BAB I PENDAHULUAN. berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di pasar modal Indonesia dikenal jenis sektor perusahaan pembiayaan.

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 laju investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyaknya industri-industri baru yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik, prospek usaha yang selalu berkembang, dan dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang adalah untuk memaksimal nilai perusahaan dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam bentuk kredit. Artinya, bank memiliki fungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam. menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Du Pont System pada 3

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada aktivitas pasar modal investasi saham merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya karena perusahaan merupakan organisasi profit oriented

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan. Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen terutama kebutuhan mengenai fashion, baik di bidang

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tidak mampu bertahan. Untuk tetap bertahan dalam kompetisi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulannya

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Kebutuhan dana perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. stabil di pasar negara berkembang, mendorong IMF (International Monetary

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .(Sumber: Theresia 2010)

BAB I PENDAHULUAN. tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak investor kemudian digunakan pihak emiten untuk pengembangan usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pun mereka menganggap Bank merupakan nyawa untuk. menggerakkan perekonomian negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan harga properti dunia pada tahun 2012 mengalami penurunan, akibat adanya kondisi krisis hutang Eropa, salah satunya merupakan kenaikan harga rumah di dunia mengalami penurunan sebesar 0,9%. Hal tersebut berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber: mediakontraktor.com, Holt, Jumat 8 Februari 2013 23:13 WIB) Pertumbuhan properti Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 20%, yang diakibatkan permintaan masyarakat dan pengusaha asing yang membutuhkan tempat tinggal kelas menengah hingga kelas atas. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan properti Indonesia adalah sektor Industri. (sumber: kompas.com, Teguh Satria, Jumat 8 Februari 2013 23:28 WIB) Pertumbuhan Industri dalam pasar properti selama tahun 2012 meningkat oleh investor yang bertahan dengan nilai yang tinggi, dan tingkat suku bunga yang rendah. Pertumbuhan permintaan yang terjadi di semua sektor properti mengalami kenaikan yang bervariasi, baik penjualan, sewa properti, dan lain-lain. (Sumber: tempo.com, Lauchlan, Jumat, 8 Februari 2013 23:42 WIB) Badan Pusat Statistika menyatakan laju dan sumber pertumbuhan yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Semester I- 2012. Kenaikan ini mencapai 3,1% dibanding triwulan II-2011.

2 10 8 6 4 2 0 4 2.9 0.5 0.2 5.5 5.6 1.4 0 7.2 0.5 8.6 1.6 laju pertumbuhan sumber pertumbuhan Sumber: Berita Resmi Statistik No. 54/08/Th. XV, 6 Agustus 2012 GAMBAR 1.1 LAJU DAN SUMBER PERTUMBUHAN PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 SEMESTER I 2012 Gambar 1.1 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perdagangan mencapai 8,6% ini dikategorikan nilai tertinggi dibanding dengan sektor lainnya, diikuti oleh konstruksi 7,2%, diikuti Listrik, Gas, dan Air 5,6%, industri 5,5%, perikanan 4,0% dan pertambangan 2,9%. Perhitungan atas dasar laju pertumbuhan urutan tiga terbesarnya adalah sektor perdagangan, sektor konstruksi, dan sektor LGA. Industri Konstruksi sebagai salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Kondisi Industri Konstruksi Indonesia mengalami peningkatan hingga mencapai 30%. Kenaikan tersebut ditinjau dari saham-saham berkapitalisasi besar, laba bersih yang terus meningkat, investasi yang diberikan kondusif, menaiknya permintaan property, dan memberikan minat investor yang menarik dalam merealisasikan proyek-proyek konstruksi di Indonesia, diantaranya PT.Adhi Karya, PT.Wijaya Karya, PT.Pembangunan Perumahan (PT.PP), dan PT.Waskita. (Sumber: Bisnis Indonesia)

3 IDR 400,000,000,000 IDR 350,000,000,000 IDR 300,000,000,000 IDR 250,000,000,000 IDR 200,000,000,000 IDR 150,000,000,000 IDR 100,000,000,000 IDR 50,000,000,000 IDR - LABA BERSIH TAHUN 2011 PT.PP PT.WASKITA KARYA PT.ADHI KARYA PT.WIJAYA KARYA Sumber: Indonesia Stock Exchange tahun 2011 GAMBAR 1.2 LABA BERSIH INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA Gambar 1.2 menunjukkan bahwa berdasarkan laba bersih yang diperoleh pada tahun 2011, PT. PP menempati posisi pertama, disusul oleh PT.Wijaya Karya, diikuti oleh PT.Adhi Karya dan PT.Waskita Karya. Berdasarkan pada Gambar 1.2 salah satu perusahaan besar di Indonesia yaitu PT.PP yang merupakan Perseroan serta tetap melakukan strategi yang berfokus kepada perolehan-perolehan Proyek Pemerintah dan BUMN (80%) dengan kategori Kelas Besar. (Sumber: Annual Report PT.PP periode 2006-2011) Kondisi PT.PP berada di urutan kedua, hal ini mengalami peningkatan laba bersih kuartal III-2011 sebesar Rp.60,95 miliar atau meningkat hingga 30,58%. Hal ini dihasilkan dari peningkatan pendapatan serta program inovasi dan efisiensi yang dilaksanakan secara berkelanjutan. Perkembangan Industri Konstruksi dari tahun ke tahun mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat, hingga saat ini perusahaan konstruksi yang terdapat di Indonesia dan memiliki nilai yang lebih unggul.

4 PT.PP merupakan perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia, mengalami pertumbuhan 28,34% terhadap laba bersih tahun 2011, hasil pencapaian laba bersih tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 20% dibanding tahun sebelumnya. Rencana ini dibuat sejalan dengan strategi pertumbuhan perusahaan yang dilihat dari 4 pilar bisnis, yaitu Konstruksi, Property, EPC dan Investasi. (Sumber: antaranews.com, Adityawarman, Kamis, 5 Januari 2012 09:27 WIB) Sumber: Laporan Tahunan PT.PP tahun 2006-2011 (data diolah) GAMBAR 1.3 LABA BERSIH PT.PP Gambar 1.3 menunjukkan bahwa laba bersih PT.PP mengalami kenaikan, terlihat dari tahun 2008 menuju 2009 sebesar 3,1%. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya kemampuan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi serta efisiensi dan inovasi yang terus menerus dilakukan. Sedangkan pada tahun 2009 menuju 2011 kenaikan laba bersih meningkat hingga 45.61% dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan meningkatnya perolehan kontrak baru, dan pendapatan selama tahun 2010.

5 Perusahaan konstruksi PT.PP (Persero) Tbk, berhasil membukukan laba bersih sebesar 44,99 miliar, tumbuh sebesar 78,4% dari tahun lalu sebesar Rp25,22 miliar. Pertumbuhan laba bersih perseroan didukung oleh pendapatan perusahaan yang naik 23,73% menjadi Rp1,67 triliun. Aset perseroan naik tipis menjadi Rp5,64 triliun dari Rp5,44 triliun pada tahun buku 2010. (Sumber vibiznews.com, Rabu, 03 Agustus 2011 11.21 WIB) Pencapaian ini, merupakan bukti dari inovasi yang terus menerus dari para pekerja PT. PP yang selalu berupaya mengerjakan proyek dengan kualitas tinggi secara efektif dan efisien sehingga menguntungkan selama menjadi pelaksana dan pemilik proyek. Kinerja perusahaan konstruksi ini dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Tujuan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui keadaan serta perkembangan financial perusahaan dengan hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Menurut Sofyan S Harahap (2008:304), Salah satu kinerja yang diukur melalui laporan keuangan adalah. profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber ya ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

6 Profitabilitas dapat dijadikan suatu gambaran bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan keuntungan. Nilai profitabilitas yang tinggi tentu menggambarkan semakin baik perusahaan tersebut dari segi pengeloaan aset dan tingkat kesehatannyapun semakin baik. Sebaliknya, nilai profitabilitas yang rendah mengindikasikan manajemen perusahaan tersebut belum efektif dan efesien dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan dan tingkat kesehatannyapun kurang baik. Tingkat profitabilitas yang menunjukkan kaitannya dengan investasi, yaitu dengan menggunakan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Dalam menggunakan profitabilitas ini perlu ditelaahh mengenai menyangkut tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan laba atau rugi operasional usahanya dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Rasio ini akan dibandingkan dengan angka rata-rata perusahaan konstruksi dan membantu untuk mengidentifikasikan kelemahan serta kekuatan keuangan perusahaan dan dapat menjelaskan perbandingan data keuangan perusahaan untuk meneliti arah pergerakannya, atau perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan yang lain. 5 4 3 2 ROA PT. PP (Persero) 1 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: Laporan Tahunan PT.PP tahun 2006-2011 (data diolah) GAMBAR 1.4

7 ROA PT.PP Tahun 2006-2011 (diolah kembali) Gambar 1.4 dapat dilihat dari tahun ke tahun PT.PP mengalami peningkatan pada tahun 2006-2007, dan pada tahun 3 tahun terakhir dari periode 2008-2011 mengalami penurunan dari 4,29% sampai 3,75%. Penyebab dari menurunnya ROA terdapat pada kegiatan operasi perusahaan yang kurangnya mengontrol segala jenis aktifitas yang dilakukan perusahaan, pembelian keseluruhan harta kekayaan yang tidak produktif. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan ruang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas. 8000000 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: Laporan Tahunan PT.PP tahun 2006-2011 (data diolah) GAMBAR 1.5 TOTAL ASET PT.PP Berdasarkam Gambar 1.5 pada tahun 2006 sampai 2011 total aset mengalami peningkatan secara signifikan. Pada tahun 2008 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 72,61% atau 4,47 Triliun, sedangkan pada tahun 2009 sampai tahun 2011 nilai total aset mencapai 6,93 Triliun. Aset yang dibeli oleh PT.Pembangunan Perumahan terdapat pada aset lancar, aset tidak lancar, dan nilai investasi pada perusahaan asosiasi.

8 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Aset Lancar Aset Tidak Lancar Nilai Investasi Sumber: Laporan Tahunan PT.PP tahun 2009 (data diolah) GAMBAR 1.6 ASET LANCAR, ASET TIDAK LANCAR, NILAI INVESTASI PT.PP (DALAM RIBUAN) Gambar 1.6 terdapat nilai aset lancar dari tahun 2006 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan nilai aset tidak lancar pada PT.Pembangunan Perumahan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 sampai tahun 2008 nilai aset tidak lancar mengalami penurunan mencapai 131,5 Miliar, sedangkan pada tahun 2008 sampai tahun 2009 meningkat mencapai 190,6 Miliar, dan pada tahun 2009 sampai tahun 2011 nilai aset tidak lancar menurun mencapai 182,5 Miliar. Kondisi nilai investasi pada tahun 2006 sampai 2011 mengalami peningkatan yang mencapai sebesar 113,8 Miliar. Berdasarkan analisis total aset, dapat diketahui hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kegagalan suatu perusahaan di bidang konstruksi. Dengan diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan terjadi sekecil apapun pihak manajemen keuangan dapat melakukan antisipasi

9 dengan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dapat mengatasinya. Setiap perusahaan mempunyai harta untuk mendukung kegiatan usahanya. Dalam kegiatan usaha konstruksi, posisi keuangan perusahaaan akan terus berubah sesuai dengan operasional perusahaan, begitu pula dengan aktiva yang digunakan. Pada dasarnya jumlah dan nilainya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan nilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, namun demikian tidak menutup kemungkinan jumlah dan nilainya berkurang disebabkan oleh aktivitas perusahaan yang kurang baik, itu semua merupakan total aktiva. Perusahaan melakukan investasi dalam total aktiva baik aktiva lancar, maupun aktiva tidak lancar dengan harapan akan mendapatkan pengembalian yang lebih besar dibandingkan sebelum investasi. Investasi dalam total aktiva dapat ditujukan untuk mengembangkan jasa perusahaan yang harus sesuai dengan kebutuhan konsumen. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:304) bahwa, Semakin cepat aktiva berputar maka semakin cepat memperoleh laba. Teori yang dikemukakan menjelaskan semakin tinggi perputaran total aktiva menunjukkan semakin cepat pula laba yang dihasilkan. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti perlu untuk mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Perputaran Aktiva terhadap Profitabilitas

10 1.2 Identifikasi Masalah Perusahaan konstruksi merupakan perusahaan yang menjalankan proyek yang didesain untuk mengefesienkan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan utama yang dilakukan pada perusahaan konstruksi yaitu meningkatkan profitabilitas yang menunjukkan kaitannya dengan investasi. Dilihat dari profitabilitas (ROA) PT.PP (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2006-2007, dan pada tahun 3 tahun terakhir dari periode 2008-2011 mengalami penurunan dari 4,29% sampai 3,49%. Kondisi ini menyebabkan profitabilitas pada PT.PP (Persero) tidak stabil yang disebabkan dengan adanya pembelian harta yang besar tanpa mendatangkan profit, diantara terdapat aset lancar, aset tidak lancar, dan investasi perusahaan. Nilai aset tidak lancar pada PT.Pembangunan Perumahan pada tahun 2006 sampai tahun 2008 mencapai 131,5 Miliar, sedangkan pada tahun 2008 sampai tahun 2009 meningkat mencapai 190,6 Miliar, dan pada tahun 2009 sampai tahun 2011 nilai aset tidak lancar menurun mencapai 182,5 Miliar. Kondisi nilai investasi pada tahun 2006 sampai 2011 mengalami peningkatan yang mencapai sebesar 113,8 Miliar. Itu semua merupakan total aset PT.Pembangunan Perumahan. Fenomena ini harus dapat diatasi, karena apabila profitabilitas ini dibiarkan akan memiliki dampak yang kurang baik bagi perusahaan konstruksi. Dengan demikian langkah untuk mengatasi masalah tersebut dengan mencari penyebabnya. Salah satu alat ukur yang berhubungan dengan profitabilitas adalah perputaran aktiva.

11 Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral masalah dalam penelitian ini adalah: Semakin meningkatnya nilai total aktiva (aset) yang dimiliki akan menghasilkan profit yang tinggi. Pada tahun 2008 profitabilitas PT.Pembangunan Perumahan mengalami penurunan, hal ini bertolak belakang dengan tujuan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan laba. Jika penurunan profitabilitas perusahaan dibiarkan terus menerus, akan berdampak buruk bagi nilai perusahaan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran perputaran aktiva pada PT.PP tahun 2006-2011 2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada PT.PP tahun 2006-2011 3. Bagaimana pengaruh perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas pada PT.PP tahun 2006-2011 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran perputaran aktiva pada PT.PP tahun 2006-2011 2. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada PT.PP tahun 2006-2011 3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva terhadap profitabilitas pada PT.PP tahun 2006-2011

12 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis dan praktik sebagai berikut 1. Kegunaan Teoritis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat manambah pengetahuan sebagai masukan dan acuan maupun referensi dalam pengembangan ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai manajemen aktivitas yaitu perputaran aktiva dalam mengelola profitabilitas. 2. Kegunaan Praktis 1) Bagi PT.Pembangunan Perumahan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi manajemen PT.Pembangunan Perumahan dalam mengelola dan mengukur aktiva agar dapat meningkatkan profitabilitas dengan baik serta dapat bertahan untuk berkompetensi dengan perusahan konstruksi lain. 2) Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam memahami pengaruh perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas.