NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MUJIASIH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU REMAJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH Di SMK PGRI 1 PONOROGO. Oleh : IMAM ASEP SAIFUDIN NIM:

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Eti Dwi Setyaningrum NIM :

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

Pengaruh Peer Group Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YULIANA

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP NEGERI 2 TANJUNGSARI SUMEDANG

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

PENDIDIKAN SEKS MELALUI PEER COUNSELOR TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

MENGANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMP N 2 MOJOSONGO BOYOALI

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2012)

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Nuzulia Rahayu 1, Yusniwarti Yusad 2, Ria Masniari Lubis 2 ABSTRACT

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

ABSTRACT. Keywords: Perception, Availability of Information Media, Courageous Risk Behavior Literature: 42 ( )

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA SMA KANJENG SEPUH GRESIK

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Pengertian tersebut dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA DI SMK ISLAM WIJAYA KUSUMA JAKARTA SELATAN.

Jurnal Kesehatan Masyarakat

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAMPAK SEKS BEBAS SISWA KELAS X USIA TAHUN DI SEKOLAH MAN GANDEKAN BANTUL 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA GURU DI SMK PGRI CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Alon Wijayanti

Keywords: Level of knowledge, HIV-AIDS, Counseling

Keywords: Bandungan tourist area, elementary school, early adolescents, health education, knowledge level, reproductive health education.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

Disusun oleh: Anis Eka Pratiwi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN. Oleh: DONNY G PICAULY

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI SMK NEGERI 1 PANDAK BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: MUJIASIH 201310104174 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

THE INFLUENCE OF COUNSELING REPRODUCTIVE HEALTH WITH AUDIOVISUAL TO INCREASE KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF STUDENTS ABOUT SEXUAL INTERCOURSE PREMARITAL IN PUBLIC SMK PANDAK BANTUL 20141 Mujiasih2, Dwi Prihatiningsih3 ABSTRACT Background of the Problem: Adolescent reproductive health problems is currently very complex and worrying.the study pkbi during 2005 involving 9 cities mention that the percentage of ktd remaja highest in denpasar mataram, ( state, and yogyakarta 2009 ).Another problem in adolescents occurring due to increased premarital sex is sexually transmitted diseases one of them is hiv or aids, which until now still no cure is that can cure this disease ( sinaga, 2011 ).From the results of the study of a prelude got that adolescent reproductive health problems occur in sub-district pandak bantul.it is spotted with the invention data from puskesmas and kua sub-district pandak there are 8 remaja age less than 18 years experience pregnant before getting married.based on information from public smk 1 pandak not yet there is a lesson about reproductive health and two students who had pregnant. Research Objective:The purpose of this research is discovery of influence counseling with audio-visual about reproductive health to increasing knowledge and attitude toward sexual intercourse premarital on students in public smk 1 pandak bantul 2014. Research method:the kind of research is research true design experiment with delightful pretest-posttest control group design.in this population his research is other students class X public SMK N 1 Pandak bantul 2014.Technique that the sample collection is a technique used random sampling by the number of samples as much as 76 students namely 38 people to group experimentation and 38 people the control group. Research finding:the research found that there is the influence of counseling reproductive health with audiovisual to increase knowledge and attitudes of students about sexual intercourse premarital with the value of p value = by and p value = 0,000. Keywords: knowledge, attitude, reproductive health, sexual pre marriage 3

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Penduduk dunia yang berjumlah 7 milyar jiwa dengan penduduk remaja mencapai lebih dari satu milyar (Biro sensus AS, 2012). Setengah dari remaja tersebut terdapat di Asia Tenggara. Penduduk indonesia berjumlah 245.613.043 jiwa dan 18,62% diantaranya atau 45.744.321 jiwa adalah remaja (Kemenkes RI, 2012). Badan Pusat Statistik Propinsi DIY (2010), melaporkan bahwa hampir seperempat dari total penduduk DIY adalah remaja dengan kelompok umur 10-14 tahun berjumlah 252.613 orang, usia 15-19 tahun berjumlah 285.763 dan usia 20-24 tahun berjumlah 296.546 orang dengan total 834.924 (24,14%) dari jumlah penduduk DIY. Remaja untuk batasan masyarakat indonesia adalah mereka yang berusia 11-24 tahun (Almawaliy, 2010). Sedangkan WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja. (WHO, 2012) Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2003) yang menunjukkan tingginya angka seks pranikah pada remaja. Survey yang dilakukan pada tahun 2002-2003 ini menemukan sebanyak hampir 50% remaja usia 20-24 tahun mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Data lain yang juga ditemukan yaitu sebanyak hampir 35% remaja usia 14-19 tahun mengaku mempunyai teman yang yang pernah melakukan hubungan seks pranikah (SKKRI, 2003). Data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2000-2003 menunjukkan bahwa dari 37000 kasus Kehamilan Tidak Di inginkan (KTD) ternyata 27% diantaranya belum menikah termasuk 12,3% diantaraanya masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Studi PKBI selama tahun 2005 yang melibatkan 9 kota menyebutkan bahwa persentase KTD remaja tertinggi di Denpasar, Mataram, dan Yogyakarta (Negara, 2009). Dampak dari tingginya angka kehamilan tidak diinginkan atau hamil pranikah adalah meningkatnya jumlah aborsi tidak aman. Diperkirakan seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, yang mengakibatkan 70 ribu wanita meninggal (WHO, 2012). Salah satu penyebab yang mendasari terjadinya perilaku negatif remaja seperti seks pranikah adalah kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi tersebut ditemukan oleh (Amalia, 2012), (Permatasari, 2011), dan (Sriuntari, 2013). Informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi yang lengkap sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari beberapa resiko yaitu Kehamilan Yang tidak Diinginkan (KTD), Penyakit Menular Seksual (PMS) (Yulhareni, 2004). Pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor yang 4

mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain kognitif terhadap sebuah perilaku. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (Notoatmodjo, 2007).Hasil penelitian (Amalia, 2012), (Permatasari, 2011), (Sriuntari, 2013) menegaskan bahwa metode audio visual sangat efektif dan meningkatkan pengetahuan siswa. Tujuan penelitian Diketahuinya efektifitas pengaruh penyuluhan dengan audio visual (video) tentang kesehatan reproduksi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap hubungan seksual pranikah pada siswa di SMK Negeri 1 Pandak Bantul 2014. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitianquasi experiment design (eksperimen semu), yaitu merupakan rancangan yang paling ideal untuk mempelajari mekanisme korelasi sebab akibat. Penelitian ini dilakukan dengan cara rancangan pretest-posttest control group design (eksperimen ulang) merupakan bentuk pengembangan rancangan eksperimental sederhana, yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum perlakuan diberikan (Arif,2011). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X SMK Negeri 1 Pandak Bantul tahun 2014.Sampel yang dikehendaki( intended sample,eligible subjects) merupakan bagian populasi target yang akan diteliti secara langsung (Sastroasmoro,2011). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X SMK Negeri 1 Pandak Bantul.Untuk menentukan jumlah sample digunakan rumus slovin yaitu (Sulistyaningsih, 2012). C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Kontrol dan Eksperimen Karakteristik Kontrol Eksperimen Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan F % F % 3 7,9 3 7,9 35 92,1 35 92,1 Usia Pekerjaan Orang Tua Pendidikan Orang tua 15-16 tahun 17-18 tahun Buruh Wiraswasta SD SMP SMA 23 15 16 22 35 3 0 60,5 39,5 42,1 57,9 92,1 7,9 0 27 11 36 2 18 15 5 71,1 17,1 94,7 5,3 47,4 39,5 13,2 5

Berdasarkan tabel 3 hasil persentase karakteristik responden menunjukkan bahwa jenis kelamin paling dominan adalah perempuan pada kelompok kontrol sebanyak 35 orang (92,1%) dan pada kelompok eksperimen sebanyak 35 orang (92,1%). Karakteristik responden berdasarkan usia paling dominan usia 15-16 tahun pada kelompok kontrol sebanyak 23 orang (60,5%) dan kelompok eksperimen sebanyak 27 orang (71,1%). Tabel 4 gambaran pengetahuan pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen kontrol eksperimen Pengetahuan N Mean N Mean Pengetahuan Pre 38 15,34 38 14,76 Pengetahuan Post 38 15,50 38 17,18 Berdasarkan tabel 4 pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 38 responden dengan nilai mean pretest 15,34 dan mean posttest 15,50. Sedangkan nilai minimal pengetahuan pretest maupun posttest adalah 11 dan nilai maksimal 20. Sedangkan pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 38 responden, nilai mean pretest sebanyak 14,76 dan nilai mean posttest 17,18. Nilai minimal pengetahuan pretest dan posttest yaitu 13 dan nilai maksimal pretest 20 sedangkan posttest 21. Tabel 5 Distribusi Frekuensi KarakteristikResponden pada Kontrol dan Eksperimen Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Rata-rata nilai pengetahuan Kontrol Eksperimen Pre Post Pre Post 17,0 16,6 14,3 17,3 15,2 15,4 14,8 17,1 Usia 15-16 tahun 17-18 tahun 15,1 15,8 15,3 16,8 14,4 15,4 17,5 16,3 Pekerjaan Orang Tua Buruh Wiraswasta 14,7 15,5 14,8 15,7 14,7 14,5 17,1 18,5 Pendidikan Orang tua SD SMP SMA 15,2 17,0 15,3 15,4 16,6 15,5 14,6 14,5 15,8 15,5 18,2 20,0 6

Berdasarkan karakteristik responden pada kelompok control jenis kelamin laki-laki paling dominan yaitu rata-rata pretest sebanyak 17,0 dan posttest 16,6. Usia paling dominan antara 17-18 tahun dengan rata-rata pretest 15,8 dan 16,8. Pekerjaan orang tua paling dominan bekerja sebagai wiraswata nilai rata-rata pretest 15,5 dan posttest 15,7. Pendidikan orang tua paling dominan lulusan SMP nilai rata-rata pretest 17,0 dan posttest 16,6. Tabel. 6 rata-rata pengetahuanberdasarkan indicator kuesioner Indikator Eksperimen Kontrol Pre Post Pre Post Pengertian 19,3 26,7 12,6 13 Pertumbuhan dan 25,7 30,3 30,7 30,3 Perkembangan Seksual Anatomi alat 26 30 30,2 30,6 reproduksi ses terjadinya 28 26,3 30,6 23,67 kehamilan Penyakit menular seksual 26,5 29,5 26,3 26,8 Berdasarkan hasil persentase kuesioner pengetahuan pada kelompok control didapatkan bahwa nilai pretest paling tinggi pada indicator proses terjadinya kehamilan dan responden paling banyak menjawab benar pada item 14 dengan pernyataan yaitu Berhubungan seks merupakan suatu cara untuk mengungkapkan rasa cinta kepada sang pacar sebanyak 39 orang (92%). Sedangkan nilai posttest paling tinggi responden menjawab benar pada item 14 yaitu dorongan seksual yang muncul bisa saya terapkan setiap saat menjadi perilaku seks sebanyak 35 orang (88%). Tabel 7 gambaran perbedaan pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen Mean Pre Mean Post Selisih rerata Pengetahuan Kontrol 15,34 15,50 0,16 0,05 Eksperimen 14,76 17,18 2,42 0,000 Berdasarkan tabel 8 perbedaan pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilai mean pretest dan posttest kelompok kontrol mengalami sedikit peningkatan dengan selisih rerata 0,16 dan nilai p-value sebesar 0,05 sehingga ada perbedaan antara pengetahuan pretest dan posttest. P 7

Tabel 8 gambaran sikap pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen Sikap kontrol eksperimen N Mean N Mean Sikap Pre 38 88,00 38 67,63 Sikap Post 38 88,37 38 80,18 Berdasarkan tabel 9 sikap pretest dan posttest pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 38 responden dengan nilai mean pretest 88,00 dan mean posttest 88,37. Sedangkan nilai minimal pengetahuan pretest maupun posttest adalah 66 dan nilai maksimal pretest 107 dan nilai maksimal posttest 104. Sedangkan sikap pretest dan posttest pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa jumlah sampel sebanyak 38 responden dengan nilai mean pretest 67,63 dan mean posttest 80,18. Sedangkan nilai minimal pengetahuan pretest 42 sedangkan posttest 62 dan nilai maksimal pretest 110 dan posttest 105. Tabel 9 rata-rata sikap berdasarkan karakteristik responden Jenis Kelamin Karakteristik Laki-laki Perempuan Rata-rata nilai sikap Kontrol Eksperimen Pre Post Pre Post 71,6 75,6 56,6 64,6 89,4 89,4 68,5 81,5 Usia Pekerjaan Orang Tua 15-16 tahun 17-18 tahun Buruh Wiraswasta 88,1 87,7 88,1 86,8 88,8 87,6 89,1 87,1 71,1 58,9 68,1 58,5 81,1 78,0 81,0 65,5 Pendidikan Orang tua SD SMP SMA 89,4 71,6 00,0 89,4 75,6 00,0 60,7 67,8 91,6 74,2 82,4 95,0 Berdasarkan karakteristik responden pada kelompok control jenis kelamin perempuan paling dominan yaitu rata-rata pretest dan posttest sama sebanyak 89,4. Usia paling dominan antara 15-16 tahun dengan rata-rata pretest 88,1 dan 88,8. Pekerjaan orang tua paling dominan bekerja sebagai 8

buruh nilai rata-rata pretest 88,1 dan posttest 89,1. Pendidikan orang tua paling dominan lulusan SD nilai rata-rata pretest dan posttest sama 89,4. Tabel 10 rata-rata sikap berdasarkan indikator kuesioner Indikator Eksperimen Kontrol Pre Post Pre Post Ekspresiperilakuseks 23,4 26,5 33 31,2 Akibatperilakuseks 21,1 28,7 28,7 28,4 Pemanfaatanalatinformasi 18,9 27,4 26,7 24,7 Penyaluranhasratseksualitas 22,9 31,1 28,3 31,4 Responterhadapperilaku 26,4 33,3 32,4 32,1 Berdasarkan hasil persentase kuesioner sikap tentang hubungan seksual pra nikah, nilai rata-rata sikap paling banyak pada kelompok control maupun kelompok eksperimen paling dominan pada indicator respon terhadap perilaku dengan rata-rata pretest 32,4 dan posttest 32,1. Sedangkan kelompok eksperimen nilai rata-rata sikap pretest 26,4 dan posttest 33,3. Tabel 11 gambaran perbedaan sikap kelompok kontrol dan eksperimen Mean Pre Mean Post Selisih rerata Sikap Kontrol 88,00 88,37 0,37 0,007 Eksperimen 67,63 80,18 12,55 0,001 P Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa mean pretest sikap responden pada kelompok kontrol sebesar 88,00 sedangkan mean posttest pada kelompok kontrol sebesar 88,37 dengan selisih rerata 0,37. Hasil analisis membuktikan bahwa ada pengaruh bermakna pemberian penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap sikap tentang hubungan seksual pranikah siswa dimana p-value 0,007. D. Pembahasan 1. Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Sebelum Dan Sesudah Diberi Penyuluhan Menggunakan Audiovisual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada kelompok eksperimen sebelum diberi penyuluhan nilai rata-rata sebesar 14,76. Setelah diberi penyuluhan menggunakan audiovisual pengetahuan siswa dan siswi SMK N I Pandak mengalami perubahan dengan nilai rata-rata meningkat sebesar 17,18. 2. Perbedaan Rata-Rata Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Antara Kontrol Dan Eksperimen. 9

Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan bahwa pada kelompok kontrol pengetahuan siswa dan siswi SMK N 1 Pandak Bantul pada saat dilakukan pre test dan post test siswa sebelumnya memiliki pengetahuan dengan nilai rata-rata sebesar 15,34 menjadi 15,50. Berdasarkan hasil analisis statistik T-testdidapatkan p-value 0,05 sehingga peningkatannya tidak signifikan. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada kelompok eksperimen sebelum diberi penyuluhan menggunakan audiovisual nilai rata-rata sebesar 14,76. Setelah diberi penyuluhan pengetahuan siswa dan siswi SMK N I Pandak mengalami perubahan dengan nilai rata-rata meningkat sebesar 17,18. Peningkatan pengetahuan pada kelompok eksperimen sangat signifikan karena nila p-value 0,000 (p<0,05) artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan. Rata-Rata Sikap Tentang Hubungan Seksual Pranikah Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Menggunakan Audiovisual. Hasil penelitian tentang sikap tentang hubungan seksual pranikah siswa-siswi SMK N I Pandak Bantul pada kelompok eksperiment sebelum dilakukan penyuluhan nilai rata-rata sikap sebesar 67,63 dan setelah diberi penyuluhan mengalami perubahan nilai rata-rata sikap menjadi 80,18. Perbedaan Rata-Rata Sikap Tentang Hubungan Seksual Pranikah Antara Kontrol Dan Eksperimen. Hasil penelitian sikap tentang hubungan seksual pranikah siswasiswi SMK N I Pandak Bantul pada kelompok kontrol, nilai rata-rata sikap 88.00 meningkat menjadi 88,37. Peningkatan sikap pada kelompok kontrol hanya sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol peningkatannya tidak signifikan antara pre test dan post test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih rerata pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok kontrol sebesar 0,16 dengan nilai p-value 0,05 artinya ada perbedaan pengetahuan antara pretest dan posttest namun tidak signifikan karena peningkatan nilainya sedikit. Sedangkan selisih rerata pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok eksperimen sebesar 2,42 dengan p-value 0,000 artinya ada perbedaan pengetahuan antara pretest dan posttest dan terjadi peningkatan pengetahuan secara signifikan. Pada kelompok kontrol peningkatan pengetahuan tidak signifikan namun kelompok eksperimen mengalami pengingkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih rerata sikap pretest dan posttest pada kelompok kontrol sebesar 0,37 dan p-value 0,007 yang artinya tidak terjadi peningkatan secara signifikan. Sedangkan pada kelompok eksperimen sikap pretest dan posttest didapatkan selisih rerata sebesar 12,55 yang artinya sikap pretest dan posttest setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan audiovisual mengalami peningkatan secara signifikan. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Berdasarkan Kuesioner pada Eksperiment. 10

Berdasarkan hasil analisis berdasarkan jawaban kuesioner pada kelompok eksperiment dapat disimpulkan bahwa, item pernyataan yang paling mendukung terhadap pengetahuan responden saat pre testa dalah item nomor (1, 14, 20, 22) tentang pengetahuan umum kesehatan reproduksi, pengetahuan umum tentang proses kehamilan, pengetahuan umum tentang cara mencegah infeksi menular seksual, dan pengetahuan umum tentang HIV. Untuk pernyataan yang paling tidak mendukung ada pada item pernyataan 1, 2 tentang materi IMS. Berdasarkan data post test pengetahuan dapat diambil kesimpulan bahwa hamper semua responden dapat menjawab 20 pernyataan dengan sempurna. Sisanya 2 pernyataan item no 1,2 dijawab kurang sempurna karena pernyataan bersifat negative, sehingga responden sulit menjawab. 3. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Berdasarkan Kuesioner pada Kontrol. Berdasarkan analisi s jawaban kuesioner pada kelompok pretest yang terdiri dari 22 item pernyataan, item no 2,3 masih mendominasi sebagai jawaban terendah. Berdasarkan analisis jawaban pada kelompok post tes yang terdiri dari 22 item pernyataan item pengetahuan, terdapat perubahan dalam menjawab kuesioner meskipun tidak signifikan. Ada beberapa item yang masih tidak terjawab sempurna terutama item pernyataan negative 2,3, dan 15. Pada kelompok control tidak begitu mengalami perubahan karena, pada kelompok ini tidak mendapat perlakuan penyuluhan materi, sehingga perubahan dalam menjawab pernyataan tidak sempurna. 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Sikap Berdasarkan Kuesioner pada Eksperiment. Berdasarkan analisis jawaban kuesioner sikap responden pada kelompok pre test, hanya sebagian responden yang mampu menjawab pertanyaan pendukung positive dan pendukung negative. Item pertanyaan pendukung positive yang paling banyak terjawab ada pada item no 20 tentang cara berpacaran sehat, dan item pendukung negative yang paling banyak terjawab ada pada no 10 tentang cara bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan analisis jawaban kuesioner sikap pada kelompok eksperimen post test sikap, dapat di simpulkan bahwa pertanyaan sikap positif yang paling mendukung terdapat pada item nomor 20 tentang cara berpacaran yang sehat. Kemudian item yang mendukung sikap negative terbanyak terdapat pada nomor 2, ada beberapa responden yang menjawab pertanyaan dengan setuju pada item dengan pertayaan negative ini. Kemampuan menjawab pertanyaan sikap tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan siswa tentang kespro dan perilaku siswa sehari-hari. 5. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Sikap Berdasarkan Kuesioner pada Kontrol. Berdasarkan analisis jawaban kuesioner sikap responden pada kelompok pre test pada kelompok kontrol, item terbanyak pendukung positif yang paling banyak terjawab ada pada item nomor 20, item tentang 11

cara berpacaran yang sehat. Dan masih banyak yang menjawab sikap pendukung negative yang ada pada nomor pernyataan item 2, tentang hubungan seks bebas. Berdasarkan analisis jawaban kuesioner sikap responden pada kelompok pre test pada kelompok kontrol, item terbanyak penduk positif yang paling banyak terjawab ada pada item nomor 20, item tentang cara berpacaran yang sehat. Dan masih banyak yang menjawab sikap pendukung negative yang ada pada nomor pernyataan item 2, tentang hubungan seks bebas. Pada kelompok post test kontrol, masih banyak responden yang sifatnya mendukung sikap negative dan sikap positif perilaku seksual. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya responden yang masih menjawab item pertanyaan no 2 dan 19, dimana jawaban tersebut seharusnya bernilai sedikit. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan berberapa hal sebagai berikut: 1. Rata-rata pengetahuan kesehatan reproduksi sebelum diberi penyuluhan menggunakan audiovisual (video) pada kelompok kontrol sebesar 15,34 dan rata-rata pengetahuan sesudah diberi penyuluhan dengan menggunakan audiovisual sebesar 15,50. Sedangkan rata-rata sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok eksperimen sebesar 14,76 dan sesudah penyuluhan dengan audiovisual sebesar 17,18. 2. Perbedaan rata-rata pengetahuan kesehatan reproduksi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu selisih rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 0,16 sedangkan kelompok eksperimen 2,42. 3. Rata-rata sikap terhadap hubungan seksual pranikah sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan menggunakan audio visual (video) yaitu kelompok kontrol pretest sebesar 88,00 dan posttest 88,37. Sedangkan kelompok eksperimen pretest 67,63 dan posttest 80,81. 4. Perbedaan rata-rata sikap tentang hubungan seksual pranikah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu selisih rerata kelompok kontrol sebesar 0,37 sedangkan selisih rerata kelompok eksperimen sebesar 12,55. Saran 1. Bagi Siswa Siswa-siswi SMK N 1 Pandak Bantul dianjurkan untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terutama yang menggunakan metode audiovisual karena mampu memberikan kemudahan bagi siswa-siswi untuk meningkatkan pengetahuan. 2. Bagi SMK N 1 Pandak Bantul SMK N 1 Pandak Bantul disarankan untuk bekerjasama dengan petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dengan media audiovisual sebagai upaya meningkatkan 12

kesadaran siswa-siswi terhadap hubungan seksual pranikah karena metode tersebut terbukti mampu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap tentang hubungan seksual pranikah pada siswa-siswi SMK N I Pandak. 3. Bagi Peneliti Bagi Peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap tentang hubungan seks pranikah agar memanfaatkan hasil ini sebagai salah satu informasi sehingga dapat memperkaya wawasan untuk penelitian yang akan dilakukan. Dan diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap siswa tentang seks pranikah. Daftar Pustaka Almawaliy, Hafidzoh. 2010. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) ; Perhatian Besar bagi Islam. (http://www.rahima.or.id). Diakses tanggal 2 maret 2014. Amalia, Rizky. 2012. Pengaruh Penyuluhan Keehatan Reproduksi Terhadap Sikap Tentang Seks Pranikah Siswa Kelas XI SMA N 2 Bantul Yogyakarta. Skripsi STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Azwar, Saifudin. (2007) Penyusunan Skala Sikap. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, Saifudin. (2007) Sikap Manusia: Teori dan Pengkurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik Provinsi DIY. (2010) Data Stastik Provinsi D.I. Yogyakarta. Yogyakarta:BPS Biro Sensus As. (2012) Tahun 2012, Jumlah Penduduk Dunia Tembus 7 Miliar. (http://nasional.kompas.com). Diakses tanggal 2 februari 2014. BKKBN. (2012) Program Genre BKKBN Dipuji PBB. (http://www.investor.co.id). Diakses tanggal 4 februari 2014. BKKBN. (2007) Remaja dan SPN (Seks Pranikah). (www.bkkbn.go.id) WebsDetailRubrik.phpMyID=518.pdf. Diakses pada tanggal 2 maret 2014. Chyntia, A. (2003) Pendidikan Seks.http://www.scribd.com/doc/14823326 /Pendidikan seks. Diakses pada tanggal 2 Maret 2014. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. (2011) Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. 13