METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan menggunakan pola

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola Post Test-Only

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

III.METODE PENELITIAN. menggunakan post test only controlled group design. Pada penelitian ini 25

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

METODE PENELITIAN. saat akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan. membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan Post Test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB 4 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik, yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan menggunakan pola post test only control group design. Rancangan acak terkontrol dengan pola post test only control group design adalah desain yang paling sederhana dari desain eksperimental (true experimental design), karena sampel benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya (Dahlan, 2010). Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague dawley yang berumur 4-5 bulan dipilih secara acak dan dibagi menjadi 5 kelompok. Pemilihan tikus putih jenis ini dikarenakan memiliki sifat yang lebih tenang dan mudah dikondisikan hiperkolesterolemia. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada November Desember 2013 selama 15 hari dengan masa adaptasi 7 hari sebelum perlakuan yang bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Perawatan dan perlakuan sampel bertempat

32 di pet house Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pemeriksaan kadar kolesterol HDL dilakukan di laboratorium Gladish Medical Center (GMC) Pesawaran. C. Alat dan bahan penelitian 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kandang tikus; b. Botol minum tikus; c. sonde untuk pemberian oral; d. spuit oral; e. minor set; f. timbangan analitik; g. kapas; h. kamera digital. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Extra Virgin olive oil (EVOO) dengan merek dagang pietro coricelli yang di produksi oleh Italia sebagai negara kedua penghasil minyak zaitun dan diimpor oleh Indonesia, EVOO ini dibeli di salah satu supermarket di kota Bandar Lampung; b. Madu kelengkeng yang didapatkan dari madu kelengkeng perhutani yang sudah memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI).

33 c. tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley berumur 4-5 bulan yang diperoleh dari laboratorium Balai Penelitian Veteriner (BALITVET) Bogor; d. aquades; e. makanan standar tikus (pelet dan gabah); f. Pakan tinggi kolesterol yang diberikan adalah berupa otak sapi dengan dosis 3 ml/hari ; g. Obat anestesi ketamine+xylazine sebagai narkosis sebelum pengambilan darah tikus. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian Populasi penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley berumur 4-5 bulan yang diperoleh dari laboratorium Balai Penelitian Veteriner (BALITVET) Bogor. 2. Sampel penelitian Hewan penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley umur 4-5 bulan dengan berat badan rata-rata antara 200-250 gram. Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling berjumlah 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley. Dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley.

34 Selama penelitian selain perlakuan utama, semua tikus tetap diberi makan campuran pelet dan gabah dan diberi minum secukupnya. Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan: (t-1) (r-1) > 15. Dimana t adalah jumlah kelompok percobaan dan r merupakan jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini akan menggunakan lima kelompok perlakuan sehingga penghitungan sampel menjadi: (t-1) (r-1) 15 4 (r-1) 15 4r 19 r 19/4 r 4,75 Jadi sampel yang akan digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 5 ekor dengan 1 tikus putih sebagai cadangan pada masing-masing kelompok sehingga jumlah tikus yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 ekor. 3. Kriteria inklusi Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah: a. Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley; b. Berat badan rata-rata antara 150-250 gram; c. Tikus berumur 4-5 bulan d. Didapatkan dari tempat pembiakan yang sama dan pakan yang sama. 4. Kriteria eklusi Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah:

35 a. Terlihat sakit pada masa adaptasi (penampakan rambut kusam, rontok atau botak dan aktivitas kurang atau tidak aktif, keluarnya eksudat yang tidak normal dari mata, mulut, anus atau genital ); b. Penurunan berat badan selama adaptasi lebih dari 10%; c. Mati selama pemberian perlakuan. E. Metode Penelitian Metode penelitian meliputi tipe penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, rancangan analisis data, waktu, dan tempat penelitian serta implikasi etik penelitian. 1. Tipe penelitian Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang ilmu biokimia. Adapun tipe penelitian ini adalah post test only with control group-design. Sebelum penelitian berlangsung 30 ekor tikus putih diadaptasikan dahulu selama 7 hari dengan diberikan pakan standard dan air minum ad libitum. Kemudian tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 6 ekor. Kelompok A diberikan pakan standard seperti adaptasi tanpa diberikan perlakuan sebagai kontrol negatif, kelompok B diberikan diet tinggi kolesterol sebagai kontrol positif, kelompok C diberikan diet tinggi kolesterol dan EVOO selama 15 hari, kelompok D diberikan diet tinggi kolesterol dan madu selama 15 hari, sedangkan kelompok E diberikan diet tinggi

36 kolesterol dan kombinasi EVOO dan madu selama 15 hari. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : a. Kelompok A sebagai kontrol negatif tikus hanya diberi makan dan minum seperti biasa; b. Kelompok B sebagai kelompok kontrol positif diberikan diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari menggunakan sonde lambung; c. Kelompok C diberikan diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari dan EVOO sebanyak 1 ml/ekor/hari menggunakan sonde lambung; d. Kelompok D diberikan diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari dan madu sebanyak 1,35 ml/ekor/hari menggunakan sonde lambung; e. Kelompok E diberikan diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari dan kombinasi EVOO sebanyak 1 ml/ekor/hari serta madu sebanyak 1,35 ml/ekor/hari menggunakan sonde lambung. Pengukuran kadar HDL darah dilakukan setelah pemberian diet tinggi kolesterol dan perlakuan dalam jumlah yang ditentukan selama 15 hari. 2. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel perlakuan (independen) dan variabel respon (dependen). a. Variabel perlakuan (independen) adalah pemberian EVOO, madu dan kombinasi EVOO dan madu.

37 b. Variabel respon (dependen) adalah kadar HDL dalam darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley. 3. Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk memudahkan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas, maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: Tabel 2. Definisi operasional Variabel Definisi Skala Extra Virgin EVOO diberikan kepada tikus. Numerik Olive Oil (EVOO) Madu Madu yang diberikan kepada tikus Kelengkeng Kelompok I (kontrol negatif) = pemberian aquades Kelompok II (kontrol positif) = pemberian diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari Kelompok III (perlakuan coba) = pemberian diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari dan EVOO sebanyak 1 ml/ekor/hari Kelompok IV (perlakuan coba) = pemberian diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari dan madu sebanyak 1,35 ml/ekor/hari Kelompok V (perlakuan coba) = pemberian diet tinggi kolesterol dengan dosis 3 ml/ekor/hari dan kombinasi EVOO sebanyak 1 ml/ekor/hari serta madu sebanyak 1,35 ml/ekor/hari Kadar darah tikus HDL Lipoprotein berdensitas tinggi yang mengambil kolesterol dari seluruh tubuh diperoleh dari serum darah tikus. Kadar optimal HDL pada tikus yaitu > 25 mg/dl atau sama dengan kadar HDL tikus normal (kontrol negatif) Numerik F. Prosedur Penelitian 1. Prosedur pemberian dosis EVOO Extra virgin olive oil atau minyak zaitun murni yang digunakan pada penelitian ini yaitu EVOO yang diproduksi di Italia bermerek dagang Pietro

38 Coricelli yang diimpor oleh Indonesia dan didapatkan dari salah satu supermarket di kota Bandar Lampung. Dosis pemberian EVOO merupakan hasil perhitungan konversi dosis manusia ke hewan coba. Penentuan dosis EVOO untuk tikus putih galur sprague dawley ini berpedoman pada dosis rata-rata EVOO yang dikonsumsi masyarakat mediterania yaitu 25-50 ml per hari. Dalam penelitian yang dilakukan Nugraheni (2012), dosis yang paling efektif adalah 50 ml/hari yang dikonversikan kepada dosis tikus dengan berat ratarata 200 gram menjadi 0,9 ml/hari, pada penelitian ini peneliti memutuskan untuk mengambil dosis 1 ml/hari. 2. Prosedur pemberian dosis madu Madu yang digunakan pada penelitian ini adalah madu yang diperoleh dari madu kelengkeng yang diproduksi Perum Perhutani yang sudah memenuhi mutu Standard Nasional Indonesia (SNI). Dosis pemberian madu ini merupakan hasil perhitungan konversi dari manusia ke hewan coba. Penentuan dosis madu untuk tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague dawley ini berpedoman pada dosis yang efektif yang sudah dilakukan penelitian ke manusia dan dapat menurunkan kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta menaikan kadar HDL yaitu 75 g/hari atau sama dengan 75 ml/hari (Bagdanov, 2012). Pada penelitian ini dilakukan pengkonversian dosis 75 ml/hari kepada tikus dengan berat badan rata-rata 200 gram dengan dikalikan faktor konversi dari manusia ke tikus

39 yaitu 0,018 menurut Laurence & Bacharach 1964 (Ekawati, 2012), sehingga didapatkan dosis 1,35 ml/hari. 3. Prosedur pemberian dosis kombinasi EVOO dan Madu Dosis kombinasi pemberian EVOO dan madu adalah sesuai dengan dosis pada masing-masing dosis yang telah diberikan pada kelompok sebelumnya, kemudian digabungkan menjadi satu. 4. Prosedur pemberian diet tinggi kolesterol Pada penelitian Pratama dan Probosari (2012) digunakan pakan tinggi kolesterol berupa suspensi otak sapi sebanyak 2 ml per hari. Otak sapi diolah dengan cara dikukus dan diblender dengan penambahan air dengan perbandingan 1:1. Dalam 100 gram otak sapi mengandung sekitar 2 gram kolesterol dan 2,9 gram asam lemak jenuh. Berdasarkan kandungan tersebut, suspensi otak sapi yang diberikan mengandung 20 mg kolesterol dalam 2 ml suspensi otak. Pemberian suspensi otak sapi tersebut selama 15 hari terbukti meningkatkan kadar kolesterol darah tikus secara bermakna. Pada penelitian ini digunakan suspensi otak sebanyak 3 ml dengan perbandingan otak sapi dengan air 2:1 sehingga mengandung 40 mg kolesterol untuk memberi efek hiperkolesterolemia yang lebih tinggi pada tikus selama 15 hari. 5. Alur penelitian a. Mengukur berat badan 30 ekor tikus percobaan (25 yang diuji, 5 sebagai cadangan) sebelum perlakuan;

40 b. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian EVOO, madu, dan kombinasi EVOO dan madu dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok A, B, C, D dan E. Tikus-tikus tersebut dipelihara dalam suhu kamar dan pencahayaan yang cukup pada siang hari selama 7 hari dan diberi pakan pelet dicampur gabah dan minum ad libitum; c. Kemudian kelompok A diberi diet standard sebagai kontrol negatif sedangkan kelompok B diberi diet tinggi kolesterol yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari sebagai kontrol positif. d. Pada waktu yang bersamaan kelompok C diberi diet tinggi kolesterol yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari dan EVOO dengan dosis 1 ml/ekor/hari, kelompok D diberi diet tinggi kolesterol yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari dan madu dengan dosis 1,35 ml/ekor/hari, dan kelompok E diberi diet tinngi kolesterol yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari dan kombinasi EVOO dengan dosis 1 ml/ekor/hari dan madu dengan dosis 1,35 ml/ekor/hari setiap hari selama 15 hari. e. Pada hari ke 23 sampel dipuasakan terlebih dulu selama 10 jam kemudian dinarkosis menggunakan ketamine+xylazine dengan dosis 75-100 mg/kgbb dan 5-10 mg/kgbb secara intraperitoneal. Setelah itu tikus di-euthanasia menggunakan metode cervical dislocation dengan cara ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan dikedua sisi leher ditekan ke dasar tengkorak dan tangan lainnya pada pangkal ekor atau kaki belakang dengan cepat ditarik sehingga menyebabkan pemisahan antara tulang leher dan tengkorak (AVMA, 2013). Setelah tikus dipastikan

41 mati, darah di ambil melalui jantung dengan menggunakan spuit 1ml sebanyak 2ml, kemudian langsung dimasukkan ke dalam vacutainer SST(Yellow Top) yang sudah berisi Clot activator dan Inner separator. f. Darah sebanyak 2 ml didiamkan terlebih dahulu selama 30 menit, kemudian disentrifugasi menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit untuk mendapatkan serumnya. Pengukuran kadar kolesterol HDL tikus dilakukan di laboratorium Gladish Medical Center (GMC) Pesawaran. Kemudian data ditabulasi untuk menganalisis secara statistik pengaruh pemberian EVOO, madu dan kombinasi EVOO dan madu terhadap kadar kolesterol HDL darah dan selanjutnya hasil pemeriksaan ditabulasi dan dianalisis statistik.

42 A B C D E Tikus diadaptasi dengan lingkungan selama 7 hari Kelompok A diberi diet standard, kelompok B diberi diet tinggi kolesterol, kelompok C diberi diet tinggi kolesterol dan EVOO, kelompok D diberi diet tinggi kolesterol dan madu, dan kelompok E diberi diet tinggi kolesterol dan kombinasi EVOO dan madu selama 15 hari A B C D E tikus yang hanya diberi makan biasa tikus yang diberi makanan biasa ditambah diet tinggi kolesterol tikus diberi makanan tinggi kolesterol dan EVOO 1 ml/hari tikus diberi makanan tinggi kolesterol dan madu 1,35 ml/hari tikus diberi makanan tinggi kolesterol dan kombinasi EVOO 1 ml/hari dan madu 1,35ml/hari Periksa kadar HDL darah(post test) pada hari ke 23 Analisis Hasil Gambar 5. Diagram alur penelitian.

43 G. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian diuji analisis statistik menggunakan aplikasi pengolah data. Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk dan uji homogenitas Levene. Jika data berdistribusi normal serta homogen (p>0,05), maka dilanjutkan dengan uji beda lebih dari dua sampel, yaitu uji analisis varian satu arah (one way ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% sehingga dapat diketahui apakah perbedaan yang diperoleh bermakna atau tidak. Uji ANOVA akan dianggap bermakna bila p<0,05 dan selanjutnya dilakukan uji post hoc. Jika salah satu syarat untuk uji ANOVA tidak terpenuhi, maka dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui adanya perbedaan. Apabila terdapat perbedaan bermakna, dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar tiap kelompok perlakuan (Dahlan, 2010). H. Etika Penelitian Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan prinsip 3R dalam protokol penelitian, yaitu: 1. Replacement, adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.

44 2. Reduction, adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel dihitung berdasarkan rumus Frederer yaitu (r-1)(t- 1) 15, dengan r adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. 3. Refinement, adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi, dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi, yaitu: a. Bebas dari rasa lapar dan haus, pada penelitian ini hewan coba diberikan pakan standar dan minum secara ad libitum. b. Bebas dari ketidak-nyamanan, pada penelitian hewan coba ditempatkan di animal house dengan suhu terjaga 20-25 C, kemudian hewan coba terbagi menjadi 3-4 ekor tiap kandang. Animal house berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang dijaga kebersihannya sehingga, mengurangi stress pada hewan coba. c. Bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan, dan pemantauan, serta pengobatan terhadap hewan percobaan jika diperlukan, pada penelitian hewan coba diberikan perlakuan dengan menggunakan sonde lambung dilakukan dengan mengurangi rasa nyeri sesedikit mungkin, dosis perlakuan diberikan berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literatur yang telah ada.

45 Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan dengan mempertimbangkan kenyamanan dan mengurangi rasa sakit pada hewan dengan memberikan anesthesia serta euthanasia oleh orang yang terlatih untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba sesuai dengan Institutional Animal Care and Use Committee (IACUC) (Ridwan, 2013).