PANDUAN ADVOKASI DAN LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH:KONSEP PELAKSANAAN, PERENCANAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH B2-2

Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

ADVOKASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM MBS B2-4

PETUNJUK TEKNIS Implementasi Manajemen Sekolah, PAKEM, dan Peran Serta Masyarakat Melalui Gugus Sekolah

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

CONTOH SUKSES PELAKSANAAN MBS B2-3

Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

- 1 - BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 104 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LANDASAN IMPLEMENTASI MBS

MONITORING DAN EVALUASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

MAISYAROH UNIVERSITAS NEGERI MALANG 30 NOVEMBER 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Fiel Trip Coaching PRAKTEK KERJA PENDAMPINGAN Service Standard Sektor Prioritas Pendidikan

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

SURAT EDARAN Nomor : 110/C/KU/ /C/KU/2008

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2010 TANGGAL 1 FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN BAB I

- 2 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: Tugas Panitia sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu, adalah: a. Merencanakan dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan ujian sekolah/madrasah di

BAB III RENCANA STRATEGIS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

2013, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

KERANGKA ACUAN ADVOKASI PELAKSANAAN STRATEGI PUG KEPADA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PANDUAN PEMBINAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

Pelaksanaan, Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Pemutakhiran RKS/M/RKT/RKAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PANDUAN NASIONAL MBS-SD

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PANDUAN NASIONAL MBS-SD

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR : 051/U/2002 TENTANG PENERIMAAN SISWA PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 21 TAHUN 2002 T E N T A N G

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 860 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANTUL

di Hotel Mutiara Malioboro Yogyakarta, Mei 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Juni 2016 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP

SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 265 /KEP/ /2013

PEDOMAN PENGEMBANGAN PROGRAM KEMITRAAN TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MODUL 2 PERCEPATAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/166/KEP/ /2017 TENTANG

LAPORAN PENYELENGGARAAN Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PENGANTAR. Jakarta, 20 Oktober Michael Calvano, Ph.D. Chief of Party, DBE 2

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

Transkripsi:

PANDUAN ADVOKASI DAN LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS B1 FA Book 1.indd 1 10/26/10 1:48:31 PM

2 PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS FA Book 1.indd 2 10/26/10 1:48:31 PM

B1 Penulis Drs. Trias Subarkah Drs. Abdul Mukti, MEd Dra. Kartini Saade, MPd Bambang Irianto Jiyono Nara Sumber Drs. Mudjito Ak, MSi. Dr. Utju Sumarsana Drs. Didik Prangbakat Editor Drs. Sukiono, MM Drs. Palogo Balianto, MPd FA Book 1.indd 3 10/26/10 1:48:31 PM

B1 Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona (UUSPN), Pasal 51, Ayat (1) menyatakan bahwa Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah. Lebih lanjut hal tersebut dijabarkan kedalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendididikan yang pada pasal 49 ayat (1) menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, keterbukaan dan akuntabilitas. Hal lebih khusus yang terkait dengan manajemen sekolah digariskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Pasal 1 ayat (1) peraturan menteri ini menetapkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional berdasarkan standard pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah. Sejalan dengan itu, salah satu tujuan jangka menengah pembangunan pendidikan nasional yang tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) DEPDIKNAS 2005-2009 adalah meningkatnya efektifitas dan efesiensi manajemen pelayanan pendidikan melalui peningkatan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan, serta efektifitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pendidikan termasuk otonomi keilmuan. RENSTRA Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, Kementrian Pendidikan Nasional (KEMDIKNAS) 2010-2014 yang menargetkan 90% SD sudah akan melaksanakan MBS dengan baik pada akhir tahun 2014. Program Creating Learning Communities for Children (CLCC) yang mendukung program manajemen berbasis sekolah dan karenanya dikenal sebagai Program MBS, adalah program kerjasama Kementrian Pendidikan Nasional dalam hal ini (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah yang secara operasional dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar) dengan UNESCO dan UNICEF. Program ini telah dirintis sejak pertengahan tahun 1999, dan menggarap tiga aspek yaitu (1) Manajemen Sekolah, (2) Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), dan (3) Peran Serta Masyarakat. Panduan Advokasi dan Lokakarya Penyusunan Rencana Kegiatan, Anggaran dan Supervisi dan Monitoring program MBS ini merupakan hasil kegiatan Program MBS/ CLCC Fase 2. Panduan ini berisi materi untuk melakukan advokasi program MBS dan lokakarya perencanaan kegiatan, penggarapan, supervise dan monitoring program. Panduan advokasi dan lokakarya ini diharapkan dapat digunakan bagi para pemangku kepentingan program MBS khususnya di tingkat kabupaten/ kota, untuk membantu mereka dalam penyebarluasan program serta pengembangan kapasitas dalam perencanaan, pelaksanaan, supervise dan monitoring. Kami menyampaikan penghargaan kepada semua mitra kerja, Tim CLCC/ MBS, lembaga Internasional, dan lembaga donor yang telah membantu dalam menembangkan Panduan Advokasi dan Lokakarya ini. Semoga panduan ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan dan perluasan program MBS seperti yang ditargetkan dalam RENSTRA KEMDIKNAS 2010-2014 dan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2010. Jakarta, Februari 2010 Direktur Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Drs. Mudjito AK, Msi NIP 19560415.1982.031.002 4 PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS FA Book 1.indd 4 10/26/10 1:48:32 PM

DAFTAR ISI B1 Kata Pengantar 04 A. Latar belakang 06 B. Tujuan Advokasi 06 C. Hasil yang Diharapkan 07 D. Kegiatan dan Sasaran Advokasi 07 E. Nara Sumber 08 F. Substansi 09 G. Media Advokasi dan lokakarya 10 FA Book 1.indd 5 10/26/10 1:48:32 PM

B1 Suasana dan lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih membuat anak bersemangat mengikuti pelajaran di sekolah. A. Latar BELAKANG Program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai dirintis pada tahun 1999 di 79 Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) di 7 kabupaten/kota di 4 provinsi. Program ini terus dikembangkan hingga pada tahun 2009 telah mencapai hampir 7.000 SD/MI di 78 kabupaten/kota di 15 provinsi. Capaian sebanyak 7.000 SD/MI ini merupakan capaian program kerjasama antara Direktorat Pembinaan TK dan SD dengan UNICEF dan UNESCO pada daerah binaan khusus. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004-2009 menargetkan bahwa pada akhir tahun 2009, 40% dari 170 ribu SD/MI di Indonesia harus telah melaksanakan program MBS dengan baik. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga seperti Direktorat Jenderal Manajemen Dikdasmen, khususnya Direktorat Pembinaan TK & SD, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota dengan sumber dana APBN dan APBD, serta lembaga internasional dan donor seperti UNICEF, UNESCO, dan lembaga lainnya, hingga tahun 2009 program MBS telah dilaksanakan pada hampir 50% SD/MI dari sekitar 170.000 SD/MI yang ada di Indonesia. Capaian target rencana strategis tersebut belum optimal karena kualitas pelaksanaan MBS pada banyak SD/MI masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya belum adanya pemahaman tentang pentingnya MBS, dan belum dipahami dan diketahuinya bahwa program MBS telah dipandu sejumlah peraturan perundangan. Sehubungan dengan hal tersebut, advokasi kepada pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk tujuan keberlanjutan dan replikasi program MBS di lokasi lain. Untuk meningkatkan efektifitas, advokasi perlu ditindak lanjuti dengan lokakarya pendalaman teknis perencanaan dan penganggaran program MBS. Panduan advokasi dan lokakarya ini disusun untuk digunakan sebagai acuan pelaksanaan dan nara sumber kegiatan advokasi dan lokakarya. Panduan ini dilengkapi dengan sejumlah materi advokasi dan lokakarya dalam bentuk booklet, leaflet, dan CD ROM. B. TujuaN ADVOKASI 1. 2. 3. Menyediakan informasi kepada pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota tentang pentingnya MBS, substansi program MBS, perencanaan kegiatan MBS, penganggaran MBS, perencanaan supervisi dan monitoring MBS. Menjaring kesanggupan pemangku kepentingan untuk mereplikasi dan atau meneruskan program MBS di daerahnya dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang dimiliki. Meningkatkan kemampuan aparat daerah dalam perencanaan kegiatan MBS, penganggaran MBS, serta perencanaan supervisi dan monitoring pelaksanaan MBS. 6 PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS FA Book 1.indd 6 10/26/10 1:48:32 PM

C. Hasil yang DIHARAPKAN B1 1. Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya program MBS sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar. 2. Meningkatnya pemahaman tentang substansi program MBS. 3. Terwujudnya kesanggupan pemangku kepentingan pendidikan dalam mereplikasi atau melanjutkan implementasi program MBS di daerahnya. 4. Meningkatnya aparat daerah yang memiliki kompetensi dalam menyusun rencana kegiatan replikasi atau lanjutan program MBS di daerahnya. 5. Meningkatnya aparat daerah yang memiliki kompetensi dalam menyusun rencana anggaran yang diperlukan berdasarkan rencana kegiatan. 6. Meningkatnya aparat daerah yang memiliki kompetensi dalam menyusun rencana supervisi dan monitoring program MBS. Suasana pembelajaran dengan metode PAKEM di dalam maupun di luar kelas. D. Kegiatan dan SASARAN 1. Kegiatan Kegiatan advokasi dapat dilakukan selama 3 hari. Kegiatan tersebut dapat diatur dengan jadwal sebagai berikut: a. Hari pertama Advokasi Laporan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sambutan Bupati/Walikota Advokasi Pernyataan kesanggupan Bupati/Walikota Konsferensi Pers oleh Bupati/Walikota Lokakarya Presentasi Penyusunan Rencana Kegiatan & Anggaran Presentasi Kerangka Kerja Supervisi dan Monitoring PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS FA Book 1.indd 7 7 10/26/10 1:48:34 PM

B1b. Hari kedua Lokakarya: simulasi penyusunan rencana Kegiatan MBS Anggaran MBS Supervisi dan monitoring c. Hari ketiga Lanjutan kegiatan hari kedua Daerah dapat mengembangkan pelaksanaannya disesuaikan situasi dan kondisi dan kemampuan sumber daya yang ada. 2. Sasaran Sasaran Hari I Hari I Pagi Siang Hari II Hari III 1. Gubernur/Bupati/Walikota 2. Ketua Penggerak PKK 3. DPRD - Komisi yang menangani pendidikan 4. Dinas pendidikan - Kepala Dinas - Kabid yang menangani pendidikan - Kasi yang menangani sekolah dasar - Kasubag yang menangani perencanaan - Kepala UPTD - Pengawas sekolah dasar - Perwakilan Kepala SD 5. BAPPEDA - Kepala BAPPEDA - Tim Anggaran Pemerintah Daerah - Kabid yang menangani pendidikan - Kasubid yang menangani pendidikan dasar 6. Dewan Pendidikan 7. Forum Komite Sekolah 8. Media Massa 9. Depag 10. LSM 11. Universitas 8 PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS FA Book 1.indd 8 10/26/10 1:48:34 PM

E. NarA SUMBER B1 1. Komponen Nara Sumber a. Tim Teknis MBS Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota: Unsur birokrat Perguruan Tinggi Unsur widyaiswara Unsur pengawas Unsur Kepala Sekolah, atau Unsur guru b. Lembaga donor: UNICEF UNESCO Lembaga donor lain 2. Kriteria Tim Advokator: a. Birokrat dengan posisi minimal eselon III b. Anggota Tim Pengembang MBS c. Memiliki keterampilan mempengaruhi sasaran advokasi. 3. Kriteria fasilitator lokakarya: a. Memahami program MBS b. Menguasai substansi lokakarya (perencanaan, penganggaran, dan supervisi dan monitoring MBS) F. SUBSTANSI 1. Advokasi a. Mengapa Manajemen Berbasis Sekolah penting? Landasan filosofis, teori, dan hukum. b. Kondisi di lapangan dan kesenjangan yang ada Apa isi program Manajemen Berbasis Sekolah? Pilar Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pilar Peran Serta Masyarakat Pilar Manajemen Sekolah c. Sejauh mana keberhasilan penerapan ( best practices) MBS? Nasional Lokal PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS 9 FA Book 1.indd 9 10/26/10 1:48:34 PM

B1d. e. f. g. Bagaimana menyusun perencanaan program MBS? Bagaimana menyusun penganggaran program MBS? Apa peran pemangku kepentingan? Apa kesanggupan para pemangku kepentingan? 2. Lokakarya perencanaan kegiatan dan anggaran MBS 3. Lokakarya supervisi dan monitoring G. Media Advokasi dan LOKAKARYA Media No Substansi CD - Booklet Leaflet Video 1. Umum 1 Panduan Advokasi dan Lokakarya B1 - - 2. Advokasi 1 Mengapa Manajemen Berbasis Sekolah penting? B2-1 L2-1 - 2 Apa isi program Manajemen Berbasis Sekolah? B2-2 L2-2 - 3 Adakah bukti keberhasilan MBS (best practices)? B2-3 L2-3 V2-3 4 Bagaimana menyusun perencanaan penganggaran program MBS? B2-4 L2-4 - 5 Monitoring dan supervisi program MBS? B2-5 L2-5 - 6 Apa peran pemangku kepentingan? B2-6 - 7 Apa kesanggupan para pemangku kepentingan? - L2-7 - 3. Lokakarya 1 Perencanaan kegiatan dan anggaran MBS B3 - - 2 Monitoring, evaluasi, dan supervisi B4 - - 10 PANDUAN ADVOKASI dan LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN, ANGGARAN, SUPERVISI DAN MONITORING PROGRAM MBS FA Book 1.indd 10 10/26/10 1:48:35 PM