PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN SOSIAL DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 103 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 58 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2001

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KETERTIBAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR

KEPALA DESA NGUMBUL KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN KEPUTUSAN KEPALA DESA NGUMBUL NOMOR : 141/ 04 / /2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PERTOKOAN BULIAN BISNIS CENTER

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PROSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 56 TAHUN 2003 SERI E.5

PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PASAR SUNGAI RENGAS

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

SALINAN LANDAKK NOMOR TENTANG. Landak. berbagai perdagangan sehingga. maupun tertentu. t. dengann. rumah dan/atau. kost. membantu meningka.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN SELAIN UNTUK KEGIATAN LALU LINTAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 25 TAHUN 2009 TLD NO : 24

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN DAN ATAU PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA PENGURUSAN DAN PENGAWASANNYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 26 TAHUN 2002 T E N T A N G PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 23 TAHUN 2009 TLD NO : 22

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2007 SERI E.7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENERTIBAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERANTASAN MAKSIAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN DALAM KAWASAN PELABUHAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN : 1999 SERI : C.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMYU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI HASIL HUTAN (RHH)

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa seiring dengan perkembangan dan kemajuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang telah membawa dampak positif yang signifikan namun dilain pihak juga menimbulkan dampak negatif, dimana kegiatan yang bertentangan dengan norma-norma ketertiban umum di Kabupaten Tanjung jabung Barat perlu segera diatasi; b. bahwa untuk mewujudkan ketertiban umum dan mencapai sasaran serta untuk menimbulkan rasa disiplin dari berperilaku tertib setiap warga, perlu diadakan perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 5 Tahun 2005 tentang Ketertiban Umum; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 tentang Ketertiban Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatra Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang - Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

2 5. Undang - Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Tahun 1988 Nomor 8); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dan BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN UMUM. Pasal I Peraturan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 5 Tahun 2005 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor Tahun 2005) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 1. Daerah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan daerah.

3 3. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Barat. 4. Ketertiban umum adalah suatu keadaan di mana pemerintah dan masyarakat dapat melakukan kegiatan secara tertib, teratur, nyaman dan tentram. 5. Kepentingan Dinas adalah kepentingan umum yang didasarkan pada keputusan Pemerintah Daerah/Bupati Tanjung Jabung Barat. 6. Jalan adalah suatu prasarana penghubung darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan perlengkapan dan kelengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. 7. Jalur hijau adalah setiap yang terbuka sesuai rencana tata ruang wilayah. 8. Trotoar adalah jalur dipinggir jalan sebagai sarana umum yang disediakan. 9. Taman adalah jalur hijau yang dipergunakan dan diolah untuk pertamanan. 10. Badan adalah perseroan terbatas, perseroan comanditer, Badan Usaha Milik Negara/daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan Firma, kongsi, perkumpulan, koperasi, yayasan atau lembaga dan bentuk usaha tetap. 11. Asusila adalah setiap perbuatan anggota masyarakat yang merusak sendi-sendi kehidupan sosial kemasyarakatan dan melanggar norma agama, kesusilaan, adat istiadat dan norma hukum yang berlaku. 12. Kepentingan Umum adalah kepentingan bagi kesejahteraan segenab masyarakat. 13. Pelacur adalah setiap orang laki-laki atau perempuan yang karena jasanya menerima upah, baik berupa uang atau lainnya atau karena semacam bentuk kesenangan pribadi sebagai bagian atau seluruh pekerjaannya, mengadakan hubungan kelamin yang normal atau tidak normal dengan berbagai orang yang sejenis dan atau yang berlawanan jenis dengan nya. 14. Pramuria adalah setiap orang yang bekerja pada bar, kafe, rumah billiar, tempat hiburan dan bertugas menemani dan melayani tamu. 15. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap diwilayah tertentu dan hidup mengembara ditempat umum. 16. Pengemis adalah setiap orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta dimuka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. 17. Undian adalah suatu permainan dimana setelah memenuhi syarat-syarat tertentu dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan hadiah atau menjadi pemenang. 18. Judi adalah segala macam perbuatan atau permainan yang dilakukan dengan taruhan dan bersifat untung-untungan, tetapi faktor kemengangannya sangat dipengaruhi oleh keterampilan atau kepandaian pemain. 19. Razia adalah kegiatan pemeriksaan terhadap tempat, orang dan atau badan yang diduga atau dapat diduga melakukan perbuatan melanggar Peratutan Daerah ini, yang bertujuan agar ketertiban sosial dapat tercapai. 20. Tim Gabungan Penegak Hukum adalah petugas yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Bupati.

4 2. Ketentuan Pasal 2 ayat (4) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 (1) Setiap pejalan kaki harus berjalan di atas trotoar apabila jalan dimaksud telah dilengkapi trotoar. (2) Setiap pejalan kaki yang akan menyebrang jalan yang telah dilengkapi dengan sarana atau rambu penyebrangan (zebra cross) diwajibkan menggunakan sarana tersebut. (3) Setiap pemakai jasa angkutan umum di jalan wajib menunggu kendaraan di tempat pemberhentian/tempat tertentu yang telah ditetapkan. (4) Setiap angkutan Bis antar kota, angkutan desa, angkutan kota dan sejenisnya harus melakukan bongkar muat barang pada terminal dan atau tempat yang telah ditentukan Pemerintah Daerah. (5) Setiap angkutan becak dan ojek diharuskan mengutamakan ketertiban disepanjang jalan dengan menggunakan berjalan dijalur kiri, antrian dengan tertib pada pangkalan dan tetap berprilaku sopan dan jujur terhadap penumpang. (6) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan bongkar muat barang dipangkal jembatan dan atau diatas jembatan. 3. Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 10 Setiap orang atau badan dilarang menangkap, memburu atau membunuh binatang tertentu dan sejenisnya yang dilarang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 11 (1) Setiap orang atau badan dilarang melakukan kegiatan hiburan kesenian dan sejenisnya pada waktu malam hari. (2) Setiap kali akan melakukan kegiatan hiburan kesenian dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan izin tertulis dari Bupati/Pejabat yang berwenang. 5. Ketentuan Pasal 15 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 15 (1) Setiap orang, kelompok masyarakat atau organisasi kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat dilarang meminta sumbangan untuk kegiatan hari-hari besar dijalan umum, angkutan umum, pemukiman, perkantoran dan tempat umum lainnya tanpa izin tertulis dari Bupati atau pejabat yang berwenang kecuali pengumpulan sumbangan di lingkungan sendiri. (2) Setiap orang, kelompok masyarakat atau organisasi kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendapat izin dari Bupati atau pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan kepada Kepala Desa atau Kelurahan di lokasi kegiatan meminta sumbangan dilakukan. (3) Kegiatan meminta sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 15 hari setelah kegiatan dilakukan wajib melaporkan kepada Bupati atau pejabat yang berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan prosedur mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

5 6. Diantara Pasal 15 dan Pasal 16 ditambah 5 (lima ) pasal, yakni Pasal 15A, Pasal 15B, pasal 15C1, Pasal 15D dan 15E sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 15 A (1) Pengumpulan sumbangan yang diwajibkan oleh hukum agama, hukum adat, adat kebiasaan atau yang diselenggarakan dalam lingkungan terbatas tidak memerlukan izin. (2) Pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. untuk melaksanakan kewajiban hukum agama; b. untuk amal peribadatan yang dilakukan khusus ditempat-tempat ibadat; c. untuk menjalankan hukum adat atau adat kebiasaan; dan d. dalam lingkungan suatu organisasi terhadap anggota-anggotanya. Pasal 15 B (1) Setiap orang yang mengidap penyakit tertentu yang mengganggu pandangan umum dan atau meresahkan masyarakat, dilarang berada di jalan, jalur hijau, taman dan tempat-tempat umum. (2) Setiap orang pengidap penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab orang tua atau keluarganya, kecuali para pengidap penyakit dan keluarganya dalam keadaan miskin atau terlantar maka menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pasal 15 C (1) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan undian wajib mendapatkan izin dari Bupati. (2) Semua jenis undian yang meminta bayaran dilarang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (3) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan undian wajib memberikan hadiah yang telah dijanjikan. (4) Setiap penyelenggara pemenang undian diwajibkan membayar pajak undian yang besarnya ditentukan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, persyaratan dan prosedur untuk mengajukan izin undian diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 15 D Setiap Orang atau badan yang berada dan atau berdomisili di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dilarang : 1. melakukan perbuatan pemikat untuk berbuat asusila; 2. melakukan usaha penampungan, penyaluran dan perbuatan sebagai pengemis; dan 3. melakukan perbuatan sebagai gelandangan. Pasal 15 E (1) Tempat-tempat yang patut diduga melakukan praktek pelacuran atau perjudian dilakukan razia oleh Tim gabungan penegak hukum Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (2) Tim gabungan penegak hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan Keputusan Bupati Tanjung Jabung Barat. (3) Setiap orang yang terjaring dalam razia tersebut ditangkap dan diproses secara hukum dan atau dipulangkan kedaerah asalnya.

6 7. Ketentuan Pasal 16 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 16 (1) Setiap orang dilarang bertingkah laku asusila dijalan, jalur hijau, taman, tempat-tempat umum dan tempat-tempat umum lainnya. (2) Setiap orang dilarang berpakaian yang tidak sesuai dan atau bertentangan dengan norma-norma agama dan budaya ditempat-tempat umum. (3) Setiap orang yang berlainan jenis kelamin dilarang tinggal dan atau hidup satu atap layaknya suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (4) Setiap orang berhak melaporkan orang-orang yang tinggal atau hidup satu atap layaknya suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku kepada pihak yang berwajib. 8. Diantara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 17 disisipkan satu ayat, yakni ayat (2a) sehingga Pasal 17 berbunyi sebagai berikut : Pasal 17 (1) Setiap orang atau badan dilarang menggunakan, menyediakan bangunan atau rumah sebagai tempat untuk berbuat asusila. (2) Setiap orang atau badan dilarang memberi kesempatan untuk berbuat asusila. (2a)Setiap orang atau badan dilarang membentuk dan atau mengadakan perkumpulan yang mengarah kepada perbuatan asusila dan secara normatif tidak bisa diterima oleh budaya masyarakat. (3) Bupati berwenang menutup bangunan rumah/ tempat yang digunakan berbuat asusila. (4) Setiap orang dilarang mengunjungi bangunan atau rumah yang ditutup berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Tidak dianggap sebagai pengunjung sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah : a. mereka yang tinggal dan menetap bersama-sama di dalam bangunan atau rumah tersebut, demikian pula kelurganya; b. mereka yang berada dibangunan atau rumah tersebut untuk menjalankan pekerjaannya; dan c. petugas yang berada ditempat tersebut untuk kepentingan dinas. 9. Diantara Pasal 17 dan Pasal 18, ditambah 1 (satu) pasal baru yaitu Pasal 17 A, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 17 A (1) Setiap orang atau badan dilarang menyediakan tempat minum minuman beralkohol tanpa memiliki izin. (2) Setiap orang dilarang minum minuman beralkohol ditempat-tempat umum. 10. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 21

7 (1) Barang siapa melanggar seluruh atau sebagian ketentuan Pasal 2 ayat (1),(2),(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp. 500.000. (lima ratus ribu rupiah). (2) Barang siapa melanggar seluruh atau sebagian ketentuan Pasal 2 ayat (4),(5),(6) Pasal 5 huruf a,b,d,e,f,g,h Pasal 17 ayat 4 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000. (satu juta rupiah). (3) Barang siapa melanggar seluruh atau sebagian ketentuan Pasal 5 huruf c, Pasal 11, Pasal 15 dan Pasal 15C ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp. 2.000.000. (dua juta rupiah). (4) Barang siapa melanggar seluruh atau sebagian ketentuan Pasal 3 ayat (1), Pasal 4, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,Pasal 9,Pasal 10,Pasal 12, Pasal 13, Pasal 15D, Pasal 16 ayat (1),(2),(3) Pasal 17 ayat (1),(2),(2a), Pasal 17E dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp. 3.000.000. (tiga juta rupiah). Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintah pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ditetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal 12 Oktober 2009 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto SAFRIAL Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal 12 Oktober 2009 Peltu. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dto A Z W A R LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2009 NOMOR 13