PENGARUH UKURAN PARTIKEL YANG BERBEDA PADA PAKAN LIMBAH AGROINDUSTRI TERHADAP KUALITAS FISIKNYA

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE. Prosedur

Karakteristik Tepung Daun Singkong Sebagai Bahan Pakan Unggas Pada Berbagai Ukuran Partikel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE. Materi

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

Alat Neraca analitik, gelas piala 600 ml, gelas ukur 100 ml, "hot plate", alat refluks (untuk pendingin), cawan masir, tanur, alat penyaring dengan po

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METODE. Materi

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

KOMPOSISI FRAKSI SERAT DARI SERAT BUAH KELAPA SAWIT (SBKS) YANG DI FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN FESES KERBAU PADA LEVEL BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN

SUBTITUSI DEDAK PADI DENGAN LIMBAH RESTORAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA RANSUM AYAM BROILER SKRIPSI ALBERTUS RANDY SOEWARNO

MATERI DAN METODE. Prosedur

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

KAJIAN SERBUK SABUT KELAPA (COCOPEAT) SEBAGAI MEDIA TANAM (STUDY OF COCOPEAT AS PLANTING MEDIA)

UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Waduk Batu Tegi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

SURVEI SIFAT FISIK DAN KANDUNGAN NUTRIEN ONGGOK TERHADAP METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DI DUA KABUPATEN PROVINSI LAMPUNG

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

Umumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

PENGARUH UKURAN PARTIKEL YANG BERBEDA PADA PAKAN LIMBAH AGROINDUSTRI TERHADAP KUALITAS FISIKNYA (Effect of Different Particle Size of Agro-Industrial By-Product on Physical Quality) EMMY SUSANTI dan NURHIDAYAT Fakultas Peternakan Universitas Soedirman, Purwokerto ABSTRACT A research to study the effect of different particle size of agro-industrial by-product on physical qualities was conducted at Laboratory of IBMT of Faculty of Animal Husbandry Unsoed Purwokerto. The agroindustrial by-products were ground and passed through 1.5 mm (A1) or 3.0 mm (A2) screen and as well as coconut meal (B1); epidermis of soybean (B2); cassava meal (B3) and soy-sauce by-product (B4). The study was conducted in a Completely Randomize Designed with factorial pattern (2 X 4) and replicated 3 times. The parameters of physical quality were density, floating capacity, solubility, WHC and bulkiness. The results showed means of density between 0.221 (cassava meal. 3.0 mm) 0.465 (soy sauce by-product, 3.0 mm) and 12.819 (soy sauce by-product, 1.5 mm) 33.827 (coconut meal, 1.5 mm); 1.393 (soy sauce byproduct, 3.0 mm) - 2.410 (coconut meal, 3.0 mm) also 1.903 (soy sauce by product, 3.0 mm) - 3.973 (cassava meal, 1.5 mm) for solubility, WHC, and bulkiness respectively (P < 0.01). The kind of regression of particle size on floating capasity was Y= 0.13106 + 0.1014X; r = 0.77; R 2 = 59.2% (P < 0.01). The agro-industrial by product alter physical quality after grinding. Key Words: Agro-Industrial By-Product, Partikel Size, Physical Quality ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel limbah agroindustri terhadap kualitas fisiknya dilaksanakan di Laboratorium IBMT Fakultas Peternakan UNSOED Purwokerto. Materi digiling dan disaring melewati saringan diameter lubang 1,5 mm (A1) dan 3,0 mm (A2). Materi adalah bungkil kelapa (B1), kulit ari kedelai (B2), onggok (B3) dan limbah kecap (B4) dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola factorial (2 X 4) diulang 3X. Parameter adalah densitas, daya ambang, kelarutan, WHC dan bulkiness. Hasil penelitian menunjukkan rataan densitas 0,221 (onggok, 3,0 mm) 0,465 (limbah kecap, 3,0 mm) dan berturut-turut: 12,819 (limbah kecap, 1,5 mm) 33,827 (bungkil kelapa, 1,5 mm); 1,393 (limbah kecap, 3,0 mm) 2,410 (bungkil kelapa, 3,0 mm) dan 1,903 (limbah kecap, 3.0 mm) 3,973 (onggok, 1,5 mm) untuk kelarutan, WHC dan bulkiness (P < 0,01). Regresi ukuran partikel pada daya ambang mengikuti Y = 0,13106+0,1014X; r = 0,77 dan R 2 = 59,20% (P < 0,01). Jenis bahan pakan limbah agroindustri menunjukkan perubahan sifat fisik setelah proses grinding. Kata Kunci: Limbah Agroindustri, Ukuran Partikel, Kualitas Fisik PENDAHULUAN Sifat bahan pakan limbah adalah kualitas nutriennya rendah karena terjadi proses lignifikasi yang menghambat proses fermentasi dalam rumen (VAN SOEST, 1982). Penanganan pakan asal limbah agroindustri memerlukan proses lanjutan agar memudahkan pengelolaannya sebagai pakan ternak. Proses lanjutan tersebut dapat berupa proses secara fisik, kimia ataupun biologi, sehingga meningkatkan kualitas fisik, kimia dan kecernaanya. Penggunaan bahan pakan asal limbah agroindustri meliputi kajian kimiawi, fisik dan kecernaan nutrient. Pemanfaatan secara industrial meliputi aspek penyimpanan secara luas dan transportasi, sedangkan pemanfaatan 778

nutrien pakan berkaitan dengan kecernaannya. Pemanfaatan nutrien bahan pakan secara alami memerlukan proses penggilingan (grinding) untuk mengurangi ukuran partikelnya sehingga berpengaruh pada penanganannya secara fisik yang menyangkut pengemasan, pergudangan dan transportasi selain memperbesar kemungkinan kontak nutrien dengan enzim pencernaan. Variabel fisik yang meliputi densitas, daya ambang, solubility/kelarutan, WHC (Water Holding Capasity) dan bulkiness/keambaan merupakan parameter dasar yang berkaitan dengan perencanaan penggunaan bahan pakan termasuk limbah agroindustri. Teknologi dan informasi ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pendayagunaan limbah agroindustri dan mengisi kekosongan bahan pakan saat musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui perubahan sifat-sifat fisik dari bahan pakan limbah agroindustri sebagai akibat perbedaan ukuran partikel. MATERI DAN METODE Materi penelitian yang digunakan adalah limbah agroindustri yang mengalami grinding dan dilewatkan pada saringan dengan ukuran 1,5mm (A1) atau 3,0mm (A2). Jenis limbah yang digunakan adalah: bungkil kelapa (B1), kulit ari kedelai (B2), onggok (B3) dan ampas kecap (B4). Peralatan yang digunakan untuk uji fisik adalah: timbangan, gelas ukur, beaker glass, kertas millimeter blok, penggaris, pompa vacuum, corong, statif, oven dan desikator. Bahan-bahan tersebut setelah diperoleh dari produsen dilakukan pengeringan 60ºC kemudian dilakukan grinding dengan dua (2) jenis saringan. Bahan yang diperoleh kemudian dilakukan pengukuran kualitas fisiknya yaitu: densitas. daya ambang, kelarutan, WHC dan bulkiness. Metode pegukurannya adlah sebagai berikut: a. Densitas: berat (kg)/volume (m 3 ). b. Daya ambang: Jarak yang ditempuh partikel pakan (cm) jika dijatuhkan dari atas ke bawah dalam satuan waktu tertentu (detik). c. Solubility: Sampel sebanyak 5g (bahan kering, 105ºC) dimasukkan kedalan wadah gelas dan ditambah air sebanyak 10X. Campuran diaduk dan didiamkan delama 1 (satu) jam kemudian dimasukkan dalam oven 39º 40ºC selama 24 jam. Sampel disaring dengan bantuan pompa vakum dan dikeringkan pada 105ºC dan ditimbang berat keringnya. Solubility (%) = BK awal BK akhir X 100% BK awal d. WHC (water holding capacity): sample kering udara (60ºC) sebanyak 3 g (BA) dimasukkan kedalam gelas dan ditambah air sebanyak 30ml dan diaduk selama 15 menit. Hasil pengadukan disaring menggunakan kertas Whatman no 41 (yang telah diketahui berat basahnya, BK) dengan bantuan pompa vakum dan ditimbang (BB). WHC = BB BK BA BA e. Bulkiness = bolume (l)/berat (kg) Percobaan dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (2X4) dengan ulangan 3X pada masing-masing perlakuan (STEEl dan TORRIE, 1981), dengan model matematika: Yij = µ+αi+βj+αβij+εij. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan Anova. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan-bahan limbah agroindustri yang terdiri dari: bungkil kelapa, kulit ari kedelai, onggok dan ampas kecap setelah digiling dan diperoleh ukuran partikel 1,5mm dan 3,0mm selanjutnya dilakukan uji kualitas fisik. Rataan hasil pengukurannya kemudian diuji secara statistik untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas fisiknya. Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut: Densitas Densitas adalah gambaran volume ruang yang ditempati bahan sejumlah berat tertentu. Rataan densitas limbah agroindustri yang mengalami grinding dan lolos saringan 1,5mm dan 3,0mm adalah sebagai berikut: 779

Tabel 1. Rataan nilai densitas limbah agroindustri dengan ukuran partikel berbeda (kg/m 3 ) A1B1 0,298850 A2B1 0,280150 A1B2 0,415067 A2B2 0,340333 A1B3 0,238333 A2B3 0,221250 A1B4 0,383070 A2B4 0,464730 Rataan nilai densitas pada keempat bahan pakan limbah agroindustri yang lolos saringan dengan ukuran 1,5mm dan 3,0mm berkisar pada 0,221250 sampai 0,464730. Angka densitas terendah pada onggok 3,0mm dan nilai tertinggi pada ampas kecap 3,0mm juga. Analisis variansi menunjukan bahwa jenis bahan limbah agroindustri, ukuran partikel dan interaksinya menunjukkan perbedaan sangat nyata (P < 0,01). Bahan pakan limbah agroindustri yang berbeda memiliki kandungan nutrien yang berbeda sehingga menunjukkan sifat fisik yang berbeda pula. Densitas adalah perbandingan antara berat bahan pakan dan volume ruang yang ditempati bahan pakan tersebut (KHALIL, 1997). Bahan pakan dengan nilai densitas kecil akan menempati ruang simpan besar karena kemampuan pemadatan bahan rendah sehingga bahan pakan dengan densitas kecil memerlukan ruang simpan baik karung, gudang dan ruang saluran cerna yang besar pada berat yang sama. Daya ambang Daya ambang pada keempat bahan limbah agroindustri dengan ukuran yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan nilai daya ambang limbah agroindustri dengan ukuran partikel berbeda (cm/detik) A1B1 1,53070 A2B1 1,78720 A1B2 1,53850 A2B2 1,99363 A1B3 1,61290 A2B3 1,76167 A1B4 1,64903 A2B4 1,87730 Rataan daya ambang pada keempat bahan pakan limbah agroindustri dengan ukuran partikel lolos saringan 1,5 mm dan 3,0 mm dengan nilai terendah adalah 1,53070 cm/detik pada bungkil kelapa 1,5 mm sedangkan nilai tertinggi adalah 1,99363 cm/detik pada kulit ari kedelai, 3,0 mm. Analisis variansi jenis bahan pakan terhadap daya ambangnya menunjukkan tidak berbeda nyata (P > 0,05), sedangkan ukuran partikel berpengaruh sangat nyata (P < 0,01). Bahan pakan limbah agroindustri merupakan sisa pengolahan pangan sehingga kandungan nutriennya rendah. Sifat nutrien bahan pakan sisa pengolahan relatif sama sehingga memberikan sifat fisik daya ambang yang relatif sama juga. Hubungan regresi antara ukuran partikel dengan daya ambang mengikuti persamaan Y = 1,3106 + 0,1014X. Kenaikan satu satuan ukuran partikel meningkatkan daya ambang sebesar 0,1014 satuan. Koefisien korelasi (r) = 0,77 yang menunjukkan keeratan hubungannya sedangkan koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan ukuran partikel mempengaruhi perubahan nilai daya ambang sebesar 59,20%. Kelarutan Kelarutan merupakan angka kelarutan nutrien dalam air pada suhu 39 40ºC (RAMANZIN et al., 1994). Sifat kelarutan menggambarkan kelarutan bahan pakan dalam saluran cerna setelah prosesing sehingga bahan tersebut mudah bereaksi terhadap enzim pencernaan. Hasil analisis nilai kelarutan keempat bahan pakan limbah agroindustri dengan ukuran partikel berbeda seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan nilai kelarutan limbah agroindustri dengan ukuran partikel berbeda (%) (transformasi) A1B1 33,82687 A2B1 29,06607 A1B2 23,54503 A2B2 21,93227 A1B3 12,81873 A2B3 12,89180 A1B4 27,23147 A2B4 20,65207 Rataan kelarutan keempat macam bahan pakan limbah agroindustri dengan ukuran partikel lolos saringan 1,5 mm dan 3,0 mm berkisar 12,81873% sampai 33,82687%. Angka kelarutan terendah pada onggok 3,0mm sedangkan tertinggi pada bungkil kelapa 1,5 mm. Analisis variansi kedua perlakuan dan 780

interaksinya menunjukkan perbedaan sangat nyata (P < 0,01). Kulit ari kedelai dan onggok yang mengandung serat lebih banyak menunjukkan angka kelarutan lebih rendah dibandingkan bungkil kelapa dan ampas kecap. Hal tersebut sejalan dengan pendapat RAMANZIN et al. (1994), bahwa: solubility atau kelarutan dalam air merupakan bagian yang hilang pada waktu bahan pakan dalam kantong nylon dilakukan pencucian dengan mesin cuci pada analisis in sacco. Bahan pakan dengan parameter kelarutan tinggi akan menyebabkan kelarutan dalam air tinggi juga sehingga selama penyimpanan dan transportasi bahan hendaknya disimpan dalam wadah kedap air sekaligus mudah terlarut dalam saluran cerna. WHC (Water Holding Capasity) Nilai WHC pada bahan pakan menunjukkan kemampuan untuk menyerap air kembali setelah pakan tersebut kering. Nilai WHC bahan pakan limbah agroindusri dengan ukuran partikel berbeda seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan nilai WHC limbah groindustri dengan ukuran partikel berbeda A1B1 2,020 A2B1 2,410 A1B2 1,873 A2B2 1,903 A1B3 1,420 A2B3 1,743 A1B4 1,583 A2B4 1,393 Rataan nilai WHC pada penelitian ini sebagai akibat perbedaan jenis bahan pakan dan ukuran partikel lolos saringan 1,5mm dan 3,0mm berkisar pada 1,393 sebagai nilai WHC terendah pada ampas kecap 3,0mm sampai 2,410 pada bungkil kelapa 3,0mm sebagai nilai WHC tertinggi. Hasil analisis variansi WHC pada perlakuan ini menunjukkan perbedaan sangat nyata (P < 0,01) demikian juga interaksinya. ERNAWATI (1995), melaporkan bahwa nilai WHC adalah jumlah air yang mampu dibawa oleh bahan pakan sehingga bahan pakan yang berbeda dengan komposisi berbeda akan menunjukkan kemampuan membawa air yang berbeda juga. Bulkiness (keambaan) Bulkiness (keambaan) menunjukkan kemampuan menempati ruang dari suatu bahan pakan. Sifat ini mengakibatkan rumen dan/atau lambung terasa penuh sehingga menimbulkan rasa kenyang. Bahan pakan kaya serat umumnya mempunyai nilai bulkiness tinggi. Rataan nilai bulkiness sebagai akibat jenis bahan limbah agroindustri dan ukuran partikel yang berbeda disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan nilai bulkiness limbah agroindustri dengan ukuran partikel berbeda (l/kg) A1B1 3,147 A2B1 2,980 A1B2 2,130 A2B2 3,737 A1B3 3,973 A2B3 2,747 A1B4 2,370 A2B4 1,903 Rataan nilai bulkiness sebagai pengaruh jenis bahan limbah agroindustri dan ukuran partikel berbeda berkisar 1,903 sampai 3,973. Angka bulkiness terkecil ditunjukkan oleh ampas kecap 3,0 mm dan tertinggi oleh onggok 1,5 mm. Analisis variansi pengaruh perlakuan terhadap bulkiness menunjukkan jenis bahan pakan dan ukuran partikel yang berbeda memberikan hasil berbeda sangat nyata (P < 0,01) juga interaksinya. Bahan pakan dengan kadar serat kasar tinggi memberikan nilai bulkiness tinggi juga. Bulkiness sangat dipengaruhi oleh kualitas kimianya sehingga bahan pakan dengan serat kasar tinggi akan memberikan sifat bulkiness yang besar sehingga bahan sukar teregradasi (KHALIL, 1997). KESIMPULAN DAN SARAN Jenis bahan pakan limbah agroindustri menunjukkan perubahan sifat fisik setelah proses grinding. Bahan pakan bungkil kelapa, kulit ari kedelai, onggok dan ampas kecap menunjukkan sifat fisik yang berbeda sehingga perlu penanganan yang berbeda untuk optimalisasi penggunaannya sebagai pakan ternak. 781

UCAPAN TERIMA KASIH Kami sebagai tim peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pimpinan Proyek SEMI-QUE Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNSOED yang telah mendanai bagi terlaksananya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA ERNAWATI. 1995. Ammoniasi Pakan Serat dengan Urea Berdasarkan sifat fisik, komposisi kimia dan fermentabilitasnya. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. KHALIL. 1997. Pengelolaan Sumberdaya Pakan. Bahan kuliah. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. RAMANZIN, M., L. BAILONI and B. GIOVANI. 1994. Solubility, Water Holding Capasity and Spesific Gravity of Different Concentrates. Nutrition, feeding and calves. J. Dairy Sci. 77: 774 781. STEEL, R.G.D. and J.H. TORIE. 1981. Principles and Prosedures of Ststistics. McGraw-Hill Book Co. Inc. Pub. Ltd. London. VAN SOEST, P.J. 1982. Nutritional Ecology of The Ruminant. O & B Book Inc. Corvalis. Oregon. USA. 782