RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN PAKET PROGRAM EPANET VERSI 2.0

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

Aplikasi Software Watercad untuk Perencanaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Singosari

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

Aplikasi Software WaterCAD untuk Evaluasi dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Unit Lawang

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN TASIKMADU DAN TUNGGUL WULUNG KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

Aplikasi Software WaterCAD untuk Studi Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Unit Ngajum

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Pipa Air Bersih Di Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Dengan Program WaterCAD

Studi Evaluasi dan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Unit Pakis Menggunakan Paket Program WaterCAD

Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA NGABEAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH JURNAL ILMIAH

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA BANJARMASIN

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

APLIKASI SOFTWARE WATERCAD UNTUK PERENCANAAN JARINGAN PIPA DI PERUMAHAN PUNCAK BOROBUDUR KOTA MALNG

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

PAKET PROGRAM WATERCAD UNTUK STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM UNIT PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN JURNAL

STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK DESA PLANDIREJO KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SITUBONDO KABUPATEN SITUBONDO

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

STUDI PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : Distribusi Air Bersih, Jenis Pipa dan Kehilangan Energi

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN SUGIHWARAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN SOFTWARE WATERCAD

PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM PERUMNAS KOTA BARU DRIYOREJO GRESIK

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SERANG KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

STUDI EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KECAMATAN BATU KOTA BATU

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA BALEREJO KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

Studi Evaluasi Pemanfaatan Debit Sumber Air Kali Remu Untuk Kebutuhan Air Bersih Kota Sorong

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

ANALISA SISTEM JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KECAMATAN LUBUK DALAM KABUPATEN SIAK (Studi Kasus: Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak)

PERENCANAAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KELURAHAN SAMBALIUNG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA UNTUK PEMENUHAN AIR BERSIH KELURAHAN HANGA-HANGA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Aliran Melalui Sistem Pipa

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT TUNJUNGAN PLASA VI KOTA SURABAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN...1

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PAKUURE TINANIAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

PROYEKSI KETERSEDIAAN AIR TAHUN 2036 TERHADAP SUMBER AIR JUNREJO PADA HIPAM KELURAHAN DADAPREJA KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

ANALISIS KEHILANGAN AIR PADA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH PERUMAHAN DIAN REGENCY TAHAP 2 PALEMBANG LAPORAN AKHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA GEDUNG BARU TEKNIK PENGAIRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih (Pada RW IX Kel Blimbing Kota Malang)

4.1. PENGUMPULAN DATA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BATU PUTIH BAWAH KECAMATAN RANOWULU-BITUNG

STUDI ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH PEDESAAN SISTEM GRAVITASI MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BERDASARKAN PARAMETER DEBIT DAN TEKANAN AIR (STUDI KASUS PERUMAHAN NUSANTARA LESTARI KM.

SIMULASI PIPA TRANSMISI AIR BAKU DARI SUMBER AIR SUNGAI JURONG 2 KE PDAM TIRTA DHARMA DURI

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PENYEDIAAN AIR MINUM PEDESAAN DI DESA KUBU KECAMATAN KUBU

Renaldy Immanuel¹ dan Ivan Indrawan² ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI SISTEM JARINGAN AIR BERSIH HIPAM KELURAHAN DADAPREJO KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU

ANALISA HIDROLIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA NOGOSARI PACITAN

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN WOLOAN SATU UTARA KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI... ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MUNTE KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

OPTIMASI DAN SIMULASI SISTEM PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN LAHENDONG KECAMATAN TOMOHON SELATAN KOTA TOMOHON

Transkripsi:

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN MALUKU TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN PAKET PROGRAM EPANET VERSI 2.0 Fira Lovita Sari, Suhardjono, Linda Prasetyorini Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No. 167 Malang 65145 Telp (0341)562454 Email: firals93@yahoo.com ABSTRAK Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah, baik itu pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Saat ini, masalah utama yang dihadapi Kabupaten Maluku Tengah dalam bidang sumber daya air meliputi jumlah air yang sudah mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Dalam melakukan perencanaan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Maluku Tengah, langkah awal yang dilakukan adalah memproyeksikan jumlah penduduk di Kabupaten Maluku Tengah hingga tahun 2030. Setelah melakukan perhitungan proyeksi jumlah penduduk, maka dilakukan perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa pembobotan skala prioritas untuk menentukan urutan lokasi yang akan mendapatkan pembangunan sarana dan prasarana air bersih. Setelah dilakukan analisa pembobotan skala prioritas, dilakukan analisa perencanaan sistem penyediaan air minum menggunakan program EPANET 2.0. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih didapat total debit yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh sambungan rumah yang ada di Kabupaten Maluku Tengah sampai tahun 2030, 70% terlayani sebesar 444,501 liter/detik. Hasil analisa pembobotan skala prioritas didapat Kecamatan Kota Masohi memiliki jumlah bobot tertinggi sehingga membutuhkan prioritas pembangunan sarana dan prasarana air bersih paling utama. Kata kunci: jumlah penduduk, kebutuhan air bersih, skala prioritas, debit, EPANET ABSTRACT Drinking water supply is one of the basic needs and rights of community economic social that must be fulfilled by the government, whether it was the regional governments or the central government. Now, the main problem in Central Maluku Regency in water resources covering is the number of water which were not able to fulfill needs that steadily increased. In make the planning of drinking water supply system in Central Maluku Regency, first step executed is projecting population in Central Maluku Regency until 2030. After calculating projection population, then calculating the clean water projection. The next step is calculating priority scale analysis, to determine the sequence of locations will be get construction of clean water infrastructure. After analysis the priority scale, design the drinking water supply system using EPANET 2.0 program. Based on the calculation on clean water projection obtained total discharge required in Central Maluku Regency until 2030, 70 % served, is 444,501 liters/second. The results of the priority scale analysis obtained Kota Masohi subdistrict having the highest number that require priority construction of clean water infrastructure. Keywords: population, clean water supply, priority scale, discharge, EPANET

1. PENDAHULUAN Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah, baik itu pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi jumlah air yang sudah mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan mutu air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.. 1.1 Rumusan Masalah Studi ini akan membahas tentang masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah potensi air tanah yang ada di Kabupaten Maluku Tengah dapat mengatasi permasalahan kekurangan air bersih di masyarakat? 2. Bagaimana sistem penyediaan air bersih untuk memanfaatkan potensi air di Kabupaten Maluku Tengah? 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang hendak dicapai dalam studi ini adalah : 1. Untuk mengetahui potensi air yang ada di Kabupaten Maluku Tengah agar dapat dipakai sebagai informasi dalam mengatasi permasalahan kekurangan air bersih di masyarakat. 2. Untuk mengetahui sistem penyediaan air bersih yang telah direncanakan di Kabupaten Maluku Tengah. Adapun manfaat dari studi ini adalah: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perencanaan sistem penyediaan air bersih. 2. Memberikan gambaran kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah tentang sistem penyediaan air bersih yang telah direncanakan. 3. Memberikan masukan bagi semua pihak dalam merencanakan sistem penyediaan air bersih yang baik sehingga penggunaan sumber daya air dapat dilakukan seoptimal mungkin. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2.1.1. Kebutuhan Domestik Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum. 2.1.2. Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih di luar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain industri dan fasilitas umum. 2.2 Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya jumlah penduduk. Agar dapat menentukan kebutuhan air bersih, dihitung keadaan yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang. 2.2.1 Metode Geometrik Dengan menggunakan metode geometrik, maka perkembangan penduduk suatu daerah dapat dihitung dengan formula sebagai berikut (Muliakusumah, 2000:115) : Pn = Po (1+r) n Pn = jumlah penduduk dalam tahun ke-n Po = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa) r = angka pertambahan penduduk tiap tahun (%) n = jumlah tahun proyeksi (tahun)

2.2.2 Metode Aritmatik Jumlah perkembangan penduduk dengan menggunakan metode ini dirumuskan (Muliakusumah, 2000: 115): P 1 rn P n 0 Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa) r = angka pertambahan penduduk per tahun (%) n = jumlah tahun proyeksi (tahun) 2.2.3 Metode Eksponensial Perkiraan jumlah penduduk berdasarkan metode eksponensial dapat didekati dengan persamaan berikut (Muliakusumah, 2000:115) : Pn P0. e r. n Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa) P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa) r = angka pertambahan penduduk (%) n = periode tahun yang ditinjau (tahun) e = bilangan logaritma natural (2,7182818) 2.3 Hidrolika Aliran Pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih Air di dalam pipa selalu mengalir dari tempat yang memiliki tinggi energi lebih besar menuju tempat yang memiliki tinggi energi lebih kecil. 2.3.1 Hukum Kontinuitas Air yang mengalir dalam suatu pipa secara terus menerus yang mempunyai luas penampang A m 2 dan kecepatan v m/det akan memiliki debit yang sama pada setiap penampangnya. Hukum Kontinuitas : Qmasuk = Qkeluar A1. V1 = A2. V2 dengan : Q = debit yang mengalir (m 3 /detik) A = luas penampang (m 2 ) V = kecepatan (m/detik) 2.3.2 Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss) Untuk mengetahui kondisi aliran dalam pipa turbulen atau, dapat dihitung dengan identifikasi bilangan Reynold menggunakan persamaan berikut (Triatmodjo, 1996:4): Re D.V = dengan : Re = Bilangan Reynold D = diameter pipa (m) V = kecepatan rerata (m/det) v = kekentalan kinematik (m 2 /det) 2.3.2.1 Kehilangan Tinggi Mayor (Major Losses) Adapun besarnya kehilangan tinggi tekan mayor dalam kajian ini dihitung dengan persamaan Hazen- Williams (Bentley, 2007): 0,63 0,54 Q 0.85 Chw A R S V hw 0,63 0,54 0.85 C R S h f 1,85 10,666Q xl 1,85 4, C D V = kecepatan aliran pada pipa (m/det) Chw = koefisien kekasaran pipa Hazen- Williams A = luas penampang aliran (m 2 ) Q = debit aliran pada pipa (m 3 /det) S = kemiringan hidraulis R = jari-jari hidrolis (m) L = panjang pipa (m) hf = kehilangan tinggi (m) 2.3.2.2 Kehilangan Tinggi Minor (Minor Losses) Adapun kehilangan tinggi tekan minor dapat dihitung dengan persamaan berikut: 2 V h Lm k. g hlm = kehilangan tinggi minor (m) V = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/det) g = percepatan gravitasi (m/det 2 ) K = koefisien kehilangan tinggi tekan minor

2.4 Pipa dan Tandon Pipa adalah alat untuk menyalurkan air sedangkan tandon merupakan tempat tampungan sementara air baku dari sumber. 2.4.1 Jenis Pipa Pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan komponen yang utama. Pipa yang umumnya dipakai untuk sistem jaringan distribusi air terbuat dari bahan-bahan seperti di bawah ini: 1. Pipa Besi Tuang (Cast Iron) Pipa ini biasanya dicelupkan dalam larutan kimia untuk perlindungan terhadap karat. Panjang biasa dari suatu bagian pipa adalah 4 m dan 6 m. Tekanan maksimum pipa sebesar 25 kg/cm 2 dan umur pipa dapat mencapai 100 tahun. (Linsley, 1996:297) 2. Pipa Besi Galvanis (Galvanized Iron) Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa baja yang dilapisi seng. Umur pipa pendek yaitu antara 7 10 tahun. Pipa berlapis seng digunakan secara luas untuk jaringan pelayanan sistem distribusi yang kecil (Linsley, 1996:297). 3. Pipa Plastik (PVC) Pipa ini lebih dikenal dengan sebutan pipa PVC (Poly Vinyl Chloride. Panjang pipa 4 m atau 6 m dengan diameter pipa mulai 16 mm hingga 350 mm. Umur pipa dapat mencapai 75 tahun (Linsley, 1996:301). 4. Pipa Baja (Steel Pipe) Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam di pasaran. mempunyai garis tengah sampai lebih dari 6 m. Umur pipa baja yang cukup terlindungi paling sedikit 40 tahun (Linsley, 1996:296). 5. Pipa Beton (Concretel Pipe) Pipa ini tersedia dalam ukuran garis tengah 750mm 3.600mm, sedangkan panjang standar 3,6 7,2m. Pipa ini berumur 30 50 tahun (Linsley, 1996:299). 2.4.1.1 Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih Dalam perencanaan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: a. Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum harian; b. Kehilangan tekanan dalam pipa lebih 30% dari total tekanan statis (head statis) pada sistem perpipaan dengan pemompaan. Untuk sistem gravitasi, kehilangan tekanan maksimum 5 m sampai 1000 m. 2.4.2 Mekanisme Pengaliran dalam Pipa Sistem pemipaan adalah jaringan distribusi air baku dapat dibagi menjadi dua yaitu hubungan seri dan hubungan parallel. Persamaan garis energi pada pipa pararel : H = hf1 =hf2 = hf3 Hf1.hf2 dan hf3 = Kehilangan tekan tiap pipa (m) Sedangkan persamaan kontinuitasnya: Q = Q1 + Q2+ Q3 Q = Total debit pada pipa pararel (m 3 /dt) Q1,Q2,Q3 = Debit pada tiap pipa (m 3 /dt) 2.4.3 Tandon Tandon adalah tempat tampungan sementara air baku dari sumber. Adapun fungsi yang sangat penting dari tandon adalah menampung kelebihan air pada pemanfaatan atau pemakaian air. Gambar 1 Jenis Tandon

2.5 Metode Analisa dalam Jaringan Pipa Keluaran yang utama dari analisa pada jaringan pipa adalah nilai tinggi tekan pada tiap titik simpul dan besarnya debit pada tiap pipa. Pada setiap jaringan pipa terdapat dua kondisi dasar yang harus dipenuhi (Webber, 1971:122): 1. Hukum konservasi energi, jumlah aljabar dari kehilangan energi yang dikelilingi setiap putaran atau setiap jaringan pipa tertutup harus sama dengan nol. Kekekalan energi pada dasarnya suatu energi dapat hilang, ata dapat dikatakan bahwa jumlah energi selalu tetap (kekal). 2. Hukum kontinuitas, aliran yang memasuki suatu titik pertemuan harus sama besar dengan yang meninggalkan titik tersebut. 2.5.1 Metode Jaringan Tertutup Jika di dalam sistem sudah terjadi keseimbangan (persyaratan standar dari semua persamaan sudah terpenuhi) maka kehilangan gesekan di pipa 1 dan pipa 2 sama dengan kehilangan di pipa 3 dan pipa 4. Dengan perumpamaan arah jarum jam, kehilangan gesekan dikatakan positif apabila searah jarum jam dan sebaliknya. Kemudian syarat jaringan tersebut dikatakan seimbang bila : Σ hf = 0. Untuk keseluruhan jaringan dari tiap-tiap pipa yang menjadi sebuah jaringan tertutup, hf adalah kehilangan gesekan pada pipa. 2.6 Analisa Pembobotan Analisa pembobotan digunakan untuk menentukan skala prioritas dan urutan lokasi yang akan mendapatkan pembangunan prasarana dan sarana air bersih. Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam analisa pembobotan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 adalah: A. Pengolahan Data B. Pembobotan C. Perhitungan Nilai Rata-Rata yang Mewakili D. Analisis Wilayah Administratif E. Gambaran Umum Tingkat Perekonomian Wilayah F. Gambaran Umum Tingkat Perekonomian Rakyat G. Kependudukan H. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk I. Analisis Tingkat Konsumsi Air minum Domestik J. Analisis Kemauan dan Kemampuan Berlangganan Sistem Air 2.7 Analisa Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih dengan Aplikasi Software Analisis sistim jaringan distribusi air bersih merupakan suatu perencanaan yang rumit. Penyebab utama rumitnya analisis dikarenakan banyaknya jumlah proses trial and error yang harus dilakukan pada seluruh komponen yang ada pada sistim jaringan distribusi air bersih jaringan tersebut. 2.7.1 Program EPANET 2.0 Menurut buku panduan paket progam EPANET (1995), EPANET (Environmental Protection Agency Networks) dikembangkan oleh Water Supply and Water Resources Division of U.S Environmental Protection Agency s National Risk Management Research Laboratory, Cincinnati Ohio. EPANET adalah suatu perangkat lunak yang bekerja dengan menggunakan sistem Windows 95/98/NT yang dapat menghasilkan simulasi tingkat lanjut dengan sistem periodik atas kualitas air dan sifat hidrolis pipa dalam jaringan pipa yang bertekanan. EPANET menyediakan paket sistem analisis hidrolika lengkap yang termasuk di dalamnya kemampuan untuk: 1. Menangani segala ukuran sistem jaringan. 2. Menghitung kehilangan tinggi energi akibat gesekan berdasarkan rumus Hazen William, Darcy Weisbach atau Chezy Manning. 3. Menghitung kehilangan tinggi energi akibat belokan, sambungan dan sebagainya. 4. Permodelan kecepatan konstan atau variasi untuk aliran pompa. 5. Perhitungan energi pompa serta

biaya operasinya. 6. Permodelan untuk berbagai variasi tipe katup termasuk di dalamnya katup penutup, katup cek, katup pengatur tekanan dan katup pengatur aliran. 7. Merancang beragam ukuran tangki atau bak penyimpanan. 8. Menentukan bermacam-macam kategori kebutuhan pada tipe titik atau node, yang memiliki variasi pola waktu tersendiri. 9. Permodelan tekanan aliran bebas seperti pada sprinkler. 10. Melakukan sistem yang operasinya berbasis pada tingkatan sederhana atau dengan pengaturan waktu pada sistem kontrol operasi yang kompleks. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi Kabupaten Maluku Tengah adalah daerah berwilayah kepulauan, secara astronomis terletak antara 2'30'- 7'38' Lintang Selatan dan 126'30'- 132'32' Bujur Timur. Secara geografis Kabupaten Maluku Tengah berbatasan dengan Laut Seram di sebelah Utara, Laut Banda di sebelah Selatan, Selat dan Pulau Buru di sebelah Barat dan perairan Papua di sebelah Timur. Gambar 2 Peta Lokasi Studi 3.2 Kondisi Lokasi Studi Kondisi lokasi studi ini meliputi kondisi sumber air dan kondisi air tanah yang tersimpan di Kabupaten Maluku Tengah. Gambar 3 Peta Cekungan Air Tanah Kepulauan Maluku Lembar IV Gambar 4 Peta Cekungan Air Tanah Kepulauan Maluku Lembar V 3.3 Tahapan Penyelesaian Studi Tahapan studi dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan tersebut adalah sebagai berikut: Peta administrasi wilayah studi Peta cekungan air tanah Peta tata guna lahan Data sumber air di Kabupaten Maluku Tengah Data jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tengah 2. Tahap Analisa Memproyeksikan jumlah penduduk Memproyeksikan kebutuhan air bersih Analisa Pembobotan skala prioritas utuk menentukan urutan lokasi yang akan mendapatkan pembangunan sarana dan prasarana air bersih Menganalisa perencanaan sistem penyediaan air minum menggunakan program EPANET 2.0.

3.4 Analisa menggunakan Program EPANET 2.0 3.4.1 Analisis Sistem Distribusi Air Bersih Sebelum Adanya Pengembangan Daerah Baru 1. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Bersih Dalam menduga besarnya kebutuhan air pada kondisi eksisting data penggunaan air bulanan (m 3 /bulan) dibagi dengan jumlah rumah yang dihuni (2012) akan menghasilkan kebutuhan air bersih kondisi eksisting. 2. Analisis Kondisi Hidrolis Jaringan Pipa Tahapan tahapan yang dilakukan dalam analisis kondisi hidrolis jaringan pipa adalah sebagai berikut: A. Menghitung debit air yang melalui pipa B. Menghitung kehilangan Energi Mayor Pada Jaringan Pipa C. Menghitung kehilangan Energi Minor Pada Jaringan Pipa D. Menghitung Tinggi Tekanan air Pada Tiap-Tiap Titik Simpul Mengingat rumitnya tahapan di atas, dalam menghitung tekanan pada tiap tiap titik simpul dapat dilakukan dengan progam EPANET 2.0 sebagai berikut: 1. Menggambar jaringan sistem distribusi air bersih sebelum adanya pengembangan dengan mengisi data elevasi, diameter, dan panjang 2. Menentukan rumus mencari kehilangan tekan dengan rumus Hazen Williams. 3. Langkah selanjutnya adalah running dimana pengguna paket progam ini akan mendapatkan hasil tekanan tiap tiap simpul. 4. Ketika hasil dari analisis ini memenuhi persyaratan dari sistem distribusi air bersih yang tekanannya 10 80 meter kolom air maka yang dilakukan adalah meneruskan kelangkah selanjutnya dikarenakan solusi dari permasalahan ini berada sesudah tahap dibawah ini selesai dilakukan semuanya. 3.4.2 Upaya Teknis Setelah Dilakukan Perhitungan Menggunakan Paket Progam Epanet Evaluasi terhadap sistem distribusi air bersih dilakukan sebagai berikut: 1. Jika besar debit kebutuhan air di lapangan lebih besar dari pada debit ketersediaan air yang ada maka dilakukan penambahan sumber debit air baru. 2. Jika besar debit kebutuhan air di lapangan lebih kecil daripada debit ketersediaan air maka harus dilakukan evaluasi dengan media penyalur air tersebut. 3. Untuk tekanan yang diijinkan pada titik simpul sebesar 10-80 kolom air. Jika tekanan hidrolis pipa melebihi atau kurang dari batasan yang diberikan maka sistem distribusinya layak untuk digunakan untuk mendistribusikan air bersih. Sehingga perlu dilakukan perbaikan jaringan pipa yang nantinya akan menghasilkan tekanan yang diijinkan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum 4.1.1 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode geometrik, metode aritmatik, dan metode eksponensial. Setelah diketahui hasil dari perhitungan masing-masing metode, ditentukan pula nilai dari sd dan koefisien korelasi (r) dari masing-masing metode, untuk menentukan metode mana yang akan dipakai. Tabel 1 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tengah Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 2014 387.931 Sumber: Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, 2014

4.2. Perhitungan Metode Proyeksi Penduduk 4.2.1.Proyeksi Penduduk Metode Geometrik Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan metode geometrik Kabupaten Maluku Tengah tahun 2030 : P0 = 387.931 jiwa (tahun 2014) n = 16 (proyeksi tahun ke-n) r = 3,08 % = 0,0308 Maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2030 adalah sebagai berikut: Pn = P0(1 + r) n = 387.931(1 + 0,0308) 16 = 630.297 jiwa 4.2.2. Proyeksi Penduduk Metode Aritmatik Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan metode aritmatik Kabupaten Maluku Tengah tahun 2030 : P0 = 387.931(Tahun 2014) n = 16 (proyeksi tahun ke-n) r = 3,08 % Maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2030 adalah sebagai berikut: Pn = P0 (1 + r. n) = 387.931 (1 + (0,0308. 16)) = 579.103 jiwa 4.2.3.Proyeksi Penduduk Metode Eksponensial Perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan metode aritmatik Kabupaten Maluku Tengah tahun 2030: P0 = 387.931 jiwa (Tahun 2014) n = 16 (proyeksi tahun ke-n) r = 3,08 % e = 2,7182818 Maka perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2030 adalah sebagai berikut : Pn = P0.e r. n (0,0308. 16) = 387.931. 2,7182818 = 635.002 jiwa 4.3. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Perhitungan Proyeksi kebutuhan air bersih pada Kabupaten Maluku Tengah sebagai berikut: A. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik B. Fluktuasi Kebutuhan Air C. Kehilangan Air 4.3.1.Proyeksi Kebutuhan Air Bersih 70% Terlayani Berikut ini adalah perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih Kabupaten Maluku Tengah tahun 2030 dengan prosentase penduduk terlayani sebesar 70% dan kehilangan air sebesar 20% : 1. Proyeksi jumlah penduduk terlayani pada tahun 2030 sebesar 444.501jiwa 2. Kebutuhan air domestik Kebutuhan air dengan asumsi 60 liter/orang/hari = (444.501) x 60 ltr/org/hr = 26.670.066,267 ltr/hr = 308,681 ltr/dtk 3. Kebutuhan non domestik = 20% x 308,681 ltr/dtk = 61,736 ltr/hr 4. Total kebutuhan air = Q.domestik + Q.non domestik = 308,681ltr/dtk + 61,736ltr/dtk = 370,418 ltr/dtk 5. Kehilangan air = 20% x 370,418 ltr/dtk = 74,084ltr/dtk 6. Kebutuhan air rata-rata = Total kebutuhan air + kehilangan air = 370,418 ltr/dtk + 74.084ltr/dtk = 444,501 ltr/dtk 7. Kebutuhan air maksimum = 1,15 x 444,501 ltr/dtk = 511,176 ltr/dtk 8. Kebutuhan jam puncak = 1,56 x 511,176 ltr/dtk = 797,435 ltr/dtk

4.4. Analisa Ketersediaan Air Ketersediaan air di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah ditunjukkan pada Tabel 2: Tabel 2 Ketersediaan dan Kebutuhan Air Tahun 2030 No Kecamatan Mata Air Ketersediaan Sumber Air Tanah Kebutuhan Sisa/ Kekurangan 1 Banda - - 10.550-10.550,415 2 Tehoru 12,6 14.490 41.116-26.613,803 3 Teluti 26-65,576-39,576 4 Amahai 52,5 14.490 257,224 14.285,415 5 Kota Masohi 554,5-3.553-2.998,795 6 7 Teluk Elpaputih Teon Nila Serua 3,4-71,451-68,051 24,5 14.490 3,811 14.510,829 8 Saparua 93 2.374 214,671 2.253,269 9 Nusalaut 16 0 35,090-19,090 10 Pulau Haruku 12 2.615 159,892 2.467,548 11 Salahutu 4,5-7,463-2,963 12 Leihitu 20,5-3,811 16,689 13 Leihitu Barat 20-110,194-90,194 14 Seram Utara 26,6 15.812 2,223 15.837,308 15 16 17 Seram Utara Barat Seram Utara Timur Kobi Seram Utara Timur Seti 11,3 931,938 61,130 882,158-21 66,688-45,688-17,130 86,853-69,723 Sumber : Hasil Perhitungan 4.5. Neraca Air Analisis neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Untuk menghitung neraca air maka langkah pertama yaitu menghitung kebutuhan air. Manfaat umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air adalah: 1. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpangan dan pembagi air serta saluran-salurannya. 2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. 3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti sawah, perkebunan dan perikanan. Analisis neraca air dalam perhitungannya terdapat beberapa langkah. Untuk langkah pertama adalah menghitung kebutuhan air. Tabel 3 Perhitungan Neraca Air Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2030 No. Kecamatan Debit Sumber yang tersedia Kebutuhan Air tahun 2030 Sisa tahun 2030 Keterangan 1 Banda - 10.550,415-10.550,415 2 Tehoru 12,600 41.116,542-41.103,942 3 Teluti 26,000 65,576-39,576 4 Amahai 16,000 257,224-241,224 5 Kota 526,500 3.553,295-3026,795 Masohi 6 Teluk 2,900 71,451-68,551 Elpaputih 7 Teon Nila 26,000 3,811 22,189 Serua 8 Saparua 93,000 214,671-121,671 9 Nusalaut 16,000 35,090-19,090 10 Pulau 12,000 159,892-147,892 Haruku 11 Salahutu 4,500 7,463-2,963 12 Leihitu 30,500 3,811 26,689 13 Leihitu 20,000 110,194-90,194 Barat 14 Seram 13,680 2,223 11,457 Utara 15 Seram 10,850 61,130-50,280 Utara Barat 16 Seram Utara - 66,688-66,688 Timur Kobi 17 Seram Utara Timur Seti - 86,853-86,853 Sumber : Hasil Perhitungan 4.6. Skala Prioritas Daerah Layanan Perhitungan skala prioritas ini digunakan untuk menentukan urutan lokasi yang akan mendapatkan pembangunan prasarana dan sarana air bersih. Dalam perhitungan ini ada beberapa parameter yang akan digunakan diantaranya: 1. Jenis sumber air untuk air bersih, bobot penilaian = 0,25 2. Ketersediaan debit air baku untuk air bersih dibandingkan dengan debit layanan untuk lokasi atau desa yang akan mendapatkan layanan penyediaan air bersih; bobot penilaian = 0,25 3. Target cakupan layanan air bersih, bobot penilaian = 0,10 4. Potensi konflik bila lokasi atau desa tersebut mendapatkan layanan

penyediaan air bersih, bobot penilaian = 0,20 5. Eksistensi keberadaan badan pengelolaan air bersih di desa dalam melakukan layanan penyediaan air bersih kemampuan untuk membiayai sendiri pembangunan atau pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana air bersih, bobot penilaian = 0,20 Tabel 4 Hasil Pembobotan Untuk Prioritas Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Di Kabupaten Maluku Tengah No. Kecamatan Jumlah pembobotan Prioritas Pembangunan 1 Banda 2,7 17 2 Tehoru 4,2 6 3 Teluti 4,2 2 4 Amahai 4,2 3 5 Kota Masohi 4,7 1 6 Teluk 9 4,2 Elpaputih 7 Teon Nila 4 4,2 Serua 8 Saparua 4,2 5 9 Nusalaut 4,2 10 10 Pulau Haruku 4,2 8 11 Salahutu 4,2 14 12 Leihitu 4,2 7 13 Leihitu Barat 4,2 11 14 Seram Utara 4,2 13 15 Seram Utara 12 4,2 Barat 16 Seram Utara 3,7 15 Timur Kobi 17 Seram Utara Timur Seti Sumber : Hasil Perhitungan Diketahui dari jumlah bobot bahwa kecamatan Kota Masohi memiliki jumlah bobot tertinggi sehingga membutuhkan prioritas pembangunan sarana dan prasarana air bersih paling utama. Hasil selanjutnya yang membutuhkan prioritas pembangunan adalah kecamatan Teluti dan kecamatan Saparua dan dilanjutkan oleh 14 kecamatan sesuai dengan bobot prioritas yang sudah dihitung. 4.7 Hasil Running Setiap Kecamatan Di Kabupaen Maluku Tengah Dengan Menggunakan Paket Program EPANET Versi 2.0 Setelah dilakukan perhitungan skala prioritas di Kabupaten Maluku Tengah, perhitungan selengkapnya dilakukan dengan menggunakan Paket Progam EPANET versi 2.0. Pada kecamatan 3,7 16 Masohi setelah dilakukan running dengan menggunakan Paket Progam EPANET versi 2.0, maka hasil analisis jaringan pipa sebagai berikut: Gambar 5 Hasil Running Menggunakan EPANET dengan Memanfaatkan Sumber Air Di Kecamatan Masohi Gambar 6 Hasil Running Menggunakan EPANET dengan Memanfaatkan Sumber Air Di Kecamatan Masohi 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan serta analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Maluku Tengah hingga tahun 2030 dengan metode geometrik didapat besarnya 630.297 jiwa, metode aritmatik didapat besarnya 579.103 jiwa, dan metode eksponensial didapat

besarnya 635.002 jiwa. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih didapat total debit yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh sambungan rumah yang ada di Kabupaten Maluku Tengah sampai tahun 2030, 70% terlayani sebesar 444,501 liter/detik. Hasil analisa pembobotan skala prioritas didapat Kecamatan Kota Masohi memiliki jumlah bobot tertinggi sehingga membutuhkan prioritas pembangunan sarana dan prasarana air bersih paling utama. Hasil selanjutnya yang membutuhkan prioritas pembangunan adalah Kecamatan Teluti dan Kecamatan Saparua. Berdasarkan analisis keberadaan sumber mata air dan cekungan air tanah, Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi air tanah yang dapat kebutuhan air di masyarakat. Hasil perhitungan menunjukan sumber mata air yang dapat memenuhi kebutuhan air di masyarakat pada tahun 2030 adalah kecamatan Amahai, kecamatan Teon Nila Serua, kecamatan Saparua, kecamatan Haruku, kecamatan Lehitu, kecamatan Seram Utara, dan kecamatan Seram Utara Barat. Sedangkan sumber mata air lain yang belum dapat memenuh kebutuhan di kecamatan tersebut adalah kecamatan Banda, kecamatan Tehoru, kecamatan Teluti, kecamatan Masohi, kecamatan Elpaputih, kecamatan Nusa Laut, kecamatan Salahutu, kecamatan Lehitu Barat, kecamatan Seram Utara Kobi, kecamatan Seram Utara Seti, diambilkan dari sumber mata air lain yang. 2. Sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Maluku Tengah direncanakan dengan menggunakan paket program Epanet versi 2.0. Dalam program ini direncanakan pendistribusian air bersih dari reservoir melalui pipa ke daerah layanan. DAFTAR PUSTAKA Bentley, M. 2007. Users Guide Wate- CAD v8 for Windows WATERBUY CT. USA : Bentley Press. Dajan, Anto. 1974. Pengantar Metode Statistik jilid II. Jakarta: LP3ES Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik. Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta: Erlangga. Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. DPU Ditjen Cipta Karya. 1994. Pedoman Kebijakan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT). Linsley, Ray K, & Yoseph B. F. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Mays, Lary W. 2000. Water Distribution System Hand Book. New York: Mc. Graw Hill. Muliakusumah, Sutarsih. 2000. Proyeksi Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II. Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset. Water Supply And Water Resource Division of U.S Environmental Protection Agency s National Risk Management Research Laboratory. 1995. Panduan Paket Progam Epanet. Cincinati Ohio : Water Supply And Water Resource Division of U.S Environmental

Protection Agency s National Risk Management Research Laboratory Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics For Civil Engineering, S. I Edition. London:Chapman and Hall Ltd.