BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang baru di mulai dalam sebuah kehidupan. Dan seseorang yang telah meninggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap. manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) Surabaya

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PROSEDUR MUTU No. PM

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB II. ONE STOP CAR MODIFICATION AND SHOWROOM

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dan komunikasi yang telah kita capai sekarang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ABSTRAK. xvii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: one stop pet shop, dog, cat, modern classic.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. SPECIAL THANKS... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN...xiv. ABSTRAK...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 - Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia terutama Jawa Barat, banyak sekali kelompok pencinta alam

ABSTRAK. Kata Kunci : Akomodasi, Wisata & Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada permasalahan kelanjutan hidup. Permasalahan anak di rumah dan diluar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

Tkeluarga dan non. Sakhir pekan bersama anak-anaknya. ST UDI ANALISA BAB 3. Keluarga. Konsumen. Non-Keluarga. Target Desain

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian memiliki banyak arti tergantung dari sudut pandang masing masing individu melihatnya. Kematian sendiri sering dikaitkan dengan hal hal mistis supranatural. Menurut PP No 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis Serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia, kematian diputuskan bila aktifitas otak sudah berhenti melalui alat elektroencepalograf. Sudut pandang kematian pada umumnya mengacu kepada suatu keadaan ketika kehidupan di dunia fana telah berakhir dan dipercaya mereka yang telah tiada menuju ke kehidupan baru. Upacara kematian menjadi momen terakhir yang digunakan untuk memberikan penghormatan bagi mereka yang telah tiada. Berbeda dengan momen kelahiran yang disambut dengan suka cita, kematian menjadi momen yang harus terjadi namun penuh duka cita. Seperti kutipan berikut, Death is perhaps the greatest blessing of human beings, no one knows and yet everyone fears as if he knew with absolute certainty that the worst of evil ( Socrates, 470 BC ). Kematian adalah karunia terbesar namun mereka yang tidak tahu justru takut dan menghubungkannya dengan hal hal mistis. Wadah ruang yang memfasilitasi kejadian duka cita ini di sebut rumah duka. Rumah duka di Bandung memang sudah banyak namun dari segi estetis kurang memadai. Rancangan rumah duka di Bandung rata rata hanya menyediakan ruang persemayaman berupa ruang berbentuk persegi panjang. Dinding dan plafon di cat putih dan keramik dengan warna senada. Untuk fasilitas perawatan jenazah, tidak terstandarisasi. Air yang digunakan untuk memandikan dan membersihkan jenazah menggunakan air ledeng dan dibuang melalui pembuangan tanpa melalui proses filterisasi. Fasilitas kremasi di Bandung hanya satu, yakni di Cikadut. Jarak tempuh 1

2 yang jauh dari rumah duka dan lalu lintas yang padat menjadi kendala untuk mengakses tempat kremasi ini. Rumah duka merupakan tempat bertemunya antara konsumen yang membutuhkan pelayanan kedukaan dengan pihak penyedia jasa layanan kedukaan. Konsumen yang datang dalam kondisi sikologis yang kurang stabil. Suasana rumah duka yang gelap, suram dan dingin dapat memperburuk keadaan. Dibutuhkan peran desain interior dalam merancang rumah duka agar bias memberikan dampak positif. Perancangan rumah duka sebaiknya bisa memberikan efek psikologi yang menenangkan dan dapat mengurangi kesedihan bagi keluarga yang di tinggalkan. Selain itu rancangan rumah duka berdampak positif bagi petugas rumah duka sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan efektifitas kerja. Petugas rumah duka di Bandung kerap kali pekerjaannya terhambat karena sirkulasi rumah duka yang kerap membingungkan dan tidak adanya jalur khusus untuk mereka. Tidak adanya ruang khusus bagi petugas mengakibatkan petugas berkeliaran di sekitar ruang duka dan terkadang mengganggu prosesi ibadah. Hal ini berdampak kepada kualitas kerja para petugas. Diperlukan perhatian terkait ruang yang disediakan bagi petugas ini guna meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas kerja para petugas. Pada era moderniasasi seperti sekarang ini, masyarakat kota sudah lebih mengandalkan layanan pemakaman kepada lembaga atau jasa penyedia layanan pemakaman untuk mengurusi hal hal yang berhubungan dengan rumah duka. Jenis pelayanan yang disediakan antara lain ruang duka, jasa memandikan dan merias jenazah, penyediaan peti jenazah, pengurusan lahan kuburan, dan jasa kremasi. Jasa rumah duka sendiri saat ini diharapkan lebih memadai dan baik dari segi kebersihan, pencahayaan yang baik, sirkulasi zoning dan blocking yang baik, serta gaya rancangan yang bergaya modern dan dapat menghilangkan kesan seram yang selama ini melekat pada rumah duka pada umumnya.

3 Rumah duka di Bandung saat ini lebih banyak digunakan untuk etnis dan agama tertentu saja. Pemanfaatan ruang duka sendiri saat ini dibutuhkan juga bagi kalangan umum. Pemanfaatan jasa rumah duka kini tidak hanya ruang persemayaman bagi agama tertentu saja. Pelayanan rumah duka kini difokuskan kepada layanan persiapan jenazah yang dibutuhkan masyarakat secara umum. Maka dari itu diperlukan perancangan rumah duka yang membangun suasana netral dimana pemanfaatan ruangnya dapat dimanfaatkan secara umum. 1.2 Gagasan Rancangan Perancangan rumah duka saat ini masih minim dan kurang mendapat perhatian. Padahal pelayanan rumah duka di tuntut untuk cepat, akurat dan lengkap. Rumah duka di tuntut memiliki fasilitas lengkap namun lembaga ini biasanya hanya menyediakan ruang dukanya saja dan berkerja sama lagi dengan pihak luar seperti perkuburan, krematorium, jasa pengawetan, jasa penyedia peti, kios peralatan sembayang dan sebagainya. Semuanya terpencar dan mengandalkan sarana komunikasi telefon untuk berhubungan satu sama lain. Perancangan rumah duka yang memiliki fasilitas lengkap untuk memfasilitasi jenazah, keluarga, pelayat dan karyawan dirasa penting demi meningkatkan efektivitas waktu dan kemudahan akses saat ada yang meninggal. Diperlukan reancangan rumah duka dengan konsep one stop dimana konsumen mendapatkan semua layanan yang berhubungan dengan kematian dalam satu tempat singgah. Fasilitas jenazah sangat penting karena meski mereka sudah tiada namun mereka juga user yang seharusnya di perlakukan dengan layak. Fasilitas bagi jenazah diantaranya jasa untuk memandikan jenazah, jasa pengawetan jenazah, jasa merias jenazah dan ruang persemayaman. Fasilitas untuk pihak keluarga sangatlah penting. Mereka yang sedang berduka memiliki suasana hati yang cenderung labil namun di tuntut untuk bisa mengurus segalah administrasi jenazah. Fasilitas bagi pihak keluarga harus dapat

4 membuat mereka merasa nyaman dan tenang meski berada diruang dengan atmosfer berduka. Fasilitas pendukung yang ditujukan bagi pihak keluarga diantaranya penginapan, restoran, area taman berupa memorial park. Salah satu jenis user di pelayanan rumah duka adalah pelayat. Pelayat merupakan user yang datang saat diadakannya ibadah kematian. User ini datang dalam jumlah banyak dan durasi yang singkat. Dibutuhkan ruang persemayaman dengan kapasitas yang besar. Fasilitas bagi pegawai sangatlah penting guna meningkatkan efektivitas kerja dan menjaga kesehatan mereka. Disinilah peran desain interior harus bisa memfasilitasi kegiatan yang ada di rumah duka. Hal hal yang harus di perhatikan dalam perancangan rumah duka antara lain zoning & blocking karena terdapat 3 jenis user, yakni jenazah, keluarga dan karyawan yang bekerja di rumah duka tersebut. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang seperti diatas, maka permasalah dalam karya desain ini dapat dirumuskan menjadi : 1. Bagaimana merancang rumah duka dengan fasilitas lengkap bagi masyarakat umum? 2. Bagaimana menyediakan dan merancang fasilitas pendukung yang dapat mengakomodir kegiatan keluarga yang sedang berduka? 3. Bagaimana merancang rumah duka dengan sirkulasi yang baik sehingga meningkatkan efektifitas kerja petugas rumah duka? 1.4 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan rumah duka ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat rancangan rumah duka dengan beberapa fasilitas pendukung yang dapat menunjang aktifitas pihak keluarga jenazah.

5 2. Membuat rancangan rumah duka secara netral dan bisa digunakan bagi masyarakat secara umum. 3. Membuat rancangan rumah duka yang dapat meningkatkan kinerja petugas rumah duka. 1.5 Manfaat Perancangan Manfaat dari perancangan rumah duka ini adalah: Manfaat bagi Peneliti / Perancang : - Dapat merancang sebuah rumah duka modern yang meninggalkan kesan seram rumah duka pada umumnya. - Memberikan suatu desain yang dapat menginspirasi orang lain. Manfaat bagi masyarakat : - Memberikan fasilitas, informasi dan layanan mengenai Layanan Pemakaman. - Memberikan kenyamanan dan pelayanan yang dapat mengurangi rasa duka keluarga yang di tinggalkan. - Menyediakan fasilitas tambahan yang diharapkan dapat menyalurkan rasa duka keluarga yang bersedih. 1.6 Ruang Lingkup Perancangan Perancangan rumah duka ini meliputi : Lobby Sebuah ruang yang luasannya cukup besar sebagai bertemunya antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan rumah duka. Ruang ini juga sebagai area penurunan jenazah dari mobil dan penerimaan jenazah kepada pihak penyedia jasa layanan rumah duka.

6 Mortuary Department Store Area dengan luasan cukup besar berfungsi sebagai area komersil. Area ini menjual berbagai barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan upacara kematian. Barang dan jasa yang disediakan antara lain florist, coffin showroom, urn gallery, mortuary worship equipment, bakery and pastry dan mini mart. Pusat Informasi Suatu area tempat bertemunya konsumen dengan pihak penyedia jasa layanan rumah duka yang siap memberikan informasi, gambaran dan rincian pelayanan kematian. Ruang Administrasi Sebuah ruang bersifat kantor yang mengurusi administrasi yang berhubungan dengan pelayanan kematian. Kantor Ruang kerja yang ditujukan bagi jajaran pimpinan layanan jasa pemakaman. Bank Arsip Sebuah ruang yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan data berupa akta kematian jenazah. Akta kematian seseorang akan disimpan didalam bank arsip dengan durasi penyimpanan selama 10 15 tahun. Ruang Transisi Ruang yang difungsikan sebagai tempat peletakkan jenazah yang baru saja datang dan ruang bagi jenazah yang belum menyelesaikan proses administrasi.

7 Ruang Memandikan Jenazah Ruang yang difungsikan sebagai tempat pemandian jenazah. Di ruang ini tiga orang petugas ditugaskan untuk memandikan seorang jenazah. Ruang ini harus dilengkapi dengan exhaust fan untuk mengatur sirkulasi udara dan sistem air yang terus mengalir untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Ruang Pengawetan Jenazah Ruang yang digunakan petugas untuk melakukan proses pengawetan pada jenazah. Ruang Persiapan Jenazah Ruang yang difungsikan untuk merias dan mendandani jenazah sebelum dimasukkan kedalam peti. Ruang Duka Ruang yang berfungsi sebagai tempat peletakkan jenazah yang telah di masukkan ke peti dan sudah bisa dikunjungi oleh sanak saudara dan rekan sejawat. Biasanya jenazah yang sudah masuk ke ruang ini akan didoakan dan diperlakukan sesuai dengan adat dan kepercayaan masing masing konsumen. Ruang Crematorium Ruang yang berfungsi untuk mengkremasi jenazah. Jenazah akan dibakar hingga menjadi abu. Ruang Kolombarium Ruang yang berfungsi menyimpan abu jenazah yang sudah disimpan kedalam guci dan disusun di dalam lemari kaca.

8 Rooftop Restaurant Ruangan dengan luasan yang besar yang berfungsi sebagai tempat makan. Penginapan Ruangan berupa kamar-kamar yang ditujukan kepada keluarga untuk beristirahat. Balai Pelatihan Rias Jenazah Ruang dengan besaran yang cukp luas dan berfungsi untuk mengedukasi masyarakat tentang tatacara mempersiapkan jenazah terutama merias jenazah. Memorial park and memorial theatre Merupakan taman yang dirancang untuk mendisplay nama nama dari mereka yang telah tiada dan pencapaian yang almarhum/almarhumah capai selama hidup. Menjadi area bagi keluarga untuk bernostalgia dengan almarhum/almarhumah. Juga disediakan area berupa mini theater yang memutar cerita, foto kenangan dan berbagai memori almarhum/almarhumah. Gudang ATM Center Ruang yang berisi beberapa mesin ATM dari berbagai lembaga perbankan guna memudahkan transaksi bagi nasabahnya yang sedang berada di rumah duka. Toilet Garasi mobil Jenazah Parkir

9 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penyusunan laporan Perancangan Interior Rumah Duka di Bandung yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dari objek perancangan, identifikasi masalah, gagasan rancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan serta sistematika penulisan yang akan digunakan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan mengenai landasan teori dalam mendesain rumah duka, definisi mengenai objek perancangan, standar-standar kebutuhan ruang dan ergonomi ruang kerja. BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI Bab ini mendeskripsikan mengenai proyek perancangan yang akan dikerjakan, site bangunan yang akan dipakai, analisis daerah sekitar site, studi banding fungsi sejenis, programming serta implementasi konsep yang akan digunakan dalam perancangan. BAB IV PERANCANGAN ONE STOP MORTUARY DI BANDUNG Bab ini menjelaskan proses perancangan ONE STOP MORTUARY di Bandung dan hubungannya dengan konsep yang di angkat secara khusus. Pada bab ini pula dijabarkan detil perancangan ONE STOP MORTUARY di Bandung. BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan yang didapat setelah melakukan studi tentang rumah duka dan perancangan ONE STOP MORTUARY.