DINAMIKA KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR WADUK SEI HARAPAN UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM

dokumen-dokumen yang mirip
STATUS KUALITAS PERAIRAN WADUK SEI BALOI- BATAM DAN KELAYAKANNYA UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM

KELAYAKAN AIR WADUK MUKAKUNING DI P. BATAM UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM

DINAMIKA DAN STATUS MUTU AIR WADUK SEI NONGSA

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

KANDUNGAN BEBERAPA LOGAM BERAT DI PERAIRAN PESISIR TIMUR PULAU BATAM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

TARIF LINGKUP AKREDITASI

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

PENENTUAN KUALITAS AIR

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

Bab V Hasil dan Pembahasan

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT


1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Lampiran F - Kumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan esensi untuk semua kebutuhan manusia mulai dari air minum, pertanian, dan energi


BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

Air mineral SNI 3553:2015

V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

Oleh. lpdstltut PERTANIAN BOGOR IRMA PUDRI4RII R. F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAM

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

KONDISI PERAIRAN KOLAM PELABUAHAN SUNDA KELAPA DITINJAU DARI SEGI FISIK DAN KIMIA PERAIRANNYA

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

Pengawasan dan penyimpanan serta pemanfaatan data kualitas air

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

Transkripsi:

DINAMIKA KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR WADUK SEI HARAPAN UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM Yudhi Soetrisno GARNO Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih yang sangat besar untuk pembangunan P. Batam, Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau (OPDIP) Batam telah membangun 6 buah waduk untuk menampung air hujan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan kelayakan salah satu waduk tersebut yakni waduk Sei Harapan untuk menjadi bahan baku air bersih. Penelitian ini mengungkapkan bahwa mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air; maka air waduk Sei Harapan termasuk masuk sumber air golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Air tersebut tidak dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dahulu (Golongan A) karena beberapa konsentrasi parameter logam berat, terutama kromium (Cr); kadmium (Cd); dan timbal (Pb) pernah termonitor lebih besar dari baku mutu air golongan A pada PP tersebut diatas. Guna menghindari dampak negatif dari logam-logam berat tersebut diatas maka disarankan agar sumber-sumber yang menjadi penyebabnya dikaji, dan kemudian dipikirkan cara menanganinya. Pengelola unit pengolahan air perlu memberi perhatian khusus pada logam-logam berat tersebut sehingga hasil pengolahan benar-benar bebas dari logam tersebut Kata kunci: waduk sei harapan, kualitas air, air minum, logam berat 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Batam yang terletak di kepulauan Riau adalah salah satu daerah di Indonesia yang ditetapkan sebagai Bounded Warehouse Area, dengan kegiatan-kegiatan: industri bertujuan eksport, alih kapal, perdagangan bebas, penimbunan barang untuk keperluan swasta dan pemerintah, pelabuhan laut dan udara untuk pendistribusian barang beserta penumpang domestik dan internasional, industri jasa kepariwisataan, industri pertanian/perikanan dan fasilitas penunjang lainnya. Aktivitas pembangunan tersebut dimasa kini dan datang akan sangat membutuhkan sumber air bersih yang sangat besar. Pada awal pembangunan, Lemtek UI (1) telah memprediksikan bahwa P. Batam pada tahun 1996, membutuhkan air bersih sebanyak 1.490,73 l/detik dan pada tahun 2006 menjadi 3.916,76 l/detik. Telah diketahui bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang sangat besar tersebut tidak mungkin mengandalkan sumber air tanah karena kondisi tanah di pulau Batam relatif sulit untuk meresapkan air, sehingga air hujan yang jatuh sebagian besar mengalir dipermukaan (2). Sementara itu berdasarkan analisa geolistrik sebagian air tanah di beberapa tempat di P. Batam didapatkan sudah payau/asin dan sebagian telah terkontaminasi oleh air rawa. Saat ini daerah yang menghasilkan air tanah secara nyata adalah Batu Besar, yaitu daerah yang mempunyai susunan batuan berupa aluvium. Secara umum sumur penduduk rata-rata mempunyai kedalaman muka air tanah 2-3m. Menyikapi keperluan air bersih yang besar dan kondisi air tanah yang miskin sumberdaya air tersebut telah menghantarkan OPDIP Batam membangun beberapa waduk guna menampung air hujan untuk penyediaan kebutuhan air di P. Batam. Saat ini sumber air baku untuk air bersih untuk kebutuhan P. Batam diambil dari 6 buah waduk buatan, yakni Sei Harapan, Sei Ladi, Sei Harapan, Sei Nongsa, Sei Muka-Kuning dan Sei Duriangkang (3). 34 Garno, Y.S. 2003: Dinamika Kualitas dan Kelayakan Air Waduk Sei Harapan untuk.

Mengingat pentingnya peranan waduk pada penyediaan bahan baku air bersih dalam pembangunan OPDIP Batam maka kualitas air waduk-waduk tersebut harus diketahui kelayakannya sesuai dengan bakumutu yang berlaku yakni Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 tahun 1990 tentang pencemaran air, mengelompokan sumber air kedalam 4 golongan, yaitu Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dahulu Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air Setiap golongan sumber air tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, namun karena golongan A dan B ditujukan langsung dengan kebutuhan primer manusia maka golongan A dan B lebih ketat daripada golongan lainnya, utamanya pada parameterparameter logam berat. 1.2 Tujuan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan air waduk Sei Harapan untuk bahan baku air bersih. Sei Harapan merupakan salah satu dari 6 (enam) waduk yang ada di P. Batam (BIDA, 1991). Waduk ini memiliki kapasitas sumber dan instalasi sebesar 210 l/detik. 2. BAHAN DAN METODE 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan Nopember 1993 sampai dengan Februari 1994 dengan cara mengambil sampel (contoh) air di waduk Harapan. 2.2. Pengambilan data dan sample air. Pengambilan sampel dan pengukuran sifat fisik air dilakukan setiap 2 minggu sekali. Selama penelitian dilakukan 7 kali kegiatan lapangan yang terdiri dari pengamatan in-situ dan pengambilan sampel untuk analisis laboratorium. Pengamatan in-situ meliputi kegiatan pengukuran temperatur udara, air, kekeruhan, salinitas dan ph. Temperatur udara diukur dengan termometer air raksa, sedangkan temperatur air, dan konduktivitas dengan SCT-meter. Pengambilan sampel air untuk analisis laboratorium dilakukan dengan pipa PVC yang mempunyai panjang 3 m dan diameter 3 cm. Pipa dimasukan (tegak lurus) dengan hati-hati kedalam badan air sampai mencapai kedalaman 2 meter. Setelah itu bagian atas dan ujung pralon di tutup/sumbat dengan karet, pipa diangkat dengan pelahanlahan ke atas dan ujung bawah pipa di masukan ke dalam ember. Dengan membuka tutup karet maka air akan menggelontor masuk kedalam ember. Dari ember tersebut, air yang mewakili kedalaman 0 m (permukaan) sampai 2 meter diambil 2 liter sebagai sampel. Sampel dibawa kelaboratorium TPLH-OPDIP Batam. Tabel 1. Daftar Alat dan Metode yang digunakan Menganalisa Sampel. PARAMETER UNIT Metoda Analisis Suhu air 0 C Elektrometri Warna PtCo Kolorimetrik Bau-Rasa Orgipto Organoleptik Suspensi Padatan mg/l Kekeruhan NTU Nephelometrik ph Elektrometrik Alkalinitas CaCO3 Titrimetrik Kesadahan m Titrimetrik Oksigen Terlarut O2 Iod-Winkler B. O. D-5 hari O2 Winkler COD O2 Titrimetrik Bilangan Oksidasi KMnO4 Oks-KMno 4 Ammonium NH4 Indo-blue Nitrit NO2 Spect.-Diazo Nitrat NO3 Brucinum Ortho Posfat PO4 Silikat SIO2 NA 2 MoO 4 Sulfida H2S-S Spect-NNDPD Detergen MBAS Methilenblue Logam-berat AAS 2.3 Analisis sampel Di laboratorium air sampel diukur sifat fisik dan kemudian dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian digunakan untuk mengukur parameter kimia yang bisa diukur di laboratorium TPLH-Batam seperti BOD, COD, ammonium, nitrit, nitrat, fosfat dan lainnya, sedang bagian lainnya guna pengukuran J.Tek.Ling. P3TL-BPPT. 4 (1): 34-39 35

kandungan logam berat sampel dibawa ke laboratorium BIOTROP-Bogor. Untuk lebih jelas maka metode pengukuran di lapangan dan analisis di laboratorium tersebut disajikan pada Tabel 1 (4). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis air waduk Sei Harapan selama penelitian disajikan pada Tabel 2. Sesuai tujuan peneltian, yakni untuk mengetahui dinamika kualitas air dan kelayakannya sebagai bahan baku air minum maka hasil tersebut dibahas dengan ketentuan baku mutu air minum yang ada dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 tahun 1990 (5). 3.1. Parameter Fisik. Selama penelitian suhu udara dan air berfluktuasi pada kisaran yang cukup sempit. Suhu udara berfluktuasi antara 29-31.5 o C sedangkan suhu air berkisar antara 27-29 o C. Kisaran suhu udara maupun air tersebut adalah kisaran yang wajar dan normal terjadi di daerah tropis. Demikian juga perbedaan suhu air dan udara pada saat yang sama; yang berbeda maksimum 2.5 o C adalah angka yang normal menurut PPRI No.20 tahun 1990. Selain suhu normal, air W.S. Harapan juga memiliki bau yang normal sehingga layak dijadikan bahan baku untuk air minum. Tabel 2. Hasil Analisis Parameter Fisik dan Kimia Air Contoh dari Waduk Sei Harapan. Parameter unit Sampling pada bulan dan minggu ke- Kisaran PPRI 20/ 90 Nop. Desember Januari Februari Nilaii A B III I III I III I III Suhu udara 0 C 30 31,5 30 29 29 30 30 29,0-31.5 Suhu air 0 C 29 29 28 27 28 28.5 29 27,0-29,0 + 3 o C N Bau-Rasa Orgipto tb tb tb tb tb tb tb tb t.b - Warna PtCo 109 25.3 30.8 116 25 0,20 3,5 0,20-116 15 - Padatan Terlarut mg/l 114 114 1000 1000 Suspensi padat mg/l 18,2 61,8 19,8 4 18 9 2,8 2,8-61,8 - - Kekeruhan 6,9 7,3 7,2 0,7 3,5 2,4 0,3 0,3-7,3 5 - PH 5,9 7,4 6,9 6,7 6,7 6,8 7,3 6,5-8,5 5-9 mg/l CO 2 -Bebas CO 2 2,96 4,14 1,10 1,07 2,09 1,14 1,16 1,07-4,14 - - Alkalinitas CaCO 3 1,48 0,77 1,55 2,62 17,2 51,4 45,5 0,77-51,4 - - Kesadahan CaCO 3 3,88 3,94 6,89 3,90 3,19 1071 828 3,88-1071 500 - O 2 terlarut O 2 6,6 7,6 6,3 6,4 6,4 4,9 6,3 4,9-7,6 - - B. O. D-5 O 2 1,4 1,74 0,79 3,29 1,97 2,37 2,16 0,79-3,29 - - COD O 2 8,9 26,1 22,8 33,9 21,0 20,4 14,2 8,9-33,9 - - Amonium-N NH + 4 -N 0,053 0,045 0,020 0,032 0,049 0,116 0,031 0,020-0,116-0,500 Nitrit-N NO - 2 -N 0,008 0,001 0,001 0,001 0,030 0,004 0,166 0,001-0,166 1 1 Nitrat-N NO - 3 -N 0,018 0,011 0,030 0,080 0,081 0,433 4,285 0,011-4,285 10 10 Ortho Posfat PO -3 4 -P 0,054 0,014 0,05 0,034 0,071 0,001 0,284 0,014-0,284 - - Silikat SIO 2 1,338 4,402 3,88 4,129 2,43 0,572 0,408 0,408-1,38 - - Sulfida H 2 S-S 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,050 0,1 Detergen MBAS 0,24 0,49 0,35 0,06 0,25 0,09 0,23 0,06-0,49 0,50 - Magnesium Mg 3,73 4,47 1,142 1,154 2,23 1,27 8,89 1,142-8.89 (30) (150) Besi Fe 0,12 0,052 0,131 0,121 0,23 0,286 0,001 0,001-0,286 0,3 5 Calsium Ca 11,1 9,9 0,5 0,5 0,5 0,6 32,5 0,5-32,5 (75) (200) Seng Zn 0,059 0,178 0,037 0,032 0,035 0,001 0,049 0,001-0,178 5 5 Mangan Mn 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,051 0,001 0,001-0,051 0,1 0,5 Tembaga Cu 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 1,0 1 Khromium Cr 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,120 0,001 0,001-0,120 0,05 0,05 Kadmium Cd 0,005 0,006 0,006 0,005 0,003 0,017 0,004 0,003-0,017 0,005 0,018 Timbal Pb 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,104 0,001-0,104 0,05 0,1 Sumber: data primer Keterangan: Maks = nilai maksimal. A. = Air golongan. A; B = Air golongan B PPRI 20/ 90 = Peraturan Pemerintah No 20 th. 1990 tentang Pencemaran Lingkungan Warna air waduk Sei Harapan selama penelitian berfluktuasi pada kisaran antara 0,20-109 PtCo. Kisaran tersebut mengisaratkan bahwa nilai warna air W.S. Harapan pernah melebihi batas maksimum yang diperkenankan oleh baku mutu air yang 36 Garno, Y.S. 2003: Dinamika Kualitas dan Kelayakan Air Waduk Sei Harapan untuk.

berlaku yakni 15 PtCo. Fenomena ini hampir terjadi pada setiap pengamatan, yang mengisaratkan bahwa berdasarkan warnanya air W.S. Harapan tidak layak untuk langsung diminum, dan untuk itu perlu diolah guna menghilangkan/menurunkan nilai warna tersebut sampai dibawah 15 PtCo. Ketinggian nilai parameter warna biasanya ditimbul kan oleh bahan-bahan terlarut dan tersuspensi. Tabel 2 menunjukkan bahwa padatan terlarut yang hanya diukur sekali mempunyai nilai 114 mg/l. Hal ini mengisaratkan bahwa air W.S. Harapan belum banyak menampung buangan yang mengandung senyawa organik dan anorganik yang larut. Nilai padatan terlarut tersebut masih jauh dibawah baku mutu yang ditentukan untuk golongan A yakni 1000 mg/l; yang berarti bahwa air W.S. Harapan tidak bermasalah untuk dijadikan bahan baku air minum. Selain padatan tersuspensi yang relatif rendah, air W.S. Harapan juga mempunyai kandungan padatan tersuspensi yang rendah pula, yakni hanya berkisar antara 2.8-61.8 mg/l. Meskipun memiliki padatan terlarut dan tersuspensi yang berada dibawah baku mutu air golongan A, namun Tabel 2 menunjukkan bahwa selama penelitian kekeruhan air W.S. Harapan berfluktuasi pada kisaran 0,3-7,3 mg/l SiO 2, yang mengisaratkan bahwa air W.S. Harapan pernah mempunyai kekeruhan yang lebih tinggi dari baku mutu air yang ditentukan untuk golongan A yakni 5 mg/l SiO 2. Nilainilai tinggi tersebut khususnya ditemukan pada awal penelitian. 3.2. Parameter Kimia Non-Logam. Tabel 2 menunjukkan bahwa ph air W.S. Harapan relatif stabil hanya berkisar antara 5,9-7,0. Kisaran nilai ini masih dalam lingkup nilai baku mutu yang disaratkan untuk golongan A, sehingga untuk bahan baku air minum air W.S. Harapan tidak mempunyai masalah ph. Parameter kimia lain adalah CO 2 - bebas yang mempunyai nilai berkisar antara 1,1-4,4 mgco 2 /l, alkalinitas antara 0,77-51,4 mgcaco 3 /l, dan kesadahan antara 3,2-1071 mg CaCO 3 /l. Untuk menjadikan air W.S. Harapan bahan baku air minum kandungan CO 2 -bebas dan alkalinitas adalah tidak jadi masalah karena dalam baku mutu air tidak ditentukan konsentrasi maksimum. Sedangkan kesadahan nampak bahwa beberapa kali nilainya terukur (Tabel 2) lebih besar dari baku mutu untuk golongan A yang ditentukan yakni 500 mg CaCO 3 /. Kenyataan ini menunjukkan bahwa untuk dapat diminum air waduk tersebut perlu melalui pengolahan terlebih dahulu. Kandungan oksigen terlarut dalam air W.S. Harapan adalah berkisar antara 4,9-7,6 mgo 2 /l; mengindikasikan bahwa kehidupan dalam perairan W.S. Harapan berjalan dengan normal, dan rendahnya pencemar organik yang harus diuraikan. Indikasi tersebut diperkuat dengan rendahnya nilai BOD-5 air W.S. Harapan yang hanya berkisar antara 0,79-3,29 mgo 2 /l; dan nilai COD pada kisaran antara 8,9-33,9 mgo 2 /l. Selanjutnya untuk nitrogen, Tabel 2 menunjukkan bahwa amonium-bebas dalam air W.S. Harapan berfluktuasi pada kisaran antara 0,02-0,116 mgn/l; Nitrit-N berkisar antara 0,001-0,166 mgn/l dan Nitrat-N berkisar antara 0,011-0,443 mgn/l. Dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku maka ketiga bentuk nitrogen tersebut masih ada dibawah konsentrasi maksimum yang ditentukan untuk bahan baku air minum golongan A. Rendahnya kandungan nitrogen tersebut juga ikut mengisaratkan bahwa pencemaran organik di perairan W.S. Harapan memang masih tergolong rendah, sehingga hasil degradasi dalam bentuk senyawa-senyawa nitrogenpun masih rendah. Penilaian tersebut didukung hasil degradasi organik lain yakni yang sulfide yang selama penelitian cenderung stabil pada konsentrasi 0,001 mgs/l. Dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku, konsentrasi sulfide tersebut masih berada jauh dibawah konsentrasi maksimum untuk golongan A, yang berarti bahwa air W.S. Harapan dapat dijadikan bahan baku air minum. Selama penelitian kandungan deterjen dalam air W.S. Harapan berkisar antara 0,06-0,494 MBAS. Kisaran tersebut menunjukkan bahwa air W.S Harapan masih memenuhi baku mutu air golongan A dalam PPRI No.20 tahun 1990, yakni 0,5 MBAS. Ini berarti bahwa berdasarkan kandungan deterjennya, air W.S. Harapan memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan baku air minum. 3.3 Parameter Logam Parameter logam yang diukur selama penelitian ini adalah Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Khromium (Cr), Seng (Zn), Kadmium (Cd). dan Timbal (Pb). Diantara logam-logam tersebut adalah J.Tek.Ling. P3TL-BPPT. 4 (1): 34-39 37

logam-logam berat yang keberadaannya dalam air dapat membahayakan kesehatan manusia, sehingga batas konsentrasi maksimum yang diijinkan berada dalam air pun sangat kecil.; misal kadmium dengan batas maksimun yang diijinkan sebasar 0,005 mg/l dan timbal sebesar 0,05 mg/l. Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) adalah elemen penentu kesadahan air. Makin tinggi konsentrasi kedua elemen tersebut air makin sadah, yang dapat mempercepat korosi pada alat-alat yang terbuat dari besi dan mengakibatkan sabun kurang berbusa. Selama penelitian ini dilaksanakan, Mg berfluktuasi pada kisaran antara 1,14-8,89 mg Mg/lt, sedangkan Ca berpluktuasi antara 0,5-32,5 mg Ca/l. Dalam PPRI No. 20 tahun 1990 kedua elemen tersebut tidak diatur konsentrasi maksimumnya. Namun pada Keputusan Menteri Negara. Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-02/MEKLH/I/ 1988 tentang Bakumutu Lingkungan, menetapkan bahwa konsentrasi maksimum yang dianjurkan dalam air golongan A untuk magnesium adalah sebesar 30 mg Mg/l dan untuk kalsium sebesar 74 mg Ca/l. Hal ini mengisaratkan bahwa air W.S. Harapan tidak menjadi masalah untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Selain Mg dan Ca; konsentrasi seng (Zn) dan besi (Fe) juga berada dibawah baku mutu yang berlaku. Selama penelitian, konsentrasi seng berfluktuasi pada kisaran 0,001-0,178 mg Zn/l, sedangkan besi (Fe) pada kisaran antara 0,01-0,286mg Fe/l. Berdasarkan PPRI No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air, konsentrasi yang diijinkan berada dalam air yang siap diminum (golongan A) untuk Zn adalah 5 mg Zn/l, sedangkan untuk Fe adalah 0,30 mg Fe/l. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan kedua logam tersebut dalam air W.S. Harapan masih jauh lebih kecil dari batas maksimum yang diijinkan baku mutu yang berlaku, dan karenanya memenuhi sarat untuk bahan baku air minum. Selanjutnya adalah fluktuasi dari konsentrasi Mn, Cu, Cr, Cd dan Pb; yaitu logam-logam berat yang keberadaannya dalam air dapat membahayakan kesehatan manusia. Tabel 2 menunjukkan bahwa selama penelitian, konsentrasi mangan berfluktuasi pada kisaran antara 0,001-0,051 mgmn/l. Konsentrasi tersebut masih dibawah baku mutu air untuk golongan A yang berlaku yakni 0,1 mg.mn/l, yang menunjukkan bahwa berdasarkan kandungan mangan yang ada, air W.S. Harapan adalah layak dijadikan bahan baku air minum. Kelayakan tersebut juga masih dipenuhi berdasarkan kandungan tembaganya yang ditemukan stabil pada konsentrasi 0,001mgCu/l dengan batas maksimum 1 mgcu/l. Selain kedua logam berat yang tidak menjadikan masalah untuk air minum tersebut, selama penelitian air W.S. Harapan mengandung Kromium pada kisaran antara 0,001-0,120 mg Cr/l; Kadmium pada kisaran 0,003-0,017mg Cd/l; dan Timbal pada kisaran 0,001-0,104 mg Pb/l. Konsentasi ketiga logam berat tersebut adalah lebih besar daripada Baku mutu air golongan A. Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air, disebutkan bahwa batas konsentrasi maksimum untuk Kromium adalah sebesar 0,05 mg Cr/l; untuk Kadmium sebesar 0,005 mg Cd/l; dan untuk Timbal sebesar 0,05 mg Pb/l. Hal ini berarti bahwa sebenarnya berdasarkan kandungan logam berat Kromium (Cr), Kadmium (Cd), dan Timbal (Pb) air waduk Sei Harapan tidak dapat langsung diminum karena konsentrasinya pernah ditemukan lebih besar dari baku mutu air golongan A. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Mencermati pembahasan pada setiap parameter kualitas air tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air; air W.S. Harapan masuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Air W.S. Harapan tidak dapat masuk Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dahulu karena beberapa konsentrasi parameter logam berat, terutama Kromium (Cr); Kadmium (Cd); dan Timbal (Pb) pernah termonitor lebih besar dari baku mutu air golongan A pada PP tersebut diatas. 38 Garno, Y.S. 2003: Dinamika Kualitas dan Kelayakan Air Waduk Sei Harapan untuk.

4.2 SARAN Mengingat adanya beberapa parameter yang tidak memenuhi persyaratan baku mutu air golongan A, maka disarankan agar: i. dikaji sumber penyebab tingginya konsen trasi parameter-parameter tersebut guna dicari jalan keluarnya. ii. dalam pengolahan air W.S. Harapan perlu memberikan perhatian khusus pada logam-logam berat yang belum memenuhi golongan A. DAFTAR PUSTAKA 1. Lemtek UI, 1991, Final Report Evaluasi Master Plan P. Batam, 1991. 2. Anonim, 1991. Penelitian Kualitas Air & Geohidrologi P. Batam BPPT Jakarta 3. BIDA., 1992. Kebijaksanaan dan Strategi Pembangunan Pulau Batam, Paper Seminar Kesehatan Lingkungan Indonesia III. 4. APHA. 1985. Standart Method For The Examination of Water and Waste Water. 16 th Edition Washinton D.C 5. Anonymus, 1991. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990, tentang Pencemaran Air. J.Tek.Ling. P3TL-BPPT. 4 (1): 34-39 39