PERBEDAA LAMA RAWAT I AP A TARA STROKE HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK DI RSUD TUGUREJO SEMARA G. Anisa Herminawati*) Maria Suryani**), Sayono***)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran dan kejang mendadak. Juga terjadi

Transkripsi:

PERBEDAA LAMA RAWAT I AP A TARA STROKE HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK DI RSUD TUGUREJO SEMARA G Anisa Herminawati*) Maria Suryani**), Sayono***) *)Mahasiswa Program Studi S1Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. **)Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES ELISABETH Semarang. ***) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat U IMUS Semarang. ABSTRAK Di Indonesia stroke merupakan salah satu penyakit utama pada usia tua. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat, dan bentuk bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Desain penelitian ini adalah Cross sectional dengan jumlah sampel 60 pasien. Penelitian ini menggunakan uji T-Test. Data sekunder di dapat dari data rekam medik. Data kemudian diolah secara deskriptif dengan Microsoft Excel dan Program SPSS. Hasil perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik diperoleh lama rawat inap stroke hemoragik paling sedikit 4 hari dan paling banyak 15 hari sedangkan lama rawat inap stroke non hemoragik diperoleh paling sedikit 3 hari dan paling lama 9 hari, rata rata stroke hemoragik 9.53 sedangkan stroke non hemoragik 6.03 dan Perbedaan stroke hemoragik dan stroke non hemoragik yaitu 3.500 hari. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 yang berarti (p > 0,05) maka dapat disimpulkan ada pebedaan lamanya lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Hasil penelitian ini semoga menjadi dasar dalam mengembangkan penelitian keperawatan selanjutnya dan sebagai masukan penelitian ilmiah khususnya lama rawat inap pada pasien stroke hemoragik dan non hemoragik. Kata Kunci : Lama rawat inap, stroke hemoragik, dan stroke non hemoragik. ABSTRCT In Indonesia, stroke is one of the major diseases in old age. Stroke is the most common disease-causing defects such as limb paralysis, impaired speech, thought processes, memory, and shape - another form of disability as a result of brain dysfunction. Stroke is divided into two non-hemorrhagic stroke and hemorrhagic stroke. This study aims to determine the differences in length of stay between hemorrhagic stroke and non-hemorrhagic stroke. Design This was a cross sectional study with a sample size of 60 patients. This study uses T- Test test. Secondary data were obtained from medical records. Descriptive data is then processed with Microsoft Excel and SPSS. The results of long hospitalization differences between hemorrhagic stroke and non-hemorrhagic stroke obtained hemorrhagic stroke length of stay of at least 4 days and a maximum of 15 days old while non-hemorrhagic stroke hospitalizations obtained at least 3 days and a maximum of 9 days, average - average of hemorrhagic stroke 9.53 while the non-hemorrhagic stroke hemorrhagic stroke 6.03 and differences and non-hemorrhagic stroke is 3,500 days. Statistical test results obtained p value = 0.001, which means (p> 0.05), it can be concluded that there pebedaan long duration of hospitalization between hemorrhagic stroke and non-hemorrhagic stroke. The results of this study may provide the basis for developing further nursing research and scientific research as input in particular long hospitalization in patients with hemorrhagic and non-hemorrhagic stroke. Keywords: length of hospitalization, hemorrhagic stroke, and non-hemorrhagic stroke. 1

PE DAHULUA Stroke merupakan penyakit fungsional otak berupa kelumpuhan saraf, yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Gangguan saraf maupun kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak mana yang terkena. Stroke paling banyak terjadi pada usia diatas 45 tahun. Penyakit ini dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau kematian. (Anies. 2006. Hlm 70) Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi ke tiga sebagai penyakit utama yang menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang penyakit jantung dan kanker. Sebanyak 75 persen penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan pekerjaan. Pada tahun 2002, sebanyak 275.000 orang telah meninggal karena stroke. Sementara itu, di Eropa, dijumpai 650.000 kasus stroke setiap tahunnya. (Sutrisno. 2010. Hlm 3) Berdasarkan data, terdapat sekitar 500 ribu kasus stroke di Indonesia. Sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiganya lagi mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang, sedangkan sisanya mengalami gangguan fungsional berat. Stroke merupakan pembunuh no 1 di Indonesia, menggeser fungsional ringan sampai sedang, sedangkan sisanya mengalami gangguan fungsional berat. Stroke merupakan pembunuh no 1 di Indonesia, menggeser penyakit jantung yang sebelumnya merupakan pembunuh utama. (Adiati dan Wahjoepramono. 2010. Hlm viii) Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik sebagian besar merupakan komplikasi dari penyakit vaskular yang ditandai dengan gejala penurunan tekanan darah yang mendadak, takikardia, pucat, dan pernafasan yang tidak teratur. Stroke hemoragik umumnya disebabkan oleh adanya perdarahan intrakranial dengan gejala peningkatan tekanan darah sistole > 200 mmhg pada hipertonik dan 180 mmhg pada normotonik, brakikardia, wajah keunguan, sianosis, dan pernafasan mengorok (Batticaca, 2008, hlm 56). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arya (2009), dengan judul Hubungan Jenis Stroke Dengan Lama Rawat Inap Dirumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta menunjukan hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata dari bahwa penderita stroke baik itu stroke hemoragik dan stroke iskemik yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini terdapat 92 pasien stroke iskemik dan 62 stroke hemoragik. Dengan rata-rata penderita stroke iskemik 8.10 dan stroke hemoragik 9.37. Dari rata-rata tersebut ternyata lama rawat inap pasien penderita stroke hemoragik lebih lama dibandingkan jika dengan lama rawat inap pasien penderita stroke iskemik. Sedangkan antara lama rawat inap pasien dirumah sakit dengan jenis stroke didapatkan hasil siknifikan 0.182 yang berarti bahwa tidak begitu siknifikan antara hubungan lama rawat inap pasien stroke masing-masing baik itu hemoragik dan stroke iskemik dan tidak begitu signifikan jenis stroke dengan lama rawat inapnya dirumah sakit. Pada umumnya seseorang penderita stroke iskemik (sumbatan) akan dirawat kurang lebih 7-10 hari. Pasien dengan stroke hemoragik biasanya dirawat lebih lama, yaitu antara 14-21 hari. Hal ini tentu saja sangat bergantung pada perubahan kondisi pasien. faktor resiko yang berhubungan dengan perburukan kondisi pasien stroke adalah usia tua, menderita diabetes militus, menderita penyakit jantung koroner, penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit, tekanan darah yang sangat tinggi atau sangat rendah saat masuk rumah sakit, dan kenaikan suhu tubuh. (Pinzon, renaldy. 2001. Hlm 33) Pasien stroke akan diperbolehkan pulang setelah kondisi medisnya stabil dan faktor resikonya terkendali. Progam rehabilitasi dapat dilakukan sambil berobat jalan untuk meningkatkan kemandirian pasien. masa peralihan stroke adalah 6 bulan setelah serangan stroke. (Pinzon, renaldy. 2001. Hlm 34) Sebelumnya belum ada penelitian tentang Lama Rawat Inap Antara Stroke 2

Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di RSUD. Tugurejo Semarang. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik pada pasien stroke di RSUD. Tugurejo Semarang. METODE PE ELITIA Desain penelitian yang digunakan adalah yang bertujuan menerangkan dan menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin, klasifikasi stroke, lama rawat inap dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD. Tugurejo Semarang pada bulan April sampai dengan Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang menjalani rawat inap, Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling dengan jumlah sampel 60 pasien. Dengan kriteria inklusi : 1) Pasien stroke rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Januari 2012 sampai Maret 2013 2) Pasien stroke dengan kategori usia 45-64 tahun dan usia 65+ tahun Alat pengumpulan data berupa lembar observasi yang berisi nomer pasien, nama pasien, jenis kelamin, tanggal masuk, tanggal keluar, lama dirawat, umur, diagnosa, komplikasi, status pulang. HASIL PE ELITIA 1. Karakteristik responden berdasarkan Umur Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur Usia Jumlah % 45 59 29 48.3 60 74 31 51.7 Total 60 100 Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak adalah pada umur antara 60-74 tahun sebanyak 31 responden (51.7%) sedangkan jumlah responden paling sedikit adalah umur 45-59 tahun sebanyak 29 responden (48.3%). 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah (%) Laki-laki 32 53.3 % Perempuan 28 46.7 % Total 60 100 % Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden laki laki lebih banyak yaitu 32 responden (53.3%) dibandingkan dengan jumlah responden perempuan 28 responden (46.7 %). 3. Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi stroke Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan klasifikasi stroke Klasifikasi Stroke Jumlah (%) Stroke Hemoragik Komplikasi Tanpa Komplikasi 28 2 50% 46.7 % 3.3 % Stroke on Hemoragik Komplikasi Tanpa Komplikasi 26 4 50% 43.3 % 6.7 % Total 60 100% 3

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami stroke hemoragik berjumlah dan stroke non hemoragik berjumlah dengan total responden 60 pasien. Responden Stroke hemoragik dengan komplikasi berjumlah 28 pasien (46.7%), dan stroke hemoragik tanpa komplikasi berjumlah 2 pasien (3.3%) sedangakan stroke non hemoragik dengan komplikasi berjumlah 26 pasien (43.3%) dan stroke non hemoragik tanpa komplikasi berjumlah 4 pasien (6.7%). 4. Karakteristik responden berdasarkan lama rawat inap Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan lama rawat inap Klasifikasi Stroke Lama Rawat Inap (hari) Jumlah Min Max Stroke Hemoragik 4 hari 15 hari Stroke on Hemoragik 3 hari 9 hari Total 60 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang mengalami stroke hemoragik paling sedikit dirawat 4 hari dan paling lama dirawat yaitu 15 hari sedang pasien stroke non hemoragik paling sedikit dirawat 3 hari dan paling lama dirawat yaitu 9 hari. 5. Karakteristik responden berdasarkan perbedaan lama rawat inap antara stroke hemorgik dan stroke non hemoragik Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan perbedaan lama rawat inap antara stroke hemorgik dan stroke non hemoragik Klasifikasi Stroke Stroke Hemoragik Stroke Non Hemoragik n Mean SD MD CI 95% P Total 60 9.53 6.03 2.825 1.650 2.4-4.696 3.500 0.001 2.298-4.702 Hasil analisis Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik diperoleh bahwa pasien yang mengalami stroke hemoragik sejumlah pasien dan stroke non hemoragik sejumlah pasien, rata rata stroke hemoragik 9.53 dan stroke non hemoragik 6.03, standar deviasi stroke hemoragik 2.825 sedangkan stroke non hemoragik 1.650, dengan didapatkan selisih rata - rata 3.500 hari. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 yang berarti (p < 0,005) maka dapat disimpulkan ada perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. PEMBAHASA 1. Umur Dalam penelitian ini, responden adalah pasien stroke yang terdiri atas usia 45-70 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling rendah berusia 45tahun, responden paling tinggi berusia 70 tahun dan jumlah responden terbanyak berusia 60 tahun sebanyak 11 pasien (18.0%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian yang berjudul Coping Stress Pada Insan Pasca Stroke Yang Mengikuti Klub Stroke Di Rumah Sakit Jakarta didapatkan hasil terbanyak berusia diatas 60 tahun (50.6%). Dari berbagai studi yang dilakukan tentang penyakit stroke, umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Pada umumnya, orang yang telah berumur tua lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan yang lebih muda. Ini adalah kondisi alamiah yang harus diterima. Pada saat umur bertambah, kondisi jaringan tubuh sudah mulai kurang fleksibel dan 4

lebih kaku, termasuk dengan pembuluh darah. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak. 2. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan jenis kelamin yang paling banyak menderita penyakit stroke adalah laki-laki sebanyak 32 responden ( 52.5 % ). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Agustina (2010) dengan judul Coping Stress Pada Insan Pasca Stroke Yang Mengikuti Klub Stroke Di Rumah Sakit Jakarta bahwa laki-laki (67,1%) lebih banyak terkena stroke dibandingkan dengan perempuan (32.9%). Hali ini berhubungan dengan faktor pemicu lainnya yang sering di lakukan oleh laki-laki misalnya merokok. Menurut Waluyo (2009,hlm 49), Perokok berat dalam jangka panjang menyebabkan darah mengental. Darah kental menghambat aliran darah, termasuk aliran darah ke sel sel otak. Kebutuhan sel-sel saraf otak akan zat gizi dan oksigen menjadi terganggu. Dan ini memicu serangan stroke. Karena itu dapat disimpulkan jika perokok berat rentan terhadap serangan stroke. Merokok membuat darah menjadi kental karena merokok memicu produksi fibrinogen (faktor penggumpal darah) semakin banyak sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Dan ini memicu serangan stroke. (waluyo. 2009. Hlm 32) 3. Klasifikasi Stroke Pada penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami stroke hemoragik berjumlah dan stroke non hemoragik berjumlah dengan total responden 60. Penyakit stroke termasuk penyakit pembuluh darah otak (cerebrovaskuler) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah ini bisa disebabkan adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel otak. (Agromedia. 2009. Hlm 2) Berdasarkan hasil penelitian di banyak negara, sebagian besar kasus stroke disebabkan hipertensi. Hipertensi yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan berbagai komplikasi karena rusaknya organ organ disebabkan tekanan darah yang semakin tinggi. Organ-organ yang sering terganggu karena tekanan darah tinggi adalah otak, mata, jantung pembuluh darah arteri, dan ginjal. Jika pembuluh arteri terganggu karena hipertensi, maka terjadi stroke iskemik. Demikian juga jika terjadi gangguan pada jantung yang disebabkan tekanan darah yang tak terkendali, maka aliran darah ke otak juga terganggu. Akibatnya terjadi serangan stroke iskemik.tekanan darah yang sangat tinggi bisa membuat pembuluh arteri pecah/retak. Akibatnya terjadi perdarahan otak sehingga menyebabkan stroke jenis hemoragik. Selain itu, hipertensi yang tak terkendali menyebabkan beberapa komplikasi pada jantung dan pembuluh arteri yang bisa menimbulkan serangan stroke.( Waluyo. 2009. Hlm 50) 4. Lama Rawat Inap Lama perawatan pasien stroke dalam penelitian ini dihitung dalam jumlah hari. Responden yang mengalami stroke hemoragik paling sedikit dirawat 4 hari dan paling lama dirawat yaitu 15 hari sedang pasien stroke non hemoragik paling sedikit dirawat 3 hari dan paling lama dirawat yaitu 9 hari. Menurut Pinzon (2001. Hlm 34), Pada umumnya seseorang penderita stroke iskemik (sumbatan) akan dirawat kurang lebih 7-10 hari. Pasien dengan stroke hemoragik biasanya dirawat lebih lama, yaitu antara 14-21 hari. Pasien stroke yang mengalami komplikasi hipertensi terjadi karena tekanan darah terlalu tinggi, jadi tekanan darah harus diturunkan secara cepat harus dilakukan dirumah sakit untuk memudahkan 5

pemantauan terhadap efek samping yang diturunkannya. (Waluyo. 2009. Hlm 27) Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien yang mengalami stroke dengan komplikasi akan mengalami lama rawat inap lebih lama dibandingkan pasien yang mengalami stroke tanpa komplikasi, karena pasien yang mengalami stroke dengan komplikasi mempunyai faktor resiko lain yang harus disembuhkan selain penyakit stroke itu sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Pinzon (2001. Hlm 33) bahwa faktor resiko yang berhubungan dengan perburukan kondisi stroke adalah usia tua, menderita diabetes militus, menderita penyakit jantung koroner, penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit, tekanan darah yang sangat tinggi atau sangat rendah saat masuk rumah sakit, dan kenaikan suhu tubuh, sedangkan pasien stroke tanpa komplikasi akan mengalami lama rawat inap yang lebih cepat dikarenakan tidak mempunyai faktor resiko lain yang harus disembuhkan selain penyakit stroke. 5. Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang Berdasarkan hasil uji bivariat Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke SIMPULA Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 60 responden penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Tugurejo Semarang dapat diketahui bahwa ada perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. 1. Kelompok umur yang terbanyak adalah 60 tahun sebanyak 11 responden (18.0%). Sebagian besar berjenis laki-laki yaitu sebanyak 32 responden (53.3%) 2. Berdasarkan lama rawat inap diperoleh pasien yang mengalami stroke hemoragik paling sedikit dirawat 4 hari dan paling lama dirawat yaitu 15 hari sedang pasien stroke non hemoragik paling sedikit dirawat 3 hari dan paling lama dirawat yaitu 9 hari, dengan didapatkan selisih rata - rata 3.500 hari. Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di dapatkan hasil analisis bahwa pasien yang mengalami stroke hemoragik sejumlah pasien dengan lama rawat inap paling sedikit 4 hari dan paling lama 15 hari sedangkan pasien yang mengalami stroke non hemoragik sejumlah pasien dengan lama rawat inap paling sedikit 3 hari dan paling lama 9 hari. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 yang berarti (p < 0,005) maka dapat disimpulkan ada perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat, dan bentuk bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak. Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan ditangani secara cepat dan tepat. Pada kenyataannya, banyak pasien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan kesadaran menurun. Keadaan seperti ini memerlukan penanganan dan perawatan yang bersifat umum, khusus, rehabilitasi, serta rencana pemulangan klien. (Muttaqin, 2008, hlm 234) 3. Terdapat Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik yang diperoleh bahwa hasil uji statistik nilai p = 0,001 yang berarti (p < 0,005) maka dapat disimpulkan ada perbedaan lama rawat inap antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. SARA Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,maka penelit mengusulkan saran sebagai berikut : 1. Bagi layanan dan masyarakat : hasil penelitian ini sebagai sumber referensi pengetahuan perawat tentang lama rawat inap pada pasien stroke hemoragik dan non hemoragik 2. Bagi pendidikan dan perkembangan ilmu keperawatan : sebagai bahan acuan dan bekal untuk ilmu pengetahuan tentang 6

lama rawat inap pada pasien stroke hemoragik dan non hemoragik 3. Bagi penelitian berikutnya : hasil penelitian ini menjadi dasar dalam mengembangkan penelitian keperawatan dan sebagai masukan penelitian ilmiah tentang khususnya lama rawat inap pada pasien stroke hemoragik dan non hemoragik DAFTAR PUSTAKA Adiati dan Wahjoepramono. (2010). 171 Tanya Jawab Tentang Stroke Pasien Bertanya, Dokter Menjawab. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Agromedia. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka Batticaca, Fransisca B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Saleba Medika Dr. Anies. (2006). Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan dari Aspek Perilaku dan Lingkungan. Jakarta : PT. Gramedia Irfan, Muhammad. (2010). Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika Nastiti, Dian. (2012). Coping Stress Pada Insan Pasca Stroke Yang Mengikuti Klub Stroke Di Rumah Sakit Jakarta.36 Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, dkk (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan ; Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba medika Pinzon, Renaldy. (2001). Awas Stoke!! Pengertian, Gejala Tindakan, Perawatan dan Pencegahan. Yogyakata : C.Andi Oset Pradana, Arya. (2009). Hubungan Jenis Stroke Dengan Lama Rawat InapDi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.1 Riwidikdo, Handoko. (2009). Statistik Kesehatan Belajar mudah teknik analisis data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogjakarta: Nuha Medika Saryono & Setiawan, A, (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, S2. Yogyakarta : Nuha Medika Sutrisno. (2010). Stroke??? Sebaiknya anda tahu sebelum anda terserang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Tarwoto, Wartonah, Eros. (2007). Keperawatan Medikal Bedah Ganggan Sistem Persyarafan. Jakarta : CV. Sagung Seto Waluyo, Srikandi. (2009a). 100 Questions 7 Answers Stroke. Jakarta : Gramedia. (2009b). 100 Questions 7 Answers Hipertensi. Jakarta : Gramedia 7