BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KUALITAS LAYANAN JASA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah kemampuan rumah sakit dalam memberikan layanan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya. Kualitas merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dijual di pasar tetapi juga berlaku bagi perusahaan jasa.

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

70BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang muncul dari berbagai sektor, salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih luas. Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri jasa seperti perbankan, asuransi, penerbangan, telekomunikasi dan lain sebagainya. Selain itu terlihat juga dari maraknya organisasi nirlaba, seperti lembaga pemerintahan, rumah sakit, universitas dan sebagainya yang saat ini semakin menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan atau konsumen. Menurut Rambat Lupiyoadi (2001: 4), pertumbuhan pada sektor jasa tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yaitu adanya perubahan demografis, perubahan sosial, perubahan perekonomian, perubahan politik dan hukum. Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan bisnis dalam usaha jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya rumah sakit yang berdiri. Di kota Surakarta saja terdapat delapan rumah sakit besar di antaranya RSUD Dr. Moewardi, RSU Dr. Oen, RSI Kustati, RSI PKU Muhammadiyah, RSU Kasih Ibu, RSU Panti Waluyo, RSI Surakarta (RSIS), RS. Karima utama, yang semuanya bersaing untuk memperebutkan konsumen melalui pemenuhan kepuasan konsumen secara optimal yang dikehendaki oleh konsumen tersebut dengan cara mengevaluasi kualitas jasa pelayanan, baik internal maupun eksternal. 1

Pada hakikatnya, rumah sakit adalah salah satu jenis industri jasa, dalam hal ini industri jasa kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus patuh pada kaidah-kaidah bisnis dengan berbagai peran fungsi manajerialnya. Rumah sakit pada umumnya dikenal sebagai lembaga yang membawa misi sosial, sehingga terdapat kesan bahwa manajemennya dilaksanakan jauh dari orientasi bisnis dan kurang mengutamakan pelayanan medis terhadap konsumen. Hal itu dapat diatasi dengan memperbaiki manajemen rumah sakit yang lebih memfokuskan pada kualitas pelayanannya. Menurut Sulastomo (2000: 3), sifat khusus dari pelayanan kesehatan, baik para health provider (dokter dan perawat) maupun konsumen, jarang mempertimbangkan aspek biaya sepanjang hal itu menyangkut masalah penyembuhan suatu penyakit. Kriteria umum dari sebuah pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan publik. Muninjaya (2004: 109) mengemukakan bahwa kriteria umum dari pelayanan kesehatan terdiri dari: 1. Pelayanan yang disediakan bersifat komprehensif untuk seluruh masyarakat yang ada di suatu wilayah (availability). 2. Pelayanannya dilaksanakan secara wajar, tidak melebihi kebutuhan dan daya jangkau masyarakat (appropriateness). 3. Pelayanan dilakukan secara berkesinambungan (continuity). 4. Pelayanan diupayakan agar dapat diterima oleh masyarakat setempat (acceptability). 5. Dari segi biaya, pelayanan kesehatan harus terjangkau oleh masyarakat pada umumnya (affordable). 6. Manajemennya harus efisien (efficient). 2

7. Jenis pelayanan yang diberikan harus selalu terjaga mutunya (quality). Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu rumah sakit milik pemerintah dan rumah sakit milik swasta. Rumah sakit milik pemerintah adalah rumah sakit yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah sepenuhnya yang memiliki keunggulan di antaranya biaya yang dibebankan kepada pasien lebih murah jika dibandingkan dengan rumah sakit swasta, adanya pelayanan dengan kartu Askes, Jamsostek dan Kartu Sehat bagi keluarga tidak mampu, tarif biaya unit rawat inap yang relatif murah/terjangkau dan pemberian obat yang relatif murah, akan tetapi pada saat tertentu pihak rumah sakit pemerintah juga memberikan obat yang relatif mahal. Sedangkan rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang didirikan dan dikelola oleh pihak swasta. Keunggulan yang dimiliki oleh rumah sakit swasta adalah pemberian fasilitas yang lengkap kepada pasien, kualitas jasa pelayanan yang lebih bermutu jika dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah, pelayanan kepada pasien yang baik, ramah, tidak lamban, cepat dan sikap tenaga medis yang profesional dalam menangani pasien. Memiliki pengetahuan yang baik tentang standar pelayanan medik dan standar profesi medik, pemahaman tentang malpraktek medik, penanganan penderita gawat darurat, rekam medis dan lain-lain adalah pengetahuan masa kini yang perlu untuk didalami secara profesional. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi tindakan medik yang menimbulkan kesalahan dan atau kelalaian dari dokter/tenaga kesehatan dan rumah sakit, yang akan menimbulkan kerugian bagi 3

pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan. Dinamika kehidupan suatu masyarakat juga berlangsung pada aspek kesehatan, sehingga kadang muncul kelalaian dan terbengkalainya hak dan kewajiban antara pasien dengan dokter/tenaga kesehatan. Hal itu mengakibatkan pasien tidak percaya lagi dengan pelayanan rumah sakit yang akhirnya pasien tersebut memberitahukan dan membicarakan pada masyarakat lain tentang kualitas pelayanan rumah sakit sehingga para calon pasien enggan untuk menggunakan jasa pelayanan rumah sakit yang bersangkutan. Kualitas pelayanan merupakan inti dari kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang dengan pesat. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memperhatikan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya. Kualitas pelayanan suatu perusahaan jasa merupakan faktor kunci agar dapat memenangkan persaingan. Disamping itu, kualitas pelayanan merupakan faktor utama agar perusahaan mampu survive, karena dengan semakin berkembangnya kemampuan manusia, perusahaan lainpun mampu menghasilkan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh konsumen akan menimbulkan adanya kepuasan ataupun kekecewaan atas produk atau jasa dari suatu perusahaan yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana perusahaan dalam memenangkan 4

pesaingan di masa selanjutnya. Hal itu terjadi karena masyarakat yang puas akan memiliki loyalitas atau empati terhadap perusahaan. Loyalitas diwujudkan dengan penggunaan kembali produk atau jasa, kemauan mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk atau jasa, membicarakan hal positif dari produk atau jasa suatu perusahaan kepada orang lain serta memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut. Menurut Tjandra Yoga Aditama (2006: 157), kualitas atau mutu pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Kualitas produk (baik barang maupun jasa) mempunyai kontribusi besar pada kepuasan konsumen, pangsa pasar dan profitabilitas. Bagi konsumen, penilaian kualitas digambarkan melalui barang atau jasa apa yang diterima dengan barang atau jasa apa yang diharapkan sehingga akan menimbulkan adanya tingkat kepuasan terhadap produk atau jasa tersebut. Kegiatan penilaian kualitas/mutu setidaknya meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah menetapkan standar, tahap kedua adalah menilai kinerja yang ada dan membandingkan dengan standar yang sudah disepakati, serta tahap ketiga meliputi upaya memperbaiki kinerja yang menyimpang dari standar yang sudah ditetapkan. Menurut Parasuraman, Zeithalm dan Berry dalam Fandy Tjiptono (2005: 133), untuk menilai kualitas pelayanan Rumah Sakit. Digunakan lima dimensi kualitas jasa yaitu reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan/keyakinan), emphaty (empati) dan tangibles (bukti fisik). Reliability (keandalan), yang meliputi prosedur penerimaan pasien yang cepat; 5

pemeriksaan dan perawatan pasien yang cepat dan tepat; prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit; jadwal pelayanan yang tepat misalnya visit dokter dan perawat. Responsiveness (ketanggapan), meliputi keluhan pasien yang selalu diperhatikan; ditanggapi dan ditangani dengan cepat; pemberian informasi yang jelas dan akurat serta selalu memperhatikan semua kebutuhan pasien guna mendukung kesembuhan secara total/optimal. Assurance (jaminan/keyakinan), meliputi keterampilan dokter; paramedis dan petugas lain dalam menangani pasien; jaminan keamanan dan kenyamanan; pelayanan yang sopan dan ramah. Emphaty (empati), meliputi keluhan yang selalu diperhatikan; sikap dokter dan perawat yang sabar, ramah dan simpatik. Tangibles (bukti fisik), yang meliputi ruang yang bersih, rapi dan nyaman; peralatan kesehatan yang bersih dan lengkap; kerapian dan kebersihan dokter; perawat dan petugas lain serta kebersihan dari lingkungan sekitar yaitu lingkungan di luar rumah sakit. Sedangkan penulis juga menambahkan lima dimensi kualitas jasa, antara lain: Kesederhanaan, Kejelasan dan Kepastian, Keamanan, Keterbukaan, dan Keadilan. Kesederhanaan, meliputi kemudahan/kesulitan pemahaman prosedur dan tata cara pelayanan; kemudahan/kesulitan pelaksanaan prosedur dan tata cara pelayanan. Kejelasan dan Kepastian, meliputi prosedur atau tata cara pelayanan umum; persyaratan tata cara pelayanan umum, baik teknis maupun administratif; rincian biaya/tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya; jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum. Keamanan, meliputi pemberian kenyamanan dan keamanan dari proses hingga hasil pelayanan; pemberian kepastian hukum. Keterbukaan, meliputi prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan kerja/pihak 6

penanggung jawab pemberi pelayanan umum; informasi rincian biaya pada pasien, baik diminta maupun yang tidak diminta. Dimensi yang terakhir adalah Keadilan, yang meliputi Sikap adil dari dokter, perawat dan petugas lain dalam memperlakukan pasien; pemberian perhatian tanpa membeda-bedakan status sosial pasien. Dari dimensi-dimensi kualitas jasa tersebut akan diperoleh penilaian dari pasien terhadap kinerja Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan pasien. Pelayanan rumah sakit pada saat ini merupakan bentuk pelayanan rumah sakit yang bersifat sosio-ekonomi, yaitu suatu usaha yang tidak hanya bersifat sosial, tetapi juga diusahakan agar mendapat surplus keuangan dengan cara professional dengan prinsip-prinsip ekonomi. Rumah sakit swasta dibangun dengan suatu misi atas cita-cita yang bukan semata-mata mencari dana atau keuntungan, tetapi sebagian besar rumah sakit swasta mencoba menawarkan jasa pelayanan kesehatan yang memperhatikan faktor kenyamanan, ketenangan rohani, dan keyakinan untuk sembuh serta menyajikan penawaran pelayanan yang lebih baik pada konsumen yang mungkin tidak dapat diberikan oleh rumah sakit pemerintah. Sehingga masyarakat pada umumnya memilih perawatan di rumah sakit swasta daripada rumah sakit pemerintah. Hal itu dikarenakan persepsi masyarakat bahwa pelayanan rumah sakit swasta lebih baik dibandingkan dengan pelayanan rumah sakit pemerintah. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, memuaskan kebutuhan konsumen berarti perusahaan harus memberikan pelayanan yang lebih berkualitas (service quality) kepada konsumen. Pelayanan terbaik kepada konsumen dan 7

tingkat kualitas dapat dicapai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian khusus kepada standar kerja pelayanan. Tidak ada gunanya menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas apabila tidak dapat menciptakan dan dapat mempertahankan konsumen. Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan jasa yang diberikan merupakan dasar utama dalam usaha peningkatan kepuasan konsumen. Upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen bukanlah hal yang mudah, namun upaya perbaikan atau pengoptimalan kepuasan pasien dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Salah satu strategi dalam peningkatan kepuasan konsumen yakni dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Pelayanan yang baik memungkinkan perusahaan memperkuat kesetiaan pelanggan dan meningkatkan pangsa pasar (market share), karena pelayanan yang baik menjadi penting dalam operasi perusahaan. Menurut Oliver dalam Supranto (2001: 223) kepuasan dapat diartikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Pengukuran kepuasan pasien rawat inap dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pasien rawat inap merasa puas atau tidak puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu dibandingkan dengan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pasien tersebut. Oleh sebab itu, kepuasan maupun ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa memberikan dampak tersendiri kepada perilaku konsumen. Indikasi sistem yang diharapkan oleh seseorang terhadap suatu rumah sakit meliputi kecepatan penanganan dan proses, spesialisasi serta 8

adanya standar pelayanan sesuai dengan kode etik dan pelayanan profesional. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan rumah sakit tidak hanya hasil dari bagian yang berhadapan dengan pasien saja, tetapi juga merupakan mata rantai dengan bagian yang lain. Pasien mempunyai hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila pelayanan yang diterima tidak sebagaimana mestinya. Masyarakat sebagai konsumen dapat menyampaikan keluhannya kepada pihak rumah sakit sebagai upaya perbaikan intern rumah sakit dalam pelayanannya atau kepada lembaga yang memberi perhatian kepada konsumen kesehatan. Melihat berbagai permasalahan tersebut, peningkatan mutu/kualitas pelayanan rumah sakit harus diimbangi pula dengan usaha peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan kesehatan secara umum dan secara khusus peningkatan pengetahuan mengenai pemanfaatan rumah sakit. Kedua hal tersebut dapat dilakukan melalui usaha untuk memenuhi kepuasan pasien rumah sakit yang pada akhirnya akan digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan ataupun kegagalan rumah sakit dalam menetapkan customer orientation, karena jika konsumen (pasien) puas, maka hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan pasar (pasien) terpenuhi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai EVALUASI KUALITAS PELAYANAN JASA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU DALAM ME- NINGKATKAN KEPUASAN PASIEN. 9

B. Perumusan Masalah Bagaimana penilaian/persepsi pasien rawat inap terhadap kualitas jasa pelayanan pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pemandu dalam kegiatan penelitian agar sesuai dengan perencanaan serta berjalan secara terarah. Suharsimi Arikunto (2002: 51) menyatakan bahwa Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dalam penelitian ini yang menjadi tujuannya adalah: Mengevaluasi penilaian pasien rawat inap terhadap kualitas jasa pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi penulis, lembaga pendidikan dan rumah sakit. Manfaat tersebut antara lain: 1. Bagi Penulis a. Sebagai langkah pertama penerapan ilmu pengetahuan yang penulis terima di bangku perkuliahan yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen. b. Sebagai sarana membandingkan antara teori dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. 10

2. Bagi Lembaga Pendidikan a. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian materi perkuliahan yang berkaitan dengan mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen. b. Untuk mengetahui sejauh mana pendalaman materi mahasiswa terhadap kasus pemecahan masalah yang terjadi di instansi rumah sakit, khususnya tentang kualitas pelayanan. 3. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai pelayanan terhadap pasien rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu, terutama bagi pimpinan diharapkan memperhatikan hal-hal atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap. 11