KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014 SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA OLEH Drs. A.TANRIBALI LAMO, SH
FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014 TEMA MEMANTAPKAN SINERGI PENANGANAN FAHAM RADIKAL DI DAERAH DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2014
TUJUAN BERNEGARA & BERPEMERINTAHAN Pembukaan UUD alinea IV MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA & TUMPAH DARAH INDONESIA 1 2 MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA 4 3 MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA KEMERDEKAAN PERDAMAIAN ABADI 3
PEMBENTUKAN PEMERINTAH NEGARA INDONESIA DARI TUJUAN PEMBENTUKAN TERSEBUT DAPAT DI PAHAMI BAHWA UPAYA MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA MELALUI PENCIPTAAN STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT MERUPAKAN SYARAT POKOK PENCAPAIAN TUJUAN NEGARA BERIKUTNYA. PERWUJUDAN TUJUAN PEMBENTUKAN TERSEBUT, DILAKSANAKAN MELALUI PELAKSANAAN KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH TERMASUK UNTUK MEWUJUDKAN KONDISI KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG TENTERAM, TERTIB DAN TERATUR SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.
PEMBENTUKAN PEMERINTAH NEGARA INDONESIA UPAYA MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA MELALUI PENCIPTAAN STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT SYARAT POKOK PENCAPAIAN TUJUAN NEGARA BERIKUTNYA PERWUJUDAN KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH MEWUJUDKAN KONDISI KEHIDUPAN MASAYARAKAT YANG TENTERAM TERTIB DAN TERATUR SEBAGAIMANA DI ATUR DALAM UU NO 32 TAHUN 2004
JADWAL PILPRES TINGGAL 28 HARI PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 SUKSES PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH UPAYA PENCIPTAAN STABILITAS POLITIK DAN KEAMANAN, KETERTIBAN MASYARAKAT DI DAERAH MELALUI SINERGITAS YANG BAIK DAN EFEKTITIF MASYARAKAT
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TUGAS PEM SECARA UMUM SESUAI DNG TUJUAN PEMDA (Pasal 2 Ayat 3), ADALAH: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH MENINGKATKAN PELAYANAN UMUM TUGAS PEM TERKAIT DENGAN PENYELENGGARAAN TIBUM DAN TRAMMAS PASAL 13 AYAT 1 HURUF (C) URUSAN WAJIB YG MENJADI KEWENANGAN PEMPROV. MERUPAKAN URUSAN DALAM SKALA PROVINSI YG MELIPUTI PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT. PASAL 14 AYAT 1 HURUF (C) URUSAN WAJIB YG MENJADI KEWENANGAN PEMKAB./KOTA MERUPAKAN URUSAN YG BERSKALA KAB./KOTA, MELIPUTI PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT. PASAL 22 HURUF (A) DALAM MENYELENGGARAKAN OTONOMI, DAERAH MEMPUNYAI KEWAJIBAN UNTUK MELINDUNGI MASYARAKAT, MENJAGA PERSATUAN, KESATUAN DAN KERUKUNAN NASIONAL, SERTA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA; PASAL 27 AYAT 1 HURUF (C) DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH MEMPUNYAI KEWAJIBAN MEMELIHARA KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT;
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENCIPTAAN SUASANA YANG AMAN, TENTERAM, TERTIB, DAMAI, DAN SEJAHTERA, SEKALIGUS MENJADI JAWABAN KOMPREHENSIF DAN TERINTEGRASI ATAS KEBUTUHAN HUKUM MASYARAKAT DALAM HAL PENANGANAN KONFLIK, KHUSUSNYA KONFLIK SOSIAL (HORIZONTAL)
DALAM RANGKA MENJAMIN TERCIPTANYA KONDISI SOSIAL, HUKUM, DAN KEAMANAN DALAM NEGERI YANG KONDUSIF DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DIKELUARKAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI TAHUN 2013; DILANJUTKAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI TAHUN 2014; INSTRUMEN OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS KETERPADUAN PENANGANAN GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI, KHUSUSNYA DALAM PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DAN TERORISME
MAKNA PENTING KEGIATAN MENYAMAKAN VISI, MISI, PERSEPSI DAN LANGKAH KITA BERSAMA DALAM MEMANTAPKAN KESATUAN BANGSA SERTA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI UPAYA PEMBANGUNAN SINERGI DALAM MENANGANI BERKEMBANGNYA GERAKAN FAHAM RADIKAL DI INDONESIA DEMI MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG AMAN, TENTRAM DAN DAMAI, KHUSUSNYA MENJELANG PELAKSANAAAN PEMILU PRESIDEN / WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014.
PLURALITAS BANGSA INDONESIA BANGSA INDONESIA -SUKU -ASAL USUL -RAS -BUDAYA -AGAMA TERBIASA DENGAN PERBEDAAN HIDUP BERDAMPINGAN SECARA DAMAI SEMANGAT KESATUAN SAYANGNYA, DALAM MENGARUNGI ARUS MODERNISASI DAN DERAP PERUBAHAN SOSIAL YANG CEPAT, KEDAMAIAN YANG SUDAH BERLANGSUNG LAMA ITU TERGANGGU DENGAN MUNCULNYA BERBAGAI FAHAM RADIKAL DI TENGAH MASYARAKAT. BHINNEKA TUNGGAL IKA
PENGERTIAN FAHAM RADIKAL RADIKALISME YANG DAPAT DIPAHAMI SEBAGAI FAHAM ATAU ALIRAN YANG MENGINGINKAN PERUBAHAN ATAU PEMBAHARUAN SOSIAL DAN POLITIK DENGAN CARA KEKERASAN ATAU DRASTIS MEMBERIKAN DAMPAK LANGSUNG TERHADAP SENDI-SENDI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA YANG MENYEBABKAN SEKAT ANTAR ELEMEN MASYARAKAT SEMAKIN MENGUAT DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEPADA PEMERINTAH SEMAKIN MELEMAH
RADIKALISME DI INDONESIA INDONESIA YANG SECARA GEO-POLITIK TERLETAK DIANTARA TARIKAN IDEOLOGI DAN FAHAM-FAHAM BESAR DI DUNIA, DITAMBAH DENGAN KETERBUKAAN INFORMASI YANG LUAR BIASA JELAS MEMILIKI KERENTANAN TERSENDIRI MASUKNYA FAHAM RADIKAL KE INDONESIA YANG BERASAL DARI LUAR MAUPUN YANG BERKEMBANG DARI DALAM SANGAT DIWASPADAI KARENA KETERKAITAN RADIKALISME DENGAN KONFLIK TERBUKA YANG DIIRINGI TINDAKAN KEKERASAN DAN TEROR
ANCAMAN RADIKALISME DI INDONESIA ANCAMAN RADIKALISME MARAK TERJADI DI BERBAGAI DAERAH, YANG DIIRINGI DENGAN AKSI TEROR BOM/BAHAN PELEDAK MAUPUN AKSI- AKSI PENEMBAKAN YANG DILAKUKAN KELOMPOK TERTENTU KEPADA MASYARAKAT SIPIL MAUPUN APARAT KEAMANAN. JUMLAH PERISTIWA KONFLIK (BERLATAR BELAKANG RADIKALISME DAN TERORISME) 2012 2013 2014 TOTAL 65 PERISTIWA KONFLIK 30 PERISTIWA KONFLIK 13 PERISTIWA KONFLIK (PER BLN MEI) 108 PERISTIWA KONFLIK SUMBER DATA : PUSAT KOMUNIKASI DAN INFORMASI DITJEN KESBANGPOL,KEMENDAGRI
KEKERASAN POLITIK DAN TEROR KEKERASAN POLITIK DAN TEROR TERHADAP JALANNYA DEMOKRASI ANCAMAN SERIUS ANCAMAN TEROR, RADIKALISME MASSA, KEKERASAN POLITIK PADA PILEG DI BEBERAPA DAERAH DIKHAWATIRKAN AKAN KEMBALI TERJADI MENJELANG PILPRES MENINGKATNYA KONSTELASI PERSAINGAN POLITIK ANATARA CAPRES DAN CAWAPRES YANG TELAH MEMASUKI MASA KAMPANYE
LANJUTAN BERDASARKAN REALITAS TERSEBUT, MUNCUL PEMAHAMAN BAHWA ANCAMAN FAHAM RADIKAL YANG BERSIFAT KOMPLEKS DAN MULTIDIMENSIONAL TERSEBUT, DALAM PENANGANANNYA MEMERLUKAN KERJA SAMA MULTISEKTOR, KARENA ITULAH DIPERLUKAN PENGELOLAAN SECARA KOMPREHENSIF DAN TERINTEGRASI. DALAM HAL PENANGGULANGAN RADIKALISME YANG BERKAITAN DENGAN TIDAKAN KEKERASAN DAN TEROR, PROGRAM DERADIKALISASI NASIONAL DIHARAPKAN MENJADI MEDIA TERDEPAN. PROGRAM DERADIKALISASI SEBAGAI PROGRAM LINTAS KEMENTERIAN TERKAIT DIHARAPKAN MAMPU SECARA KOMPREHENSIF MENJANGKAU BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT, TERMASUK ASPEK PENDIDIKAN. PROGRAM DERADIKALISASI DAPAT MENDORONG TIMBULNYA KESADARAN BAHWA RADIKALISME YANG BERKAITAN DENGAN TIDAKAN KEKERASAN DAN TEROR MEMERLUKAN KEBERSAMAAN SELURUH ELEMEN DALAM PENANGGULANGANNYA.
EKSISTENSI GERAKAN RADIKAL EKSISTENSI GERAKAN RADIKAL, BUKANLAH MONOPOLI DARI KELOMPOK AGAMA ATAU SUKU TERTENTU. GERAKAN RADIKALISME DAPAT SAJA MUNCUL KAPAN SAJA DARI SEMUA KELOMPOK AGAMA, SUKU, RAS DAN IDEOLOGI SERTA KELOMPOK POLITIK MANAPUN. GERAKAN YANG BERSIFAT RADIKAL, KERAS DAN EKSTRIM SUDAH MENJADI SALAH SATU INSTRUMEN ATAU METODE KELOMPOK GERAKAN SOSIAL MAUPUN POLITIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN ATAU KEPENTINGAN TERTENTU, BAIK KEPENTINGAN YANG BERSIFAT INDIVIDU ATAU KEPENTINGAN KELOMPOK.
SARAN DAN HARAPAN 1. MANFAATKANLAH FORUM INI UNTUK MEMBAHAS LANGKAH PENSINERGIAN DALAM MENANGGULANGI BERBAGAI PERMASALAHAN DI MASYARAKAT KHUSUSNYA DALAM HAL PENCEGAHAN DAN PENANGANAN FAHAM RADIKAL SEHINGGA TERWUJUD KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG TENTRAM, TERTIB, AMAN DAN TERATUR, SERTA DAPAT MENDUKUNG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DAERAH. 2. KEGIATAN INI HENDAKNYA DAPAT MENJADI SARANA PEMANTAPAN KOMUNIKASI DAN KOORDINASI ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN FAHAM RADIKAL DI DAERAH GUNA MENJAGA KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT KHUSUSNYA DALAM MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAPRES 2014. 3. KITA HARUS TETAP WASPADA TERHADAP KELOMPOK - KELOMPOK YANG SELALU BERUPAYA UNTUK MEMBANGUN DAN MENYEBARKAN KEMBALI FAHAM RADIKAL TERSEBUT.
1. MENDISKUSIKAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN FAHAM RADIKAL GUNA MENJAGA STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, KHUSUSNYA MENJELANG PELAKSANAAN PEMILU 2014, DENGAN MENGEDEPANKAN SEMANGAT KEBERSAMAAN DAN PENINGKATAN KOORDINASI; 2. MENSINERGIKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI MASING-MASING SEBAGAI LANGKAH ANTISIPASI GANGGUAN YANG DISEBABKAN BERKEMBANGNYA FAHAM RADIKAL TERHADAP KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, DAN LEBIH MEMANTAPKAN KOMUNIKASI DAN KOORDINASI MELALUI BERBAGAI FORUM YANG ADA SEPERTI: FORKORPIMDA / MUSPIDA, FKUB, FKDM, FPK, PPWK DAN LAIN SEBAGAINYA. 3. PEMERINTAH DAERAH AGAR MELAKSANAKAN PERMENDAGRI NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMDA DALAM RANGKA REVITALISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA. 4. GALANG KEMBALI DAN TANAMKAN PENGUATAN PERAN TOKOH MASYARAKAT UNTUK SELALU CINTA TANAH AIR DAN WAWASAN KEBANGSAAN SEJAK DINI, ATAU BILA PERLU MASUKKAN KURIKULUM PENDIDIKAN MULAI DARI TINGKAT DASAR SAMPAI TINGKAT LANJUTAN, MELALUI PENINGKATAN PERAN TENAGA PENDIDIK DI TINGKAT DASAR SAMPAI LANJUTAN. 5. TINGKATKAN KEWASPADAAN DINI DARI SEGALA BENTUK GERAKAN DAN AKTIVITAS YANG DILAKUKAN OLEH WARGA BAIK KELOMPOK MAUPUN PRIBADI YANG BERPERILAKU TIDAK LAZIM DISEKITAR LINGKUNGANNYA.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA