APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Software WaterCAD untuk Studi Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Unit Ngajum

Studi Evaluasi dan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Unit Pakis Menggunakan Paket Program WaterCAD

Aplikasi Software WaterCAD untuk Evaluasi dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Unit Lawang

Aplikasi Software Watercad untuk Perencanaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Singosari

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK DESA PLANDIREJO KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR

PAKET PROGRAM WATERCAD UNTUK STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM UNIT PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN JURNAL

ABSTRAK. Kata Kunci : Distribusi Air Bersih, Jenis Pipa dan Kehilangan Energi

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA BALEREJO KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN SUGIHWARAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN SOFTWARE WATERCAD

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

STUDI PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA NGABEAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH JURNAL ILMIAH

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SITUBONDO KABUPATEN SITUBONDO

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SERANG KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN TASIKMADU DAN TUNGGUL WULUNG KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG JURNAL

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Pipa Air Bersih Di Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Dengan Program WaterCAD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN LAWANG, KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN APLIKASI WaterCAD V8.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

STUDI EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KECAMATAN BATU KOTA BATU

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

Hidyantara Firnhanta, M. Janu Ismoyo, Rahmah Dara Lufira

PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM PERUMNAS KOTA BARU DRIYOREJO GRESIK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

BAB I PENDAHULUAN...1

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA UNTUK PEMENUHAN AIR BERSIH KELURAHAN HANGA-HANGA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DAN ANALISA HARGA AIR DI DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MLANDINGAN SITUBONDO

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

Renaldy Immanuel¹ dan Ivan Indrawan² ABSTRAK

PANDUAN DASAR WATERCAD VERSI 5

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BARU TEKNIK PENGAIRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN PAKET PROGRAM EPANET VERSI 2.0

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KENDAL

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT TUNJUNGAN PLASA VI KOTA SURABAYA

4.1. PENGUMPULAN DATA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA BANJARMASIN

Aliran Melalui Sistem Pipa

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL TUGAS AKHIR

Cara Menentukan Diameter Pipa

Studi Evaluasi Pemanfaatan Debit Sumber Air Kali Remu Untuk Kebutuhan Air Bersih Kota Sorong

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KELURAHAN SAMBALIUNG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU ABSTRAK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH PERUMAHAN DIAN REGENCY TAHAP 2 PALEMBANG LAPORAN AKHIR

Gambar 5.1 Pengukuran Sumber Mata Air Pendeman 1

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih (Pada RW IX Kel Blimbing Kota Malang)

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PENYEDIAAN AIR MINUM PEDESAAN DI DESA KUBU KECAMATAN KUBU

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH DENGAN METODE SELF CLEANSING DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

STRATEGI OPTIMASI DIMENSI PIPA DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH

STUDY OF THE NETWORK EFFICIENCY IN THE PDAM TIRTA GEMILANG, MAGELANG REGENCY KAJIAN JARINGAN AIR BERSIH PDAM TIRTA GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PEDESAAN SISTEM GRAVITASI MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH MENGGUNAKAN EPANET 2.0 (STUDI KASUS: PDAM TIRTA DHARMA CABANG BENGKALIS)

EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN WOLOAN SATU UTARA KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL

JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN STABILITAS PIPA PDAM TIRTANADI SUNGGAL PADA KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA WUWUK BARAT, KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENYEDIAAN AIR BAKU ANTAR PULAU Studi Kasus Pembangunan Unit Air Baku Rum dan Maitara Provinsi Maluku Utara

DAFTAR ISI... ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

SISTEM TRANSMISI. Water conveyance

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

PENYEDIAAN AIR BAKU ANTAR PULAU Studi Kasus: Pembangunan Unit Air Baku Rum dan Maitara Provinsi Maluku Utara

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA

Transkripsi:

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Akhir Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST.) Disusun oleh : WIWIT INDAH YAMIANTI NIM. 115060413111002-64 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN MALANG 2015

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG Wiwit Indah Yamianti 1, Dian Sisinggih 2, Rahmah Dara Lufira 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia wiwitindah6@gmail.com ABSTRAK Perumahan Puncak Borobudur memiliki 404 unit perumahan. Selama ini, pelayanan distribusi air bersih memanfaatkan jaringan pipa existing PDAM Kota Malang. Kajian evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi existing dan kondisi pengembangan yaitu Perumahan Puncak Borobudur dengan kondisi hidrolis yang ada. Simulasi jaringan pipa dilakukan dengan bantuan program WaterCAD V8i. Perencanaan untuk meningkatkan pelayanan dilakukan dengan cara meminimalkan kehilangan air pada area studi. Pada kondisi existing, total debit yang tersedia pada pipa distribusi sebesar 35,48 l/dt dan sisa debit yang tersedia 9,44 l/det. Berdasarkan perhitungan total debit yang dibutuhkan pada perencanaan pengembangan debit rata-rata yang dibutuhkan sebesar 5,48 l/dt. Perhitungan dilakukan dengan simulasi tidak permanen dengan debit air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jam. Hasil analisa dengan bantuan program WaterCAD V8i sudah memenuhi standart yaitu kecepatan 0,1 2,5 m/dt, headloss gradient 0 15 m/km, dan tekanan 0,5 16 bars. Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program ABSTRACT Puncak Borobudur Residence has 404 housing units. To date, the water distribution service utilizes the existing PDAM Kota Malang pipelines. The evaluation study aimed to know about the existing condition and the development of Puncak Borobudur Residence based on the hydraulic conditions. Pipelines simulations carried out with the aid of WaterCAD V8i program. The planning to improve the service level was done by minimizing the water loss in the study area. In the exisiting condition, the total discharge available on the distribution pipes was 35.48 l / s and the rest of the available discharge was 9.44 l / s. Based on the calculation of the total discharge needed in the development planning, the average discharge required was 5.48 l/sec. The calculation was done by simulating the not permanent flow, with the water discharge was subject to change according to the water needs of each hour. The analysis using WaterCAD V8i program has been fulfilled the standard, that is the velocity of 0.1 2,5 m /sec, headloss gradient of 0-15 m / km, and pressure of 0,5-16 bars Keywords: clean water, pipelines, piping, simulation program

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan air di muka bumi ini sebenarnya sangat melimpah. Salah satu sumber daya air yang dimanfaatkan adalah sumber mata air. Sumber mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah, maka air yang berasal dari dalam lapisan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Penanganan dan pemenuhan akan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan cara sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Pada studi perencanaan jaringan pipa di Perumahan Puncak Borobudur yang berada di Jalan Puncak Borobudur di Desa Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ini kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat oleh karena itu dibutuhkan suatu jaringan air bersih yang mampu melayani penduduk secara maksimal dan menyeluruh. Secara geografis Perumahan Puncak Borobudur, Kota Malang terletak pada posisi 112 o 37 59,3 Bujur Timur dan 7 o 56 3,6 Lintang Selatan. Saat ini Perumahan Puncak Borobudur masih dalam tahap pembangunan. Pada tahap pertama tahun 2018 dengan jumlah 110 unit rumah, tahap kedua tahun 2019 sebanyak 166 unit rumah, dan tahap ke tiga tahun 2020 sebanyak 128 unit rumah. Jumlah keseluruhan rumah di Perumahan Puncak Borobudur sebanyak 404 unit rumah, dengan setiap rumah terdiri dari 5 orang anggota keluarga, maka didapati 2020 orang jumlah penduduk yang akan dilayani pada Perumahan Puncak Borobudur untuk kedepannya. Adapun tujuan dari pelaksanaan studi ini adalah untuk: 1. Mengetahui debit kebutuhan air bersih di Perumahan Puncak Borobudur Kota Malang. 2. Mengetahui hasil evaluasi komponen hidrolis sistem jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan paket program WaterCAD V8i. 3. Mengetahui anggaran biaya yang diperlukan untuk perencanaan jaringan pipa distribusi air bersih di Perumahan Puncak Borobudur. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk keperluan pokok mausia (domestik) dan kegiatankegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemakaian air oleh masyarakat tidak terbatas pada keperluan domestik, namun untuk keperluan industri dan keperluan perkotaan. Besarnya pemakaian oleh masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi dan kondisi sosial. Dengan demikian, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air, kemungkinan penggunaan air dan variasinya haruslah diperhitungkan secermat mungkin (Linsley, 1996:91). Macam kebutuhan air bersih umumnya dibagi atas dua kelompok yaitu: 1. Kebutuhan Domestik 2. Kebutuhan Non Domestik 2.1. Analisis Hidrolika Pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih a. Hukum Bernoulli Aliran dalam pipa memiliki tiga macam energi yang bekerja didalamnya,

yaitu : 1. Energi ketinggian 2. Energi tekanan 3. Energi kecepatan Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernoulli bahwa tinggi energi total pada sebuah penampang pipa adalah jumlah energi kecepatan, energi tekanan dan energi ketinggian yang dapat ditulis sebagai berikut : E Tot = Energi ketinggian + Energi kecepatan + Energi tekanan V 2 p E Tot = h + + 2g γ w Menurut teori kekekalan energi dari hukum Bernoulli yakni apabila tidak ada energi yang lolos atau diterima antara dua titik dalam satu sistem tertutup, maka energi totalnya tetap konstan. Hal tersebut dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini: 2 V1 2g Gambar 1. Garis Tenaga dan Tekanan Sumber: Priyantoro (1991:7) Adapun Persamaan Bernoulli dalam gambar diatas dapat ditulis sebagai berikut (Priyantoro, 1991:8): 2 2 1 1 2 2 h1 p v h P v 2 hl γ 2g γ 2g p 1 p, 2 =Tinggi tekan di titik 1 dan 2 (m) γw γ w V 2 1 a V 2 2, 2g HGL =Tinggi energi dititik 1dan 2 (m) 2g p 1, p 2 =Tekanan di titik 1dan 2 (kg/m 2 ) w = Berat jenis air (kg/m 3 ) EGL P1 2 V2 2g h 1 b V1 b h L h 2 a P 2 V2 V 1,V 2 = Kecepatan aliran di titik 1dan 2 (m/dt); g = Percepatan gravitasi (m/det 2 ); h 1, h 2 H f = Kehilangan tinggi tekan dalam pipa (m) b. Hukum Kontinuitas Hukum kontinuitas yang dituliskan : Q1 = Q2 A1.V1 = A2.V2 Q1 = Debit pada potongan 1(m 3 /det) Q2 = Debit pada potongan 2 (m 3 /det) A1 = luas penampang pada potongan 1 (m 2 ) A2 = luas penampang pada potongan 2 (m 2 ) V1 = kecepatan pada potongan 1 (m/det) V2 = kecepatan pada potongan 2 (m/det) Pada aliran percabangan pipa juga berlaku hukum kontinuitas dimana debit yang masuk pada suatu pipa sama dengan debit yang keluar pipa. Hal tersebut di ilustrasikan sebagai berikut: Q1 = Q2 + Q3 (A1.V1) = (A2.V2) + (A3.V3) Q1,Q2,Q3 = Debit yang mengalir pada penampang 1,2 dan 3 (m 3 /det) V1,V2,V3 = Kecepatan pada penampang 1,2 dan 3 (m/det) c. Kehilangan Tekanan ( Head Loss) Secara umum didalam suatu instalasi jaringan pipa dikenal dua macam kehilangan energi : - Kehilangan Tinggi Tekan Mayor Ada beberapa teori dan formula untuk menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan mayor ini yaitu dari Hazen-Williams, Darcy-Weisbach, Manning, Chezy, Colebrook-White dan Swamme-Jain. Dalam kajian ini digunakan persamaan Hazen-Williams yaitu: 0,63 0,54 Q 0.85 Chw A R S V hw 0,63 0,54 0.85 C R S

V = Kecepatan aliran pada pipa (m/det) C hw = Koefisien kekasaran A = Luas penampang aliran (m 2 ) Q = Debit aliran pada pipa (m 3 /det) S = Kemiringan hidraulis h / L f R = Jari-jari hidrolis (m) Untuk Q = V/A, didapat Kehilangan Tinggi Tekan Mayor menurut Hazen- Williams sebesar (Webber 1971:121) 1,85 h f k.q 10,7L k 1,85 4, 87 Chw. D h = Kehilangan tinggi tekan mayor (m) f D = Diameter pipa (m) k = Koefisien karakteristik pipa L = Panjang pipa (m) Q = Debit aliran pada pipa (m 3 /det) - Kehilangan Tinggi Tekan Minor Ada berbagai macam kehilangan tinggi tekan minor sebagai berikut: 1. Kehilangan Tinggi Minor karena pembesaran pipa 2. Kehilangan Tinggi Minor karena penyempitan mendadak pada pipa 3. Kehilangan Tinggi Minor karena mulut pipa 4. Kehilangan Tinggi Minor karena Belokan pada Pipa 5. Kehilangan Tinggi Minor karena sambungan dan katup pada pipa Pada pipa-pipa yang panjang, kehilangan minor ini sering diabaikan tanpa kesalahan yang berarti (L/D >>1000), tetapi dapat menjadi cukup penting pada pipa yang pendek (Priyantoro,1991:37). Kehilangan minor pada umumnya akan lebih besar bila terjadi perlambatan kecepatan aliran didalam pipa dibandingkan peningkatan kecepatan akibat adanya pusaran arus yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari bidang batas pipa (Linsley, 1989:273). 2.2. Pipa Hubungan Seri Apabila dalam suatu saluran pipa terdiri dari pipa dengan ukuran yang bebeda-beda yang tersambung dengan diameter yang sama, maka pipa tersebut dalam hubungan seri, pemasangan pipa secara seri akibat adanya dari perbedaan ukuran akan menimbulkan beberapa kehilangan tinggi (Priyantoro, 1991:49) Gambar 2 Pipa hubungan seri Sumber: Dake 1985:78 Persamaan Kontinuitas (Triatmodjo, 1996:74): Q = Q 1 = Q 2 Q = total debit pada pipa yang terpasang seri (m 3 /det) Q1, Q 2 = adalah debit pada pipa 1dan 2 (m 3 /det) Sedangkan untuk total kehilangan tekanan pada pipa yang terpasang seri (Triatmodjo, 1996:74): H = hf 1 + hf 2 H hf 1,hf 2 = Total kehilangan tekan pada pipa yang terpasang seri (m) = Kehilangan pada tiap pipa (m) 2.3. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih Dalam perencanaan jaringan pipa harus memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan standar yang ada. Adapun kriteria jaringan pipa ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Kriteria Jaringan Pipa HDPE Perubahan Sumber: SNI 06-4829-2005 1. Kecepatan 0,1-2,5 m/detik - Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik a. Diameter pipa diperkecil b. Ditambahkan pompa c. Elevasi hulu pipa hendaknya lebih tinggi (disesuaikan di lapangan) - Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik a. Diameter pipa diperbesar b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar dibandingkan dengan hilir 2. Headloss Gradient 0 15 m/km - Headloss Gradient lebih dari 15 m/km a. Diameter pipa diperbesar b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar dibandingkan dengan hilir pipa 3. Tekanan 10-60 mh2o - Tekanan kurang dari 10 mh2o a. Diameter pipa diperbesar b. Ditambahkan pompa c. Pemasangan pipa yang kedua di bagian atas, sebagian atau keseluruhan dari panjang pipa - Tekanan lebih dari 60 mh2o a. Diameter pipa diperkecil b. Ditambahkna bangunan bak pelepas tekan c. Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV) 2.5. RAB (Rencana Anggaran Biaya) RAB merupakan perkiraan atau estimasi biaya sebelum bangunan atau proyek dilaksanakan. Hal-hal yang mencakup dalam perhitungan RAB antara lain: Harga material bangunan. Upah Tenaga. Peralatan (beli atau sewa). Metode pelaksanaan. Waktu penyelesain. Dasar perhitungan RAB pada prinsipnya diperoleh sebagai jumlah seluruh hasil kali volume tiap jenis pekerjaan yang ada dengan harga satuan masing-masing. RAB = Jumlah seluruh hasil kali volume jenis pekerjaan x Harga satuan masing-masing 3. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan suatu langkah pengerjaan secara sistematis. Adapun langkah-langkah pengerjaan studi sebagai berikut: a. Melakukan pengumpulan data-data sekunder yang berupa data teknis dan data pendukung lainnya yang digunakan dalam analisa sistem jaringan distribusi air bersih. b. Mengolah data penduduk dan jumlah layanan. c. Menghitung kebutuhan air bersih. d. Batas kondisi hidrolis yang akan diuji adalah headloss, tekanan, dan kecepatan aliran. e. Melakukan simulasi sistem jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan program WaterCAD V8i. Untuk simulasi sistem jaringan distribusi air bersih pada WaterCAD V8i diperlukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Membuka dan memberi nama file baru sistem jaringan distribusi air bersih dalam format WaterCAD (xxx.wtg). b. Mengisi tahap pembuatan file baru dengan cara: - Memilih satuan yang digunakan dalam sistem operasi program. - Memilih rumus kehilangan tinggi tekan. Program WaterCAD V8i menyediakan beberapa pilihan rumus kehilangan tinggi tekan diantaranya: Darcy-Weisbach, Hazen-Williams dan Manning. - Penggambaran pipa dapat secara Schematic (skema) dan Schalatic (sebenarnya sesuai dengan skala). c. Menggambar sistem jaringan distribusi air bersih dengan memodelkan komponen seperti reservoir, titik simpul, pipa dan katup. d. Melakukan simulasi sistem jaringan distribusi air bersih serta menganalisa hasil yang diperoleh dan apabila hasil yang didapat tidak sesuai maka dapat dilakukan perbaikan pada komponen

sistem jaringan distribusi air bersih sehingga didapatkan hasil yang sesuai. Parameter yang diperlukan pada simulasi kondisi tidak permanen pada program WaterCAD V8i adalah: a. Start Time, waktu yang digunakan untuk memulai melakukan simulasi. b. Duration, sistem akan disimulasikan selama 24 jam. c. Hydraulic Time Step, tahapan waktu untuk simulasi adalah 24 jam dengan interval 1 jam. Komponen-komponen jaringan distribusi air bersih mempunyai beberapa kata kunci dalam pemrogramannya, yaitu: a. Presure Pipe, data pipa, nomer titik, titik simpul awal dan akhir, panjang, diameter, koefisien kekasaran serta bahan pipa. b. Pressure Junction, titik simpul, nomer titik, elevasi debit kebutuhan. c. Tank, data tandon, nomer identitas, elevasi dasar, dimensi tandon, elevasi HWL dan LWL. d. Reservoir, data sumber, elevasi, diasumsikan konstan. e. Pump, data pompa, elevasi, tinggi tekan, kapasitas pompa, nomer titik simpul awal dan akhir. f. Valve, data katup, diameter, jenis, koefisien kekasaran, nomer titik simpul awal dan akhir. g. Compute, melakukan proses simulasi. h. Report, hasil dari simulasi, titik simpul, pipa. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air Bersih Pada Kondisi Exsisting. Penyebaran debit di pipa jaringan utama dengan debit 35,48 antara lain: - Distribusi ke pipa sekunder A, debit (Q) = 1,97 l/dt - Distribusi ke pipa sekunder B, debit (Q) = 1,19 l/dt - Distribusi ke pipa sekunder C, debit (Q) = 15,88 l/dt - Distribusi ke pipa sekunder D, debit (Q) = 7,00 l/dt, jadi sisa debit 9,44 l/dt 4.2. Analisa Kebutuhan Air Bersih Perhitungan kebutuhan air bersih pada Perumahan Puncak Borobudur Kota Malang: a. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Macam kebutuhan air bersih terdiri dari dua macam yaitu, kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. Berdasarkan asumsi PDAM Kota Malang kebutuhan air bersih sebesar 170 liter/orang/hari dengan mengacu berdasarkan Permen PU Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM tingkat pelayanan air untuk kebutuhan non domestik sebesar 15% dari kebutuhan domestik. b. Fluktuasi Kebutuhan Air Besarnya pemakaian air pada daerah studi berbeda pada setiap jamnya, hal ini dikarenakan terjadinya fluktuasi pada setiap jam dipengaruhi oleh pemakaian /faktor beban konsumen. c. Kehilangan Air Kehilangan air memiliki 2 jenis, yaitu: Kehilangan Non Fisik (Komersial) dan Kehilangan Fisik/Teknis.Angka kehilangan air yang dianggap wajar atau dalam batas toleransi adalah 20%. 4.3. Perhitungan Kebutuhan air bersih Pada Perumahan PuncakBorobudur Pada perencanaan Perumahan Puncak Borobudur dilakan dalam tiga kali tahap pembangunan, tahap yang pertama akan dilakukan pada tahun 2018 dengan jumlah 110 unit rumah, tahap kedua pada tahun 2019 sebanyak 166 unit rumah, dan tahap yang ke tiga pada tahun 2020 sebanyak 128 unit rumah.

Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Perumahan Puncak Borobudur No Uraian Satuan Tahun 2018 2019 2020 1 Jumlah penduduk total Jiwa 550 830 640 2 Jumlah jiwa / Rumah Jiwa 5 5 5 3 Jumlah Rumah Unit Rumah 110 166 128 4 Perkiraan prosentase jumlah SR % 100 100 100 5 Jumlah SR Unit Rumah 110 166 128 6 Kebutuhan air untuk tiap 1 orang per hari lt/hr/org 170 170 170 lt/hari 93500 141100 108800 7 Kebutuhan air domestic lt/detik 1.08 1.63 1.26 8 9 Kebutuhan air non domestik = 15% Keb.air domestic Kebutuhan air baku rata-rata (dengan kebocoran 20%) 10 Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air bersih 11 Kebutuhan air pada jam puncak = 1,56 x kebutuhan air bersih Sumber: Hasil Perhitungan lt/detik 0.16 0.60 0.19 lt/detik 1.49 2.25 1.74 m 3 /hari 129.03 194.72 150.14 m 3 /bulan 3870.90 5841.54 4504.32 juta m 3 /tahun 0.05 0.07 0.05 lt/detik 1.72 2.59 2.00 lt/detik 2.33 3.52 2.71 Gambar 4 Grafik Fluktuasi Tekanan Pada Tahap pertama. Headloss gradient terbesar terjadi pada pukul 7.00 sebesar 0,81 m/km, sedangkan minimum 0,02 m/km terjadi pada pukul 0.00. Headloss gradient menurun dikarenakan pemakaian air bersih pada jam 0.00 jarang. Gambar 3 Grafik Fluktuasi Debit Kebutuhan 4.4. Evaluasi Kondisi Tahap Pertama Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Perumahan Puncak Borobudur Tahun 2018. Hasil running WaterCAD diperoleh: Tekanan maksimum terjadi pada kebutuhan minimal yaitu pukul 0.00 yaitu sebesar 10,49 bars, sedangkan tekanan minimum terjadi pada saat jam puncak pukul 7.00 yaitu sebesar 9,72 bars. Gambar 5 Grafik Fluktuasi Headloss gradient Pada Tahap pertama.

Kecepatan dalam pipa pada pukul 0.00-7.00 berkisar antara 0,05 0,27 m/det. Kecepatan tertinggi pada pukul 7.00 yaitu sebesar 0,27 m/det dimana kebutuhan air bersih paling tinggi. Gambar 6 Grafik Fluktuasi Kecepatan Pada Tahap pertama. 4.5. Evaluasi Kondisi Tahap Ke Dua Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Perumahan Puncak Borobudur Tahun 2019. Hasil running WaterCAD diperoleh: Tekanan maksimum terjadi pada kebutuhan minimal yaitu pukul 0.00 yaitu sebesar 10,75 bars, sedangkan tekanan minimum terjadi pada saat jam puncak pukul 7.00 yaitu sebesar 9,40 bars. Headloss gradient terbesar terjadi pada pukul 7.00 sebesar 4,35 m/km, sedangkan minimum 0,02 m/km terjadi pada pukul 0.00. Headloss gradient menurun dikarenakan pemakaian air bersih pada jam 0.00 jarang. Kecepatan dalam pipa pada pukul 0.00-7.00 berkisar antara 0,05 0,67 m/det. Kecepatan tertinggi pada pukul 7.00 yaitu sebesar 0,67 m/det dimana kebutuhan air bersih paling tinggi. 4.6. Evaluasi Kondisi Tahap Ke Tiga Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Perumahan Puncak Borobudur Tahun 2020. Hasil running WaterCAD diperoleh: Tekanan maksimum terjadi pada kebutuhan minimal yaitu pukul 0.00 yaitu sebesar 10,47 bars, sedangkan tekanan minimum terjadi pada saat jam puncak pukul 7.00 yaitu sebesar 9,30 bars. Gambar 8 Grafik Fluktuasi Tekanan Pada Tahap ke tiga.. Gambar 7 Grafik Fluktuasi Tekanan Pada Tahap ke Dua. Headloss gradient terbesar terjadi pada pukul 7.00 sebesar 8,84 m/km, sedangkan minimum 5,15 m/km terjadi pada pukul 0.00. Headloss gradient menurun dikarenakan pemakaian air bersih pada jam 0.00 jarang.

Gambar 9 Grafik Fluktuasi Headloss gradient Pada Tahap ke tiga. Kecepatan dalam pipa pada pukul 0.00-7.00 berkisar antara 0,18 1,01 m/det. Kecepatan tertinggi pada pukul 7.00 yaitu sebesar 1,01 m/det dimana kebutuhan air bersih paling tinggi. Gambar 10 Grafik Fluktuasi Kecepatan Pada Tahap ke tiga. 4.7. RAB (Rencana Anggaran Biaya) Dalam studi ini juga membahas tentang rencana anggaran biaya untuk melaksanakan pengembangan jaringan distribusi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan. Rekapitulasi Anggaran Biaya Pada perencanaan pembangunan distribusi air bersih di Perumahan Puncak Borobudur Kota Malang menggunakan jenis pipa HDPE dengan diameter yang berbeda-beda yaitu 4 inch,2 inch, dan 1 inch. Pemasangan pipa diletakkan pada kedalaman 1 m dari muka tanah dengan panjang pipa HDPE 4 inch = 851 m, pipa HDPE 2 inch = 5163 m, pipa HDPE 2 inch = 355 m. Maka didapati volume pekerjaan dikali harga satuan. Pengadaan pipa dan aksesoris pipa jumlah keseluruhan Rp. 436.194.710,00, pengadaan sambungan pipa HDPE jumlah keseluruhan Rp. 16.589.850,00,untuk pekerjaan galian Rp. 318.450.000,00, urugan dan pemadatan Rp. 2.193.101.460,00 dan pemasangan pipa sebesar Rp. 30.061.000,00. Pembangunan perencanaan pemasangan pipa di Perumahan Puncak Borobudur Kota Malang menghabiskan dana sebesar Rp. 3.294.600.000,00 (Tiga Miliyar Dua Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Enam Ratus Ribu Rupiah). Anggaran biaya tersebut meliputi pengadaan pipa dan aksesoris pipa, pekerjaan tanah, dan pemasangan pipa dengan PPN 10% yaitu sebesar Rp. 299.501.702,00. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Total kebutuhan air bersih yang di butuhkan di Perumahan Puncak Borobudur untuk melayani 404 unit rumah pada tahap ke seluruhan dengan mengacu pedoman Cipta karya kebutuhan air bersih 170 l/orang/hari maka diperoleh kebutuhan domestik sebesar 3,974 l/dt, kebutuhan non domestik 0,596 l/dt, dengan merencanakan kehilang 20% maka didapatkan kebutuhan rata-rata 5,484 l/dt, sedangkan untuk jam puncak 8,5 l/dt. 2. Dari hasil analisa ketiga tahap perencanaan telah memenuhi standar

perencanaan jaringan distribusi air bersih. Tekanan telah memenuhi standar perencanaan jaringan distribusi air bersih yaitu antara 0,5 bars 16 bars. Tekanan menjadi besar terjadi pada jam rendah berkisar antara 10,38 bars 10,74 bars, sedangkan pada jam puncak tekanan menjadi kecil berkisar antara 8,93 bars 9,43 bars, dikarenakan penggunaan air terbesar terjadi pada jam puncak. Kecepatan pada jam puncak berkiasar antara 0,10 m/detik 1,04 m/detik. Pada jam rendah kebutuhan air menjadi rendah maka kecepatan aliran menjadi kecil yaitu berkisar antara 0,02 m/detik 0,19 m/detik. Kecepatan sangat kecil dikarenakan kebutuhan air yang kecil tidak sebanding dengan besar diameter pipa. Besarnya headloss gradient pada jam puncak berkisar antara 0,4 m/km 9,83 m/km, sedangkan pada jam rendah berkisar antara 0,01 m/km 0,42 m/km. Besar kecil nilai headloss gradient didapat dari kebutuhan air pada pipa tersebut. 3. Dari hasil analisa dan perhitungan Rincian Anggaran Biaya untuk perencanaan distribusi air bersih di Perumahan Puncak Borobudur untuk biaya pengadaan pipa Rp 452.784.560,00, untuk pekerjaan galian, urugan tanah dan pemadatan, serta pemasangan pipa Rp 2.542.232.460,00 dengan PPN 10% sebesar Rp 299.501.702,00. Maka total keseluruhan Rincian Anggaran Biaya Rp 3.294.600.000,00 5.2. Saran Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam suatu perencanaan sistem jaringan pipa, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ketersediaan data yang ada sangat membantu dalam perencanaan sistem distribusi jaringan pipa. 2. Adanya kerjasama antara pihak yang bertanggung jawab serta penduduk sekitar unuk menjaga kelestarian sumber air dan fasilitas yang ada untuk menjaga kontinuitas dan kualitas mata air sehingga distribusi air lancar. 3. Perencanaan suatu jaringan distribusi air bersih untuk mendapat hasil yang optimal akan lebih baik untuk mempertimbangkan suatu program seperti watercad. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1990. Analisa Upah dan Bahan (Analisa BOW), Jakarta: Bumi Aksara Anonim. 1996.Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik. Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta: Erlangga. Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Oleh Djoko sasongko Jilid I. Jakarta: Erlangga. Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II. Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.