RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Pengantar Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN (KHUSUS ) Pekerjaan akan dilaksanakan pada lokasi / tanah yang telah disediakan sesuai dengan rencana yaitu :

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 20/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN KERJA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

Owner (Pemilik Proyek)

Pengantar Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

PROGRAM : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 U M U M

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R K S )

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 T E N T A N G

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

- 2 - Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN UTILITAS TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7. : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools ANTARA SKK MIGAS DENGAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Nomor : 03/BA/PAN-PGR/2013 Tanggal : 08 Maret 2013

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGENDALIAN KONTRAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 05 TAHUN 2001 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LALU LINTAS JALAN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

MEMUTUSKAN: IDENTITAS PEDAGANG KAKI LIMA.

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 74

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BAB III METODE PENELITIAN

SURAT PERINTAH KERJA ( SPK ) ( SPK Harga Satuan )

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PENGADAAN KALIUM KLORIDA (KCL) POWDER PT PUPUK KUJANG

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN,

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

Transkripsi:

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS Pekerjaan : Pengurasan Saluran Air Sekitar Gedung Utama dan Gedung SSE di T1 (MY) PT. Jakarta International Container Terminal (PT. JICT), Tanjung Priok. Pasal 1 : LOKASI PEKERJAAN Pekerjaan ini terletak di area sekitar Gedung Utama dan Gedung SSE Terminal 1 PT. JICT. Pasal 2 : URAIAN UMUM 1. Sebelum melaksanakan persiapan pekerjaan, kontraktor harus menghubungi Infrastructure Department untuk mendapatkan petunjuk dan dokumen terkait dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 2. Kontraktor atas biaya sendiri harus mendapatkan izin, sertifikat, dan persetujuan lainnya dari pemerintah dan pejabat terkait lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan harus menyerahkan semua salinan izin tersebut kepada Pengawas Sipil. 3. Kontraktor harus mengetahui dan menjalankan ketentuan-ketentuan mengenai Peraturan Perburuhan yang berlaku dan petunjuk dari Departement Tenaga kerja Indonesia. 4. Kontraktor dengan biaya sendiri harus mengasuransikan pekerjanya dan menyerahkan copy dokumen asuransi kepada Pemilik Proyek/Infrastructure Department dalam rapat mingguan pertama (kick off meeting) sebelum pekerjaan dimulai. 5. Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerja telah dijelaskan mengenai resiko dari pekerjaan menurut kontrak dan keamanan bekerja diperhatikan. 6. Kontraktor dengan biaya sendiri harus menyediakan/mengadakan baju dan perlengkapan kerja kepada pekerja di lapangan, seperti: rompi bergaris reflektor, helm dan sepatu safety, serta jaket pelampung bila pekerjaan dilakukan di sekitar dermaga atau kolam. 7. Semua bahan bangunan untuk pekerjaan permanen harus bermutu baik dan diajukan secara tertulis ke Pemilik Proyek/Infrastructure Department untuk mendapatkan izin/persetujuan dari pihak Pemilik Proyek/ C. 8. Kontraktor harus menyiapkan dan menggunakan peralatan dan material yang berkualitas baik yang penggunaannya telah disetujui Pengawas Sipil. 9. Semua hasil pekerjaan bongkaran ataupun galian material yang masih dapat dipergunakan / dibutuhkan untuk pekerjaan di PT. JICT mendatang oleh kontraktor harus disimpan dan menjadi milik PT. JICT Tanjung Priok. 10. Dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, kontraktor harus berkoordinasi dengan pengawas Pekerjaan Sipil untuk kelancaran pekerjaan. 11. Kegiatan pekerjaan di lapangan tidak boleh mengganggu kegiatan operasional di sekitar lokasi pekerjaan. hal 1

Pasal 3 : LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembersihan saluran dari lumpur yang menyumbat/menghambat aliran air pada saluran air sekitar Gedung Utama dan Gedung SSE. Pasal 4 : JENIS PEKERJAAN 1. Pelaporan dan dokumentasi pekerjaan 2. Pekerjaan pagar pengaman pekerjaan 3. Pekerjaan pengurasan lumpur dan pembuangan 4. Lain-lain Pasal 5 : SPESIFIKASI PEKERJAAN 1. Pelaporan dan dokumentasi pekerjaan a). Laporan : Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus menyampaikan rencana kegiatan pekerjaan harian dan metode kerja pelaksanaan di lapangan ke pengawas pekerjaan sipil. Dalam satu minggu sebelum memulai pekerjaan di lokasi proyek, kontraktor harus menyampaikan laporan resmi mengenai pekerja sesuai jabatannya, jumlah orang yang dipekerjakan, pekerjaan yang dilakukan dan termasuk pekerja dari sub kontraktor. Bila diminta kontraktor juga harus menyampaikan laporan-laporan lain kepada Infrastructure Department berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor yang mungkin diperlukan Infrastructure Department. Kontraktor harus menyediakan waktu untuk rapat lapangan dengan Infrastructure Department sekurang-kurangnya satu kali setiap minggu selama masa kontrak, yang mungkin dihadiri pemilik proyek, sub kontraktor, dan kontraktor lain atau pejabat yang terkait dengan proyek yang mungkin dianggap perlu oleh Infrastructure Department. Maksud rapat tersebut adalah untuk membantu tercapainya kerjasama antara semua pihak yang terlibat di dalam proyek disamping melakukan pengecekan kemajuan pekerjaan, mengidentifikasikan hal-hal yang memang memerlukan tindakan dan menyediakan kesempatan untuk diskusi umum mengenai pekerjaan. Kontraktor harus membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk rencana pelaksanaan pekerjaan dan agar kemajuan pekerjaan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi ketepatan waktunya. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari Infrastructure Department /Pengawas Sipil dengan detail, yang memeperlihatkan urutan kegiatan yang direncanakan dalam melaksanakan pekerjaan. Secara berkala kontraktor harus memperbaharui jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual sampai hari terakhir bulan yang bersangkutan. Laporan jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana ditunjukan bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan kedalam jadwal pelaksanaan keseluruhan. Laporan prestasi volume pekerjaan sebagai berikut: o Volume pekerjaan kumulatif sampai dengan minggu atau bulan sebelumnya. o Volume pekerjaan pada minggu atau bulan bersangkutan. hal 2

o Total volume kumulatif sampai dengan minggu atau bulan bersangkutan. b). Foto & dokumentasi : Kontraktor harus menyampaikan foto berwarna dokumentasi proyek masing-masing dua salinan. Dokumentasi ini adalah untuk pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan sampai selesai seperti yang diarahkan oleh Infrastructure Department/Pengawas Sipil. Dokumentasi harus dikerjakan secara terus menerus dari permulaan sampai akhir proyek dan harus dapat memvisualisasikan pelaksanaan pekerjaan dengan jelas. Dokumentasi ini harus diserahkan kepada Infrastructure Department/Pengawas Sipil pada setiap akhir bulan. Klise atau file foto dan dokumen proyek menjadi milik pemilik proyek. Foto atau salinan foto tidak boleh diberikan kepada pihak ketiga tanpa izin dari pemilik proyek. 2. Pekerjaan pagar pengaman pekerjaan a). Areal pekerjaan harus diberi pagar pengaman sementara dengan ketinggian minimum 1m dan harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan pada saat pekerjaan selesai. b). Selama pekerjaan berlangsung, area pekerjaan harus selalu tertutup dan dibatasi oleh pagar pengaman. c). Pagar menggunakan papan penyangga kaki dan harus kokoh. d). Pagar memanjang berselingan terbuka dan tertutup namun pada dasarnya meliputi seluruh area pekerjaan yang dikerjakan. e). Pagar pengaman dicat sesuai petunjuk Infrastructure Department/Pengawas Sipil. f). Pagar pengaman dan rambu harus nampak/terlihat oleh pengguna kendaraan di malam hari. g). Pagar pengaman harus dilengkapi dengan lampu penerangan pada malam hari seperti rotary lamp dan/atau lampu selang/balok sesuai petunjuk Infrastructure Department/Pengawas Sipil. h). Kontraktor harus bertanggung jawab dan memperbaiki dengan biaya sendiri setiap kerusakan dari pekerjaan akibat perusakan atau orang yang mengendarai kendaraan di lokasi proyek. i). Kontraktor harus menggunakan cara-cara yang memadai untuk menjamin keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan, material pekerjaan dan pekerjanya. j). Kontraktor berkewajiban mengikuti petunjuk perwakilan Pengawas Sipil dalam pengamanan pekerjaan ini bila diminta. k). Kontraktor harus membuat marka jalan dan rambu sementara sesuai kondisi di lapangan atau sesuai petunjuk Infrastructure Department/Pengawas Sipil. l). Penulisan atau pembuatan rambu atau marka sementara harus sesuai dengan standar lokal (standar Bina Marga). 3. Pekerjaan pengurasan lumpur dan pembuangan a). Sebelum pengurasan lumpur dimulai, tempat lumpur (karung) harus telah tersedia. b). Karung untuk tempat lumpur harus bebas dari bolong, sehingga lumpur tidak berjatuhan/tercecer ke jalan atau lokasi lainnya. c). Pada saat pengurasan dilakukan, baik di sekitar lapangan parkir truck maupun halaman gedung, lumpur diangkat dari saluran tersebut langsung dimasukkan dalam karung agar tidak tercecer di sekitar lokasi pengurasan. d). Pengurasan saluran harus dibersihkan dari segala macam kotoran (sampah, tanah, lumpur, batu-batuan, dan lain sebagainya). e). Saluran harus bersih dari segala macam kotoran, indikator tersebut dapat dilihat antara lain dari mengalirnya air tersebut. f). Segala macam kotoran yang menghambat aliran air yang berada di dalam pipa (saluran tertutup) harus dibersihkan juga dengan cara digosok- hal 3

gosok/didorong dengan bambu atau alat lainnya sehingga aliran air kembali mengalir. g). Semua jenis kotoran harus diangkat dari saluran air. h). Setiap selesai pekerjaan, lokasi harus segera dirapikan dan dibersihkan dari segala kotoran dan sampah dan Lumpur yang telah diangkat dari saluran yang telah dimasukkan kedalam karung agar diangkut dengan mobilisasi dan dibuang ke luar lokasi JICT. i). Apabila terjadi kerusakan dasar saluran atau tepi saluran yang diakibatkan oleh pekerjaan pengurasan lumpur oleh kontraktor maka perbaikannya menjadi tanggung jawab kontraktor. j). Pembukaan tutup saluran dapat menggunakan alat bantu tanpa merusak tutup tersebut dan menjadi tanggung jawab kontraktor apabila terjadi kerusakan pada tutup saluran tersebut. k). Seluruh tutup saluran harus ditutup kembali seperti semula setelah selesai pekerjaan pengurasan. l). Untuk saluran yang menggunakan tutup besi/grill, kontaktor wajib melakukan pengelasan menerus ulang agar tutup saluran tidak mudah dibuka. m). Hasil pengurasan lumpur harus didokumentasikan (foto) dan diberitahukan kepada pengawas sipil sebelum dibuang ke luar area JICT. 4. Lain-lain a). Tidak diperkenankan adanya tumpukan material / ex.material di lokasi lalu lintas kendaraan operasional terminal dalam jangka waktu yang lama. Jadwal pembuangan puing minimum 1 kali dalam seminggu hari kalender. b). Kontraktor wajib membersihkan sisa-sisa pekerjaan seperti sampah, kotoran, debu, dan lain-lain atas biaya sendiri. c). Apabila terjadi perbedaan antara RKS dengan gambar maka akan diambil kesepakatan antara peserta tender dengan Direksi/perwakilan engineer dan akan dituangkan dalam Berita Acara. Pasal 6 : KESELAMATAN KERJA 1. Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya di lapangan, serta wajib mengasuransikan keselamatan kerja bagi seluruh pekerja. 2. Kontraktor wajib menggunakan helmet, rompi reflektor, safety shoes, dan perlengkapan safety lainnya. 3. Kontraktor wajib mematuhi rambu-rambu peringatan dan marka jalan. 4. Kontraktor wajib mematuhi batas kecepatan berkendaraan di dalam terminal. 5. Kontraktor wajib memberi prioritas kepada lalu lintas alat-alat berat. 6. Kontraktor wajib mematuhi peraturan dan ketentuan bagi kegiatan khusus di dalam terminal. 7. Daerah lokasi pekerjaan yang tidak termasuk dalam scope pekerjaan dan telah diserahkan kepada kontraktor agar dipelihara dan dikembalikan ke dalam kondisi asalnya sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pemilik Proyek/Engineering Department. 8. Setiap selesai pekerjaan, lokasi harus segera dirapihkan dan dibersihkan dari segala kotoran dan sampah. Pasal 7 : LAIN LAIN 1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di areal lokasi pekerjaan ataupun di sekitar lokasi pekerjaan. 2. Kontraktor harus melindungi semua pekerjaan terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Pengawas Sipil. 3. Apabila terjadi perbedaan antara RKS dengan gambar maka akan diambil kesepakatan antara peserta tender dengan Pemilik Proyek/Infrastructure Department dan akan dituangkan dalam Berita Acara. hal 4

4. Kontraktor dengan biaya sendiri harus segera memperbaiki semua kerusakan yang disebabkan oleh kontraktor atau sub kontraktornya atau pelaksananya terhadap fasilitas dan peralatan yang ada di lapangan, yang bukan milik kontraktor. 5. Jenis pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS dan gambar rencana tetapi erat kaitannya dengan pekerjaan ini, maka kontraktor wajib menginformasikan dan berkoordinasi dengan Pengawas Sipil serta jika diperlukan wajib melaksanakan pekerjaan tersebut. 6. Selesai pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib menyerahkan laporan akhir hasil kegiatan proyek. 7. Masa pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas adalah selama 30 (tiga puluh) hari almanak terhitung sejak dikeluarkannya Kontrak Kerja atau Surat Perintah Kerja (SPK). 8. Masa pemeliharaan pekerjaan tersebut di atas berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari almanak terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama (BA-1). Jakarta, Juli 2015 CIVIL MANAGER ttd Ir. HERU AGUSTONO hal 5