Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

dokumen-dokumen yang mirip
Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

Pelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Pelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

RITUAL MALEM MINGGU WAGE PAGUYUBAN TUNGGUL SABDO JATI DI GUNUNG SRANDIL, DESA GLEMPANG PASIR, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA SEDEKAH LAUT DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

: Klinggen Rt.05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari tanda,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG MAKANAN LAUK PAUK DAN SAYUR TRADISIONAL DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

NGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,

BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB IV ANALISIS DATA

UPACARA ADAT LEGU DOU GAM DJAI DI TIDORE. Pembimbing : Drs. Joni Apriyanto M.Hum*, H. Lukman D. KATILI S.Ag.,M.ThI* Oleh: Sofyan S.A.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

DAWET. Disusun oleh: A

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum melangkah lebih jauh membahas mengenai Ritual Malem Minggu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Pustaka. 1. Pengertian Tradisi. Tradisi dalam bahasa latin traditio, diteruskan atau kebiasaan,

Transkripsi:

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor) Oleh : Dwi Cahya Ratnaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Ratna7faynz@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan prosesi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, (2) Mendriskripsikan makna simbolis yang digunakan dalam tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jenis penelitian ini mengunakan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah sesepuh desa dan warga desa Sucen Jurutengah. Objek penelitian adalah tradisi Pindah Rumah di desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Lokasi penelitian berada di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, teknik catatan lapangan, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif berpola etnografi. Hasil penelitan dapat disimpulkan yaitu (1) Prosesi tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain, tahap pra pelaksanakan meliputi : Syarat-syarat untuk pindah rumah atau boyongan antara lain: (a) Menentukan hari yang baik, (b) Persiapan sesaji yang akan digunakan ketika pindah rumah, (c) Persiapan barang-barang yang akan dibawa ketika pindah rumah. Tahap pelaksanaan yaitu, tradisi pindah rumah antara lain: (a) Sudah punya rumah baru yang akan ditempati, (b) ziarah ke makam leluhur atau simbah yang sudah meninggal, (c) Setelah ziarah pada malamnya di lakukan kendhuren dilanjutkan potong tumpeng dan makan tumpeng bersama. (2) umbarampe yang mempunyai makna sebagai berikut: (a) nasi tumpeng dan lauk pauk, (b) nasi golong, (c) ingkung ayam, (d) jajan pasar, (e) rujak dhegan, (f) gedhang raja, (g) jenang abang, (h) jenang putih, (i) godhong dadap srep (daun dadap srep), (j) kembang telon, (k) sekar setaman, (l) wedang kopi dan wedang teh, (m) kinang, (n) kendhi, (o) genuk, (p) tikar mendhong, (q) beras kapurata (beras kuning), (r) Telur ayam kampung, (s) Sapu regel, (t) rokok, (u) daun pandan. Kata kunci : tradisi pindah rumah, boyongan Pendahuluan Kebudayaan memiliki keanekaragaman dan ciri khas. Kebudayaan sering dilakukan dalam suatu kelompok masyarakat yang dapat mempengaruhi banyak orang karena kebudayaan sering dilakukan maka disebut dengan tradisi. Tradisi merupakan suatu kebiasaan sosial yang sering dilakukan pada suatu daerah atau kelompok tertentu. Tradisi biasanya rutin dilakukan dan waktunya sudah jelas atau pasti. Terkadang waktunya sudah ditentukan sebelum-sebelumnya. Tradisi ada dari masa lalu sampai sekarang yang diturunkan ke generasi secara turun temurun. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa melestarikan tradisi itu perlu dan dengan cara ritual-ritual keagamaan agar nilai kearifan lokal daerah tetap ada. Kebudayaan Jawa pada dasarnya Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 148

merupakan kebudayaan yang heterogen, maka kebiasaan dan tabiatnya juga beragam. Berbagai bentuk, ragam, corak dan jenis kebudayaan menjadi suatu fakta beragamnya kebudayaan Jawa. Segala macam kebudayaan yang berkembang di masyarakat sangatlah bervariasi, baik itu berupa benda, dongeng, ataupun takhayul-takhayul, dan semua itu adalah peninggalan dari nenek moyang. Kebudayaan menjadi ciri dan identitas dari segenap manusia yang berkumpul dan membentuk suatu komunitas yang dinamakan masyarakat. Berpijak dari sebuah identitas, maka akan membentuk suatu kebiasaan yang terbawa dan berkembang hingga saat ini juga. Ada cara-cara atau mekanisme tertentu dalam tiap masyarakat untuk memaksa tiap warganya mempelajari kebudayaan yang didalamnya terkandung norma-norma serta nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat yang bersangkutan. Mematuhi norma serta menjunjung nilai-nilai itu penting bagi masyarakat demi kelestarian hidup bermasyarakat. Kebudayaan di suatu daerah memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat membedakanya dengan daerah lainnya. Hal ini mendorong setiap pendukungnya melestarikan dan mengembangkan tradisi yang ada didaerahnya, sehingga mewujudkan budaya yang beraneka ragam. Upacara dan tata cara mengagungkan Tuhan dan roh leluhur banyak ragamnya, kesemuanya itu berhubungan dengan peristiwa kematian, pernikahan, sunatan, membangun rumah, pindah rumah sampai pada selamatan yang berhubungan dengan hasil bumi. Tradisi selamatan ini terus dilestarikan khusunya dipulau Jawa yang di kenal adanya slametan yang pindah rumah atau yang disebut boyongan atau misah. Menurut Purwadi (2005: 22) Slametan adalah upacara sedekah makanan dan doa bersama yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan ketentraman untuk ahli keluarga yang menyelenggarakan. Peneliti tertarik mengambil judul Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan prosesi dan makna-makna simbolis yang terkandung dalam ubarampe yang digunakan dalam upacara tradisi pindah rumah. Warga Desa Sucen jurutengah masih melaksanakan tradisi ini sampai sekarang karena tradisi ini merupakan warisan dari leluhur yang harus dilestarikan. Apabila warga Desa Sucen Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 149

Jurutengah yang akan melakukan pindah rumah meninggalkan tradisi ini, mereka takut akan datang bencana yang melanda. Bagi masyarakat Desa Sucen juru tengah, pindah rumah dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih kepada leluhur atau nenek moyang yang selalu menjaga kelestarian lingkungan desa. Selain itu juga dimaksudkan sebagai slametan atau ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberi keselamatan. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2011: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam metode penelitian kualitatif metode yang biasanya dimaanfatkan adalah wawancara, catatan lapangan, dan pemanfaatan dokumen. Setting penelitian Desa Sucen Jurutengah. Pemilihan setting, paling tidak menggunakan dua kriteria, yaitu menguntungkan atau tidak tempat yang dipilih untuk pengambilan data yang lengkap dan apakah orang-orang yang ada di tempat itu benar-benar siap dan respek dijadiakan subyek penelitian, Endraswara (2012: 204). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer, Siswantoro (2014:70). Data dalam penelitian ini meliputi kata-kata atau tindakan, dokumentasi, hasil catatan observasi dan catatan lapangan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini berupa metode observasi, metode wawancara, metode catatan, dan metode penggunaan dokumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan sumber, penelitian membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang berbeda. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisi kualitatif dengan pola etnografi. Etnografi adalah penelitian uantuk mendriskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya Endraswara (2010: 50). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 150

Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo berupa Prosesi Upacara Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo dan Makna Simbolis yang terkandung dalam Umbarampe Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. 1. Prosesi pelaksanaan tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain: a. Tahap pra pelaksanakan meliputi : Syarat-syarat untuk pindah rumah atau boyongan. Sebelum melaksanakan pindah rumah menurut tradisi adat istiadat di Desa Sucen Jurutengah, yang sudah diyakini secara turun temurun sampai sekarang. Bahwa tradisi pindah rumah tersebut sudah menjadi budaya yang tidak bisa ditinggalkan di Desa Sucen Jurutengah. Tradisi adat istiadat tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah harus memenuhi syarat-syarat yang harus dilakukan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pindah rumah atau boyongan yaitu menentukan hari dan bulan yang baik, supaya selamat dan diberikan kemurahan rejeki. Pada hari dan bulan yang telah dipilih yakni dina ahad (hari minggu) dan bulan Syawal (sasi sawal) dalam penanggalan Jawa- Islam. Untuk menghindari naga bumi dan hitungan naga dina, atau bertepatan dengan tanggal 12 November 2015. Karena di bulan syawal hari ahad naga bumi disebelah utara, sedangkan pelaksanakan pindah rumah yang di tuju kearah timur maka akan terhindar dari mara bahaya. Persiapan sesaji yang digunakan ketika pindah rumah atau boyongan yaitu tumpeng, jajan pasar, ayam ingkung dan sebagainya sesuai adat istiadat yang ada di Desa Sucen Jurutengah. b. Tahap pelaksanaan yaitu, Tradisi Pindah Rumah atau Boyongan a) Rumah baru yang siap ditempati Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 151

Sebelum prosesi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, rumah yang akan ditempati harus sudah disiapkan terlebih dahulu. Tradisi ini dilaksanakan pada siang hari, tradisi pindah rumah dilaksanakan dirumah orang yang akan melakukan pindah rumah atau boyongan. b) Ziarah ke makam leluhur atau simbah yang sudah meninggal Ziarah merupakan salah satu bentuk permohonan kepada Allah Swt agar semua keluarga yang akan melakukan pindah rumah senantiasa diberi keselamatan, kemurahan rejeki, keberkahan dalam hidup, serta untuk membuat keluarga senantiasa selalu ingat kepada Allah SWT. Selain itu juga untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dan mengingatkan kepada kita manusia yang masih hidup bahwa kematian pasti akan datang. c) Kendhuren Pembukaan dari rangkaian prosesi upacara tradisi pindah rumah di desa Sucen Jurutengah dimulai dengan Kendhuren. Kendhuren merupakan tahap ke tiga dari pelaksanaan tradisi pindah rumah. Tradisi ini dilakukan pada malam hari setelah Shalat Isya dan dilaksanakan sebelum pelaksanaan tradisi pindah rumah tesebut dilaksanakan. Selesai kendhuren dialnjutkan makan tumpeng bersama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 152

2. Makna simbolik sesaji dalam upacara Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. a b h m e j o q f p k c d g u t r n s l i Media di atas umberanpe dalam tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah a. Nasi Tumpeng Melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. b. Ingkung ayam Simbol tunduk, bakti dan kepasrahan kepada Allah Swt. c. Jenang abang dan jenang putih Jenang abang memiliki makna bahwa manusia lahir pasti memilki ibu yang harus dihormati dan hargai. Sedangkan jenang putih memiliki makna bahwa kita lahir kedua pasti memiliki ayah yang kita hormati dan hargai. d. Kembang Telon Melambangkan tiga makna menjadi satu atau tri tunggal dalam arti rasa, jiwa dan karsa. e. Jajan pasar a. Memberi bekti (bakti) 4 arah : barat, timur, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 153

selatan dan utara dengan tujuan agar memberikan perlindungan atau keselamatan kepada kita. b. Memberikan bekti kepada upacara : tahun, sasi, windu supaya diminta untuk perlindungannya. f. Kendhi Kesucian yang ada di dalam air melambangkan supaya hatinya suci, serta dalam rumah tangganya adhem, dan ayem. g. Lampu teplok Melambangkan setiap ada permasalahan selalu mudah untuk mencari jalan keluar. h. Klasa mendhong (tikar mendhong) i. Sekar setaman (bunga setaman) Maknanya agar nyaman saat tidur atau beristirahat. Bunga memiliki aroma yakni, keharuman diri manusia artinya manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak tercemar halhal negatif. j. Gedhang raja (pisang Raja) Maknanya untuk menghormati para Nabi atau Rosul yang diutus oleh Allah Swt. k. Wedang kopi dan wedang teh Memiliki makna elemen air merupakan salah satu kebutuhan manusia dan menjadi lambang persaudaraan bila ada perkumpulan atau pertemuan. l. Genuk Maknanya untuk menampung beras agar tidak kekurangan rejeki. m. Bantal guling Tidur agar nyaman Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 154

n. Beras Kapurata (beras kapurata) Melambangkan keheningan hati biar hati dan pikiran tentrem. o. Nasi golong (sega golong) Melambangkan kebulatan tekad yang manungal atau gilig. p. Rujak dhegan Diberikan kepada yang menjaga sumber air yang ada di dalam laut suapaya air itu bisa memberikan kehidupan kepada manusia. q. Godhong dhadhap Srep Mempunyai makna apabila manusia selalu (daun dhadhap Srep) bersikap dan berfikiran dengan baik dan senantiasa diberi kemurahan pintu rejeki. r. Kinang Terdiri dari gambir dan godhong suruh (daun sirih), gambir maknanya agar sejahtera sedangkan daun suruh maknanya dalam sesuatu hal dapat terwujud. s. Telur ayam kampung Lambang dari wiji jadi (benih) terjadinya manusia. t Rokok menyan Asap rokok melambangkan untuk menyampaikan satu permintaan kepada Allah. u. Daun pandhan Melambangkan keharuman rumah tangga. Berdasarkan media pada umberampe tradisi pindah rumah memiliki makna yang ada dalam masing- masing umberampe tersebut. Setiap umberampe memiliki makna yang berbeda-beda. Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 155

1. Prosesi pelaksanaan tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain: a. Tahap pra pelaksanakan meliputi : Syarat-syarat untuk pindah rumah atau boyongan 1) Menentukan hari yang baik, supaya selamat dan diberikan kemurahan rejeki. 2) Persiapan sesaji yang akan digunakan ketika pindah rumah. 3) Persiapan barang-barang yang akan dibawa ketika pindah rumah atau boyongan b. Tahap pelaksanaan yaitu, Tradisi Pindah Rumah atau Boyongan 1) Sudah punya rumah baru yang akan ditempati 2) Sebelum memasuki rumah dilakukan ziarah ke makam leluhur atau simbah yang sudah meninggal. 3) Setelah ziarah pada malamnya di lakukan kendhuren dengan tujuan meminta keselamatan sekeluarga dan dilanjutkan makan tumpeng bersama. 2. Makna simbolik sesaji dalam upacara Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo a. Nasi Tumpeng Melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan b. Nasi golong (sega golong) Melambangkan kebulatan tekad yang manungal atau gilig. c. Ingkung ayam melambangkan Simbol tunduk, bakti dan kepasrahan kepada Allah Swt d. Jajan pasar melambangkan memberi bekti (bakti) 4 arah : barat, timur, selatan dan utara dengan tujuan agar memberikan perlindungan atau keselamatan kepada kita. e. Rujak dhegan melambangkan diberikan kepada yang menjaga sumber air yang ada di dalam laut suapaya air itu bisa memberikan kehidupan kepada manusia. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 156

f. Gedhang raja (pisang Raja) Maknanya untuk menghormati para Nabi atau Rosul yang diutus oleh Allah Swt g. Jenang abang dan jenang putih maknanya Jenang abang memiliki makna bahwa manusia lahir pasti memilki ibu yang harus dihormati dan hargai. Sedangkan jenang putih memiliki makna bahwa kita lahir kedua pasti memiliki ayah yang kita hormati dan harga. h. Godhong dhadhap Srep (daun dhadhap Srep) Mempunyai makna apabila manusia selalu bersikap dan berfikiran dengan baik dan senantiasa diberi kemurahan pintu rejeki. i. Kembang Telon Melambangkan tiga makna menjadi satu atau tri tunggal dalam arti rasa, jiwa dan karsa. j. Sekar setaman (bunga setaman) terdiri dari rangkaian bunga antara lain mawar dan kenanga kemudian bunga ini di taruh di atas piring. Bunga memiliki aroma wangi yakni, keharuman diri manusia. Artinya manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif. k. Wedang atau minuman sebagai alat vital dalam interaksi di semua belahan masyarakat. Wedang atau minuman merupakan simbol keakraban, keluwesan, dan keharmonisan. l. Kinang terdiri dari tembakau, gambir, daun sirih lan enjet. Tembakau dan gambir maknanya agar sejahtera hidupnya ayem tentrem sedangkan daun sirih maknanya dalam sesuatu hal dapat terwujud. Dalam sebuah keluarga harus ada kesejahteraan dan apa yang diimpikan dalam keluarga tersebut dapat terwujud. m. Kendhi terbuat dari tanah liat yang dibentuk sedemikian rupa lalu dibakar menggunakn kayu agar menghasilkan warna kecoklatan. Kendhi biasanya diletakkan di atas piring dan di dalamnya diberi air. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 157

Daftar Pustaka Endrasawara, Suwardi. 2010. Folklor Jawa Macam Bentuk dan Nilainya. Yogyakarta: Penaku. Endraswara, Suwardi. 2012. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Purwadi, 2005. Upacara Tradisional Jawa, Yogyakarta: Pura Pustaka. Siswantoro. 2014. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 158