HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Ekologi Industri Pengembangan Bioetanol Berbahan Dasar Limbah Pangan sebagai Salah Satu Bentuk Kemandirian Energi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

Pendahuluan. Isi kuliah: Sejarah singkat. Latar Belakang EI. MODUL 11 Ekologi Industri. Konsep Ekosistem. Latar belakang

LAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR

PENILAIAN KESIAPAN KAWASAN INDUSTRI CANDI UNTUK MENJADI ECO- INDUSTRIAL PARK

KAJIAN PENERAPAN EKOLOGI INDUSTRI DI INDONESIA

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus

PENTINGNYA PENERAPAN ECO INDUSTRIAL PARK (EIP) DI INDONESIA

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

Sosialisasi Permen PUPR NO.5/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan negara ini. Industri merupakan salah satu pilar pokok dalam

Green Information System : Innovation for Environmental Sustainability

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan di era modern ini semakin banyak dilakukan guna

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

ANALISIS BIAYA MANFAAT PENGELOLAAN LINGKUNGAN SENTRA INDUSTRI KECIL TAHU JOMBLANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

PENGERTIAN GREEN CITY

(Mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No. 5/PRT/M/2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PENGEMBANGAN ECO-INDUSTRIAL PARK DENGAN KONSEP WASTE EXCHANGE (Studi Kasus : Kawasan Industri Candi Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. warming, eco efficiency, dan kegiatan industri yang memberi dampak langsung

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... I DAFTAR TABEL... VII DAFTAR GAMBAR... IX BAB 1 PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I - 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbiaya rendah (

P E M B A N G U N A N B E R K E L A N J U T A N

Prioritas Faktor Pengembangan Kawasan Industri Gula Toelangan Melalui Pendekatan Konsep Simbiosis Industri

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Pengertian, Konsep Dasar serta Perkembangan. Teknologi Bersih. (Clean Technology)

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

KETERLIBATAN PARA PIHAK DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR. oleh: Erna Witoelar *)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Penyumbang Turunnya Kualitas Lingkungan dari Berbagai Sektor (Global Warming, 2013)

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

INDUSTRIAL INTELLIGENCE 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI GULA TULANGAN MELALUI PENDEKATAN KONSEP SIMBIOSIS INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

GREEN TRANSPORTATION

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECO-INDUSTRIAL PARK) Yunita Ismail 1. Abstract

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

LAMPIRAN 1 KEUNTUNGAN DARI SUSTAINABLE BUILDING. Menurut Yulestra Putra dalam library.usu.ac.id, sustainable building

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

TUGAS ORGANIZATION & MANAGEMENT Topik : Ethics & Responsibility

PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL 1898 - Robert Frosch (Journal Scientific American) Mengapa sistem industri tidak seperti ekosistem alam? 1972 - Harry Zhi Evan (Seminar + Journal for International Labour Review) Ide pengurangan buangan & peningkatan efisiensi (Buckminster Fuller) Kogenerasi energi (Amory Lovins & Rocky Mountain Institute) Ekologi Industri

DEFINISI EKOLOGI INDUSTRI Analisis sistematis mengenai operasi industri dengan me masukkan faktor-faktor seperti teknologi, lingkungan, sumberdaya alam, aspek biomedis, aspek institusi, hukum, dan sosio-ekonomi (Evan, 1973) Kajian dengan menggunakan pendekatan sistem untuk mengintegrasikan antara sistem industri dan alam, serta mencari cara untuk mendesain ulang sistem tersebut suatu sistem industri yang terpadu diantara industriindustri yang ada di dalamnya dan saling bersimbiosis secara mutualisme suatu pendekatan manajemen lingkungan dimana suatu sistem tidak dilihat secara terpisah dengan sistem sekelilingnya tetapi merupakan bagian utuh yang saling mendukung dalam rangka mengoptimalkan siklus material ketika suatu bahan baku diproses menjadi produk

PENDEKATAN EKOLOGI INDUSTRI Mengelola aktivitas manusia menuju pembangunan berkelanjutan Mencari integrasi sistem kerja manusia kedalam sistem alam Minimasi energi dan material yang digunakan Minimasi dampak ekologi dari aktivitas manusia yg dapat diterima sistem alam

TUJUAN EKOLOGI INDUSTRI Memajukan & melaksanakan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) Menjaga daya dukung alam Menjaga kualitas hidup Menjaga Kekuatan Ekonomi Sistem Industri, Perdagangan, dan Sektor Komersial PRINSIP SUSTAINABLE DEVELOPMENT Penggunaan SDA berkelanjutan Menjamin mutu hidup masyarakat Memelihara kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental equity)

PRINSIP EKOLOGI INDUSTRI Menggunakan close loop melalui penggunaan kembali Memaksimalkan efisiensi penggunaan material dan energi Meminimalkan timbulnya limbah Mendefinisikan semua limbah sebagai produk potensial & mencari pasar untuk produk tersebut

INDUSTRIAL ECOLOGY: CLOSE THE LOOP ON WASTE

KONSEP EKOLOGI INDUSTRI Optimasi penggunaan sumberdaya Siklus material tertutup dan meminimalisasi emisi Proses dematerialisasi (relatif & absolut) Simbiosis Industri

APLIKASI KONSEP EKOLOGI INDUSTRI REKAYASA INDUSTRI Desain proses Substitusi teknologi Desain produk Efisiensi Energi Efisiensi Material Perancangan sistem industri dengan kepedulian terhadap kebutuhan sosial dan ekonomi komunitas lokal Eco- Industrial Park (EIP)

EIP/EIE ECO-INDUSTRIAL PARK/ESTATE komunitas industri & bisnis yang terletak bersama dalam sebuah kawasan Kolaborasi pengelolaan lingkungan & SDA Meningkatkan kinerja lingkungan, sosial, budaya Keuntungan kolektif

PRINSIP EIE/EIP Green Construction Minimalisasi penggunaan sumber daya Memilih material tahan lama Menggunakan renewable/recycle resources Protect natural Menciptakan lingkungan sehat dan non-toxic Integrasi desain infratruktur dan bangunan dengan lingkungan manusia dan alam Sustainable Design Green Design untuk Infrastruktur Sustainable Community

KOMPONEN EIP Green Design dari infrastruktur dan pabrik Produksi bersih Pencegahan pencemaran Efisiensi energi Kerjasama antar perusahaan

KARAKTERISTIK SIMBIOSIS INDUSTRI YANG EFEKTIF Industri anggota simbiosis ditempatkan dalam satu kawasan dan memiliki bidang produksi yang berbedabeda Jarak antar industri dibuat dekat sehingga meningkatkan efisiensi tranportasi bahan Masing-masing industri membuat suatu kesepakatan bersama dengan berprinsip ekonomi yaitu saling menguntungkan Masing-masing industri harus dapat berkomunikasi dengan baik Tiap industri bertangung-jawab pada keselamatan lingkungan dalam kawasan tersebut

EIP di Kalundborg, Denmark

Contoh Agroindustri (EIP) di Indonesia

KEUNTUNGAN EIP BAGI INDUSTRI Penurunan ongkos produksi melalui efisiensi material & energi, pemanfaatan kembali air, dan menghindari sanksi peraturan pemerintah Peningkatan efisiensi menghasilkan produk-produk kompetitif Berbagi jasa konsultasi & akses informasi Berbagi pelayanan umum: pengelolaan limbah, pelatihan, pengadaam barang, tim penanggulangan bencana, sistem informasi lingkungan, dll Meningkatkan nilai properti

KEUNTUNGAN EIP BAGI LINGKUNGAN Mengurangi sumber polusi dan limbah Mengurangi beban lingkungan melalui pendekatan lebih inovatif menuju produksi bersih (cleaner production) Keputusan mengenai lokasi EIP, infrastruktur & target rekrutmen tergantung batasan kapasitas pendukung lokal dan karakteristik ekologi dari lokasi yang potensial

KEUNTUNGAN EIP BAGI MASYARAKAT Alat pengembangan ekonomi Meningkatkan nilai dari kawasan Terciptanya lapangan kerja baru dalam fasilitas industri ramah lingkungan Bagi pemerintah, EIP menjadi lahan untuk mengkaji dan menerapkan peraturan dan kebijakan yang lebih efektif bagi lingkungan & menguntungkan bagi kalangan usaha

TANTANGAN PEMBUATAN EIP Pembuatan EIP kompleks, memerlukan integrasi lintas bidang (multidisiplin) dalam desain dan pengambilan keputusan Kesuksesan tergantung kolaborasi lembaga pemerintah, perancang profesional, kontraktor proyek, & perusahaan-perusahaan yang terlibat Beberapa keuntungan ekonomi EIP dapat terlihat dalam jangka panjang (butuh lembaga keuangan yang mampu memfasilitasi proyek dengan tingkat pengembalian yang lama)