VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Dewasa ini kesadaran moralitas multikultur semakin pudar. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

PLEASE BE PATIENT!!!

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

KEWARGANEGARAAN INTEGRASI NASIONAL : PLURALITAS MASYARAKAT. Modul ke: 14Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

PANCASILA. Pancasila Merupakan Bagian Matakuliah Pengembangan Kepribadian. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM MEMANTAPKAN CIVIC DISPOSITION

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai peranan pembelajaran

PERAN TOKOH MASYARAKAT UNTUK MELESTARIKAN BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

POKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

ULTURAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

TUGAS AKHIR. Irton, SE, M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA DOSEN

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

MUHAMMADIYAH MEMBANGUN VISI DAN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN BUDAYA BLITAR TAHUN 2012 SELASA, 06 NOVEMBER 2012

UKDW BAB I. (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

Transkripsi:

RETHINKING & RESHAPING VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL OLEH : DR. MUHADJIR EFFENDY, M.AP. Disampaikan dalam Acara Tanwir Muhammadiyah 2009 di Bandar Lampung, 5 8 Maret 2009 1

Lingkup Bahasan Pendahuluan Relevansi Pendidikan Kebangsaan dengan Dakwah Multikultural Muhammadiyah di Era Global Masyarakat Multikultural dan Kompetensi Kewarganegaraan Multikultural Nasionalisme Globalisasi dan Peran Muhammadiyah Dalam Pendidikan Kebangsaan Penutup 2 2

Pendahuluan Memasuki usia 64 tahun, bangsa Indonesia masih banyak menghadapi krisis multidimensi dan problem bangsa yang kompleks. Berbagai krisis tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis visi dan karakter kebangsaan. Bangsa ini seolah-olah telah kehilangan jati diri dan arah dalam mencapai cita-cita luhur para pendiri republik ini (the founding fathers). Sidang tanwir Muhammadiyah tahun 2009 yang bertema Muhammadiyah Membangun Visi dan Karakter Bangsa merupakan momentum yang penting dan saat yang tepat bagi kita (warga Muhammadiyah) untuk merenungkan kembali apakah pendidikan kebangsaan kepada anak - anak didik masih secara konsiten kita lakukan. Pendidikan kebangsaan merupakan salah satu konsekuensi paling penting dari pembangunan kebangsaan untuk mewujudkan integritas bangsa Indonesia dan dirasa sangat urgen untuk dilakukan karena nilai kebangsaan yang dimiliki generasi muda mulai luntur, jika nilai itu tidak ada lagi maka tidak akan ada integritas diri yang mampu bersaing di era global. Berdasarkan fenomena di atas, maka dirasa begitu urgen dan mendesak untuk memikirkan kembali (rethinking) dan menata ulang (reshaping) visi dan strategi pendidikan kebangsaaan di Indonesia untuk menghadapi era globalisasi yang mengancam integrasi bangsa dan menggerus nilai-nilai kebangsaan saat ini. 3

Relevansi Pendidikan Kebangsaan dengan Dakwah Multikultural Muhammadiyah di Era Global Kondisi Indonesia sebagai negara besar yang pluralis dan multikultural, merupakan sebuah realitas obyektif. Indonesia hadir tidak lepas dari konsep kehadiran sebuah negara bangsa (nation-state) yang tumbuh dari kesadaran nasionalisme para pejuang dan pendiri bangsa. Menurut Ernest Renan (1882) Bangsa... hadir karena ada kesamaan nasib dan penderitaan, serta adanya semangat dan tekad untuk berhimpun dalam sebuah nation. Bangsa hadir bukan dikarenakan adanya kesamaan budaya, suku, ras, etnisitas, agama dan pertimbangan-pertimbangan ikatan primodialisme yang lain, tetapi lebih menekankan pada adanya kesamaan nasib dan keinginan untuk hidup bersama dalam sebuah komunitas bangsa. Bangsa Indonesia adalah sebuah komunitas pasca primordial- di mana realitas pluralisme dan multikulturalisme (keanekaragaman dan kemajemukan) bukan lagi dipandang sebagai masalah, tetapi sebuah realitas objektif pembentuk bangsa dan merupakan modal utama bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika. 4 4

Relevansi Pendidikan Kebangsaan dengan Dakwah Multikultural Muhammadiyah di Era Global Kemajemukan bangsa Indonesia, menurut Benedict Anderson (1983) perlu dipahami sebagai suatu realitas konstruksi sosial komunitas-komunitas terbayang (imagined communities). Kemajemukan yang tergambar dalam ujar-ujar Bhinneka tunggal ika bertujuan membangun solidaritas yang positif, baik pada level nasional atau level yang lebih kecil. Persoalannya sekarang adalah bagaimana memelihara semangat ke-bhinneka tunggal ika-an itu? Bagaimana membangkitkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme atau rasa tanggungjawab kebangsaan? Ini merupakan esensi dari pendidikan kebangsaan yang terpenting dalam proses character and national building. Bagaimana relevansi pendidikan kebangsaan dengan gerakan dakwah Muhammadiyah di Era global? Mengacu pada rumusan hasil tanwir Muhammadiyah sebelumnya, maka esensi dan relevansi dari pendidikan kebangsaan dengan dakwah Muhammadiyah Multikultural di era Global adalah sebuah representasi, implementasi dan aksi nyata dari dakwah kultural yang dirumuskan pada Tanwir Muhammdiyah di Bali (2002) yang lalu. Oleh karenanya perlu dilakukan pergeseran dan penegasan kembali esensi dakwah kultural menjadi dakwah multikultural Muhammadiyah untuk membentuk manusia yang multikultur (sebagai ciri kewarganegaraan warganegara multikultur di abad 21 yang sarat dengan globalisasi). 5 5

Masyarakat Multikultural dan Kompetensi Kewarganegaraan Multikultural Karakteristik masyarakat multikultural yang diharapkan ialah masyarakat yang mampu menegakkan suatu kehidupan bersama yang demokratis, mengakui akan martabat manusia yang sama (human dignity), menghormati akan keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia, dan bertekad untuk membangun kesatuan Indonesia dalam wadah NKRI. Masyarakat multikultural baru yang dikehendaki bangsa ini adalah manusia Indonesia CERDAS (cerdik-pandai, energik-kreatif, responsive terhadap masyarakat demokratis, daya guna, akhlak mulia, dan sopan santun). Branson (1998) menyebutkan, paling tidak ada tiga kompetensi kewarganegaraan multikultural yang diperlukan untuk berkembangnya masyarakat multikultural Indonesia yaitu: (1) civic knowledge, (2) civic skills dan (3) civic disposition. 6

Nasionalisme Globalisasi dan Peran Muhammadiyah Dalam Pendidikan Kebangsaan Nasionalisme adalah rasa kebangsaan, kesadaran diri, yang meningkatkan berwujudkan kecintaan melimpah kepada tanah air dan bangsa sendiri. Sikap nasionalisme adalah perekat yang mempersa-tukan dan memberikan dasar kepada jati diri sebagai bangsa. Sikap nasionalisme tidaklah dapat dinyatakan adanya, tetapi hanya dapat diketahui gejala dan bukti keberadaannya. Persoalannya sekarang adalah nasionalisme dewasa ini tergradasi oleh adanya arus globalisasi. Pertanyaannya mengapa hal ini terjadi? 7

Nasionalisme Globalisasi dan Peran Muhammadiyah Dalam Pendidikan Kebangsaan Globalisasi merupakan transformasi sosial budaya yang mendunia dengan lingkup global (mencakup seluruh belahan dunia). Prosesnya sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perubahan pada lembaga, pranata nilai-nilai sosial budaya. Dampak transformasi global => positif dan negatif. Globalisasi membawa perubahan kepada tiga aspek utama kehidupan: ekonomi, politik dan budaya 8

Nasionalisme Globalisasi dan Peran Muhammadiyah Dalam Pendidikan Kebangsaan Kebangsaan Indonesia di masa depan bukanlah nasionalisme yang bersifat fisik untuk mencapai kemerdekaan, tetapi lebih dimaknai sebagai nasionalisme kultural yang menghargai kemanusiaan dan kebudayaan bangsa. Dalam konteks yang demikian, maka Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan sosial kultural keagamaan dapat mengambil peran yang strategis sebagai pioner, inisiator, motivator sekaligus aktor yang terlibat secara langsung dalam membangun visi dan karakter bangsa Indonesia memasuki era glo-balisasi ini, melalui pendidikan kebangsaan yang aktual dan kontekstual. 9

Nasionalisme Globalisasi dan Peran Muhammadiyah Dalam Pendidikan Kebangsaan Adapun strategi pendidikan kebangsaan yang dapat diusung oleh Muhammadiyah adalah melalui dakwah multikultural yang salah satu materinya berisi pendidikan kebangsaan yang dilakukan di seluruh lapisan masyarakat (warga dan sekolahsekolah Muhammadiyah) dengan model yang simpatik dan bersifat soft power dan empati yang tinggi yang menghargai pluralitas budaya di kalangan warganya. 10

PENUTUP 1. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial kultural keagamaan yang menjunjung tinggi paham multikultural, maka harus berani mengapresiasi budaya kelompok, etnis dan bangsa lain dengan persepsi yang lebih bersahabat (simpatik) dan empatik. 2. Menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakkan dakwah yang bersifat multikultural berarti memposisikannya sebagai gerakan sosial budaya yang terkait pada suatu kesatuan komunitas budaya global. 3. Menjadi orang Muhammadiyah yang multikultural, sejatinya kita sebagai warga Muhammadiyah telah berupaya mengurangi konflik antar budaya, antar etnis, antar kelompok yang menjadi intisari dari pendidikan kebangsaan. 4. Diperlukan adanya upaya untuk melakukan pemikiran kembali (rethinking) dan menata ulang (reshaping) gerakan pendidikan kebangsaan di era global ini dalam versi dakwah gerakan muhammadiyah multikultural yang lebih simpatik dan empati dalam jargon ke-bhinneka tunggal ika-an. 11