Hirarki Kebutuhan Maslow Dan Karma Capitalism

dokumen-dokumen yang mirip
Hidup Selaras Dengan Alam

Teori-teori Belajar. Teori Humanistik. Afid Burhanuddin. Memahami teori toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

TIPE MANUSIA Berdasarkan Karakternya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Riset Per iila il k O u rgan isas

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Dari Keunikan Diri Menuju Ke Persamaan Diri

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

BAB V PENUTUP. masuk kedalam masyarakat modern. Di era modernisasi istilah asuransi sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan

JUJUR, TOLERANSI, GOTONG ROYONG, PEKERJA KERAS (TIDAK MALAS), BUDAYA MALU, SETIA, BERANI, dan lain-lainya

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan unsur-unsur seperti mesin, modal, dan bahan baku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERAN FILSAFAT: MEMBANGUN PENDIDIKAN BERKARAKTER

Gambar 1. Maslow s Hierarchy of Human Needs (

TEORI MASLOW. presented by : M Anang Firmansyah

BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR

MEMOTIVASI, MEMUASKAN DAN MEMIMPIN KARYAWAN. Muniya Alteza

TEORI MASLOW. Oleh: TRIA FAJAR R, S.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu dicapai oleh setiap individu ( teori

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

MAKALAH TERAPAN. Penerapan Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

MANAJEMEN SITUASIONAL

What Happy Companies Know

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEBAIKAN RAHASIA Perbuatan-perbuatan Tersembunyi 10 November 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

1) Nasionalis. 2) Pemberani

Teori Ekonomi. Sistem Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan harus dapat

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Rancangan Hipotesis Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

KEMITRAAN SEKOLAH. Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang muncul, seseorang dituntut untuk memiliki pemikiran yang out of the box

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

Oleh : Izza Akbarani*

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

FILSAFAT ADMINISTRASI

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

ARSITEKTUR HUMANISTIK MENURUT TEORI MASLOW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini aktivitas perdagangan baik produk dan jasa

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya,

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

HUMANISME PENDIDIKAN. A. Humanisme Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6. Kedewasaan Iman: Hikmat dan Iman

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencapai keuntungan dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap anggota dan lapisan masyarakat, tenaga kerja, perusahaan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi adanya perilaku yang menyimpang. Etika merupakan suatu konsep fundamental

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi


BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi internet membuat problema tersendiri bagi media cetak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia harus makan untuk bertahan hidup dan menjalani segala aktifitasnya. Kotler (2009)

Transkripsi:

Hirarki Kebutuhan Maslow Dan Karma Capitalism Dalam Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/abraham_maslow) disampaikan bahwa Abraham Maslow menggunakan piramida hirarki kebutuhan dalam memvisualisasi gagasannya. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhankebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Kebutuhan fisiologi ditempatkan pada tingkat yang paling bawah. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi bisa membuat manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs). Kebutuhan Rasa Aman (safety needs) berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif. Kebutuhan Sosial (social needs) adalah kebutuhan ketiga setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang baik dengan orang lain. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dan lain-lain. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan. 1 Kebutuhan Harga Diri (esteem needs) muncul bila kebutuhan sosial relatif sudah terpenuhi. Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhan harga dirinya akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).

Kebutuhan Aktualisasi Diri (self actualization) merupakan puncak dari hirarki kebutuhan oleh Maslow. Kebutuhan untuk mencapai potensi penuh seseorang sebagai makhluk hidup manusia di dunia, yang menyangkut keadilan, kebijaksanaan, kebajikan, dan kreativitas. Dalam tahun-tahun berikutnya, Maslow menambahkan tingkat keenam dari hirarki kebutuhan, yaitu Kebutuhan Transendensi atau Transpersonal. Hal ini sebagai pengakuan atas realitas yang melampaui semua dari lima tingkat pertama termasuk tahap kelima Aktualisasi Diri. Sangat menarik bahwa lima kebutuhan Maslow telah dikenal secara luas, tetapi sangat sedikit yang mengetahui tentang tingkat keenam. Mengapa? Salah satunya adalah karena kelima hirarki Maslow berhubungan dengan ego. Walaupun sudah meningkat kualitasnya, tetapi semua kebutuhan tersebut masih berada dalam wilayah ego, sehingga mudah dipahami dan dilakoni. Sedangkan pada hirarki keenam tingkat kesadaran sudah meningkat dan yang dipikir dan dilakoni bukan hanya kepentingan pribadi, tetapi kepentingan keseluruhan. Karena berada dalam wilayah ego, maka dalam pemenuhan kebutuhannya manusia mudah terjebak ke dalam sifat-sifat negatif dari ego. Ketika kebutuhannya selalu terpenuhi bisa muncul keangkuhan dan juga keterikatan terhadap kebutuhan tersebut. Dan dari keterikatan bisa meningkat kepada keserakahan, yang hanya memikirkan diri sendiri dan mengabaikan pemenuhan kebutuhan orang lain. Capitalism tumbuh subur dalam masyarakat yang egobased. Pada saat ini sudah disadari kelemahan-kelemahan sistem kapitalis dan masyarakat mulai mengubah prinsip capitalism menjadi karma capitalism Program e-learning Neo Transpersonal Psychology (http://stponline.oneearthcollege.com/) adalah salah satu program dari One Earth College (http://www.oneearthcollege.com/) yang membahas tentang peningkatan kesadaran dari kesadaran personal, ego-based menuju kesadaran transpersonal, intelegensia-based. Materi program e-learning dibuat oleh Bapak Anand Krishna. 2 Dalam buku Karma Yoga bagi Orang Moderen, Etos Kerja Transpersonal untuk Zaman Baru, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2011 disampaikan bahwa Bung Karno (1901-1970) berkata: Kami berusaha membangun suatu dunia yang sehat dan aman. Kami berusaha

membangun suatu dunia, di mana setiap orang dapat hidup dalam suasana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, di mana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Kami berusaha membangun suatu dunia di mana kemanusiaan dapat mencapai kejayaannya yang penuh. Pernyataan Bung Karno tentang dunia yang sehat, aman, damai, terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang adalah sebuah pernyataan holistik, yang sadar bahwa diri kita berhubungan dengan orang banyak. Ada beberapa sistem untuk mencapai hal tersebut seperti komunisme, sosialisme dan kapitalisme. Berikut ini beberapa pandangan yang kami kutip dari buku Karma Yoga bagi Orang Moderen, Etos Kerja Transpersonal untuk Zaman Baru, Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2011 tentang pemahaman Karma Capitalism, Kapitalisme yang Sadar akan Hukum atau Peraturan Karma. Kapitalisme yang tidak merampas dan menjarah hak orang lain untuk memperkaya diri. Karma berarti karya pekerjaan, perbuatan. Hukum Karma adalah Hukum Pekerjaan, Hukum Tindakan, Hukum Perbuatan. Hukum dalam pengertian law atau peraturan, bukan punishment atau hukuman. Persis sama seperti Hukum Aksi-Reaksi. Hukum Karma adalah Hukum Aksi-Reaksi, Hukum Sebab-Akibat. Ada aksi, ada reaksi - ada sebab, ada akibat. B. J. Gupta berpendapat: Tidak semua jari berukuran sama. Komunisme adalah ketika Anda memotong jari yang lebih panjang supaya sama dengan jari yang pendek. Sosialisme adalah ketika Anda menarik paksa jari yang pendek supaya berukuran sama seperti jari yang panjang. Dan, kapitalisme adalah ketika Anda tidak berbuat apa-apa. 3 Kapitalisme, sebagaimana kita mengenalnya saat ini, bisa melahirkan para dermawan yang selalu siap dengan uang receh untuk dilemparkan kepada mereka yang butuh. Proses pelemparannya bisa dipercantik, dengan membangun rumahsakit, sekolah, tempat ibadah, dan membiayai berbagai proyek. Tetapi, ia tidak pernah berusaha untuk mencabut akar kesenjangan. Kapitalisme membenarkan kesenjangan dengan dalil kebebasan dan fair-play, Aku sudah bekerja keras untuk membangun kerajaanku. Janganlah menyalahkan aku jika disekitarku masih banyak orang miskin. Salah sendiri, kenapa mereka bermalas-malasan? Kenapa mereka tidak mau bekerja keras?

Seorang karma-capitalist menegurnya, Berjujurlah dengan diri sendiri, apakah keuntungan yang kau raih itu tanpa menipu dan merampas hak orang lain? Apakah kau sudah cukup peduli terhadap lingkungan? Hendaknya korporasi tidak bereaksi terhadap pasar saja, dan menjadi mesin pencetak uang. Setiap perusahaan dikelola oleh manusia, diperuntukkan bagi manusia, dan memiliki hubungan simbiotik (saling keterkaitan) dengan dunia manusia. Menjalankan usaha demi uang saja bukanlah manajemen gaya Bhagavad Gita. Manajemen tidak dapat memikirkan uang atau keuntungan saja. Ia juga mesti memikirkan hal-hal lain yang terkait dengan tanggungjawabnya terhadap masyarakat. Hendaknya seorang eksekutif termotivasi untuk memajukan usahanya bukan sekedar untuk mencari keuntungan materi, tapi juga untuk berkontribusi terhadap pembangunan negara dan bangsa. Hendaknya ia berkarya demi kesejahteraan setiap pekerja yang terlibat dalam usahanya, dan demi kepentingan umum sehingga sebanyak mungkin orang dapat memperoleh manfaat dari usahanya. Seorang eksekutif mesti tegas, disiplin, bisa bekerjasama diatas landasan yang tetap mengutamakan kedaulatan masing-masing pihak - namun tetap bersemangatkan seorang pelayan. Ia memimpin untuk melayani, bukan untuk menguasai, apalagi untuk memperbudak. Etos baru yang dibangun oleh seorang pemimpin sejati tidak berlandaskan pilih kasih, pilih tebang, kolusi, korupsi, ataupun nepotisme. Etos baru yang dibangunnya berlandaskan empati, saling kasih-mengasihi, dan saling membantu. 4 Gotong Royong, sebagaimana dicetuskan oleh founding fathers bangsa kita adalah etos baru kepemimpinan yang dimaksud. Sungguh sangat disayangkan bila etos yang merupakan buah kearifan lokal ini terlupakan, dan kita malah meniru etos lama dari Barat yang justru mulai ditinggalkan oleh orang Barat sendiri.

Pendekatan sepotong-sepotong telah menghasilkan peradaban yang pincang. Ini yang terjadi selama beberapa abad terakhir hingga kuarto terakhir abad silam. Sejak tahun 1960-1970an Manusia Barat sudah mulai menoleh ke arah Timur untuk inspirasi, dan pendekatan holistik terhadap segala tantangan yang dihadapinya. Dari kesehatan dan hubungan keluarga hingga kesejahteraan dan keadilan semua aspek kehidupan memang membutuhkan pendekatan secara holistik atau menyeluruh. Berbicara tentang manajemen dan kepemimpinan pendekatan holistik menjadi sama pentingnya. Para pemegang saham tidak bisa lagi memikirkan dirinya saja. Mereka juga mesti memikirkan kesejahteraan karyawan, kepuasan para konsumen dan/atau pengguna jasa, bahkan kepentingan masyarakat umum, dan kelestarian lingkungan hidup. Seorang Karma-Capitalist selalu memikirkan kebaikan konsumennya, ini yang membedakan dia dari kapitalis biasa. Dalam hal bermitra pun, seorang kapitalis biasa akan lebih mementingkan keuntungan dirinya. Keuntungan mitra usahanya menjadi urusan sekunder, bukan primer. Persis seperti perusahaanperusahaan raksasa yang tidak segan menjarah hasil bumi negara-negera berkembang dan memiskinkan mereka. Karma Capitalism, singkat kata, adalah Kapitalisme penuh Kepedulian... Pelakunya, seorang Karma Capitalist, adalah orang yang peduli terhadap sesama dan terhadap lingkungan - terhadap dunia, terhadap planet bumi. Untuk Kebahagiaan Sejati, Ikuti Program Online Spiritual Trasnpersonal Psychology http://www.oneearthcollege.com/ Situs artikel terkait http://www.oneearthmedia.net/ind/ 5 http://triwidodo.wordpress.com http://id-id.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo

http://www.kompasiana.com/triwidodo http://twitter.com/#!/triwidodo3 November 2011 Oleh : Ir. Triwidodo Djokorahardjo, M.Eng (Ketua Program Studi OEC) 6