 188 BAB 18 BENTUK-BENTUK LAGU DASAR 191 18.1. Elemen-elemen Dasar 191 18.2. Bentuk Lagu Dua-Bagian 195 18.3. Bentuk Lagu Tiga Bagian 197 BAB 19 SONATA: BENTUK KHAS MUSIK KLASIK 199 19.1. Latar Belakang Historis Sonata 199 19.2. Evolusi sonata 203 19.3. Asal Mula Sruktural Bentuk Sonata 204 Allegro 19.4. Garis Besar Bentuk Sonata 207 19.5. Bentuk Sonatine 214 BAB 20 ORKESTRA 217 20.1. Tinjauan Singkat Sejarah Orkestra 217 20.2. Formasi Instrumen dalam Orkestra 223 20.3. Kondaktor 228 20.4. Bentuk-bentuk Musik Orkestra 237 vii

BAB 21 SEKSI GESEK 247 21.1. Biola 247 21.2. Biola Alto 256 21.3. Cello dan Contra Bass 262 BAB 22 PENGANTAR PENGETAHUAN CELLO 265 22.1. Penyeteman dan Jangkauan Nada 267 22.2. Bagian Bridge dengan sebuah Mute 270 22.3. Fitur-fitur Bagian Dalam 270 22.4. Perekat 271 22.5. Busur Cello 271 22.6. Perkembangan Cello 272 22.7. Dimensi Instrumen Cello 273 22.8. Assesoris 274 BAB 23 BIDANG KETERAMPILAN CELLO 277 23.1. Teknik Bermain Cello 277 23.2. Penggunaan Cello 283 23.3. Tuntutan Kompetensi 287 23.4. Tuntutan Kompetensi 299 BAB 24 SEKSI PERKUSI 305 24.1. Peran dan Fungsi Perkusi dalam 305 Orkestrta 24.2. Klasifikasi Seksi Perkusi 306 BAB 25 SEKSI TIUP 315 25.1. Seksi Tiup Kayu 315 25.2. Seksi Tiup Logam 326 BAB 26 TROMBONE 331 26.1. Standar Kompetensi Keterampilan 332 Trombone BAB 27 TROMPET 347 27.1. Sejarah Trompet Primitif dan Non 347 Barat 27.2. Karakteristik Umum 349 27.3. Ciri Khas Trompert 350 27.4. Jenis jenis Trompet 351 27.5. Teknik Permainan Trompet 355 viii

DAFTAR ILUSTRASI BAB 4 Ilustrasi 4.1. Susunan Tangga Nada Mayor 30 Ilustrasi 4.2. Susunan tangga nada Minor Asli dari A. 30 Ilustrasi 4.3. Contoh letak petunjuk tempo (Allegro Vivace) 31 dan tanda irama 2/4 pada Sonata Beethoven (Serie 16; Np. 139) Ilustrasi 4.4. Irama common time ditandai dengan tanda 32 C pada permulaan lagu untuk solo gitar. Ilustrasi 4.5. Fugue dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 34 998 (J.S. Bach) Ilustrasi 4.6. Fugue dari Prelude, Fugue, and Allegro, BWV 35 998 (J.S. Bach) BAB 5 Ilustrasi 5.1. Unsur-unsur Bentuk Nada 40 Ilustrasi 5.2. Bentuk tanda nada dan istirahat breve 41 Ilustrasi 5.3. Pizza perbandingan nilai nada 42 Ilustrasi 5.4. Perbandingan nilai nada berdasarkan 42 jumlahnya. BAB 6 Ilustrasi 6.1. Paranada, birama, garis birama dan garis 48 bantu Ilustrasi 6.2. Posisi nada-nada dalam paranada 49 Ilustrasi 6.3. Posisi nada C berdasarkan kunci (clef) 49 BAB 7 Ilustrasi 7.1. Tangga nada C mayor 54 Ilustrasi 7.2. Daftar tangga nada Mayor berkres 54 Ilustrasi 7.3 Daftar tangga nada bermol 55 Ilustrasi 7.4. Tangga nada A minor asli/ natural 56 Ilustrasi 7.5. Tangga nada A minor harmonis 57 Ilustrasi 7.6. Tangga nada A minor melodis 58 Ilustrasi 7.7. Tangga nada Kromatis 58 Ilustrasi 7.8. Tangga nada Whole-Tone 59 BAB 9 Ilustrasi 9.1. Nama-nama Interval di atas Tonika Tangganada Mayor Ilustrasi 9.2. Interval-interval Murni 77 Ilustrasi 9.3. Perubahan kualitas dari Murni ke Berlebih 77 76 x

Ilustrasi 9.4. Perubahan dari interval Murni ke Menyempit 78 Ilustrasi 9.5. Interval-interval mayor 78 Ilustrasi 9.6. Interval-interval mayor 79 Ilustrasi 9.7. Perubahan pada interval Terts Mayor 79 Ilustrasi 9.8. Perubahan pada interval Terts Minor 80 Ilustrasi 9.9. Fenomena enharmonis pada interval Oktaf dan Septim BAB 10 Ilustrasi 10.1. Susunan trinada di atas tangga nada C mayor 84 Ilustrasi 10.2. Trinada C augmented. 86 Ilustrasi 10.3. Susunan trinada di atas tangga nada A minor 86 harmonis Ilustrasi 10.4. Trisuara C diminished. 87 Ilustrasi 10.5. Dominant 7th pada tangga nada C mayor 87 Ilustrasi 10.6. Dominat 7th pada tangga nada A minor 88 Ilustrasi 10.7. Trinada pembalikan 89 Ilustrasi 10.8. Latihan arpegio untuk piano 90 BAB 11 Ilustrasi 11.1. Lukisan pada kuburan Mesir di Thebes yang 95 menunjukkan alat-alat musik harpa, lute, oboe ganda, dan lyra. Ilustrasi 11.2. Syair Guido d Arezzo sebagai dasar Solfegio 96 Ilustrasi 11.3. Keterangan gambar menurut arah jarum jam 97 dari kiri atas: (1) Trouveres terakhir dan terbesar, Adam de la Halle, dari Arras(1288); (2) Tannhaüser dalam pakaian Ksatrio Orde Jerman, tampil dalam Kontes Menyanyi di Wartburg; (3) Henrich Frauenlob, salah seorang pendiri Meistersingers, tampak di antara para musisi; (4) Pommers (sebuah instrumen reed ganda) dan beberapa trompet, dari iluminasi koleksi Richenthal Chronicle. BAB 12 Ilustrasi 12.1. Dua Tokoh Musik Abad Pertengahan 108 Ilustrasi 12.2. Para Tokoh Musik Jaman Renaisans 111 Ilustrasi 12.3. Para Tokoh Musik Jaman Barok 118 BAB 13 Ilustrasi 13.1. Para Tokoh Musik Jaman Klasik 125 BAB 14 Ilustrasi 14.1. Para Tokoh Musik Jaman Romantik 131 Ilustrasi 14.2. Para Tokoh Musik Jaman Romantik 138 80 xi

Ilustrasi 14.3. Para Tokoh Musik Jaman Romantik 150 BAB 15 Ilustrasi 15.1. Para Tokoh Musik Era Kontemporer 158 Ilustrasi 15.2. Para Tokoh Musik Era Kontemporer 166 Ilustrasi 15.3. Para Tokoh Musik Era Kontemporer 170 BAB 16 Ilustrasi 16.1. Perbandingan Tingkat Ketrampilan Instrumen 176 BAB 17 Ilustrasi 17.1. Frase Tunggal Berbirama Empat 184 Ilustrasi 17.2. Contoh frase lengkap 184 Ilustrasi 17.3. Kadens setengah di akhir frase 185 Ilustrasi 17.4. Hubungan sebuah frase dalam kesatuan 185 periode Ilustrasi 17.5. Frase yang terdiri dari satu birama 187 Ilustrasi 17.6. Frase berbirama tiga 187 Ilustrasi 17.7. Struktur dasar bentuk periode 189 Ilustrasi 17.8. Bentuk kalimat/ periode 189 Ilustrasi 17.9. Periode parallel 189 Ilustrasi 17.10. Contoh periode kontras 190 BAB 18 Ilustrasi 18.1. Formula pembentukan periode 195 Ilustrasi 18.2. Melodi yang tersusun dari bentuk lagu dua 196 bagian Ilustrasi 18.3. Bahan baku Part III pada bentuk lagu tiga 197 bagian Ilustrasi 18.4. Pengulangan pada bentuk lagu tiga bagian 197 BAB 19 Ilustrasi 19.1. Legrenzi, Sonata Quarta, Op. 10 201 Ilustrasi 19.2. Area-area tonal yang berbeda dan tema-tema 204 yang kontras Ilustrasi 19.3. Caldara: Trio Sonate G-moll 206 Ilustrasi 19.4. Bagan bentuk Sonata-Allegro 208 Ilustrasi 19.5. Skema analisis Fountaiin (1967) pada Sonata 209 Beethoven, Op. 10, No. 3 Ilustrasi 19. 6 Diabelli, Sonatine IV 213 Ilustrasi 19. 7. Skema Umum Sonatatine 215 BAB 20 Ilustrasi 20. 1. Pertunjukan Musik Orkestra 224 Ilustrasi 20. 2. Pertunjukan Musik Orkestra 229 xii

Ilustrasi 20. 3. Kondakter Lorin Maazel 232 Ilustrasi 20. 4. Leonard Bernstein 234 Ilustrasi 20. 5. Zubin Mehta 236 BAB 21 Ilustrasi 21. 1. Biola dan tongkat penggeseknya 248 Ilustrasi 21. 2. Pemain biola dunia, Yehudi Menuhin 249 Ilustrasi 21. 3. Anatomi instrumen Biola 251 Ilustrasi 21. 4. Bagian-bagian biola 252 Ilustrasi 21. 5. Nada-nada Biola pada Posisi Dawai Lepas 253 Ilustrasi 21. 6. Wilayah Nada Instrumen Biola 254 Ilustrasi 21. 7. Biola Alto 256 Ilustrasi 21. 8. Wilayah Nada Instrumen Biola Alto 257 Ilustrasi 21. 9. Tuning Peg (pasak penala) Biola Alto 258 Ilustrasi 21.10. Posisi Bermain Bass 263 Ilustrasi 21.11. Wilayah Nada Instrumen Contra Bas 264 BAB 22 Ilustrasi 22.1. Gambar instrumen Cello dilihat dari depan 266 Ilustrasi 22.2. Wilayah Nada Cello 267 Ilustrasi 22.3 Dawai dawai Cello dalam Posisi Lepas 268 BAB 23 Ilustrasi 23.1. Seorang Pemain Cello (Cellist) 278 Ilustrasi 23.2. Cellistt Julian Lloyd Webber (kiri) dan 285 Mstislav Rostrpovich. Ilustrasi 23.4. Cara memainkan tangganada 289 Ilustrasi 23.5. Bentuk dasar permainan arpegio 289 Ilustrasi 23.6. Ritmis yang gunakan tangganada 292 Ilustrasi 23.7. Arpegio dengan tiga nada dalam sekali 294 gesekan Ilustrasi 23.8. Sistem bowing untuk tangganada G 296 Ilustrasi 23.9. Konten muatan teknis Standar Kompetensi 300 dan Kompetensi dasar instrumen Cello BAB 24 Ilustrasi 24.1. Timpani 306 Ilustrasi 24.2. Sticks and mallets 307 Ilustrasi 24.3. Perangkat lengkap Timpani 307 Ilustrasi 24.4. Timpani dari arah belakang kursi pemain 308 Ilustrasi 24.5. Bass Drum 308 Ilustrasi 24.6. Keluarga drum set 309 Ilustrasi 24.7. Tamburin dan Kastanet 310 Ilustrasi 24.8. Perkusi dengan efek hentakan berdesing 310 Ilustrasi 24.9. Marimba 311 xiii

Ilustrasi 24.10. Perkusi bernada paling sederhana 312 Ilustrasi 24.11. Xylophone 312 Ilustrasi 24.12. Vibraphone 313 BAB 25 Ilustrasi 25.1. Wilayah Nada Instrumen Flute 315 Ilustrasi 25.2. Flute 316 Ilustrasi 25. 3. Oboe 317 Ilustrasi 25.4. Wilayah nada instrumen oboe 318 Ilustrasi 25.5. Bagian-bagian Cor Anglais 319 Ilustrasi 25.6. Clarinet dan Bagian-bagiannya 320 Ilustrasi 25.7. Wilayah Nada Instrumen Klarinet in Bes 321 Ilustrasi 25.8. Macam-maca Clarinet 322 Ilustrasi 25.9. Wilayah Nada Instrumen Bassoon 324 Ilustrasi 25.10. Bagian-bagian basson 325 Ilustrasi 25.11. Horn 326 Ilustrasi 25.12. Wilayah Nada Instrumen Horn 327 Ilustrasi 25.13. Bagian-bagian Tuba 328 Ilustrasi 25.14. Wilayah Nada InstrumenTuba 329 BAB 26 Ilustrasi 26.1. Wilayah nada Trombone 331 Ilustrasi 26.2. Trombon dan Bagiannya 332 BAB 27 Ilustrasi 27.1. Moche Trompet. 300 A.D. Koleksi Museum 348 Larco, Lima, Peru. Ilustrasi 27.2. Tiruan Trompet Jaman Barok oleh Michael 349 Laird Ilustrasi 27.3. Tiruan Trompet Jaman Barok oleh Michael 350 Laird Ilustrasi 27.4. Ambitus nada Trompet 351 Ilustrasi 27.5. Trompet-Piccolo in Bes, dengan pipa pengantar 352 untuk menala ke Bes (pendek) dan ke A (panjang) Ilustrasi 27.6. Trompet in C dengan katup-katup memutar 353 Ilustrasi 27.7. Penampilan Seorang Pemain Trompet dalam 356 Pentas Bersama Band AAU Amerika di Eropa Ilustrasi 27.8. Beberapa Latihan Dasar 356 xiv

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 5.1. Bentuk, Nama, Nilai not dan Tanda Diam 40 5.2. Jenis-jenis Tanda Irama Reguler 43 7.1. Kunci dasar dan Tanda Kunci 60 19.1. Evolusi Sonata 203 xv

DAFTAR ISTILAH Aksidental Tanda-tanda untuk menaikkan (kres) atau menurunkan (mol) nada, dan natural untuk mengembalikan nada-nada aksidental. Aransemen Susunan iringan baru yang diterapkan pada sebuah melodi. Atonal Sitem musik non tonal. Basso continuo Permainan bas yang berkelanjutan yang mendasari permainan musik Barok. Bentuk Desain suatu karya musik. Birama Petak-petak yang dibatasi oleh garis-garis vertikal pada garis paranada. Breve Durasi dua kali nada penuh. Coda Bagian akhir atau penutup karya musik Compound Gabungan; biasanya berhubungan dengan jenis irama, sebagai lawan dari bersahaja (simple) Crotchet Durasi seperempat. Demi semi quaver Durasi seperenambelas. Development Bagian tengah dari bentuk sonata. Diatonik Sistem tujuh nada. Dinamik Ekspresi yang berkaitan dengan Dominan Nada atau akor ke lima dalam tangga nada minor atau mayor. Duple Irama dua ketukan Eksposisi Bagian pertama pada bentuk sonata. Ensambel Permainan musik secara bersama-sama dengan jumlah pemain tidak ditentukan Epilog Bagian akhir suatu komposisi. Istilah ini biasa digunakan dalam musik Romantik atau Modern Figur Unit frase terkecil xvi

Frase Unit frase empat birama Fundamental Dasar-dasar pengetahuan atau ketrampilan musik Harmoni Aransemen pengiring suatu melodi dalam susunan horizontal berupa rangkaian akor-akor. Homofonik Tekstur musikal yang menggunakan sistem harmoni Interval Jarak dari nada ke nada yang dihitung dari nada terrendah sebagai hitungan pertama. Irama Susunan aksen dengan hitungan yang teratur pada suatu denyut yang stabil. Komposisi Hasil karya musik. Kondaktor Pemimpin suatu kelompok paduan suara atau orkestra. Konser Pertunjukan musik tanpa pengecualian jumlah pemeran utama. Konserto Komposisi orkestra yang melibatkan seorang solis sebagai penyeimbang peran orkestra Kontrapung Teknik penulisan aransemen dengan menggunakan alur-alur melodi secara horizontal sebagai pengiring. Kunci/ clef Adalah simbol di awal paranada yang menentukan identitas setiap garis dan spasi Mayor Biasa digunakan untuk akor atau tangga nada untuk membedakan dari jenis yang minor. Melismatis Teknik menyanyikan sebuah kata dengan beberapa nada berbeda. Minor Jenis tangga nada atau akor yang merupakan pasangan dari jenis-jenis mayor. Modulasi Perpindahan nada dasar di tengah-tengah lagu. Monofonik Tekstur musik yang hanya terdiri dari satu alur melodi. Musik Kamar Bentuk permainan ensambel yang tertentu jumlah pemainnya, seperti duet, trio, kuartet, quintet, dan sekstet. xvii

Musik Klasik Musik seni yang biasa disebut sebagai musik seriosa, sebagai lawan dari musik hiburan. Musik Seni Musik yang biasa disebut Art music dalam bahasa Inggris. Not balok Sistem penulisan umum nada-nada dalam musik klasik. Oktaf Pengulangan nada yang sama pada tingkat ketinggian yang berbeda. Opera Seni pertunjukan musik yang melibatkan berbagai cabang seni lain seperti teater dan seni rupa. Orkestra Bentuk ensambel yang besar dan melibatkan hampir seluruh instrumen musik. Overture Adalah karya instrumental yang merupakan musik pembuka dalam suatu karya opera. Paranada Lima buah garis horizontal yang digunakan untuk menuliskan butir-butir notasi nada-nada. Pentatonik Sistem musik dengan lima nada Polifoni Tekstur alur banyak suara Prelude Pembukaan sebuah karya musik yang terdiri dari kumpulan karya-karya dengan satu topik (suite) Prinsipal Pimpinan pemain sekelompok instrumen dalam orkestra. Quadruple Irama dengan empat hitungan. Quaver Jenis nada atau tanda istirahat seperdelapan. Rekapitulasi Kembalinya materi eksposisi setelah melalui bagian development dalam keadaan yang telah berubah, pada bentuk sonata. Resital Pertunjukan yang menampilkan peranan tunggal. Semi Frase Unit frase dua birama. Semi quaver Jenis nada atau tanda istirahat seperenambelas. Semibreve Jenis nada atau tanda istirahat penuh. Semi-tone Jarak atau laras setengah nada yang terdapat di antara dua nada berurutan. xviii

Seni Musik Jenis musik serius yang biasa disebut Musical arts dalam bahasa Inggris. Silabis Cara menyanyi nada-nada yang sejalan dengan kata-kata. Simfoni Karya standar orkestra. Solmisasi Sistem pengucapan nada-nada diatonik dalam menyanyi. Sonata Suaru bentuk standar dalam musik klasik yang tersusun dari eksposisi (pameran tema), development (pengembangan) dan rekapitulasi. Sonatine Sonata kecil. Sub Dominan Di bawah dominan atau dominan bawah Tanda Kunci Dalam bahasa Inggris disebut key signature (bukan clef) yang berarti tanda yang menunjukkan nada dasar suatu karya musik Tangga nada Susunan nada-nada yang meningkat secara bertahap mulai dari Tonik hingga oktafnya. Tempo Tingkat kecepatan irama musiik. Teori musik Pengetahuan kognitif yang menyertai tingkat ketrampilan instrumen musik. Titinada Tingkat ketinggian nada yang biasa disebut pitch, dalam bahasa Inggris. Tonal Sistem musik diatonik yang mendasarkan pengembangan kreatifnya berdasarkan nada Atonik (nada pertama) Tonik Nada atau akor pertama dalam suatu sistem diatonik. Transkripsi Penyalinan ulang kepada instrumen yang berlainan, biasanya disertai dengan transposisi nada dasar. Transposisi Pemindahan nada dasar suatu karya musik sebagai konsekuensi transkripsi Trinada Susunan tiga nada di atas landasan suatu nada dalam tangga nada,dengan dua interval terts (ketiga) dari nada ke nada. xix

Triple Jenis irama tiga ketukan Whole tone Sistem tangga nada yang berjarak penuh dari satu nada ke nada yang lain. xx

PETA KOMPETENSI Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dikembangkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan program sekolah berbasis pada kebutuhan dan kompetensi wilayah. Sehubungan dengan maksud tersebut, maka orientasi dari materi pembelajaran adalah mempersiapkan dunia kerja Pengembangan Program Materi Pada Bidang Musik 1. Musik Klasik 2. Musik Non-Klasik Kompetensi Musik Klasik: 1. Pelaku Seni: 1.1. Pemain musik (vocal/instrument) 1.2. Komposer; 1.3. Arranger; 2. Guide: Jasa Informasi 3. Event Organizer : menyiapkan jasa penyelenggaraan pertunjukan xxi

BAB 1 PRELUDE Prelude adalah bagian pembuka suatu karya musik klasik. Terminologi ini populer dalam kehidupan musik abad ke-17, sebagai pembuka kumpulan jenis-jenis tarian tradisional di Eropa. Pada musik populer saat ini, musik umumnya didahului oleh introduksi, diselingi interlude instrumental di tengah-tengah sebagai jembatan pengulangan lagu, dan diakhiri dengan bagian akhir yang disebut Coda yang secara literal berarti ekor. Walaupun termasuk genre kuno, hingga saat ini beberapa komposer juga menggunakan istilah tersebut yang walaupun dengan maksud yang berbeda, namun pengertian dasarnya sama yaitu pembuka. Dalam buku ini istilah tersebut dipinjam sebagai pendahuluan dari buku ini. Jenis-jenis musik yang ada di seluruh dunia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, di antaranya dapat dikelom-pokkan berdasarkan kemiripan ciri-ciri umumnya (genre), fung-sinya, maupun geografi. Secara geografi, musik dapat dibagi menjadi musik Barat yang mengacu kepada negara-negara Eropa, dan musik Timur di wilayah Asia dan Timur Tengah yang memiliki varian yang sangat banyak. Dari berbagai kemungkinan pengelompokan yang ada, tampaknya secara umum musik yang ada di dunia dapat dikelompokkan kepada tiga jenis yaitu musik tradisi, musik hiburan, dan musik serius yang umumnya disebut orang sebagai musik klasik. Kreativitas pertunjukan dan penciptaan musik tradisi dibatasi oleh norma-norma yang berlaku pada suatu kebudayaan sehingga memiliki ciri lokal yang amat kental. Di Indonesia, musik-musik tradisi dapat dikenali berdasarkan batasan geografis dan etnisitasnya, misalnya, musik Minang, musik Batak, musik Dayak, dan musik Jawa. Di Jawa dan Bali ada istilah khusus untuk menyebut musik tradisi, yaitu yang dikenal dengan istilah karawitan. Sekarang ada istilah untuk menyebut seluruh musik yang terdapat di seluruh wilayah kepuluan Indonesia, termasuk karawitan, yaitu musik Nusantara. Musik hiburan adalah musik yang paling populer di kalangan masyarakat modern saat ini. Secara umum, kreativitas musik hiburan dibatasi oleh selera masyarakat. Dari segi ekonomi, musik hiburan merupakan salah satu bentuk industri. Keberhasilan pertunjukan musik

2 Prelude Bab 1 hiburan ditentukan oleh promosi penjualannya. Guna mencapai sukses para manajer musik hiburan perlu memahami selera pasar yang sedang berlaku. Karakteristik musik hiburan mengacu kepada sistem diatonik yang berasal dari Barat sementara ciri-ciri lokal umumnya didominasi oleh aspek bahasa. Walaupun demikian, pada lingkungan masyarakat tradisional juga terdapat musik hiburan yang mengacu kepada idiomidiom musik tradisi. Pada umumnya musik hiburan didominasi oleh musik vokal dan sedikit di antaranya dari jenis musik instrumental. Di antara beberapa jenis musik hiburan ada juga yang memperhatikan aspek-aspek kreativitas yang tinggi dan tidak tergantung dari musik vokal serta tidak sepenuhnya mengikuti selera masyarakat. Di antara musik hiburan tersebut dari jenis tersebut ialah musik jazz yang mengutamakan aspek kreativitas dalam bentuk permainan improvisasi bagi seluruh pemain instrumennya termasuk penyanyinya. Walaupun demikian kebebasan mereka tetap berada dalam rambu-rambu tonalitas yang berlaku dalam musik diatonik. Berbeda dengan musik tradisi dan musik hiburan, kreativitas musik klasik pada masyarakat modern sama sekali tidak dibatasi baik oleh tradisi maupun oleh kecenderungan yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, musik serius memiliki kebebasan artistik yang jauh lebih luas dibandingkan dengan musik hiburan. Namun sebaliknya, di samping kreativitas yang berkembang secara bebas, dalam beberapa kasus musik klasik justru memanfaatkan idiom-idiom berbagai musik populer, musik rakyat, bahkan tradisi berbagai kebudayaan guna memperkaya karya-karyanya. Kebebasan artistik dalam serius bukan berarti tidak memilki aturan melainkan didasarkan atas berbagai pertimbangan konsep-konsep teoretik yang juga senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut yang menyebabkan musik klasik senantiasa selalu berubah selama berabad-abad. Sejak era Abad Pertengahan hingga saat ini varian musik klasik sangat luas dan senantiasa berkembang. Perkembangan musik klasik mulai dari penerapan sistem diatonik yang sederhana pada abad pertengahan hingga mencapai kompleksitasnya di akhir era Romantik. Bahkan sejak memasuki abad ke-20, sementara model sitem tonalitas diatonik yang merupakan warisan era Klasik abad ke-18 dan eksplorasi sistem tersebut sebagai warisan era Romantik era abad ke-19 hingga kini masih tetap diterapkan pada musik hiburan populer dan jazz,

Prelude Bab I 3 musik klasik telah meninggalkan sistem tersebut dan terus mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang paling mutakhir. Banyak orang mengira kalau musik klasik senantiasa menggunakan media akustik. Aliran komposisi musik elektronik dalam musik klasik telah dimulai lama sebelum ditemukannya synthesizer, dengan tape loops dan alat musik elektronik analog di tahun 1950-an dan 1960-an. Para komposer bahkan tidak mengandalkan perkembangan teknologi melainkan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kreativitas mereka. Para pelopor aliran musik elektronik tersebut antara lain John Cage, Pierre Schaeffer, dan Karlheinz Stockhausen. Beberapa komposer musik elektronik masa kini yang telah memberikan kontribusinya untuk pengembangan musik klasik aliran kontemporer ialah Ton de Leuw dari Belanda dan Jack Body dari New Zealand. Saat ini Indonesia sendiri memiliki beberapa komposer yang menaruh perhatian terhadap musik elektronik, di antaranya ialah Otto Shidarta dari Jakarta, dan Slamet Raharjo dari Yogyakarta. Istilah musik klasik umumnya lebih dikenal luas sebagai musik serius. Walaupun demikian, secara khusus dalam diskusi etnomusikologi, istilah musik klasik tidak hanya merujuk pada musik klasik Eropa saja, melainkan juga pada musik-musik di Asia dan Timur seperti misalnya musik klasik Persia, India, Tiongkok, dan lain-lain. Dalam lingkup musikologi, penggunaan kata klasik bisa mengandung tiga makna. Yang pertama ialah berarti Musik Kuno, yaitu musik yang berkembang pada era Yunani Kuno (masa Antiquity). Pengertian yang kedua ialah musik pada era Klasik, yang didominasi oleh gaya Wina pada abad ke-18 dengan tiga tokoh komposer yang terkenal yaitu Haydn, Mozart, dan Beethoven. Ketiga, kata klasik yang diterapkan pada musik klasik pada saat ini ialah sebagai musik seni (art music); yang pengertiannya berbeda dengan istilah seni musik atau musical arts. Yang dimaksud klasik dalam konteks ini ialah lawan dari musik hiburan. Secara khusus, di Indonesia ada istilah lagu seriosa untuk menamai musik vokal yang intinya mirip dengan musik klasik pada umumnya. Namun istilah tersebut umumnya lebih dipahami sebagai musik vokal tunggal. Walaupun demikian musik klasik yang menjadi pokok pembahasan dalam buku ini bukan hanya musik seriosa dalam pengertian musik vokal namun meliputi segala bentuk pertunjukan yang meliputi vokal dan instrumental.

4 Prelude Bab 1 Pokok bahasan musik klasik sangat luas karena tidak melulu membicarakan fenomena musikal yang terjadi di sekitar saat ini tapi juga yang terjadi selama berabad-abad. Dengan demikian berbeda dengan musik non klasik yang didasarkan atas fenomena musikal yang terjadi saat ini atau masa kontemporer, dan tidak jauh dari sekitar abad ke-20. Tidaklah mengherankan jika secara kuantitatif musik klasik tidak hanya memiliki repertoar yang sangat luas namun juga literatur yang juga luas. Keluasan cakupan pembahasan musik klasik yang menyangkut waktu berabad-abad memungkinkannya untuk dilakukan pembahasan dengan pendektan sejarah, baik secara diakronis melalui pendekatan kronologis, yaitu dari tahun ke tahun secara bertahap, maupun secara sinkronis, yaitu mengkaitkannya dengan aspek-aspek terkait di sekitar periode yang dibahas. Guna memudahkan pemahaman terhadap musik klasik maka seseorang perlu memahami aspek-aspek sejarah musik klasik yang meliputi pengertian-pengertian dasar mengenai musik secara umum. Di antara berbagai aspek tersebut meliputi sejarah proses kelahiran sistem tonal berikut pengembangannya selama berad-abad hingga akhirnya digantikan oleh sistem musikal yang lain. Namun karena terbatasnya tempat maka buku ini tidak secara khusus membahas sejarah musik klasik. Sehubungan dengan itu aspek-aspek sejarah hanya disinggung secara singkat meliputi kronologi sejarah dan riwayat hidup beberapa komponis musik klasik. Termasuk ke dalam pembahasan material musik ialah dasar-dasar teori musik yang meliputi pemahaman berbagai aspek musikal. Landasan teori musik ini diarahkan untuk memahami bentukbentuk musik. Bacaan untuk pendalaman: Sumaryo LE. 1978. Komponis, Pemain Musik dan Publik. Jakarta: Pustaka Jaya. Sylado, Remy. 1983. Menuju Apresiasi Musik. Bandung: Penerbit Angkasa.

Prelude Bab I 5 Latihan-latihan (Jawablah dan diskusikanlah!): 1. Jelaskan pengertian Prelude dalam musik Klasik! 2. Secara umum musik yang ada di seluruh dunia dapat dikelompokkan menjadi berapa macam? Sebutkan masingmasing beserta contohnya! 3. Dalam konteks musik istilah klasik memiliki tiga pengertian. Jelaskan masing-masing! 4. Bagaimana perbandingan keluasan jangkauan pembahasan musik klasik dan musik non klasik (populer)? 5. Menurut Anda, apakah yang dimaksud musik klasik itu?

BAB 2 BIDANG KEAHLIAN MUSIK KLASIK Bidang keahlian seni musik klasik meliputi banyak hal namun secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua arus. Arus pertama berkaitan dengan kesenimanan musik dan arus kedua bidang keilmuan musik. Bidang kesenimanan dalam musik klasik meliputi Komposisi atau penciptaan musik dan pertunjukan musik. Bidang keahlian pertunjukan musik klasik di antaranya meliputi resitalis (penampil solo instrumen atau vokal), instrumen pengiring (biasanya piano), pemain orkestra, pemain ensambel, dan pemain musik kamar. Kondakting atau keahlian memimpin orkestra termasuk ke dalam bidang pertunjukan musik. Arus kedua yang membidangi keilmuan musik meliputi bidang musikologi (termasuk etnomusiko-logi) dan transfer keilmuan dan ketrampilan musik atau dikenal dengan pendidikan musik. Hingga kini, Indonesia telah mengelola pendidikan formal musik hingga ke tingkat perguruan tinggi. Di perguruan tinggi Indonesia, kini telah dikembangkan berbagai bidang baik bidang-bidang kesenimanan maupun keilmuan hingga tingkat Magister (S2). Sebagai contoh ialah program-program yang kini sedang dikembangkan oleh Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Program Pasca Sarjana di Institut Seni Indonesia ialah bidang Musik Pertunjukan, Komposisi Musik, Musikologi, dan Musik Pendidikan. Walaupun tampaknya belum ada keselarasan yang menghubungkan sistem pendidikan musik di semua jenjang pendidikan baik umum maupun kejuruan, kini upaya-upaya tersebut tengah dilakukan oleh semua pihak yang terkait. Bidang kejuruan musik yang kini sedang menjadi perhatian pemerintah kita ialah industri orkestra. Sehubungan dengan itu programprogram pendidikan sekolah kejuruan musik diarahkan agar dapat mendukung perkembangan industri tersebut. Walaupun demikian karena berbagai keterbatasan maka pendidikan ketrampilan instrumen orkestra belum dapat terlayani secara menyeluruh. Instrumen-instrumen dalam orkestra terbagi ke dalam kelompokkelompok yaitu Tiup Kayu yang terdiri dari Flute, Oboe, Clarinet, dan Bassoon. Kecuali flute, produksi suara instrumen-instrumen tiup kayu

8 Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 dihasilkan oleh getaran potongan kayu tipis yang ditempelkan pada ujung tempat meniup. Potongan kayu tersebut disebut reed. Ada yang menggunakan reed ganda seperti Oboe, dan ada juga yang menggunakan reed tunggal seperti saxophone. Tiup Logam yang terdiri dari Trompet, Horn, Tuba, dan Trombone, menghasilkan suara yang keras melalui suatu bulatan logam berlubang yang ditempelkan pada ujung tempat meniup. Logam ini disebut sebagai mouth piece. Instrumen Gesek yang terdiri dari Biola, Biola Alto, Cello, dan Contra Bass. Produksi suara kelompok instrumen ini dihasilkkan dengan cara menggesekkan tongkat berserabut yang disebut bow. Di samping itu instrumen-instrumen penunjang orkestra lainnya ialah piano, harpa, dan perkusi. Walaupun hingga kini orkestra diyakini sebagai suatu formasi standar dalam bisnis musik klasik yang menjanjikan, namun sesuai dengan Standar Komkompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) bidang studi Seni Musik Klasik untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), instrumen-instrumen orkestra yang akan dibahas hanya dibatasi pada pembahasan solfegio, sebuah instrumen gesek yaitu Cello, dan tiga buah instrumen tiup logam yaitu Trompet, Trombone dan Cornet. Buku teks pelajaran produktif ini didasarkan atas SK/KD kelompok bidang kejuruan dan program keahlian seni musik klasik pada Sekolah Menengah Kejuruan musik. Secara keseluruhan SK/KD bidang ini dapat dikelompokkan kepada pembahasan lima instrumen yaitu: (1) solfegio, (2) Instrumen Cello, (3) Instrumen Trombone, (4) Instrumen Soprano Cornet, (5) Instrumen Horn, dan (6) Trompet. SK program keahlian yang pertama ialah mengidentifikasi solfegio sementara KD-nya ialah menirukan, menuliskan, dan membaca: (1) interval, (2) akord, (3) ritme, (4) melodi. Dari SK kedua hingga keenam terpusat pada pelatihan instrumen Cello, dan dari SK ketujuh hingga kesebelas pada instrumen trombone. Sementara itu dari SK keduabelas hingga ketujubelas, masing-masing melibatkan tiga instrumen yaitu Soprano Cornet, Horn, dan Trompet. Selain SK/KD pertama, yaitu SK kedua hingga ketujuhbelas, tersusun dalam struktur dan kata kunci yang sama yaitu: Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C dan KD yang sama pula dengan kata kunci memainkan aspek-aspek teknik permainan instrumen seperti tangga nada, tangga nada kromatis, arpegio, dominan tujuh, diminis tujuh, dan primavista/lagu pendek.

Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 9 Beberapa bagian dalam SK/KD program keahlian seni musik klasik untuk SMK menyulitkan penyusunan materi buku teks ini karena kalimat repetitif yang tidak jelas baik pada SK maupun KD. Secara sepintas isi SK seperti sama antara satu dengan yang lainnya, namun jika diteliti ternyata terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak terlalu mudah dipahami. Kalimat dalam daftar A, B, dan C pada SK tidak spesifik dan masih bersifat abstrak karena tidak ada pernyataan kategori repertoar apakah yang terdapat pada daftar tersebut. Akan lebih spesifik dan kongkrit jika kualitas kategori tersebut disebutkan, misalnya: Barok, Klasik, dan Romantik; atau Etude, Polifonis, dan Modern. PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 1. SK: Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Tangga nada G, D, mayor [Satu Oktaf: naik turun] C mayor [dua oktaf naik turun]) instrumen cello KD: 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan primavista Kalimat di antara tanda kurung: Kunci nada/ dalam kunci (kompetensi 3-11) dan tangga nada (kompetensi 2, 12-17) tampaknya membatasi karakteristik kunci pada repertoar yang harus dimainkan dalam daftar yang dimaksud. Namun penjelasan tersebut juga membingungkan karena di dalamnya terdapat juga kalimat: tangga nada satu oktaf naik turun (lihat SK ke-2). Menguasai repertoar tidak bisa diartikan menguasai tangga nada. Seluruh KD untuk bidang keahlian ini hanya menyangkut aspek teknik, kecuali primavista. Primavista adalah kemampuan membaca repertoar sederhana secara spontan atau tanpa persiapan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah sight reading. Dengan demikian berbeda dengan latihan-latihan teknik yang meliputi tangga nada dan arpegio, kalimat yang lebih tepat untuk bagian prima vista ialah melakukan bukan memainkan.

10 Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Cello ialah sebagai berikut. PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 2. SK: Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci nada: F, A, Bb mayor; D minor, C, G mayor) instrumen cello KD: 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan primavista 3. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam kunci nada: A, Bb mayor; C, G minor; C, D, F, G mayor; D minor) instrumen cello KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan dominan tujuh 4) Memainkan primavista 4. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam kunci nada: Es, F, G, A, Bb mayor; C, D, G minor) instrumen cello KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan akor dominan tujuh 5) Memainkan lagu pendek secara primavista 5. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam kunci nada: Eb, F, A, Ab, Bb mayor; C, D. G, D minor) instrumen cello KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan akor dominan tujuh 5) Memainkan Diminis Tujuh 6) Memainkan primavista

Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 11 SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Trombone adalah sebagai berikut: PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 6. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (dalam Kunci Bass: Bb mayor; C minor; Kunci G: C mayor; D minor) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan lagu pendek secara primavista 7. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: D, Eb mayor; D minor; Ab mayor; G minor; Kunci G: E, F mayor; E minor; Bb mayor; A minor) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 8. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: Db mayor; E minor, Ab, Bb mayor; G minor; Kunci G: Eb mayor; F# minor, Bb, C mayor; A minor) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 9. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: A mayor; C minor (interval keduabelas) F, F#, G mayor; F, G minor [dua oktaf]. Kunci G: B mayor; D minor [interval keduabelas], G, Ab mayor; G, A minor [dua oktaf]) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio

12 Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 10. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C (Kunci Bass: Bb, C mayor; Bb, C# minor [interval keduabelas], Ab mayor; F# minor [dua oktaf]. Kunci G: C, D mayor; C, Eb minor [interval keduabelas] F#, Bb mayor; G minor [dua oktaf]) instrumen Trombone KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista SK/KD yang berkaitan dengan penguasaan Soprano Cornet, Horn, dan Trompet adalah sebagai berikut: PROGRAM KEAHLIAN SENI MUSIK KLASIK 11. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C, untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada C mayor, A minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan lagu pendek secara primavista 12. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Bb, D mayor; A, D minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 13. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada

Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 13 KD daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Eb, E mayor; C, E minor; A mayor) instrumen trompet. 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 14. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada F mayor; F minor; Ab, Bb mayor; A, B minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan tangga nada kromatik 3) Memainkan arpegio 4) Memainkan lagu pendek secara primavista 15. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Bb, Db mayor; Bb, C# minor; G, Ab mayor; G minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan tangga nada kromatik 4) Memainkan akor dominan tujuh 16. SK Menguasai repertoar dalam daftar A, B, dan C untuk Eb Soprano Cornet, dan menguasai pada daftar A dan B untuk Eb Horn (dalam tangga nada Bb, Db mayor; Bb, C# minor, G, Ab mayor; G minor) instrumen trompet. KD 1) Memainkan tangga nada 2) Memainkan arpegio 3) Memainkan tangga nada kromatik 4) Memainkan akor dominan tujuh

14 Bidang Keahlian Musik Klasik Bab 2 Bacaan untuk Pendalaman: Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-istilah Musik. Jakarta: Penerbit Jambatan. Latihan (Jawab dan diskusikan): 1. Bidang keahlian musik klasik meliputi apa saja? 2. Membuat atau menulis lagu termasuk bidang keahlian apa? 3. Kondakter termasuk ke dalam kelompok keahlian apa? 4. Apa yang kamu ketahui tentang resital dalam konteks musik klasik? 5. Menurut apakah harpa termasuk instrumen orkestra? 6. Saxophone termasuk kelompok instrumen tiup kayu atau tiup logam? Jelaskan jawabanmu! 7. Apakah perbedaan ciri dari segi proses produksi suara kelompok tiup logam dan tiup kayu? 8. Trombone termasuk kategori instrumen bersuara rendah atau tinggi? 9. Menurutmu peranan melodi pokok dalam kelompok tiup logam dimainkan oleh instrumen apa? 10. Mengapa Flute digolongkan ke dalam kelompok tiup kayu sementara tidak menggunakan reed seperti instrumen tiup kayu yang lain?

BAB 3 PENGERTIAN MUSIK Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi, tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karyakarya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik. 3.1. Pengertian Musik Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Di samping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik. Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik. Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-

16 Pengertian Musik Bab 3 unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003, 9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian. Prier (1991, 9) sependapat degan Aristoteles bahwa musik merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama. Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik, sebagaimana dikutip oleh Ewen (1963, vii) ialah: The science and art of the rhytmic combination of tones, vocal or instrumental, embracing melody and harmony for the expression of anything possible by this means, but chiefly emotional Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai bahasa para dewa ; yang lain mengatakan bahwa: music begins where speech ends (musik mulai ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satusatunya pesona termurah dan halal di muka bumi. Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert Spencer, seorang filsuf dari Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii).

Pengertian Musik Bab 3 17 Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nadanada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik sedangkan musik menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan. Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi. 3.2. Manfaat Musik Dari perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudutsudut ruang dan waktu, di mana pun kita berada. Oleh karena itu Nietzsche, seorang filsuf Jerman, meyakini bahwa musik tidak diragukan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan itu ia mengatakan: "Without music, life would be an error." Dalam kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran yang sangat penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas dari keberadaan musik. 3.2.1. Musik Sebagai Hiburan Aristoteles, filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384 SM, mengatakan bahwa musik mempunyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah. Sehubungan dengan itu musik memiliki efek terapi

18 Pengertian Musik Bab 3 yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Pandangan Aristoteles ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam mengarungi bahtera kehidupannya, manusia tidak selalu menjumpai hal-hal yang menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami peristiwa yang menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan, sedangkan di lain waktu, bisa juga mengalami peristiwa yang sungguh menyenangkan. Musik dapat mempengaruhi hidup seseorang, hanya dengan musik, suasana ruang batin seseorang dapat dipengaruhi. Entah apakah itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada pendengar itu sendiri. Jelasnya, musik dapat memberi semangat pada jiwa yang lelah, resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, musik seakan-akan dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan cinta seseorang. Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan; dengan mendengarkan musik, segala pikiran bisa kembali segar. Hasilnya, kita bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda. Di samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan depresi, musik terbukti dapat menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan merang-sang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres dan gelisah. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik adalah cara terbaik untuk membantu mengatasi depresi. 3.2.2. Musik dan Terapi Kesehatan Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki kaitan