BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gram dan mendekati 2 kg pada umur 37 hari dan siap potong (Weeks dan. Ayam pedaging mengandung protein dan asam amino

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (annual) yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dapat dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

PENGARUH KEPADATAN KANDANG DAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Sentul. Tabel 4. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. karateristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan cepat, penghasil daging dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

PENAMBAHAN EKSTRAK UMBI UBI JALAR UNGU TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN MASSA PROTEIN DAGING PADA AYAM BROILER DENGAN KEPADATAN KANDANG BERBEDA SKRIPSI

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

Uji lanjut. Rata-rata K ,620 K ,380 K ,620 P 1,000 1,000 1,000. Kandang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging dengan bobot badan 1,9 kg

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Ayam broiler banyak dikembangkan di masyarakat indonesia karena pemeliharaannya yang mudah serta pertumbuhannya cepat dan sangat ekonomis. Keunggulan broiler tersebut didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi pakan, temperatur lingkungan serta pemeliharaan. Pencapaian bobot badan ayam broiler umur 5-6 minggu dapat mencapai ± 2 kg sedangkan dalam waktu 4 minggu dapat mencapai 1,5 kg. Umumnya ayam broiler dipanen dalam umur 35 hari (Budiansyah et al., 2010). Ayam broiler yang dikembangkan saat ini memiliki sifat pedaging yang baik karena memiliki laju pertumbuhan yang cepat dalam waktu pemeliharaan yang singkat. Ayam broiler mempunyai kemampuan tinggi dalam merubah ransum yang dikonsumsi menjadi daging dalam waktu yang relatif singkat (Rose,1997). Ayam tipe pedaging memiliki karakteristik sifat yang tenang, bentuk tubuh besar, tubuh kompak, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telurnya rendah (Suprijatna et al., 2008). Strain Lohmann memiliki 3 kriteria standar grade Day Old Chick (DOC) yaitu grade platinum (bobot > 37 g), grade gold (bobot 34 - < 37 g), dan silver (bobot 30 - < 34 g) bobot badan pada umur 35 hari mencapai 1764 g (Lohmann, 1999).

4 2.2. Ransum Ayam Broiler Ransum adalah campuran berbagai bahan pakan yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama 24 jam. Ransum yang seimbang adalah ransum yang mengandung zat-zat yang cukup untuk kebutuhan hidup dan produksi ternak (Anggorodi, 1995). Penyusunan ransum ayam broiler didasarkan pada kandungan energi dan protein bahan pakan (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Ransum merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal, sehingga dalam penyusunan ransum harus memperhatikan hasil akhir dari penyusunan ransum tersebut. Ayam mengurangi konsumsinya apabila kandungan energi ransum tinggi dan menaikkan konsumsinya apabila kandungan energi ransum rendah (Amrullah, 2004). Nutrisi yang dikonsumsi berfungsi sebagai pemeliharaan kesehatan, diantaranya untuk menjaga integritas yang lebih baik dan jaringan tubuh, untuk meningkatkan produksi, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. dan untuk meningkatkan kemampuan menggantikan darah (Nova, 2008). 2.3. Kepadatan Kandang Kepadatan kandang adalah strategi yang digunakan untuk meningkatkan jumlah daging yang dihasilkan per satuan luas. Penggunaan kepadatan kandang harus mempertimbangkan dampak pada kesehatan unggas dan produktivitas. Setiap ayam harus tersedia ruang yang cukup untuk pencapaian optimum bobot

5 badan ( Skrbic et al., 2008). Populasi yang terlalu padat dapat menyebabkan produktivitas ternak menurun meliputi bobot badan, laju pertumbuhan, konsumsi ransum dan bobot karkas. Populasi yang terlalu padat dapat mengakibatkan ayam menderita cekaman (stress) sehingga menurunkan laju pertumbuhan dan efisiensi penggunaan ransum. Demikian juga sebaliknya populasi yang terlalu rendah efisiensi penggunaan kandang akan rendah (Suprijatna et al., 2005). Peningkatan kepadatan kandang berpengaruh terhadap bobot badan, konsumsi ransum serta konversi ransum yang lebih rendah (Skrbic et al., 2006). Kepadatan kandang untuk industri di Eropa maksimal 30 kg/m 2 (15 ekor/m 2 ), kepadatan kandang 45-50 kg/m 2 (22-25 ekor/m 2 ) di daerah Denmark dan Netherlands, kepadatan kandang 30-36 kg/m 2 (15-18 ekor/m 2 ) di daerah Switzerland dan Sweden. Peningkatan kepadatan kandang juga beresiko menurunkan konsumsi ransum dan meningkatkan terjadinya dermatitis, goresan, memar, dan cekaman panas (Estevez, 2007). Kepadatan kandang 20-30 kg/m 2 (10-15 ekor/m 2 ) suhu lantai mencapai 23 o C-22 o C, namun pada kepadatan lebih dari 40 kg/m 2 (20 ekor/m 2 ) Suhu lantai mencapai 31 o C. Hal ini menunjukkan bahwa ayam di kepadatan tertinggi mengalami cekaman stres (Reiter dan Bessei, 2000). Kepadatan kandang yang terlalu tinggi berpengaruh terhadap penurunan konsumsi ransum, efisiensi dan pertambahan bobot badan (Brites, 2002). Tingkat kepadatan kandang sangat penting karena berkaitan dengan kenyamanan ayam dan dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan efisiensi penggunaan kandang (Sohail et al., 2004). Populasi yang terlalu padat mengakibatkan ayam menderita cekaman (stress)

6 sehingga menurunkan laju pertumbuhan dan efisiensi penggunaan ransum, demikian juga sebaliknya populasi yang terlalu rendah menyebabkan efisiensi penggunaan kandang menjadi rendah (Suprijatna et al., 2005). 2.4. Antosianin dari Ubi Jalar Ungu Ubi jalar ungu sebagai sumber antosianin sangat bermanfaat bagi kesehatan, antosianin dapat menangkal radikal bebas, oksidasi dalam tubuh dan menghambat penggumpalan sel-sel darah, Kandungan antosianin pada ubi jalar ungu adalah 110,51 ml/100g (Suprapta, 2004). Ubi jalar ungu merupakan salah satu dari berbagai jenis ubi jalar yang kaya akan serat, mineral, vitamin dan antioksidan. Antioksidan yang terkandung di dalam ubi jalar ungu diantaranya adalah antosianin, asam fenolik, beta-karoten dan tokoferol (Bengtsona et al., 2008). Antosianin dari ubi jalar ungu biasanya digunakan sebagai jus, minuman beralkohol, selai, kembang gula, roti, makanan ringan dan mie. Antosianin juga dapat berfungsi sebagai pewarna alami karena stabilitas terhadap suhu yang tinggi (Montilla et al., 2011). Antosianin pada ubi jalar ungu terbentuk atas cyanidin atau peonidin yang di glikosilasi pertama dengan sophorose dan glukosa kemudian diasilasi oleh asam caffeic, asam ferulic dan asam benzoat (Suda et al., 2003). Penelitian yang dilakukan Ye et al. (2003) diperoleh hasil bahwa ubi jalar berdaging ungu mengandung antosianin dan beta-karoten dalam jumlah yang besar. Antosianin dan karotenoid memberikan warna daging ubi jalar yang khas yaitu kuning, oranye dan ungu yang mengandung krim dan bertindak sebagai antioksidan (Van

7 Jaarsveld et al., 2006). Bolivar dan Luis (2004) menyatakan bahwa antosianin dari ubi jalar ungu lebih stabil dibandingkan tanaman lain yang memiliki warna ungu sampai merah. Anthocyanidins, pelargonidin, cyanidin, delphinidin, peonidin, petunidin, malvidin, dan glikosidik merupakan bentuk dari antosianin yang bertindak sebagai antioksidan kuat (Kano et al., 2005). 2.5. Bobot Badan Akhir Bobot badan akhir diperoleh dari penimbangan bobot ternak yang dilakukan pada akhir pemeliharaan. Pencapaian bobot badan akhir salah satunya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan konsumsi ransum rendah sehingga bobot badan akhir normal tidak tercapai (Charles, 2002). Dawkins et al. (2004) menunjukkan bahwa kepadatan kandang 10 ekor/m 2, 12 ekor/m 2, dan 16 ekor/m 2 akan mengurangi rata-rata konsumsi ransum dan efisiensi ransum sehingga produksi karkas lebih rendah. Penelitian yang dilakukan Feddes et al. (2002) menunjukkan bahwa pemeliharaan ayam broiler dengan kepadatan yang berbeda yaitu 12 ekor/m 2, 15 ekor/m 2, 18 ekor/m 2 dan 23 ekor/m 2 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot badan akhir ayam broiler. Penelitian yang dilakukan Susanthi (2014) menunjukkan bahwa penambahan tepung ubi jalar ungu 8,21% (setara antosianin 40 ml/kg) dapat meningkatkan konsumsi ransum serta bobot karkas ayam broiler sampai 67,21 %. Pemberian tepung ubi jalar ungu lebih dari 8,21% (setara antosianin 40 ml/kg) berakibat penurunan performen ayam broiler.

8 2.6. Karkas Karkas ayam adalah bagian tubuh ayam yang disembelih kemudian dihilangkan darah, kaki bagian bawah mulai dari tarsus metatarsus ke bawah, kepala, leher, serta dibersihkan dari bulu dan organ dalam kecuali paru-paru, jantung dan ginjal. Karkas ayam broiler tersusun atas jaringan karkas yaitu jaringan otot (urat daging), jaringan tulang, jaringan lemak dan jaringan kulit (Yao et al., 2006). Pencapaian bobot karkas sangat berkaitan erat dengan bobot hidup dan pertambahan bobot badan, semakin besar bobot hidup dan pertambahan bobot badan maka bobot karkas akan semakin meningkat (Haroen, 2003). Bobot karkas dipengaruhi oleh bobot hidup yang dihasilkan, semakin tinggi bobot hidup maka bobot karkas akan semakin tinggi begitu sebaliknya (Nahashon et al., 2005). Perbedaan kepadatan kandang tidak berpengaruh terhadap kualitas karkas, rata-rata persentase karkas ayam broiler yang mendapat perlakuan kepadatan 12 ekor/m 2, 15 ekor/m 2, 18 ekor/m 2, dan 23 ekor/m 2 yaitu berturut-turut 78,8%, 77,1%, 73,7% dan 75,4% (Feddes et al., 2002). Karkas dan kualitas daging dipengaruhi oleh faktor biologis yaitu potensial genetik, jenis kelamin dan usia hewan (Škrbić et al., 2007). Tistiana dan Sjofjan (2011) menyatakan bahwa penambahan ubi jalar dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap bobot karkas ayam broiler yang dipelihara selama 35 Hari. Hasil penelitian Susanthi (2014) menunjukkan bahwa penambahan tepung ubi jalar ungu 8,21% (setara antosianin 40 ml/kg) dapat meningkatkan bobot karkas ayam broiler sampai 67,21 %.

9 2.7. Persentase Karkas Persentase karkas adalah gambaran dari laju pertumbuhan jaringan, daging dan tulang. Semakin tinggi pertumbuhan jaringan daging dan tulang yang yang merupakan komponen karkas semakin tinggi pula persentase karkas,. Persentase karkas ayam broiler umur 5 minggu berkisar antara 60,52-69,91% (Budiansyah et al., 2010). Persentase karkas ayam broiler strain lohmann yang dipelihara 49 hari adalah 66,60% untuk ayam jantan dan 65,80% untuk ayam betina (Farran et al., 2000). Variasi dari komposisi karkas ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perbedaan umur, jenis kelamin dan ransum (komposisi, bentuk dan pemberian). Kadar protein pada semua jaringan otot meningkat seiring dengan meningkatnya umur ayam, namun pada jaringan kulit menurun (Leeson, 2000). Secara umum faktor utama yang menentukan produksi karkas adalah ukuran, jenis kelamin, konformasi tubuh dan genetik ayam (Young et al., 2001). Kepadatan yang tinggi berpengaruh negatif terhadap performans, karkas dan welfare dari ayam broiler (Škrbić et al., 2008). Penelitian yang dilakukan Susanthi (2014) menunjukkan bahwa penambahan tepung ubi jalar ungu 8,21% (setara antosianin 40 mg/kg) dapat meningkatkan persentase karkas ayam broiler sampai 67,21 %. Pemberian tepung ubi jalar ungu lebih dari 8,21%, menunjukkan perfoman karkas menurun, hal itu disebabkan antosianin yang merupakan antioksidan berubah menjadi prooksidan yang merusak jaringan tubuh.

10 2.8. Lemak Abdominal Lemak abdominal adalah lemak trans dan kolesterol yang dapat merugikan kesehatan, sehingga semakin tinggi lemak abdominal, maka semakin rendah kualitas produk ayam broiler (Yuniza, 2002). Cekaman panas akan membuat ayam broiler kurang bergerak sehingga menghasilkan timbunan lemak abdominal karena ayam menggunakan energi lebih banyak sebagai usaha untuk tetap nyaman dengan cara panting (Salam et al., 2013). Pengukuran bobot lemak abdomen dilakukan dengan cara menimbang lemak yang didapat dari lemak yang berada pada sekeliling gizzard dan lapisan yang menempel antara otot abdominal serta usus dan selanjutnya ditimbang. Persentase lemak abdominal diperoleh dengan membandingkan bobot lemak abdomen dengan bobot hidup dikalikan 100 (Witantra, 2011). Antioksidan membentuk ikatan dengan salah satu ujung rantai HMG-CoA reduktase, ikatan ini umum ditemukan pada berbagai senyawa-senyawa penurun kolesterol low density lipoprotein dalam tubuh. Hal ini menyebabkan antosianin mampu menghambat mekanisme kerja HMG-CoA reduktase dari dalam membentuk mevalonat (Sargowo, 2005). Pemberian sirup ubi jalar ungu yang mengandung antosianin sekitar 0,1mg/hari pada mencit yang memiliki bobot badan 20g/ekor, dapat menekan peroksidasi lipid yang merupakan indikator tingkat kerusakan oksidatif sel/jaringan tubuh akibat radikal bebas (Jawi et al., 2008)