BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III AGENDA REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

I. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun 2015

II. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun 2016

V. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun 2019

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 24 TAHUN 2014 TANGGAL : 8 Agustus 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi Pihak Eksternal tepat waktu.

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI SERTA TINDAK LANJUT RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Drs. SIH WAHYUDI, MM. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyuwangi

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Tabel 7.6 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 6. INDIKATOR KINERJA (outcome) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

dipadukan dengan kemampuan pemerintah kabupaten dalam memenuhi keinginan dimaksud. Karena itu, Road Map reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 34 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

DRAFT ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA PONTIANAK TAHUN

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

DRAFT BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI TAHUN 2017 INSEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Renstra Inspektorat Provinsi Bali merupakan penjabaran dari RPJMD

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PENGAWASAN TAHUN 2015

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Outline Presentasi. Potret Birokrasi Indonesia. Strategi Dasar dan Arah Kebijakan RB. 9 Program Akselerasi sampai 2014.

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Kota Malang Pemerintah Kota Malang pada dasarnya telah melakukan langkah-langkah perubahan untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas KKN, pelayanan yang berkualitas, maupun meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja. Namun demikian, langkah-langkah yang dilakukan belum sepenuhnya disusun dalam perencanaan yang komprehensif dan sinergi serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menentukan titik awal perubahan yang harus dilakukan, terlebih dahulu perlu diidentifikasi kondisi umum birokrasi saat ini di Pemerintah Kota Malang. Jika dilihat dari sisi sasaran untuk mewujudkan pemerintah daerah yang bersih dan bebas KKN, maka dapat diuraikan berbagai hal yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kota Malang, sebagai berikut : 1. BPK telah memberikan opini WTP selama 3 (tiga) tahun berturutturut kepada Pemerintah Kota Malang atas laporan keuangan tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013; 2. Dalam rangka transparansi penyelenggara hukum, seluruh pejabat yang diwajibkan untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, sudah menyerahkan laporan dimaksud kepada KPK; 3. Pemerintah Kota Malang juga sudah menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan diatur dalam Peraturan Walikota Malang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Pemerintah Kota Malang, yang akan terus disempurnakan; 4. Pemerintah Kota Malang juga sudah membuka sarana pengaduan untuk penyampaian informasi indikasi terjadinya KKN. Penerapan sistem ini dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Malang, dimana masyarakat dapat langsung menyampaikan pengaduannya melalui website www.malangkota.go.id. 10

Dalam kaitan dengan sasaran reformasi birokrasi mengenai peningkatan kualitas pelayanan publik, berbagai hal yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kota Malang, yaitu : 1. Pemberian pendidikan gratis kepada penduduk sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP); 2. Sudah membentuk SKPD penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), yaitu Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Malang; 3. Penetapan Kelurahan di Kota Malang untuk menyelenggarakan PTSP melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 56 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota Malang; 4. Sudah ada 3 (tiga) SKPD, 19 (sembilan belas) SMAN/SMKN, 8 (delapan) SMP dan 1 (satu) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Sementara dalam kaitan dengan peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, berbagai hal yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kota Malang, yaitu : 1. Telah dilaksanakan nota kesepahaman dengan BPK dalam rangka pertanggungjawaban keuangan daerah; 2. Telah dilaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik; 3. Sudah membentuk Pejabat Penyelenggara Informasi dan Dokumentasi Daerah (PPID Daerah) melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Informasi Publik; 4. Telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018. Berbagai hal yang sudah dicapai akan terus dipelihara bahkan terus ditingkatkan sehingga dari tahun ke tahun masyarakat akan terus merasakan perbaikan dari kinerja Pemerintah Kota Malang. B. Kebutuhan/Harapan Pemangku Kepentingan Sebagai langkah awal untuk menentukan titik dimulainya pelaksanaan reformasi birokrasi yang lebih komprehensif dan sinergi, Pemerintah Kota Malang telah melakukan upaya identifikasi 11

harapan masyarakat. Tujuan dari identifikasi harapan-harapan pemangku kepentingan adalah agar pelaksanaan reformasi birokrasi berfokus pada kebutuhan pemangku kepentingan. Dalam kaitan dengan sasaran pertama reformasi birokrasi, mewujudkan pemerintah daerah yang bersih dan bebas KKN, harapan-harapan pemangku kepentingan antara lain : 1. Peningkatan integritas dan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil, hal ini tampaknya memberikan indikasi bahwa masyarakat sangat mendambakan para Aparatur Sipil Negara yang jujur, penuh pengabdian, dan memiliki kompetensi yang diperlukan dalam memberikan pelayanan; 2. Pemimpin daerah, termasuk para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Malang diharapkan dapat menjadi teladan dalam berbagai tindakan atau bahkan menjadi penggerak penyelenggara pemerintah yang bersih dan bebas KKN; 3. Adanya peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari upaya mengurangi atau menghilangkan tindakantindakan yang terkait dengan KKN; 4. Harapan Pemerintah Kota Malang mendapatkan opini WTP tanpa catatan; 5. Pemerintah Kota Malang mempunyai SKPD sebagai proyek percontohan (pilot project) Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK); 6. Masing-masing SKPD mempunyai Satuan Tugas SPIP. Harapan pemangku kepentingan terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan, antara lain : 1. Komitmen yang penuh dan konsisten dari seluruh unsur Pimpinan dalam mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik; 2. Peningkatan fasilitas umum dan fasilitas sosial di berbagai lokasi; 3. Perubahan budaya melayani di seluruh level unit pelayanan atau bahkan pada seluruh SKPD; 4. Pemberian penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) secara tegas untuk mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan; 5. Memberikan perhatian kepada mereka yang berkebutuhan khusus dalam pemberian pelayanan; 12

6. Pemutakhiran (updating), sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait pelayanan publik, termasuk pelimpahan kewenangan dalam pelayanan; 7. Inventarisasi Peraturan Daerah yang belum ditindaklanjuti dengan Peraturan Walikota dan segera menetapkan Peraturan Walikota dimaksud; 8. Pelaksanaan Standar Pelayanan (SP) dan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) secara konsisten; 9. Penyederhanaan prosedur dan mekanisme layanan; 10. Optimalisasi manajemen pelayananan pengaduan; 11. Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara maksimal (online, terintegrasi antar SKPD dan real time); 12. Peningkatan kompetensi SDM aparatur; 13. Mengubah pola pikir (mindset) menuju budaya kerja melayani (kerja Ceria, Cerdas, Cemerlang); 14. Pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) secara adil dan proporsional. Harapan pemangku kepentingan terkait dengan peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja adalah sebagai berikut : 1. Pemerintah Kota Malang memiliki potensi untuk memperoleh nilai akuntabilitas sampai pada kategori nilai A; 2. Penerapan sistem penilaian kinerja yang betul-betul memperhatikan kinerja sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan reward dan punishment bagi Pegawai Negeri Sipil; 3. Tidak terdapat duplikasi tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; 4. Penempatan jabatan dilakukan sesuai dengan standar kompetensi dan ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. Peningkatan keterbukaan informasi kepada publik, sehingga dapat diketahui peningkatkan akuntabilitas berbagai penyelenggaraan pemerintah di Kota Malang; 6. Penerapan sistem pelayanan yang lebih akuntabel, dilihat dari kejelasan biaya, proses, kepastian hukum dan petugas yang melayani; 7. Penerimaan calon PNS dengan sistem CAT; 8. Akan ditetapkan Standar Kompetensi Manajerial. 13

C. Permasalahan Birokrasi Pemerintah Kota Malang Meskipun sudah banyak hal yang dicapai, namun demikian masih banyak hal yang masih menjadi permasalahan. Dalam kaitan dengan upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, berbagai permasalahan yang masih dihadapi antara lain : 1. Pemahaman para aparatur masih rendah terhadap peran penting penyelenggaraan pemerintah daerah yang bersih dan bebas KKN sebagai salah satu hukum yang menjadi pilar untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik; 2. Penegakan hukum yang masih lemah terhadap aparatur atau pejabat yang melakukan tindakan KKN, sehingga tidak menimbulkan efek jera; 3. Di lain pihak mereka yang memiliki prestasi tidak diberikan reward yang dapat memotivasi semua aparatur atau pejabat untuk melakukan hal-hal yang lebih baik; 4. Salah satu aspek ketidakjelasan mengenai reward dan punishment, adalah karena mekanisme yang ada belum secara optimal dilaksanakan; 5. Belum dilaksanakan pencanangan zona integritas dan penetapan pilot project WBK/WBBM; 6. Evaluasi perumusan kebijakan (kaitan dengan implementasi kegiatan tertentu); 7. Belum dilaksanakan penguatan SPIP di masing-masing SKPD. Dalam kaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan, berbagai masalah yang masih dihadapi antara lain : 1. Kualitas pelayanan pada sektor-sektor pelayanan dasar pemerintahan masih belum optimal; 2. Pelayanan publik di Kota Malang juga dipandang berbelit-belit dan memakan waktu yang lama; 3. Dalam kaitan dengan pelayanan pendidikan, kualitas guru juga dipandang masih belum sesuai dengan kebutuhan; 4. Peraturan perundang-undangan sudah tidak up to date sehingga tidak bisa memfasilitasi perkembangan/dinamika yang terjadi di masyarakat; 5. Peraturan yang mengatur tentang pelimpahan kewenangan belum menyeluruh; 14

6. Banyak Peraturan Daerah Kota Malang yang mengatur layanan publik belum ditindaklanjuti dengan Peraturan Walikota sebagai peraturan pelaksanaannya; 7. Pelaksanaan peraturan yang berkaitan dengan pelayanan publik belum maksimal; 8. Banyak SKPD yang belum menetapkan dan mempublikasikan Standar Pelayanan (SP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP); 9. Pola penyelenggaraan pelayanan publik terkendala oleh : a) Masih terlalu banyak meja dilalui pemohon layanan dalam bentuk rekomendasi; dan b) SKPD belum maksimal menjalankan fungsi pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan pembangunan. 10. Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) belum maksimal karena sebatas internal (tidak online); 11. Tiap SKPD membuat Sistem Informasi Manajemen (SIM) tersendiri namun tidak saling terintegrasi; 12. Keterampilan SDM di bidang IT masih sangat kurang; 13. Belum tertanam Budaya Kerja Melayani kepada masyarakat; 14. Jumlah SDM yang kompeten terbatas. Sementara dalam kaitan dengan peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, permasalahan yang masih dihadapi antara lain : 1. Dalam kaitan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), belum optimal; 2. Penerimaan dan penempatan belum dilakukan secara transparan sehingga menimbulkan kemungkinan tindakan penyimpangan yang berakibat pada penempatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan unit kerja; 3. Disiplin masih perlu ditingkatkan; 4. Penerapan pakta integritas terkait dengan maklumat pelayanan belum sepenuhnya dijalankan dengan baik; 5. Publikasi pelaporan keuangan daerah di website belum dilaksanakan (anggaran dan laporan); 6. Sinkronisasi pelaksanaan urusan pemerintah daerah berdasarkan urusan wajib dan pilihan disesuaikan dengan struktur organisasi/kelembagaan; 15

7. Penerimaan Pegawai Negeri Sipil belum dilakukan secara transparan; 8. Penempatan Pegawai Negeri Sipil belum dilakukan dengan optimal (belum sesuai dengan kompetensi Pegawai Negeri Sipil). 16