PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK MATERI STRUKTUR ATOM, BENTUK MOLEKUL, DAN GAYA ANTAR MOLEKUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PERMAINAN KIMIA KOTAK KATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

BAB III METODE PENELITIAN

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

PENGEMBANGAN E-MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MENGGUNAKAN MOODLE PADA MATERI HIDROLISIS GARAM UNTUK KELAS XI SMA/MA SEMESTER II TESIS

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

ANALISIS BUTIR SOAL KONSEP DASAR IPA 1 MELALUI PENGGUNAAN PROGRAM KOMPUTER ANATES VERSI 4.0 FOR WINDOWS

Abstrak. Kata Kunci: Validitas,Tingkat Kesukaran, Buku Sekolah Elektronik, Mata Pelajaran Ekonomi. Abstract

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Arum Wisnanti 26, Sunardi 27, Dinawati Trapsilasiwi 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

Gambar 3.1. Desain Concurrent Embedded dengan Metode Kuantitatif sebagai Metode Primer dan Metode Kualitatif sebagai Metode Sekunder

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

BAB 5 VALIDITAS EVALUASI HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS BLOG PADA MATERI ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, adanya pada saat penelitian dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

KELAYAKAN PERMAINAN CUTHATAN KIMIA SEBAGAI MEDIA CHEMOEDUTAINMENT PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

Dwi Rahayu 1, Utiya Azizah 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPETENSI GURU MATEMATIKA BERDASARKAN PERSEPSI SISWA (THE MATH TEACHER COMPETENCY ANALYSIS BASED PERCEPTIONS OF STUDENTS)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM PHP MySQL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA SMA KELAS XI (DEVELOPMENT OF COMPUTER-BASED DIAGNOSTIC TESTS USING PHP MySQL PROGRAM ON THE SUBJECT MATTER OF CHEMICAL EQUILIBRIUM XI HIGH SCHOOL CLASS) Arista Ayu Wardhani dan Rinaningsih Jurusan Kimia FMIPA Unesa Hp 085234831067, e-mail: wardhani.arista@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan tes diagnostik berbasis komputer menggunakan program PHP MySQL pada materi pokok kesetimbangan kimia SMA kelas XI berdasarkan hasil validitas konstruksi, isi, dan empiris serta mengetahui ketepatan tes diagnostik berbasis komputer yang dikembangkan. Model penelitian yang digunakan merupakan hasil modifikasi antara model 4-D dengan langkah penyusunan pengembangan tes diagnostik yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat tes diagnostik yang dikembangkan telah memenuhi standar kelayakan validitas konstruksi dan isi dengan persentase hasil masingmasing sebesar 96,67% dan 94,50% dinyatakan sangat kuat. Sedangkan perangkat tes diagnostik berbasis komputer juga telah memenuhi standar kelayakan berdasarkan penilaian guru kimia dan penilaian siswa peserta tes dengan persentase masing-masing secara berurutan sebesar 78,79% dan 75,63% dinyatakan layak untuk digunakan di lapangan. Pada uji coba II terhadap 32 siswa ada 4 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas belajar kemudian didiagnosis sesuai dengan peta tes diagnostik. Dari peta diagnostik dapat terbaca dimana letak kesulitan belajar siswa. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik yang dikembangkan dapat digunakan di lapangan. Pada penelitian berikutnya diharapkan peta diagnostik dapat dimasukkan ke dalam program untuk mempercepat proses diagnosis. Kata kunci: tes diagnostik, program PHP MySQL. Abstract: The aims of this research are determine the feasibility of computer-based diagnostic tests using MySQL PHP program on the subject matter of chemical equilibrium XI high school class based on the construct validity, content validity, and the concurrent as well as knowing the accuracy of computer-based diagnostic tests are developed. The research model used is a modified version of the model 4-D with the preparation of the development of a diagnostic test measures set by the Ministry of Education. The results showed that computer-based diagnostic tests have been developed to meet eligibility standards of 25

construction and content validity of the percentage of each by 96,67% and 94,50% expressed very strong. While the computer-based diagnostic tests has been meeting the eligibility standard based on valuation and assessment of students' chemistry teacher candidates with the percentage of each sequence of 78,79% and 75,63% declared eligible for use in the field. In the second trial against the 32 students there are 4 students who have not been completed. Students who have not been thoroughly studied and diagnosed according to our diagnostic tests. Diagnostics can be read from a map where the location of students' learning difficulties. In this study we can conclude that the diagnostic tests being developed could be used in the field. In the next study is expected to map the diagnostic can be incorporated into the program to speed up the process of diagnosis. Key words: diagnostic test, PHP MySQL program. PENDAHULUAN Pendidikan dan peranannya merupakan suatu kebutuhan mutlak dalam menunjang kehidupan manusia. Pada era globalisasi saat ini, hal utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan adalah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Semakin cepatnya perkembangan IPTEK serta perubahannya setiap waktu, maka pendidikan di Indonesia ini dituntut untuk mampu mengimbangi dunia percaturan teknologi pendidikan secara global. Beberapa hal yang merupakan usaha untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia telah dilakukan oleh seluruh komponen yang bergerak di bidang pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan, yakni utamanya pendidikan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat serta membudaya agar mampu memperbaiki sumber daya manusia seutuhnya sehingga dapat menyesuaikan diri serta mampu bersaing dengan perubahan kehidupan di era modern. Untuk itu, demi tercapainya tujuan pendidikan nasional, pemerintah Indonesia telah menyiapkan seperangkat kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah[1]. Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang utuh dan terpadu serta dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut kegiatan pembelajaran sebaiknya diarahkan untuk membantu peserta didik sekurang-kurangnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan konsep belajar tuntas[2]. Berdasarkan uraian di atas, telah jelas bahwa di dalam KTSP tercantum konsep belajar tuntas dan pengajaran remedial. Masalah pengajaran remedial yang mungkin juga timbul adalah mengenai analisis atau diagnosis kesulitan belajar. Seorang guru yang profesional harus dapat mendeteksi kesulitan belajar siswanya, baik secara klasikal maupun individual. Bila dikaitkan dengan teknologi pendidikan yang berkembang saat ini, mendeteksi kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan tepat dengan menggunakan perangkat tes diagnostik berbasis komputer. Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi banyak menghasilkan mesin dan alat- 26

alat yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan[3]. Salah satu alat hasil perkembangan teknologi yang telah sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan adalah komputer. Komputer adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar sebagai media pendidikan. Komputer sebagai media pelajaran (CAI atau Computer Assisted Instruction) memiliki sejumlah keuntungan, salah satunya dapat mendiagnosa setiap siswa dengan segera[3]. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hifdhina Alifi tahun 2010 didapatkan bahwa program yang dapat mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan mudah, cepat dan tepat adalah program PHP MySQL. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah model pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Thiagarajan, atau yang dikenal dengan model 4-D dengan langkah penyusunan pengembangan tes diagnostik yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sasaran dalam penetian ini adalah tes diagnostik berbasis komputer menggunakan program PHP MySQL pada materi pokok kesetimbangan kimia. Diagram alur pengembangan tes diagnostik berbasis komputer disajikan dalam Gambar 1 berikut ini. Gambar 1 Alur Pengembangan Tes Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Pare dan yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI. Pelaksanaan penelitian ini berupa uji coba soal tes diagnostik sehingga menghasilkan perangkat media tes diagnostik berbasis komputer menggunakan program PHP MySQL yang telah memenuhi syarat validitas konstruksi, isi, dan empiris, serta penilaian perangkat berbasis komputer oleh guru dan siswa. Perangkat tes diagnostik termasuk soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh dosen serta guru kimia yang bersangkutan dengan materi pokok pembelajaran. Metode analisis data dalam penelitian pengembangan ini meliputi analisis validitas butir soal, indeks kesukaran, dan reliabilitas. Pada validitas butir soal, untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (r xy ). Interpretasi koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan kriteria dalam Tabel 1 berikut ini. 27

Tabel 1 Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien r xy > 0,3 Diterima r xy = 0,10 s.d. 0,29 Direvisi r xy < 0,10 Ditolak Surapranata[4] Analisis data angket berupa lembar validasi yang meliputi validasi konstruksi dan isi untuk ahli bidang kimia berdasarkan skala Guttman. Penafsiran kriteria interpretasi skor skala Guttman mengikuti Tabel 2. Tabel 2 Interpretasi Skor Skala Guttman Persentase 0-20% Sangat lemah 21-40% Lemah 41-60% Cukup 61-80% Kuat 81-100% Sangat kuat Riduwan[5] Selanjutnya penilaian terhadap kelayakan perangkat tes diagnostik berbasis komputer berdasarkan hasil penilaian oleh guru kimia dan siswa peserta tes. Alternatif penilaian yang digunakan antara lain: sangat baik (skor 5), baik (skor 4), cukup (skor 3), buruk (skor 2), dan buruk sekali (skor 1). Skor hasil penilaian dapat diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan kriteria interpretasi skor berdasarkan pada skala Likert yang mengikuti Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Interpretasi Skor Skala Likert Persentase 0-20% Sangat tidak layak 21-40% Tidak layak 41-60% Netral 61-80% Layak 81-100% Sangat layak Riduwan[5] Ketepatan tes diagnostik berbasis komputer yang dikembangkan menggunakan program PHP MySQL pada materi pokok kesetimbangan kimia dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa dapat diketahui berdasarkan hasil tes siswa. Perangkat tes diagnostik berbasis komputer secara otomatis dapat menentukan % ketuntasan individu, % ketuntasan Klasikal, dan % ketuntasan klasikal per indikator. HASIL DAN PEMBAHASAN Materi pokok dalam penelitian pengembangan perangkat tes diagnostik berbasis komputer ini adalah kesetimbangan kimia yang terbagi menjadi 2 subpokok bahasan yaitu keadaan setimbang dan pergeseran kesetimbangan untuk subpokok bahasan 1 dan sub pokok bahasan 2 adalah tetapan kesetimbangan. Setelah penyusunan soal-soal tes diagnostik pada tahap awal selesai, kemudian soal-soal tersebut divalidasi oleh dosen pembimbing. Langkah berikutnya dilakukan revisi I yang ditindaklanjuti dengan uji coba I terhadap 36 siswa SMA. Berdasarkan hasil uji coba I selanjutnya dapat dilakukan analisis kuantitatif berupa validitas empiris yang meliputi validitas butir soal, indeks kesukaran, dan reliabilitas. Langkah berikutnya adalah pemilihan butir soal yang didasarkan pada hasil validitas butir soal dan indeks kesukaran. Validitas dinyatakan dengan koefisien korelasi (rxy), koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan keputusan: r xy >0,3 dengan keputusan diterima, r xy = 0,10 0,29 dengan keputusan direvisi, dan r xy <0,10 dengan keputusan ditolak. Sedangkan untuk indeks kesukaran soal yang digunakan dalam tes diagnostik adalah sebesar 65%. Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal yang berisi materi pembelajaran yang disusun dari yang termudah sampai yang tersulit dan mencakup bidang yang luas, dengan tingkat kesukaran adalah 0,65 atau lebih[6]. 28

Setelah dilakukan revisi II dan pemilihan soal, langkah selanjutnya soal divalidasi secara konstruksi dan isi yang dilakukan oleh 3 Dosen kimia. Hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian disajikan pada Tabel berikut ini. Tabel 4 Hasil Taraf Kelayakan Perangkat Tes Berdasarkan Validasi Konstruksi dan Isi Validasi Σ Skor Tes Skor Hasil (%) Maks Hasil Validasi Konstruksi 145 150 96,67 Sangat Kuat Validasi Isi 567 600 94,50 Sangat Kuat Tabel 5 Hasil Taraf Kelayakan Reliabilitas Perangkat Tes Sub Pokok Bahasan Tes Keadaan Setimbang dan Pergeseran Kesetimbangan Tetapan Kesetimbangan r ½½ r 11 hasil 0,4010 0,5725 Cukup 0,3192 0,4840 Cukup Tabel 6 Taraf Kelayakan Perangkat Tes Berbasis Komputer Berdasarkan Penilaian Guru Penilaian Perangkat Tes Kesesuaian materi dengan tes diagnostik pada media Kejelasan dalam menyajikan soal tes diagnostik Kemudahan dalam penggunaan media Skor Tes Skor Maks Hasil (%) hasil 21 30 70,00 Layak 46 60 76,67 Layak 63 75 84,00 Sangat Layak 130 165 78,79 Layak 29

Indeks Kesukaran a Validitas Unesa Journal of Chemical Education Tabel 7 Taraf Kelayakan Perangkat Tes Berbasis Komputer Berdasarkan Penilaian Siswa Penilaian Perangkat Tes Kejelasan dalam menyajikan soal tes diagnostik Kemudahan dalam penggunaan media Skor Tes Skor Maks Hasil (%) hasil 492 640 76,88 Layak 476 640 74,38 Layak 968 1280 75,63 Layak Hasil taraf kelayakan soal tes diagnostik berdasarkan validasi empiris yang meliputi reliabilitas butir soal, validitas butir soal, dan indeks kesukaran disajikan dalam Grafik berikut ini Gambar 2 Reliabilitas Butir Soal Validitas Soal Tes 01 117334965 Nomor Butir Soal Gambar 3 Validitas Soal Tes 2 0 1 8 15 22 29 36 43 50 57 64 71 78 Nomor Butir Soal Tes Gambar 4 Indeks Kesukaran Soal Tes Setelah diperoleh data hasil perhitungan validitas empiris, maka selanjutnya dilakukan pemilihan soal dan diperoleh persentase dari 80 butir soal yaitu 45,00% dengan jumlah soal adalah 36 butir soal dibuang, persentase soal yang direvisi sebesar 16,25% dengan jumlah 13 butir soal, dan 38,75% soal diterima dengan jumlah soal adalah 31 butir soal. Hasil tersebut digambarkan dalam gambar berikut ini. Gambar 5 Pemilihan Butir Soal Berdasarkan Tabel 4 diketahui perolehan hasil validitas konstruksi perangkat tes diagnostik sebesar 96,67% dinyatakan sangat kuat. Pencapaian hasil ini menunjukkan bahwa soal-soal tes diagnostik materi pokok kesetimbangan kimia yang disusun telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum. Namun persentase angka tidak mencapai 100%, hal ini karena terdapat beberapa butir soal yang seharusnya termasuk ke dalam materi prasyarat. 30

% Validitas Isi % Validitas Konstruksi Unesa Journal of Chemical Education Sedangkan berdasarkan validasi isi diperoleh hasil sebesar 94,50% dan dinyatakan sangat kuat. Hasil ini menunjukkan bahwa soal-soal tes diagnostik yang disusun telah sesuai dengan kriteria yang termasuk ke dalam validasi isi dan telah dapat mengukur tingkat berpikir siswa. Namun perolehan persentase tidak mencapai 100% oleh karena terdapat beberapa butir soal tes diagnostik yang kurang sesuai dengan beberapa kriteria diantaranya, petunjuk pengerjaan atau kata kunci kurang dibuat secara jelas dan tegas, rumusan butir soal menggunakan kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda, dan bahasa yang digunakan dalam penyusunan kalimat kurang komunikatif sehingga tidak mudah dipahami oleh siswa. Untuk segala bentuk kekurangan tersebut maka harus dilakukan perbaikan. Berdasarkan Tabel 4 tentang validitas konstruksi dan isi tes diagnostik materi pokok kesetimbangan kimia dapat digambarkan dalam Grafik 6 dan Grafik 7 sebagai berikut: Persentase Nilai Validitas 96,00 97,00 98,00 96,43 96,97 1 2 Sub Pokok Bahasan Gambar 6 Persentase Nilai Validitas Konstruksi Persentase Nilai 96,00 Validitas Isi 100,00 90,00 95,00 94,00 94,00 94,00 1 2 3 4 Penilaian Tes Diagno Perangkat tes diagnostik berupa soal-soal yang telah melalui tahap uji coba I hingga diperoleh data validitas empiris dan reliabilitas hingga kemudian telah ditelaah dan divalidasi baik secara konstruksi maupun isi, selanjutnya dimasukkan ke dalam perangkat tes diagnostik berbasis komputer yang telah ditelaah oleh tim ahli media dan kemudian dilakukan uji coba II untuk mengetahui ketepatan tes diagnostik berbasis komputer yang dikembangkan dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa berdasarkan ketuntasan indikator. Kelayakan perangkat tes diagnostik berbasis komputer ditentukan berdasarkan hasil penilaian oleh guru kimia dan respon siswa. Persentase hasil penilaian perangkat tes diagnostik berbasis komputer oleh guru kimia pada kriteria kesesuaian materi tes diagnostik pada media sebesar 70,00% dengan kriteria layak. Persentase hasil penilaian perangkat tes diagnostik pada kriteria kejelasan dalam menyajikan soal tes diagnostik oleh guru kimia sebesar 76,67% dengan kriteria layak. Persentase hasil penilaian perangkat tes diagnostik pada kriteria kemudahan dalam penggunaan media oleh guru kimia sebesar 84,00% dengan kriteria layak. Sedangkan hasil penilaian perangkat tes diagnostik berbasis komputer oleh siswa adalah pada hasil penilaian kriteria kejelasan dalam menyajikan soal tes diagnostik diperoleh persentase sebesar 76,88% dengan kriteria layak. Pada hasil penilaian kriteria kemudahan dalam penggunaan media oleh siswa diperoleh persentase sebesar 74,38% dengan kriteria layak. Hasil penilaian guru kimia dan siswa peserta tes diagnostik terhadap perangkat tes diagnostik berbasis komputer secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 7 Persentase Nilai Validitas Isi 31

100,00 50,00 K KK % Ketuntasan Individu % Hasil Penilaian Penilaian Perangkat Tes Berbasis Penilaian Gambar 8 Hasil Penilaian Oleh Guru Kimia Keterangan: No = Nomor Urut Siswa % = Persentase Ketuntasan Individu K = Kategori BT = Belum Tuntas T = Tuntas Tabel 8 tentang data ketuntasan individual dan klasikal digambarkan dalam grafik berikut ini. Gambar 9 Hasil Penilaian Oleh Guru Siswa Peserta Tes Uji coba II tes diagnostik berbasis komputer dilakukan terhadap 32 siswa SMA dengan hasil data ketuntasan individu disajikan dalam Tabel 8 sebagai berikut. Tabel 8 Data Ketuntasan Individu dan Klasikal Tes Kesetimbangan Kimia No % K No % K 1 77,78 T 17 82,22 T 2 80,00 T 18 73,33 BT 3 77,78 T 19 75,56 T 4 82,22 T 20 82,22 T 5 80,00 T 21 73,33 BT 6 82,22 T 22 75,56 T 7 88,89 T 23 75,56 T 8 80,00 T 24 75,56 T 9 80,00 T 25 73,33 BT 10 75,56 T 26 84,44 T 11 82,22 T 27 75,56 T 12 71,11 BT 28 82,22 T 13 75,56 T 29 82,22 T 14 75,56 T 30 86,67 T 15 80,00 T 31 82,22 T 16 86,67 T 32 80,00 T % Ketuntasan Klasikal = 87,50% Ketuntasan Individu Tes 1000 Gambar 10 Persentase ketuntasan Individu Tes Kesetimbangan Kimia Berdasarkan data persentase ketuntasan individu diketahui bahwa terdapat 4 siswa yang dinyatakan belum tuntas secara ketuntasan individu. Data tersebut disajikan dalam Tabel 9 sebagai berikut. Tabel 9 Persentase Ketidaktuntasan Secara Individu dan Klasikal % No % Kttsn B S Kttsn Urut Klskl Indv 12 32 13 71,11 3,125 18 33 12 73,33 3,125 21 33 12 73,33 3,125 25 33 12 73,33 3,125 % Ketidaktuntasan Klasikal 1 5 9 13 17 21 25 29 Nomor Urut Peserta Tes 12,5 Keterangan: B = Jumlah jawaban benar S = Jumlah jawaban salah % Kttsn Indv = % Ketuntasan Individu % Kttsn Klskl = % Ketuntasan Klasikal 32

% Ketuntasan per Indikator Unesa Journal of Chemical Education Berdasarkan Tabel 8 tentang persentase ketidaktuntasan secara individu dan klasikal diketahui terdapat 4 siswa yang dinyatakan belum tuntas secara individu. Siswa dinyatakan mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurangnyakurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut[1]. Secara otonomi sekolah, dalam hal ini siswa dinyatakan tuntas secara individual apabila telah mampu mencapai 75% dari tujuan pembelajaran untuk setiap indikator, dan dinyatakan tuntas secara klasikal apabila 75% siswa mencapai nilai 75. Berdasarkan hasil penelitian ini, keempat siswa yang dinyatakan belum tuntas karena % ketuntasan individu yang dicapai oleh masing-masing siswa adalah 75, atau belum mampu mencapai 75% dari tujuan pembelajaran untuk setiap indikator pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang dinyatakan belum tuntas sedang mengalami kesulitan belajar pada indikator-indikator tertentu. Untuk dapat mengetahui dimana letak kesulitan belajar siswa, maka perlu dipertimbangkan beberapa hal-hal kemungkinan menjadi sumber masalah. Dalam penelitian ini, langkah yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar terhadap siswa yang dinyatakan belum tuntas adalah dengan mengidentifikasi pada indikator mana siswa tersebut belum tuntas berdasarkan hasil ketuntasan klasikal per indikator dalam skala ketuntasan individu. Berdasarkan data ketuntasan Individu dan klasikal dalam perangkat tes diagnostik berbasis komputer, diketahui bahwa siswa dengan nomor urut 12 belum tuntas pada indikator 2, 4, 5, 6, 7, dan 9. Siswa dengan nomor urut 18 belum tuntas pada indikator 2, 3, 4, 5, 7, 9, dan 10. Siswa dengan nomor urut 21 belum tuntas pada indikator 2, 3, 5, 6, 7, dan 9. Sedangkan siswa pada nomor urut 25 belum tuntas pada indikator 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 9. Pada Gambar 11 berikut ini disajikan peta diagnostik berdasarkan indikator pada materi pembelajaran kesetimbangan kimia SMA sebagai berikut. Gambar 11 Peta Materi Kesetimbangan Kimia Ketepatan perangkat tes diagnostik berbasis komputer dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa berdasarkan ketuntasan indikator dapat ditinjau dari kualitas pengajaran sekolah yang dapat diketahui dari persentase ketuntasan masing-masing indikator. Grafik ketuntasan masing-masing indikator disajikan dalam gambar di bawah ini. Ketuntasan Indikator 150 90,63 100 81,25 90,63 100 100 100 100 100 15,63 37,50 37,50 50 25,00 5,000,00 0 1 3 5 7 9 11 13 Indikator Pembelajaran Gambar 12 Ketuntasan Indikator Berdasarkan grafik ketuntasan indikator di atas, dapat diketahui bahwa indikator 9 yaitu indikator pembelajaran menghitung harga K c berdasarkan 33

konsentrasi kesetimbangan dan sebaliknya diperoleh persentase ketuntasan klasikal untuk indikator tersebut adalah 0,00%. Berdasarkan hasil ini maka perlu ditinjau ulang pelaksanaan pengajaran pada materi prasyarat, yaitu dapat melalui jurnal kelas, rencana harian, atau rencana mingguan. Hasilnya menunjukkan kualitas pengajaran di sekolah. 6. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasardasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perangkat tes diagnostik yang dikembangkan telah memenuhi syarat kelayakan ditinjau dari segi validitas konstruksi, isi, dan empiris. Persentase kelayakan validitas konstruksi sebesar 96,67% dinyatakan sangat layak dan persentase validitas isi sebesar 94,50% dinyatakan snagat layak.perangkat Tes diagnostik berbasis komputer menggunakan program PHP MySQL yang dikembangkan telah layak berdasarkan hasil penilaian guru kimia dan respon siswa dengan persentase masing-masing sebesar 78,79% dan 75,63% dinyatakan layak untuk digunakan di lapangan. Serta perangkat tes diagnostik berbasis komputer yang dkembangkan telah dapat mendiagnosis kesulitan belajar siswa secara cepat dan tepat berdasarkan ketuntasan indikator. DAFTAR PUSTAKA 1. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 3. Nasution. 2005. TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta: Bumi Aksara. 4. Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 5. Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. 34