MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-690/A/J.A/12/2001 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUMPULAN DATA KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

FORMAT FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN. A. Format Rencana Kinerja Tahunan Tingkat Kementerian Perhubungan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan Lembar

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI APBN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 78 TAHUN 2011 PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENOALIAN INTERN PEMERINTAH 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 8 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

ORGANISASIDANTATAKERJA SEKRETARIATKOMITENASIONALKESELAMATANTRANSPORTASI

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2013, No Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformas

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN EVALUASI TERHADAP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG. NOMOR : Kep - /2017 LAMPIRAN : 1 (SATU)

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERHUBUNGAN. No PEJABAT KUASA UNIT KERJA Pengangkatan dalam Jabatan. Fungsional Umum bagi. Pegawai Negeri Sipil Golongan/Ruang IV/a ke atas

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM 37 TAHUN 2011 ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TRANSPORTASI DARAT TEGAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 036 / P / 2016 TENTANG TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republi

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 55 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI KESEHATAN PENERBANGAN

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/16/KEP/ /2013 TENTANG

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Eselon II Mandiri di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepoti

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa Kementerian Perhubungan sebagai instansi pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang perhubungan, kinerjanya perlu dilaporkan kepada publik secara akuntabel; b. bahwa pimpinan unit kerja di Iingkungctn KerneiHenan Perhubungan mempunyai tanggung jawab atas (encana kinerja dan pencapaian kinerjanya; c. bahwa dalam rangka peningkatan dan pengendallan capaian kinerja dl tiap unit kerja sesuai lnstruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, perlu ditetapkan mengenai penyusunan laporan akuntabilitas kinerja!.jnit kerja di Irngkungan Kementenan Perhubungan; d. banwa berdasarkan pertimbangan seoagalmana dimaksud pada huruf a, huruf b dall huruf c, perlu menetapkan Peraturan Mentp.ri Perhubungan tentang Peaoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lrngkungan Kementenan Perhubungan; 1 Undang-Undang Nomor 17 Tallun 200::1 ter,tang Keuangan Negara (Lembaran Negar2 Repub!ik indollesia Tanun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RepulJlik Indonesia Nomor 4286); 2. Unaang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Nega,8 i:...embaran Negara Republik Indonesic. Tahun?004 Nornor 5, Tambahan. Lembaran Negara Rtlpublik Indonesia Norm 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Repbulik Indonesia Nomor 4614); 8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian; 10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 7 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014; 11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; 12. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 239/1X/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PEOOMAN PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Oalam peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah laporan pertanggungjawaban pimpinan unit kerja setingkat Eselon I, unit kerja setingkat Eselon II, dan Unit Kerja Mandiri kepada Menteri untuk jangka waktu 1 (satu) tahun mengenai pelaksanaan visi dan misi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis; b. Jangka waktu 1 (satu) tahun adalah 1 (satu) tahun anggaran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit harus menggambarkan keseluruhan kegiatan Unit Kerja yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi yang diformulasikan secara objektif dan sistematis. (1) Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai berikut: a. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan dibuat oleh Menteri dan disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; b. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Setingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Perhubungan dibuat oleh Oirektur Jenderal, Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan disampaikan kepada Menteri; c. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Setingkat Eselon II di lingkungan Kementerian Perhubungan dibuat oleh Oirektur, Kepala Biro, dan Kepala Pusat, dan disampaikan kepada Kepala Unit Kerja Setingkat Eselon I masing-masing; d. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Mandiri di lingkungan Kementerian Perhubungan dibuat oleh Kepala Unit Kerja Mandiri dan disampaikan kepada Menteri. (2) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dikoordinir oleh: a. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian dikoordinir oleh Sekretaris Jenderal cq Kepala Biro Perencanaan;

b. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Setingkat Eselon I dikoordinir Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Badan, Sekretaris Inspektorat, Kepala Biro Perencanaan; c. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja Setingkat Eselon II dan Unit kerja Mandiri dikoordinir oleh Kepala Bagian Tata Usaha. SISTEMATIKA DAN MATERI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Perhubungan disusun sebagai berikut: RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI BABIPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI C. SISTEMATIKA PENYAJIAN BAB II RENCANA STRATEGIS TAHUN XXX - XXX A. RENCANA STRATEGIS (UNIT KERJA... ) B. VISI DAN MISI C. TUJUAN DAN SASARAN D. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN E. KEBIJAKAN UMUM F. PROGRAM PEMBANGUNAN BAB III RENCANA KINERJA TAHUN XXX A. GAMBARAN UMUM RENCANA KINERJA TAHUN XXX B. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN XXX C. ALOKASI ANGGARAN TAHUN XXX D. KEGIATAN PRIORITAS TAHUN XXX BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN XXX A. PENGUKURAN KINERJA B. EVALUASI KINERJA C. ANALISA PENCAPAIAN KINERJA D. ANALISA KEUANGAN E. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN

LAMPI RAN-LAMPI RAN LAMPIRAN A - RENCANA STRATEGIS (RS) TAHUN XXX LAMPIRAN B - RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN XXX LAMPIRAN C - PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) TAHUN XXX LAMPIRAN D - PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS) TAHUN XXX (1) Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja dibuat secara singkat, jelas, dan padat. (2) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 disusun sesuai dengan petunjuk pada Lampiran I Peraturan Menteri ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja dibuat dalam bentuk dokumen yang dijilid spiral, dengan sampul muka dan sampul belakang dibuat dari karton berwarna biru. (1) Pada sampul depah bagian atas dicantumkan lambang Kementerian Perhubungan dan kalimat judul LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN XXX dengan huruf besar sebagaimana contoh pada Lampiran II Peraturan Menteri ini. (2) Laporan diketik dengan menggunakan huruf ARIAL 12, 1,5 spasi dengan menggunakan kertas HVS 80 gram berwarna putih. (3) Ukuran kertas yang digunakan adalah A4. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Waktu penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah: a. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja dari seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan kepada Menteri/Sekretaris Jenderal disampaikan paling lambat tanggal 20 Februari tahun anggaran berikutnya; b. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan dari Menteri kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi disampaikan paling lambat tanggal 15 Maret tahun anggaran berikutnya;

Prosedur operasional standar tentang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian sebagaimana tercantum pada Lampiran il! Peraturan Menteri ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja disampaikan dalam rangkap 4 (empat) dan disertai dengan softcopy dalam bentuk Compact Disc (CD). (1) Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan didistribusikan sebagai berikut: Asli: - Menteri Perhubungan - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tembusan: 1. Inspektur Jenderal 2. Sekretaris Jenderal 3. Para Direktur Jenderal 4. Para Kepala Badan 5. Arsip Kementerian Perhubungan Asli: - Menteri Perhubungan - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Tembusan: 1. Inspektur Jenderal 2. Sekretaris Jenderal 3. Para Direktur Jenderal 4. Para Kepala Badan 5. Arsip di Unit Kerja yang bersangkutan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini, dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : J A KA R T A Pada tanggal : 28 Desernber 2010 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri PPN I BAPPENAS; 4. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; 5. Wakil Menteri Perhubungan, Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal dan para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan; 6. Para Kepala Biro, Sekretaris Inspektorat Jenderal, para Sekretaris Direktorat Jenderal, para Sekretaris Badan, dan Kepala Pusat di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Salinan sesuai de KEPALA BI U UMAR IS SH MM MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 196302201989031 001

Nemer: PM.86 TAHUN 2010 Tanggal: 28 Desembar 2010 BABIPENDAHULUAN Memuat latar belakang perlunya disusun LAKIP serta tugas, pokok dan fungsi unit kerja yang bersangkutan. BAB II RENCANA STRATEGIS TAHUN XXX Visi dan misi unit kerja yang bersangkutan dalam periode 5 (lima) tahun. Tujuan dan sasaran memuat uraian dari tujuan dan sasaran unit kerja tersebut dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (sesuai dengan periode perencanaan strategis) dan disertai dengan IKU per sasaran. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran menjelaskan mengenai cara yang diterapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran, dalam bentuk program dan kegiatan beserta indikator kinerja yang direncanakan. Untuk memperjelas hal ini dapat digunakan Tabel Rencana Kinerja Tahunan (RKT). BAB III RENCANA KINERJA TAHUN XXX Rencana Kinerja diuraikan secara umum dengan menjelaskan program dan kegiatan tahunan yang didukung oleh pengalokasian anggaran yang memadai berikut juga kegiatan prioritasnya. BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA Evaluasi Kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja yang direncanakan (target) dan penetapan capaian indikator kinerja dengan menggunakan Tabel Pencapaian Kinerja Kegiatan (PKK). Analisis pencapaian kinerja menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja unit kerja, menguraikan secara sistematis keberhasilan/kegagalan dan hambatan/ kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. Dalam hal ini dapat dijelaskan penyebab keberhasilan/kegagalan tersebut. Aspek keuangan menguraikan sumber perolehan dan penggunaan dana bagi pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Aspek keuangan harus memperhatikan prinsip-prinsip pelaporan keuangan yang lazim. BAB V PENUTUP Tinjauan secara umum dengan mengemukakan keberhasilan/kegagalan, permasalahan, dan kendala yang berkaitan dengan kinerja unit kerja yang bersangkutan. LAMPI RAN-LAMPI RAN Untuk memperjelas Laporan Akuntabilitas Kinerja, dapat dilampirkan perhitunganperhitungan, gambar, dan aspek pendukung seperti SDM, sarana prasarana, metode, dan data lain yang relevan.

Nemer : PM.86 TAHUN 2010 Tanggal: 28 Desember 2010 } Arial16 pi } Arial14 pi

Nemer : PM.86 TAHUN 2010 Tanggal: 28 Desember 2010 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Persiapan dokumen LAKIP (Es I, Es II, dan UKM) MTR BP KUE I, KUE II, KUKM KUE I, KUE 2, dan KUKM menyampaikan dokumen LAKIP kepada MTR melalui BP Waktu penyampaian dokumen LAKIP sesuai dengan yang ditetapkan Penilaian LAKIP Unit Organisasi Penyusunan Dokumen LAKIP Kementerian Pelaporan dan penilaian LAKIP Kementerian Tindak lanjut hasil penilaian LAKIP MTR BP MTR IJ KUE I, KUE II, KUKM MTR SETJEN Kemen PAN dan RB BP menyusun LAKIP Kementerian atas dasar hasil konsolidasi LAKIP di seluruh unit kerja BP menyampaikan kepada Menteri mengenai LAKIP Kementerian untuk menda atkan ersetu'uan IJ melakukan penilaian LAKIP Es I, Es II, dan UKM IJ menyampaikan rekomendasi hasil penilaian kepada MTR dengan tembusan kepada KUE I. KUE II, KUKM KUE I, KUE II, KUKM wajib melakukan perbaikan atas rekomendasi IJ dan mela orkann a kembali MTR melalui SET JEN menyampaikan LAKIP Kementerian kepada Presiden melalui Kemen PAN dan Reformasi Birokrasi Kemen PAN dan Reformasi Birokrasi melakukan penilaian atas LAKIP Kementerian dan menyampaikan rekomendasinya Kepada Presiden dan MTR KUE I, KUE II, KUKM wajib melakukan perbaikan LAKIP atas rekomendasi IJ dan melaporkannya kembali hasilnya MTR wajib melakukan perbaikan LAKIP atas rekomendasi Kemen PAN dan mela orkan kembali hasiln a