KAJIAN STRES HOSPITALISASI TERHADAP PEMENUHAN POLA TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANAK RS BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

JURNAL STIKES. ISSN Volume 7, Nomor 1, Juli 2014, halaman DAFTAR ISI

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

HUBUNGAN STRESOR DENGAN STRES DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STUDI COSS SECTIONAL DI STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN ANTENATAL CARE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

Transkripsi:

ISSN 2085-0921 KAJIAN STRES HOSPITALISASI TERHADAP PEMENUHAN POLA TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANAK RS BAPTIS KEDIRI Desita Febriana Mahasiswa STIKES RS. Baptis Kediri Email :stikesbaptisjurnal@ymail.com Aries Wahyuningsih Dosen STIKES RS. Baptis Kediri aries.wahyuningsih@yahoo.com ABSTRACT Backgorund : Hosptalized stress is a process which causes a reason that obliging child to stay temporarly in the hospital, experiencing therapy and treatment until discharge instruction to return back home. Hospitalized stress can cause the child experience impairment of sleep pattern, especially pre school children. The negative impact from hospitalized stress to pre school children including physical disorder, psychological disorder, social and adaptation disorders towards environment. Most problem which is often complained was the difficulty to minimize child s sleep in improving freedom on their bed. Method : The design used in this study was linear regression. The population was all parents with pre school children who stayed in pediatric ward. The samples were 30 respondents who met criteriaa inclusion using total sampling. The independent variable was hospitalized stress and the dependent variable was disorder of sleep pattern, the data was collected using questionnaire and interview, then analyzed using linear regression with significantt level α 0,05. Conclusion : The result of this study showed that respondents had moderate hospitalized stress, they were 24 respondents (85,4%). More that 50% respondents had worse sleep pattern, they were 23 respondents (62%). The result of statistical test using linear regression was p = 0,035, it meant ho was refused and ha was accepted. Key words : Stretching, Joint Pain, and the Elderly Pendahuluan Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin Stingere yang berarti keras (stricus), yaitu sebagai keadaan atau kondisi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang (Yosep, 2009). Berbicara mengenai stres, kita cenderung menggambarkannya menurut apa yang kita rasakan atau apa akibatnya bagi kita. Stres itu diawali dengan adanya ketidak seimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki oleh semua individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami oleh individu tersebut (Yosep, 2009). Anak yang belum pernah mengalami hospitalisasi lebih tinggi tingkat stresnya dibanding dengan anak yang sudah pernah mengalami hospitalisasi beberapa kali (Hellen, 2001). Pada anak prasekolah umumnya merasakan banyak ketakutan. Dampak negatif dari hospitalisasi pada usia anak prasekolah adalah gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan (Parini, 2002). Sedangkan masalah yang sering dikeluhkan orang tua adalah mereka sulit untuk meminimalkan tidur anak dalam meningkatkan kebebasan selama di tempat tidur. Berdasarkan data dari Ruang Anak RS Baptis Kediri, jumlah pasien anak usia 3 6 tahun selama bulan Januari 2011 sampai pada bulan Maret 2011 sebanyak 126 pasien. Data dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 1 11 April 2011 pada 15 anak yang sedang dirawat di ruang anak RS Baptis Kediri, didapatkan anak 10 (6%) menunjukkan respon terhadap hospitalisasi dengan menangis, takut, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, tidak mau makan dan selalu bertanya kepada ibunya kapan bisa pulang, sedangkan anak 5 (3%) menunjukkan respon adaptif terhadap hospitalisasi, yaitu dengan 66

menunjukkan respon kooperatif dengan petugas kesehatan dan mau minum obat. Keadaan hospitalisasi dapat menjadi stresor bagi anak saat dirawat di rumah sakit, sehingga anak akan mengalami stres hospitalisasi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan beberapa perilaku pada anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini akan menghambat proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak dalam upaya perawatan di rumah sakit, difokuskan pada intervensi keperawatan dengan cara meminimalkan stresor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi dan memberi dukungan psikologis pada anggota keluarga. Media yang paling efektif dalam upaya meminimalkan stresor atau penyebab stres adalah melalui kegiatan permainan anak, oleh karena itu pemberian aktivitas bermain pada anak di rumah sakit memiliki nilai terapeutik yang akan sangat berperan dalam memberikan pelepasan stres dan ketegangan pada anak (Wong, 2003). Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Stres Hospitalisasi Terhadap Gangguan Pola Tidur Anak Usia Prasekolah di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Metodologi Penelitian Desain yang digunakan adalah analitik cross sectional. Dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur dan dikumpulkan secara stimultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu atau dalam waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah yang dirawat di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Besar sampel dalam penelitian tidak dihitung karena sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil seluruh populasi yang ada. Hasil Penelitian Data Umum Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pasien yang di Rawat di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada tgl 23 Oktober s.d 14 Umur Frekuensi % 2 - < 3thn 12 39 % 3 - < 4thn 3 7 % 4 - < 5thn 6 24 % 5 - < 6thn 4 10 % 6 thn 5 20 % Jumlah 30 100 % Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berumur 2 - < 3 tahun yaitu sebanyak 12 responden (39%). Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan dengan Pasien di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada tgl 23 Oktober s.d 14 Hubungan dengan pasien Frekuensi % Orang tua 30 100 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah orang tua pasien yaitu sebanyak 30 responden (100%). Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada tgl 23 Oktober s.d 14 Jenis Kelamin Frekuensi Presentase Laki-laki 19 51 % Perempuan 11 49 % Jumlah 30 100 % Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden berjenis kelamin laki- laki yaitu sebanyak 19 responden (51%). DATA KHUSUS Tabel 4. Stres Hospitalisasi pada Anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada tgl 23 Oktober s.d 14 No Stres Hospitalisasi Frekuensi % 1 Ringan 76-100 % 1 2 % 2 Sedang 56-75 % 24 85 % 3 Berat 55 % 5 12 % Jumlah 30 100 % 67

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami stres sedang yaitu 24 responden (85%). Tabel 5. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Gangguan Pola Tidur pada anak usia prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri Pada tgl 23 Oktober s.d 14 Kualitas Tidur Frekuensi % Baik 7 38 Buruk 23 62 Total 30 100 Dari data di atas dapat diketahui bahwa lebih dari 50 % anak mengalami tidur yang buruk yaitu sejumlah 23 orang (62%), sedangkan responden yang tidurnya baik sejumlah 7 responden (38%). Tabel 6. Tabulasi Silang Stres Hospitalisasi terhadap Gangguan pola tidur anak usia prasekolah Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada tgl 23 Oktober s.d 14 Stres Hospitalisasi Total Ringan Sedang Berat Gangguan Pola Tidur Baik 0 (0%) 7 (100%) 0 (0%) 7 (100%) Buruk 1 (2%) 17 (34%) 5 (64%) 23 (100%) Total 1 (1%) 24 (55%) 5 (44%) 30 (100%) Berdasarkan hasil tabulasi silang tersebut menunjukkan responden dengan gangguan pola tidur (baik) dan stres hospitalisasi (sedang) sebanyak 7 responden (100%), gangguan pola tidur (buruk) dan stres hospitalisasi ringan sebanyak 1 responden (2%), gangguan pola tidur (buruk) dan stres hospitalisasi (sedang) sebanyak 17 responden (34%), gangguan pola tidur (buruk) dan stres hospitalisasi (berat) sebanyak 5 responden (64%). Berdasarkan uji statistik regresi linear yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α 0,05) didapatkan p = 0,035 maka Ho ditolak dan H1diterima yang artinya ada Pengaruh Stres Hospitalisasi Terhadap Gangguan Pola Tidur Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. Pembahasan 1. Stres Hospitalisasi pada Anak yang di rawat di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri Berdasarkan hasil penelitian stres hospitalisasi pada anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan bahwa sebagian besar anak mengalami stres sedang sebanyak 24 responden (85%). Anak yang mengalami stres berat sebanyak 5 responden (12%). Anak yang mengalami stres ringan 1 responden (2%). Stres dapat didefinisikan sebagai, respon adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik individual atau proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik atau psikologis terhadap seseorang (Ivancevich dan Matteson, 1980 dalam Kreitner dan Kinicki, 2004 dalam Hidayat, 2006). Stres hospitalisasi merupakan gangguan psikologis yang diterima oleh seorang anak sebagai akibat perawatan dirinya di rumah sakit (Dorland, 1996). Hal ini disebabkan karena anak belum mengerti mengapa mereka dirawat di rumah sakit atau mengapa mereka terluka karena tindakan keperawatan yang dilakukan terhadapnya. Sumber stres yang terjadi pada anak usia prasekolah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan interaksi sosialnya dengan lingkungan sekitar dan hubungan interpersonal dengan orang yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal dan juga mengenai hal hal yang berkaitan dengan pribadinya misalnya, rasa percaya diri, 68

kemampuan komunikasi yang terbatas (Ibung, 2008). Anak usia prasekolah sangat rentang dengan stres dikarenakan kemampuan anak untuk mengatasi stres masih terbatas, emosi mulai berkembang namun anak sebagai individu belum mampu mengolahnya secara tepat selain itu interaksi sosialnya meluas mencakup lingkungan sosial yang tidak lagi terbatas pada lingkungan rumah dan mulai berhubungan dengan individu dari berbagai usia dan latar belakang. Situasional stres tidak terjadi dalam pola-pola yang dapat diramalkan seperti kehidupan yang terus berkembang lebih dari itu situasi stres dapat terjadi dalam beberapa waktu, meskipun kemampuan adaptasi mungkin sangat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan individu, misalnya sakit, kecelakaan, pernikahan, perceraian, kematian, kerja baru dan peran baru (Hawari, 2001). Stres hospitalisasi pada anak di ruang anak RS Baptis Kediri ditunjukkan dengan anak menangis, suka mengeluh, tampak ketakutan dan sedih, tidak mau berpisah dengan keluarga, terkadang ada penurunan nafsu makan. Diketahui bahwa sebagian besar anak yang berusia 2 sampai kurang dari 3 tahun yang berjenis kelamin laki laki dan perempuan mengalami stres sedang ini dikarenakan anak masih belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakan karena anak masih mulai pengembangan kemampuan berbahasa dan anak masih mulai belajar mengembangkan emosi selain itu kemungkinan karena adanya faktor lain, misalnya dari faktor internal karena karakter anak, kondisi fisik anak, dan dari faktor eksternal karena kondisi lingkungan rumah sakit yang tidak seperti dirumah karena adanya petugas yang akan melakukan tindakan dan pola asuh orang tua. Dampak stres diantaranya dapat dilihat dari sakit yang diderita misalnya: tekanan darah tinggi, tukak lambung, maag, stroke, atau dari perilaku, kesulitan mengambil; keputusan, hilangnya selera makan dan lain sebagainya. Kondisi tersebut menandakan bahwa individu tersebut sedang mengalami stres. Dari kondisi tersebut, Robbins (1996) menyatakan ada tiga kategori umum dari dampak stres, yaitu: gejala fisiologis, gejala fisiologis merupakan gejala awal yang bisa diamati, terutama pada penelitian medis dan ilmu kesehatan. Stres cenderung berakibat pada perubahan metabolisme tubuh, meningkatnya detak jantung dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, timbulnya sakit kepala, serta yang lebih berat lagi terjadinya serangan jantung. Gejala Psikologis, dari segi psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Hal itu merupakan efek psikologis yang paling sederhana dan paling jelas. Namun bisa saja muncul keadaan psikologis lainnya, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda-nunda. Gejala Perilaku, gejala stres yang dikaitkan dengan perilaku mencakup dalam produktivitas bicara cepat, gelisah, dan gangguan pola tidur. 2. Gangguan Pola Tidur pada Anak Usia Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri Berdasarkan hasil penelitian Gangguan Pola Tidur pada Anak Usia Prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan bahwa anak usia prasekolah dengan kualitas tidur yang buruk yaitu lebih dari 50% sebanyak 23 responden (62,0%) dari jumlah total 30 responden (100%). Secara teori kuantitas tidur adalah jumlah kebutuhan tidur manusia yang biasanya dijelaskan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menjalani aktivitas tidur dalam satu hari untuk memulihkan kondisi individu tersebut (Hurlock, 2000). Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan. Anak usia prasekolah umumnya membutuhkan 7-8 jam/hari untuk tidur. Kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor yang dapat mempengaruhinya adalah : penyakit, latihan dan kelelahan, stres, obat, nutrisi, lingkungan dan motivasi. Gangguan tidur sebagai kebutuhan fisiologis dasar manusia terjadi secara alami dengan fungsi fisiologis dan psikologis yang melekat merupakan suatu proses perbaikan tubuh (Aziz, 2008). Gangguan tidur padaanak usia prasekolah merupakan keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola tidur yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. Ganguan tidur pada anak jika tidak segera ditangani akan berdampak serius dan akan menjadi gangguan tidur yang kronis secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang 69

cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat menurun. Gangguan pola tidur pada anak usia prasekolah misal : meningkatnya frekuensi terbangun di malam hari atau meningkatnya fragmentasi tidur karena seringnya terbangun. Walaupun demikian, rata-rata waktu tidur total anak hampir sama dengan dewasa muda. Ritmik sirkadian tidur-bangun anak juga sering terganggu. Seringnya terbangun pada malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan mudah jatuh tidur pada siang hari. Berdasarkan uraian di atas memperhatikan tidur dengan baik serta pemberian pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan tentang pentingnya mencukupi waktu tidur yang masih kurang sangatlah diperlukan khususnya bagi para orang tua dari anak mereka yang sedang di rawat di rumah sakit. Apabila anak mengalami gangguan pada siklus tidurnya maka dampak yang ditimbulkan keadaan fisik anak menjadi lemah, tidak dapat berkonsentrasi, sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan. Sehingga perlu dihimbau pada orang tua dari anak mereka agar memperhatikan pentingnya menjaga kualitas tidur. Apabila anak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan selama dirawat di rumah sakit sebelumnya akan menyebabkan anak takut dan trauma, sebaliknya apabila anak dirawat di rumah sakit mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan maka anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter. 3. Pengaruh stres hospitalisasi terhadap gangguan pola tidur anak prasekolah yang dirawat di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Hasil penelitian Pengaruh stres hospitalisasi terhadap gangguanpola tidur anak prasekolah yang dirawat di Ruang Anak RS Baptis Kedirimenunjukkan bahwa stres hospitalisasi berpengaruh terhadap gangguan pola tidur anak usia prasekolah.setelah dilakukan dilakukan uji statistik regresi linear yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α 0,05) didapatkan p = 0,035 maka Ho ditolak dan H1diterima yang artinya ada Pengaruh Stres Hospitalisasi Terhadap Gangguan Pola Tidur Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya (Newman dalam Herliana, dkk, 2004). Selain itu perkembangan juga mempengaruhi kontrol diri (Hurlock, 1990). Salah satunya adalah perkembangan kognitif, perkembangan kognitif yang terjadi selama masa prasekolah dan masa kanak-kanak secara bertahap akan meningkatkan kapasitas individu untuk membuat pertimbangan sosial dan mengontrol perilakunya. Di mana ketika individu beranjak dewasa akan memiliki kemampuan berpikir yang lebih kompleks (Santrock 1999). Pengukuran gangguan kualitas tidur dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran stres hospitalisasi pada anak yang dirawat di Ruang Anak RS Baptis Kediri dengan cara wawancara. Dalam penelitian ini anak yang berumur 2 sampai kurang dari 3 tahun sebagian besar mengalami stres sedang dan kehilangan kendali sedang sebanyak 12 responden hal ini ditunjukkan anak sering menangis, menolak perhatian, kurang berminat bermain, anak menjadi pendiam, mudah marah, anak merasa kehilangan kebebasaanya. Kehilangan kendali tidak mempengaruhi stres hospitalisasi pada anak, dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi kehilangan kendali pada anak seperti pola asuh orang tua yang sangat disiplin sehingga membuat anak bersikap baik atau menurut pada orang tua selama dalam perawatan dan anak dapat mengontrol dirinya dengan baik, selain itu anak sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan Rumah Sakit selain itu mayoritas orang tua selalu berada didekat anak sehingga anak merasa lebih aman dan nyaman selama dalam proses perawatan di Rumah Sakit. Anak akan merasa asing apabila berada di tempat yang sama sekali belum pernah ditemuinya demikian sebaliknya, anak akan merasa lebih tenang karena sebelumnya pernah menjumpai tempat perawatan seperti di rumah sakit. Gangguan pola tidur merupakan suatu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang datang ke praktik. Gangguan pola tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat, yang paling sering ditemukan pada anak yang sedang di rawat di rumah sakit. Pada orang normal gangguan tidur yang berkepanjangan mengakibatkan perubahan pada siklus tidur biologinya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang 70

konsentrasi, kelelahan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri dan orang lain (Rahmat, 2004). Kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor yang dapat mempengaruhinya adalah stres. Bila anak mengalami stres maka dalam dirinya akan timbul gejala-gejala diantaranya gejala fisiologis, psikologis dan perilaku. Gejala psikologis seperti kecemasan akan membuat respon hipotamus meningkat sehingga individu yang mengalami kecemasan akan sulit untuk tertidur dan cenderung terjaga. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada Pengaruh Stres Hospitalisasi terhadap Gangguan Pola Tidur pada Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. Hal ini disebabkan karena Kuantitas pada anak usia prasekolah di ruang anak Rumah Sakit Baptis Kediri kurang dari 7 jam dan memiliki memiliki tingkat stres berat. Dengan mengetahui bahwa tingkat stres berpengaruh terhadap kuantitas tidur diharapkan anak dapat mengurangi tingkat stresnya, sehingga kuantitas tidurnya dapat lebih optimal. Kesimpulan Dari 30 responden yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2011 sampai dengan 14 Juli 2011 di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan : 1. 85% anak mengalami stres hospitalisasi sedang pada anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. 2. 62% anak mengalami gangguan pola tidur pada anak usia prasekolah di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. 3. Hasil uji statistik regresi linear yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan (α 0,05) didapatkan p = 0,035 maka Ho ditolak dan H1diterima yang artinya ada Pengaruh Stres Hospitalisasi Terhadap Gangguan Pola Tidur Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. DAFTAR PUSTAKA Alimul H., Aziz, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Alimul H., Aziz, (2008). Keperawatan anak I. Salemba Medika : Jakarta Hall D, Guyton, (1996). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta Hurlock. (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Hurlock. (2000). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Iyus, Yosep. (2009). Keperawatan Jiwa. PT Revika Aditama : Bandung. Notoatmojo, (2002). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta, Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rafiudin, Rahmat, (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta : Gramedia 71

72