berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini

dokumen-dokumen yang mirip
METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN DESA TENGANAN BALI

Konsep Design Mikro (Bangsal)

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 14. PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK Latihan Soal 14.2

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

IDENTIFIKASI VARIAN ARSITEKTUR LUMBUNG DI BALI

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN FUNGSI DAN EFISIENSI KONSTRUKSI BANGUNAN JINENG DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

kompetensi dasar Peta Konsep bagian tempat atau bangunan Kata Kunci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kandy City Sri Lanka. dataran tinggi Kandy. Saat ini kota Kandy menjadi ibu kota administratif dan kota suci Central Province, Sri Lanka.

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

PERUBAHAN ARSITEKTUR TRADISIONAL HUNIAN DESA BAYUNG GEDE, BANGLI

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

Kondisi Geografis dan Penduduk

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN DESA TENGANAN BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

Kandy City Sri Lanka. di Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lingkungan Alam dan Buatan di Sekitar Rumah dan Sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas Mars

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN , Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan:

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

IV KONDISI UMUM TAPAK

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PERUBAHAN POLA TATA RUANG PADA KARANG 1 DESA ADAT JATILUWIH DI BALI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

Hester Basoeki Garden Guest House terletak di desa CihideungUdik - Ciampea, Bogor. Resort desa ini dikenal juga sebagai" Kampoeng Wisata Cinangneng ".

Kabupaten Sumba Barat Daya. Fasilitas & rambu lalulintas pada jalan menuju tempat wisata masih belum ada

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I LATAR BELAKANG KELUARGA DAMPINGAN

DAFTAR ISI. Halaman. PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. ABSTRAK...iii. ABSTRACT... iv. PERNYATAAN... v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI...

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

abelpetrus.wordpress.com

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

László Hankó: Kebahagiaan Marina

Presiden Jokowi Resmikan Pemanfaatan Embung, Sumur Bor dan Salurkan Rumah Swadaya di Pulau Rote

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

POLA PENATAAN RUANG UNIT PEKARANGAN DI DESA BONGLI TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Desa Banjarejo dan Dusun Wonosari. dusun Wonosari, desa Banjarejo, kecamatan Tanjungsari, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BUAH-BUAHAN LANGKA HUTAN PEGUNUNGAN MERATUS

Transkripsi:

Desa Tenganan Pegringsingan II Oleh: I Ketut Darsana, Dosen PS Seni Tari Jika dilihat dari bentuk geografisnya, desa Tenganan Pegringsingan berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini terdapat empat pintu keluar masuk desa. Pintu yang terletak di bagian selatan merupakan pintu utama untuk keluar masuk desa terutama bagi orang dari luar desa. Bagian selatan desa sekaligus juga dianggap sebagai bagian depan karena begitu keluar dari pintu desa kita akan langsung berada pada jalan yang menuju ke jalan raya. Pintu kedua terletak di bagian timur. Melalui pintu ini penduduk bisa masuk ke hutan di bukit timur dan juga pintu ini merupakan pintu untuk ke kuburan. Pintu ketiga berada pada bagian utara yang terletak bersebelahan dengan tempat pemandian umum. Melalui pintu utara biasanya pen-duduk pergi ke pegunungan yang merupakan sumber air bagi desa Te-nganan Pegringsingan. Lewat pintu ini juga warga desa menuju ke sawah yang mereka tanami padi sepanjang tahun. Pintu keempat terletak di bagian sisi barat dengan jika keluar melalui pintu ini akan langsung menemukan sungai yang airnya sangat jernih dan di pinggir pinggir sungai banyak terdapat mata air yang air-nya bisa diminum

oleh masyarakat setempat. Dengan menyeberangi sungai ini warga desa menuju kebun dan ladang mereka yang ada di bukit kauh (barat). Perlu diketahui bahwa keempat pintu yang terdapat di desa Tenganan Pegringsingan juga bisa mempunyai fungsi untuk membatasi mobilitas penduduk dan juga berfungsi sebagai sarana keamanan baik bagi desa maupun bagi ladang, kebun, dan hutan.pintu ini ditutup dan dikunci pada malam hari sekitar pukul 10.00 Wita dan dibuka kembali pagi hari sekitar pukul 04.00 Wita. Dilihat dari aspek pola pemukiman di desa adat Tenganan Pegring-singan cenderung mengikuti struktur geografis yang secara keseluruhan membentuk desa adat Tenganan. Pola pemukiman ini meliputi pola tem-pat tinggal yang berupa kaveling kaveling tanah pekarangan yang kese-luruhannya ada 220 buah kaveling. Ukuran dan letak kaveling tidak pernah berubah sejak dulu, yaitu membujur dari utara ke selatan dengan enam urutan yang saling ber-hadap hadapan. Di antara masing masing deretan rumah tersebut ter-hadap halaman terbuka yang pada umumnya dipakai sebagai jalan teru-tama bagian pinggir yang dekat dengan deretan rumah itu. Sedangkan pada tengah yaitu diantara kedua jalan tadi dibangun bangunan suci/ adat yang dibangun di tengah halaman tersebut antara lain : bale pan-jang, bale patemon, lumbung desa, sedangkan bangunan yang ber-sifat umum adalah bale desa (bale masyarakat) bale bengong.

Setiap persil atau kaveling pekarangan mempunyai luas kurang lebih 150 m2 hingga 200 m2 bukan termasuk halaman belakang yang dise-but teba. Tiap tiap kaveling mempunyai struktur bangunan yang hampir sama yaitu bale bunga, bale tengah, uma meten, paon, sanggah kemulan, sanggah persipangan, natah dan teba. Menyadari bahwa pusat kegiatan masyarakat adalah pada bale panjang, bale petemon, dan bale masyarakat, maka semua rumah meng-hadap ke jalan sehingga kelihatan rumah rumah antara deret paling ba-rat dengan deret tengah saling berhadapan. Dan sebaliknya bagian teba (bagian halaman belakang) akan bertolak belakang dengan teba tetangga. Perlu disadari bahwa pemukiman di desa Tenganan Pegringsingan terdiri dari empat deretan yakni deretan paling barat mempunyai satu muka, dua deretan di tengah mempunyai empat muka atau masing ma-sing deretan mempunyai dua muka dan deretan paling timur mempunyai satu muka. Dengan demikian, bila dipilah pilah akan kelihatan semua-nya berjumlah enam deretan. Karena dua deretan di tengah dempet yaitu saling beradu bagian belakangnya sehingga diantara keempat deretan tersebut terdapat tiga halaman terbuka yang memanjang dari utara ke selatan. Pola pemukiman seperti banyak menguntungkan bagi warga masyarakat desa Tenganan Pegringsingan dimana semua halaman depan rumah kelihatan bersih, sampah harus selalu dibuang ke teba yaitu ke belakang. Keuntungan yang lain adalah sirkulasi udara baik yang berhembus dari pegunungan bagian utara maupun angina laut dari pantai

selatan tidak mengalami hambatan. Karena itu, walaupun musim kema-rau panjang, udara di desa Tenganan Pegringsingan terasa tetap segar. Jika musim hujan desa Tenganan Pegringsingan tidak pernah mengalami banjir karena tanah di sini berteras yaitu yang tinggi bagian utara dan semakin ke selatan semakin rendah dan di pinggir bagian selatan desa terdapat kali besar yang siap menampung air hujan seba-nyak banyaknya. Dapat dikatakan oleh pemukiman seperti itu juga dapat mencegah kelembaban dan penguapan cepat terjadi karena angin berhembus setiap saat. Hal itu terbukti dari ketahanan bangunan rumah rumah yang ba-hannya sebagian besar dari kayu yang berkualitas rendah. Atap rumah di-buat dari daun kelapa dipecah pecah. Meskipun demikian rumah rumah tersebut bisa bertahan sampai puluhan tahun. Jika dilihat kembali bangunan bangunan yang ada pada setiap pekarangan, maka masing masing mempunyai fungsi yang berbeda beda tetapi struktur letaknya relatif tetap. Apabila kaveling itu terletak di bagian timur menghadap ke barat, maka struktur bangunan adalah seba-gai berikut : Bale Bunga, merupakan bale tempat melaksanakan upacara teru-tama yang berhubungan dengan upacara dewa yadnya. Bale ini rangka-nya terbuat dari kayu, atap daun kelapa tanpa dinding. Bale ini dibangun selalu di sebelah selatan pintu masuk pekarang an. Mepet dengan tembok pekarangan dan menghadap ke timur.

Bale Tengah, letaknya di pekarangan bagian tengah agak ke utara dan menghadap ke selatan juga sebagian besar bahannya dari kayu, atap-nya daun alang alang. Fungsinya sebagai tempat upacara kematian dan tempat melahirkan, sehari harinya juga dipakai sebagai tempat mene-rima tamu. Bale Meten atau umah meten, letaknya di bagian selatan meng-hadap ke utara.bale ini berfungsi untuk tempat tidur dan menyimpan harta benda.bale ini satu satunya merupakan bale yang tertutup dengan tembok batu, atap genteng, atau seng. Paon atau dapur dibangun berdekatan dengan bale tengah berha-dapan dengan bale bunga dan di belakang dapur adalah teba tempat kandang hewan. Sanggah kemulan dan sanggah pesimpangan dibangun dekat pintu masuk, berfungsi untuk tempat sembahyang bagi penghuni rumah terse-but. Pola pemukiman dan struktur tempat tinggal yang ada di desa Tenganan Pegringsingan kelihatannya tidak banyak mengalami peru-bahan, walaupun teknologi dan ilmu pengetahuan, namun mereka tidak ingin mengubah lingkungan hidupnya yang dianggap telah dapat meme-nuhi kebutuhannya. Mungkin karena kondisi alam dan lingkungan yang tidak memperlihatkan perubahan yang mencolok, maka masyarakat menganggap bah-wa mereka tidak perlu mengubah sikap dalam menghadapi lingkungan yang konsisten itu. Jadi, tetap memegang pola pola yang telah ada de-ngan berdasarkan pengetahuan tradisional yang dianggap cocok dengan kondisi lingkungan alamnya. Ciri khas itu masih tetap dipertahankan sampai sekarang

karena masyarakat menganggap bahwa kondisi seperti itu telah terbukti bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Mereka menerima teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai pelengkap tapi bukan sebagai alat untuk mengubah lingkungan. Konsistennya kondisi lingkungan alam juga menyebabkan struktur pemukiman dan perumahan menjadi tetap tanpa mengalami perubahan yang mendasar. Namun perlu disadari bahwa di Desa Tenganan Pegring-singan banyak juga tradisi tradisi unik yang telah sirna karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan telah disadari oleh masyarakat setempat sehingga perubahan itu tidak menimbulkan konflik. Dengan keunikan yang dimiliki oleh desa Tenganan Pegringsingan, maka setiap hari desa ini mendapat kunjungan baik dari tamu domestik maupun asing.