PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

BAB III METODE PERANCANGAN

Kata kunci : PATS, PCM, TES, HTF, paraffin wax, proses charging

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Kata kunci : PATS, PCM, TES, HTF, paraffin wax, proses charging

UNJUK KERJA TERMAL PEMANAS AIR TENAGA SURYA THERMOSYPHON YANG BERISI PCM KAPASITAS 60 LITER SELAMA PROSES CHARGING TUGAS AKHIR

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

PERANCANGAN THERMAL ENERGY STORAGE PADA KOLEKTOR SURYA BERBENTUK TABUNG SILINDER

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

Perancangan dan Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya yang disertai Material Berubah Fasa (PCM) sebagai Medium Penyimpan Panas

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

Muhammad Nadjib 1), Suhanan 2) Jl. Grafika No. 2, Kompleks UGM, Yogyakarta

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

PEMBUAT TANGKI PENYIMPAN AIR PANAS TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BAHAN SERBUK GERGAJI BATANG KELAPA SEBAGAI ISOLATOR

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN :

PENGUJIAN MESIN PENGERING KAKAO ENERGI SURYA

Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

Modifikasi Ruang Panggang Oven

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

Konduksi Mantap Satu Dimensi (lanjutan) Shinta Rosalia Dewi

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III PERANCANGAN.

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

BAB IV PENGOLAHAN DATA

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMANAS AIR SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR YANG DILENGKAPI MATERIAL PENYIMPAN PANAS

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta 55183, Indonesia. rasyidatmodigdo@gmail.com INTISARI Pemanas air tenaga surya (PATS) adalah teknologi pemanasan air yang telah dikenal masyarakat. Penelitian terakhir tentang aplikasi paraffin wax pada PATS sistem pasif telah dilakukan dengan tangki horisontal bervolume 31 liter. Sebagai langkah awal pengembangan tersebut perlu dirancang tangki PATS baru. Tujuan perancangan ini adalah merancang tangki horisontal dengan kapasitas 60 liter beserta sistem insulasi termalnya serta merancang alat penukar kalor berupa susunan kapsul pipa di dalam tangki. Perancangan tangki dimulai dengan pemilihan bahan, menentukan dimensi tangki dan tebal tangki. Perancangan insulasi dimulai dengan pemilihan bahan, menentukan jari-jari kritis, perhitungan rugi-rugi termal dan koefisien perpindahan kalor menyeluruh. Tebal insulasi dipilih dengan syarat koefisien perpindahan kalor menyeluruh yang terjadi sesuai standar SNI. Hasil modifikasi perancangan tangki PATS menghasilkan jari-jari tangki 122 cm, panjang tangki 25 cm, ketebalan badan tangki 2 mm. Susunan pipa in-line dengan diameter nominal 5/8 menghasilkan volume kapsul terbesar yaitu 0,0285 m 3. Keywords: Tangki PATS, hoop stress, dome stress, insulasi, koefisien perpindahan kalor menyeluruh 1. Pendahuluan Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang industri maupun rumah tangga. Pada saat ini di Indonesia sebagian besar masih menggunakan sumber energi fosil yang dapat habis. Konservasi energi adalah penggunaan energi konvensional seefisien mungkin dan diikuti usaha-usaha mencari teknologi baru dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Untuk aspek jangka pendek, konservasi energi dapat dilakukan melalui langkah-langkah penghematan energi maupun penggunaan energi yang terdapat di alam (Anonim, 1994). Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di khatulistiwa, beriklim tropis dan sangat berpotensi untuk memanfaatkan energi matahari sebagai energi alternatif. Bentuk pemanfaatan dari energi matahari selain Solar Cell adalah Solar Water Heater (pemanas air tenaga surya) (Zainuddin, 2014). Pemanas air tenaga surya (PATS) adalah teknologi pemanasan air yang telah dikenal masyarakat. PATS mengguanakan air sebagai media penyimpanan energi termal. Penggunaan air mempunyai keuntungan yaitu nilai konduktivitas termalnya tinggi dan murah. Namun demikian, PATS memiliki kekurangan yaitu densitas energinya rendah (Hasan, 1994). Salah satu upaya untuk meningkatkan densitas energi pada PATS konvensional adalah dengan menggunakan phase charge material (PCM) di dalam sistem PATS. Canbazolu dkk (2005) meneliti pemakaian PCM pada PATS sistem pasif di dalam tangki vertikal dengan volume 190 liter. Nadjib dan Suhanan (2013) pernah meneliti investigasi paraffin wax dan air sebagai media penyimpan kalor pada PATS sistem pasif mengunakan tangki horisontal volume 31 liter. Sebagai pengembangan lebih lanjut, penggunaan tangki yang lebih besar perlu dilakukan

untuk menghasilkan penyimpanan energi yang lebih tinggi. Sistem penyimpanan energi termal PATS dilakukan pada tangki. Oleh karena itu perlu didesain tangki PATS kapasitas 60 liter beserta insulasi termalnya. 2. Metode Perancanagn Metode perancangan terdapat beberapa tahapan dalam peracangan tangki yaitu, menentuankan dimensi tangki, menentuankan tebal tangki dan menentukan kebutuhan (tebal) insulinasi pada tangki. Dari Gambar 1. dapat diketahui bahwa terdapat beberapa tahapan dalam peracangan tangki yaitu, menentukan dimensi tangki, menentukan tebal tangki dan menentukan kebutuhan (tebal) insulasi pada tangki. Tangki pemanas air yang dirancang mempunyai kapasitas 60 liter. Perhitungan dimensi tangki dilakukan dengan menggunakan rumus volume tabung dan perhitungan ketebalan tangki menggunakan konsep hoop stress. Dimana tegangan ijin pada material digunakan sebagai acuan untuk perhitungan ketebalan tangki. Kebutuhan insulasi tangki dapat dicari dengan menggunakan rumus rugi-rugi panas. Namun sebelumnya perlu memperhitungkan jari-jari kritis insulasi untuk mengetahui ratio konduktivitas thermal isolasi dengan koefisien perpindahan panas permukaan. 3. Hasil Perancangan dan Hasil a. Pemilihan Bahan Tangki Bahan material yang digunakan dalam perancangan tangki adalah plat baja karbon. Baja karbon merupakan material yang mempinyai yield strength cukup tinggi. Selain itu, baja karbon dapat ditemui dengan mudah dipasaran dan harganya terjangkau. Baja karbon yang digunakan pada perancangan ini yaitu baja karbon A283 Gr. A dengan spesifikasi sebagai berikut. Tabel 1. Tegangan ijin baja karbon (ASME, 2002) b. Perancangan Tangki Dimensi Tangki Syarat perancangan adalah volume tangki 60 liter. Volume tangki dihitung dengan persamaan sebagai berikut. Gambar 1. Diagram alir perancangan atau =... (1)

=... (2) Harga yang telah diketahui dimasukan sehingga: = = Hasil si atas disubtitusikan ke persamaan sebagai berikut. = 2 + 2... (3) = 2 + 2 60000 = 2 + 120000 Untuk mendapatkan heat loss minimum maka luas tangki harus minimum sehingga persamaan di atas diturunkan dan dinolkan. = 4 120000 = 0 4 = 120000 = 120000 4 = 21,2156 = 22 Jadi jari-jari tangki agar luasnya minimum adalah 22 cm, maka panjang tangki adalah: = 60000 21 = 43,307 = 44 pengujian (Ƞ) adalah 0,6 (Tabel 2). Ketebalan tangki dicari dari persamaan (4) dengan asumsi hoop stressnya kurang dari tegangan ijin bahan. Tabel 2. Efisiensi penyambungan pada pengelasan (Bhandari, 2010) Ketebalan pada dinding tangki (shell) Syarat: <.. (4.a) >.. (4.b) maka >. 2.. > (1,5 100) kpa 440 mm 2 (13,2 6894,757) kpa 0,6 > 0,604 c. Hasil Perancangan Tangki Berdasarkan perhitungan di atas maka tangki yang dirancang adalah seperti Gambar 1 dan Gambar 2. Berdasarkan perhtungan di atas, agar rugirugi kalor minimum maka panjang tangki sama dengan diameternya. Ketebalan Shell Tangki Tangki pemanas air tenaga surya yang dirancang menggunakan material plat baja karbon. Harga tegangan maksimum ( ) disajikan pada Tabel 4.1. Harga untuk plat baja karbon pada suhu 90 C adalah 13,2 ksi. Data yang diketahui adalah tekanan air pada tangki (p) adalah 1,5 bar atau 150 kpa, diameter tangki (d) 44 cm atau 440 mm dan efisiensi penyambungan pada untuk pengelasan tabung tanpa Gambar 1. Desaim pemanas air tenaga surya (PATS)

Jari-Jari Kritis Nilai koefisien perpindahan panas konveksi lingkungan dicari dicari dengan persamaan (5). Kecepatan angin rata-rata diasumsikan 2,28 m / s dan temperatur ratarata udara luar adalah 32,55 C (Nadjib, 2015). Koefisien perpindahan panas konveksi lingkunagn adalah: Gambar 2. Ukuran tangki kapasitas 60 liter Hasil perhitungan manual menunjukkan jari-jari tangki 22 cm, panjang tangki 44 cm, tebal badan tangki 0,604 mm dan tebal tutup tangki 0,302 mm. Namun demikian ukuran tangki yang dirancang harus mempertimbangkan aspek operasional pemanas air tenaga surya terutama panjang tangki. Kolektor surya yang digunakan berukuran panjang 2 m dan lebar 1 m. Plat baja karbon yang digunakan sebagai material tangki dengan ukuran 0,604 mm tidak tersedia dipasaran. Mempertimbangkan hal tersebut maka tangki yang dirancang dipilih berukuran diameter 25 cm, panjang 125 cm dan tebal 2 mm (Gambar 2). d. Perancangan Insulasi Tangki Material Insulasi Glasswool merupakan bahan yang akan digunakan sebagai insulasi dengan konduktivitas 0,038 W/m.K seperti ditunjukan Tabel 3. Tabel 4.3 Konduktivitas termal (Holman, 2002) h = 2,8 + 3( )... (5) h = 2,8 + 3(2,28) = 9,64. Berdasarkan harga-harga k dan h w di atas maka jari-jari kritis insulasi adalah: =... (6) = 0,038. 9,64. = 0,00394 = 3,94 Hasil perhitungan menunjukan bahwa jari-jari kritis jauh lebih kecil dari pada jari-jari luar tangki (= 127 mm). Oleh karena itu berapapun penambahan insulasi akan memperbesar hambatan total, sehingga mengurangi heat loss ke lingkungan (Incropera dkk, 2007). Tebal Insulasi Untuk mengetahui kalor total yang hilang dan koefisien perpindahan panas secara keseluruhan di setiap tahapannya maka perlu dilakukan perhitungan tahanan totalnya. Diketahui bahwa suhu air (T i ) 90 C, suhu di lingkungan (T ) 32,55 C, panjang tangki 125 cm, koefisien perpindahan kalor konveksi lingkungan adalah 9,64 W/m 2.K, jari-jari luat tangki (r 1 ) sebesar 0,127 m. Dengan asumsi tebal insulasi 1 cm maka temperatur permukaan insulasi diketahui dari persamaan (7).

= + harga koefisien yang terjadi sebesar 1,7246 W/m 2.K.... (7) 90 32,55 = ln 0,127 0,137 ln 0,125 2.. 43.1,25 + 0,127 2.. 0,038.1,25 + 1 2.. 0,137.1,25.9,64 1 2.. 0,137.1,25.9,64 + 32,55 = 48,35 = =. (8) 90 32,55 = ln 12,7 13,7 ln 12,5 2.. 43.1,25 + 12,7 2.. 0,038.1,25 + 1 2.. 13,7.1,25.9,64 = 163,949 = = =... (9) 163,949 2.. 0,137.1,25. (90 32,55) = 2,65 / Perhitungan untuk tebal insulasi yang lain disajikan dalam Tabel 3 Tabel 3. Ketebalan insulasi Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa semakin tebal insulasi yang digunakan maka harga koefisien perpindahan kalor semakin kecil. Ketebalan insulasi yang memenuhi syarat yaitu 1,7 cm dengan 4. Kesimpulan a. Hasil rancangan tangki PATS adalah: Bahan : baja karbon Volume : 60 liter Diameter : 44 cm Panjang : 44 cm Tebal shelli : 0,604 mm b. Berdasarkan pertimbangan aspek operasional dan ketersediaan bahan di pasar maka hasil rancangan pada butir 1 diubah yakni: Diameter : 25 cm Panjang : 125 cm Volume : 60 liter Tebal shell : 2 mm c. Bahan insulasi termal adalah glasswool. Tebal insulasi sebesar 2 cm dengan harga koefisien perpindahan kalor menyeluruh yaitu 1,493 W/m 2.K. Harga koefisien ini berada dibawah ketentuan SNI yaitu 1,75 W/m 2.K. Daftar Pustaka Bhandari, V. B. (2010). Design of Machine Elements. New York: Tata McGraw Hill Education Private Limited. Duffie, J. A., & Beckman, W. A. (2013). Solar Engineering of Thermal Processes. Hoboken: Wiley. Hasan, A. (1994). Phase Change Material Energy Storage System Employing Palmatic Acid. Solar Energy, 143 154. Incropera, F. P., Bergman, T. L., Lavine, A. S., & Dewitt, D. P. (2007). Fundamentals of Heat and Mass Transfer. Jefferson: John Wiley & Sons. Nadjib, M. (2015). Kajian Ekperimental Pemanas Air Tenaga Surya Domestik "Sibela". Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yayasan Mitra Teknologi Indonesia. (1994). Rencana pembangunan kelistrikan & energi terbarukan dalam PJP II. Jakarta: Mitra Technology Indonesia Foundation. Zainuddin. (2014). Perancangan Pemanas Air Tenaga Surya Kapasitas 25 Liter. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.