BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN HUMANIS DALAM NOVEL TOTTO-CHAN GADIS CILIK DI JENDELA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disampaikan secara faktual dengan narasi oleh tokohnya sendiri. Sasaran utamanya

Febe Sarah Pinakunary Pinakunary 1. Karakter Sosaku Kobayashi Yang Sangat Dihormati. Setiap manusia memiliki karakter yang beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

Tema 1. Keluarga yang Rukun

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

Kegiatan Sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

LAMPIRAN C KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek.

SOAL FINAL LOGIKA ILPC 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. Sekolah ini berada di sebelah Kantor Kepala Desa yang merupakan pusat desa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Di Unduh dari : Bukupaket.com

BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, A Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Atmasasmita, R Bunga Rampai Kriminologi. Jakarta: CV. Rajawali.

KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan senang terhadap aktivitas membaca, sehingga siswa mau melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perumahan Graha Kuncara Eksekutif blok AB-1 Kelurahan Kemiri, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

IDEN WILDENSYAH BERMAIN BELAJAR

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

Candy, Tidak Semanis Namanya

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

.satu. yang selalu mengirim surat

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dkk, 2006, hlm. 64 Wendi Widya R. D., Indonesia 5 SD/MI, Buku Bahasa (5 35 menit) Dengarkan terdapat Ular n Daung cerita rakyat cerita yang

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN HUMANIS DALAM NOVEL TOTTO-CHAN GADIS CILIK DI JENDELA Nilai pendidikan humanis dalam penelitian ini adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan lewat media tertulis khususnya dalam hal ini novel Totto-chan Gadis Cilik di Jendela Karya Tetsuko Kuroyanagi kepada masyarakat yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai pendidikan tersebut merupakan nilai pendidikan humanis. Nilai itu kemudian terwujud dalam suatu pola tindakan yang diharapkan oleh dunia pendidikan mampu membawa anak kearah perubahan pribadi yang baik. Oleh karena itu, pembahasan mengenai nilai-nilai pendidikan dalam novel Totto-chan Gadis Cilik di Jendela Karya Tetsuko Kurayanagi meliputi hubungan antar sesama manusia, akan tetapi perlu penulis tegaskan kembali bahwa upaya memunculkan pesan pendidikan tersebut melalui pemahaman kata atau kalimat yang terdapat dalam dialog dan karakter para tokoh yang disampaikan melalui tulisan. Adapun nilai-nilai pendidikan humanis dalam novel Totto-chan Gadis Cilik di Jendela Karya Tetsuko Kurayanagi adalah sebagai berikut. 1. Membebaskan Menurut teori belajar Rogers mengatakan bahwa keinginan untuk belajar anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa di halangi oleh ruang kelas, pakaian, tempat duduk, peraturan 77

78 sekolah yang mematikan daya kreativitas maupun guru yang mengatur. Belajar atas inisiatif sendiri, anak-anak belajar tidak hanya selama jam belajar sekolah tetapi juga pada waktu jam bermain mereka. 1 a. Jalan-jalan Sambil Belajar Sekolah Tomoe merupakan sekolah alam. Sekolah alam adalah sekolah yang menyeimbangkan antara pelajaran wajib di ruang kelas dengan jadwal belajar di luar kelas. Pada pelajaran di luar kelas, murid diperkenalkan pada alam, karena menurut Kepala Sekolah Kobayashi alam menyimpan berbagai ilmu pengetahuan. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Lihat bunga sesawi itu. Kalian tahu mengapa bunga-bunga mekar? Guru menjelaskan tentang putik dan benang sari, sementara anak-anak berjongkok di pinggir jalan mengamati bunga-bunga itu. Guru menjelaskan bagaimana kupu-kupu membantu bunga-bunga menyerbukan benang sari ke putik. 2 Pada kutipan di atas, guru menjelaskan tentang faktor penyebab mekarnya sebuah bunga. Guru tersebut menjelaskan tentang putik dan benang sari serta penyerbukan tanaman yang dibantu oleh kupu-kupu. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa jalan-jalan yang dilaksanakan oleh guru dan murid-murid sangat bermanfaat karena dengan jalan-jalan tersebut murid-murid mendapatkan pelajaran yang sangat berharga tentang ilmu pengetahuan alam. 1 Eve Nelindhy, Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Alam, (Surakarta: Skripsi UMS, 2010), hlm. 16 2 Tetsuko Kuroyanagi. Totto-chan Gadis Cilik di Jendela, Terj. Widya Kirana, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), hlm. 49.

79 Di sekolah lain, murid hanya belajar teori secara formal di ruang kelas tetapi berbeda dengan Sekolah Tomoe yang menyeimbangkan teori dan praktik dalam pengajarannya. Pelajaran secara teori hanya menekankan pada kata-kata tertulis dan lebih cenderung menyempitkan pandangan murid terhadap alam. Menurut Kepala Sekolah Kobayashi, mendekatkan murid pada alam akan membuat mereka lebih merasakan kehadiran Tuhan sebagai pencipta alam dan dapat mengembangkan kepekaan dalam berimajinasi. Metode pendidikan yang menyeimbangkan antara teori dan praktik ini dapat membuat murid mengerti dan menyerap pelajaran dengan cepat karena mereka tidak hanya membayangkan tetapi langsung mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. b. Jadwal Pelajaran Wajib dan Jadwal Bermain Menurut Jahja bermain sangat penting bagi anak karena mengandung dua fungsi, yaitu (1) fungsi kognitif. Melalui bermain, anakanak dapat menjelajahi lingkungannya, mempelajari objekobjek di sekitarnya, dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Melalui permainan memungkinkan anak untuk mengembangkan kopetensi dan keterampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan, dan (2) fungsi emosi. Permainan memecahkan sebagian emosi anak, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Permainan memungkinkan anak untuk melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan terpendam karena tekanan batin terlepaskan dalam

80 permainan, sehingga anak dapat mengatasi masalah-masalah dalam kehidupannya. 3 Sekolah Tomoe tidak hanya memiliki jadwal pelajaran wajib, namun juga memiliki jadwal bermain untuk murid. Jadwal pelajaran wajib dilaksanakan dari pagi menjelang waktu makan siang, sedangkan jadwal bermain dilaksanakan setelah makan siang hingga lonceng pulang berbunyi. Jadwal bermain untuk murid terdapat pada kutipan berikut. Lewat tengah hari, setelah pelajaran selesai, murid-murid Tomoe bermain bersama seperti biasa. Mereka boleh melakukan apa saja sampai bel terakhir berbunyi, setelah itu mereka harus meninggalkan halaman sekolah. 4 Kutipan di atas menjelaskan bahwa murid Sekolah Tomoe sedang bermain dan melakukan hal yang mereka suka. Dalam hal ini, mereka diberi kebebasan untuk bermain dan tidak memaksa mereka untuk belajar di kelas seharian penuh. Melalui bermain, anak-anak dapat menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek di sekitarnya, dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Melalui permainan memungkinkan anak untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan Jadi dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan waktu penting bagi anak karena mampu memberikan dampak positif pada perkembangan kognitif dan perkembangan emosi anak. 3 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan ( Jakarta:Kencana, 2011), hlm.192. 4 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 194

81 c. Bebas Memilih Tempat Duduk Di sekolah Tomoe, murid boleh memilih posisi duduk sesuka hati tanpa ada peraturan yang mengharuskan mereka untuk duduk di satu tempat duduk dengan posisi yang sama selama satu tahun ajaran penuh. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Di sekolah lain setiap anak diberi satu bangku tetap. Tapi disini mereka boleh duduk sesuka hati, dimana saja, kapan saja. 5 Pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa murid tidak dipaksa untuk duduk di satu tempat, melainkan mereka dapat duduk di kursi sesuai keinginan mereka, kapan saja, dan di mana saja. Hal ini merupakan alternatif yang bagus dalam menarik minat belajar murid, karena pengaturan tempat duduk yang bebas tersebut dapat menghindari rasa bosan ketika belajar. d. Bebas Berpakaian Sekolah Tomoe tidak memiliki aturan berpakaian seragam sekolah. Pada masa itu, sekolah-sekolah di Jepang mewajibkan setiap murid untuk menggunakan pakaian sekolah yang seragam dan rapi, namun beda halnya dengan Sekolah Tomoe yang menganjurkan setiap muridnya untuk menggunakan pakaian usang sebagai pakaian sehari-hari ke sekolah. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Kepala Sekolah selalu meminta para orang tua agar menyuruh anak-anak mereka mengenakan pakaian paling usang untuk bersekolah di Tomoe. 6 5 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 37. 6 Ibid, hlm. 111.

82 Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Kepala Sekolah Kobayashi meminta murid untuk menggunakan pakaian usang ke sekolah. Dalam hal ini, Kepala Sekolah Kobayashi membiarkan anak-anak bermain sepuasnya tanpa harus memikirkan pakaian mereka akan kotor ataupun robek. Kepala Sekolah Kobayashi sangat mengerti perkembangan anak, bahwa anak-anak masih suka bermain. Jika anak memakai pakaian bagus, maka akan banyak pakaian kotor ataupun robek setiap hari. Hal ini dapat memberatkan orang tua murid. Pada usia anak sekolah dasar, anak selalu ingin mencoba segala sesuatu yang baru. Jika anak dibiarkan menggunakan pakaian bagus, anak tidak akan merasakan dunia kanakkanak mereka karena tersiksa menjaga kebersihan dan keutuhan pakaian mereka. 2. Memanusiakan a. Memberikan Sugesti sebagai Bentuk Motivasi Sugesti merupakan pengaruh dari jiwa atau perbuatan seseorang sehingga mempengaruhi pikiran, perasaan, dan kemauan. 7 Di sekolahpun sugesti dapat diberikan oleh guru kepada murid sebagai bentuk motivasi dalam meningkatkan semangat belajar, meningkatkan minat dan perhatian, meningkatkan rasa percaya diri, dan menciptakan suasana yang menggairahkan dalam belajar. Kepala Sekolah Kobayashi selalu memberikan sugesti-sugesti tersebut sebagai bentuk motivasi kepada anak didik. Salah satu indikasinya terdapat pada saat acara pertandingan olah 7 Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta:Rineka Cipta,2003), hlm. 161.

83 raga. Setelah pertandingan selesai, murid-murid Sekolah Tomoe mendapatkan sayuran-sayuran segar sebagai ucapan selamat dari sekolah. Banyak murid yang malu untuk membawa hadiah tersebut ke rumah mereka karena biasanya pada masa itu, kebanyakan sekolah menghadiahkan buku tulis, pensil ataupun penghapus jika memenangkan perlombaan. Kepala Sekolah Kobayashi yang mengetahui hal tersebut kemudian memberikan sugesti kepada murid agar mereka bangga terhadap diri mereka. Hal ini terdapat pada kutipan berikut ini. Ada apa? Kalian tidak suka sayuran? tanyanya. Kemudian dia melanjutkan, Minta Ibu kalian memasaknya untuk makan nanti malam. Itu sayuran yang kalian peroleh dengan usaha kalian sendiri. Kalian telah memberi makanan untuk keluarga dengan jerih payah kalian sendiri. Hebat, kan? Aku yakin, rasanya pasti sedap! 8 Kutipan di atas menjelaskan bahwa Kepala Sekolah Kobayashi memberikan sugesti kepada murid-murid Sekolah Tomoe. Kepala Sekolah Kobayashi yang melihat murid-murid tidak menyukai hadiah yang mereka peroleh kemudian meyakinkan mereka, bahwa membawa sesuatu dengan jerih payah sendiri ke rumah adalah suatu kebanggaan, apalagi jika dapat memberikan makanan kepada keluarga. Sugesti yang diberikan Kepala Sekolah Kobayashi tersebut menghasilkan motivasi sehingga mereka bangga terhadap diri mereka sendiri. 8 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 137.

84 b. Menanamkan Rasa Percaya Diri Untuk menghilangkan rasa minder pada anak juga dapat dilakukan dengan menanamkan rasa percaya diri yang mantap. 9 Kepercayaan diri adalah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Di sekolahpun sugesti dapat diberikan oleh guru kepada murid sebagai bentuk dorongan dalam meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan anak yang baik. Salah satu indikasinya terdapat pada saat Totto-chan melakukann hal-hal aneh, misalnya mengepit kepangnya di ketiak sambil berbaris di pagi hari. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Kau benar-benar anak yang baik, kau tahu itu kan?. Itu yang selalu dikatakan kepala sekolah setiap kali ia berpapasan dengan dengan Totto-chan. Dan setiap kali Kepala Sekolah mengatakannya, Totto-chan tersenyum, melompat rendah, lalu berkata, Ya, aku memang anak baik. Dan ia mempercayai katakata itu. 10 Kutipan di atas menjelaskan bahwa Kepala Sekolah Kobayashi memberikan penanaman kepercayaan diri kepada murid-murid Sekolah Tomoe. Kepala Sekolah Kobayashi tidak pernah memanggil orang tua murid ke sekolah. Semua keluhan yang disampaikan oleh orang tua anakanak lain dan guru-guru lain pastilah sampai ke telinga Kepala Sekolah. Setiap persoalan di selesaikan antara Kepala Sekolah dan si anak. 9 Mohammad. Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta:Bumi Aksara,2006), hlm. 20. 10 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 187.

85 3. Demokratis a. Sistem Pendidikan yang Inklusif Sistem merupakan seperangkat peraturan, prinsip, fakta, dan sebagainya yang digolongkan atau disusun dalam bentuk yang teratur untuk menunjukkan rencana logis yang berhubungan dengan berbagai bagian. 11 Dalam hal ini, sistem pendidikan di Sekolah Tomoe menggunakan sistem pendidikan inklusif. Sistem pendidikan inklusif adalah pelayanan pendidikan kelompok anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama anak lain yang normal untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Salah satu kelompok yang dimaksud adalah anak penyandang cacat. 12 Sistem pendidikan inklusif berbeda dengan sistem pendidikan reguler dan abnormal. Sistem pendidikan reguler merupakan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang normal, sedangkan sistem pendidikan abnormal merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena adanya kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial. 13 Dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang menggabungkan antara anak-anak normal dengan anak-anak yang menderita kelainan dalam satu sistem pendidikan. Tujuan dari sistem pendidikan ini adalah menghapuskan perbedaan antara anakanak normal dengan anak-anak yang memiliki kelainan sehingga anak- 11 Peter Salim, dkk. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991), hlm. 325. 12 Mohammad. Efendi, Op.Cit, hlm. 23 13 Ibid, hlm. 1.

86 anak yang memiliki kelainan dapat merasakan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Dalam hal ini, sistem pendidikan di Sekolah Tomoe menggunakan sistem pendidikan inklusif. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Diantara murid-murid Tomoe, ada anak yang menderita polio., seperti Yasuaki-chan, yang badannya sangat kecil, atau yang cacat. 14 Kutipan di atas menjelaskan bahwa di antara murid-murid di Sekolah Tomoe terdapat beberapa orang anak cacat, salah satunya adalah Yasuaki-chan yang memiliki badan kecil karena penyakit polio. Dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Sekolah Tomoe menggabungkan antara anak-anak normal dengan anak-anak yang tidak normal di dalam satu pelayanan pendidikan untuk mencapai satu tujuan dari pendidikan. 4. Dialogis a. Pembelajaran Mandiri Pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran yang menuntut anak didik yang menjadi subjek yang harus merancang, mengatur dan mengontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggung jawab. 15 Pembelajaran mandiri diawali dengan konsep yang sanget sederhana, yakni bagaimana seorang guru bisa membangkitkan selera belajar peserta didik. Cara belajar yang akan membawa siswa ke dunianya sendiri, yaitu dunia belajar yang menyenangkan, bebas, dan tanpa tekanan dari siapapun. Peserta didik benar-benar dituntut untuk berusaha secara mandiri dalam 14 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 72. 15 Haryanto Al-Fandi, Op.Cit. hlm. 252

87 memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya. Jika mendapat kesulitan, barulah dapat bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru atau orang lain. 16 Di Sekolah Tomoe, setiap hari murid bebas menentukan pelajaran yang akan mereka pelajari. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Di awal jam pelajaran pertama, guru membuat daftar semua soal dan pertanyaan mengenai hal-hal yang akan diajarkan hari itu. Kemudian Guru berkata, Sekarang, mulailah dengan salah satu dari ini. Pilih yang kalian suka. 17 Kutipan di atas merupakan kutipan dari perkataan seorang guru ketika akan memulai pelajaran. Dapat dilihat bahwa guru memberi murid kebebasan untuk memilih dan memulai pelajaran dari yang mereka suka. Metode pendidikan tersebut membuat guru mengamati bidang yang diminati murid, termasuk cara berfikir dan karakter mereka. Selain itu, murid murid bebas berkonsultasi dengan guru kapan saja ia mau. Guru akan mendatangi murid jika diminta dan menjelaskan setiap hal sampai anak-anak itu benar-benar mengerti. Dengan begitu tak ada satupun anak yang menganggur dengan sikap tak peduli sementara guru sedang menjelaskan sesuatu. b. Mendampingi Belajar Peserta Didik Guru di Sekolah Tomoe mendampingi belajar peserta didik. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Jika murid tidak mengerti dengan pelajaran itu, guru akan datang bertanya ke tempat (masing-masing murid duduk) atau meminta 16 Ibid, hlm. 253. 17 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 37..

88 gurunya datang menjelaskan sampai mereka benar-benar mengerti. 18 Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa guru mendampingi belajar murid. Jika ada murid yang tidak mengerti dan mengalami kesulitan dalam belajar, guru akan bertanya ke tempat duduk murid ataupun murid akan meminta guru untuk datang ke tempat duduk dan menjelaskan hingga murid tersebut benar-benar mengerti. Cara belajar seperti ini dapat membuat murid memperoleh pendidikan secara optimal karena tidak akan ada murid yang duduk diam tanpa mengerjakan sesuatu dan tidak akan ada satupun murid yang terlepas dari pengawasan serta bimbingan guru. 18 Tetsuko Kuroyanagi. Op.Cit. hlm. 38