1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia antar perusahaan. Persaingan bisnis yang meningkat ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Keberhasilan dalam persaingan usaha tersebut tergantung pada keinginan dan kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu manajemen perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dengan adanya peningkatan kinerja manajerial diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Pengambilan keputusan manajerial melibatkan banyak kegiatan dan data. Salah satu dasar pengambilan keputusan dengan mendapatkan informasi. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan akan tergantung pada faktor struktur organisasi perusahaan. Struktur perusahaan, baik sentralisasi atau desentralisasi juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang disediakan. Informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis mempunyai sasaran utama. Sasaran utama informasi tersebut dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (1997), yaitu:
2 1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan. 2. Menyediakan informasi yang mendukung proses harian. 3. Menyediakan informasi akuntansi yang menyangkut pengelolaan kekayaan. Manajer membutuhkan informasi yang berbeda untuk membuat keputusan dan memprediksi masa depan. Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Biasa informasi yang digunakan manajemen berkisar pada biaya, tetapi selain biaya, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya. Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu para manajer dalam sebuah perusahaan atau organisasi untuk membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengambilan keputusan. Sistem akuntansi manajemen merupakan suatu cara yang dilakukan organisasi untuk dapat memudahkan pengawasan, yaitu dengan cara membuat laporan dan menciptakan tindakan nyata. Perencanaan sistem akuntansi manajemen merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi yang perlu mendapatkan perhatian, sehingga dapat memberikan kontribusi positif di dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian organisasi. Sistem akuntansi manajemen bertugas menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memudahkan pengawasan dan tindakan terhadap penilaian organisasi tersebut. Informasi akuntansi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen yang berperan dalam membantu memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
3 Chenhall dan Morris (1986) mengidentifikasikan empat karakteristik informasi pada sistem akuntansi manajemen yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajerial sebagai pengambil keputusan, yaitu : broad scope (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (aggregasi), dan integration (integrasi). Karakteristik tersebut akan menjadi efektif apabila mendukung penggunaan informasi atau pengambilan keputusan. Menurut Mia (1994) dalam Budiarto (2007), peranan dari sistem akuntansi manajemen dalam membantu manajer memberikan arahan serta mengatasi masalahmasalah yang timbul dalam suatu organisasi telah menyebabkan evolusi yang besar dalam implementasi sistem akuntansi manajemen. Semakin tinggi tingkat persaingan pasar, semakin modern teknologi produksi yang digunakan, menyebabkan pengambil keputusan merasakan bahwa penggunaan informasi sistem akuntansi manajemen sangat penting. Tingkat ketersediaan masing-masing karakteristik informasi akuntansi manajemen itu mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor tertentu lainnya yang mempengaruhi tingkat kebutuhannya, hal ini sesuai dengan pendekatan kontijensi (Otley, 1980 dalam Nazaruddin, 1998). Ini terkait dengan tingkat pendelegasian atau desentralisasi dalam suatu organisasi. Tingkat pendelegasian itu sendiri menunjukkan sampai seberapa jauh manajemen mengijinkn manajer tingkat menengah dalam membuat kebijakan. Tingkat desentralisasi mempengaruhi tingkat kebutuhan akan karakteristik informasi akuntansi manajemen juga didukung oleh Waterhouse dkk (1978), Galbraith (1973) dalam Nazaruddin (1998). Hasil penelitian Chia dan Gul (1994), serta Chia (1995) dalam Nazaruddin (1998) juga membuktikan secara empiris bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel kontekstual
4 organisasi yaitu desentralisasi. Dampak interaksi karakteristik informasi akuntansi manajemen dengan desentralisasi berhubungan positif pada kinerja manajerial artinya apabila dalam kondisi tingkat desentralisasi yang tinggi para manajer didukung dengan tingkat ketersediaan sistem informasi akuntansi manajemen yang semakin tinggi pula. Pada kondisi desentralisasi, manajer memiliki peran yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dan implementasinya. Dengan adanya desentralisasi akan menyebabkan para manajer yang mempunyai wewenang dalam pembuatan keputusan membutuhkan informasi yang berkualitas serta relevan untuk menghasilkan kualitas terhadap keputusan yang dibuat. Oleh karena itu manajer membutuhkan sistem akuntansi manajemen yang handal untuk menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu, dan terintegrasi dalam pembuatan kebijakan guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kirmizi (2001) dalam Budiarto (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penilaian terhadap kinerja dapat dilakukan setelah para pembuat keputusan melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh suatu organisasi. Kinerja manajerial akan dinilai setelah aplikasi sistem informasi akuntansi manajemen dalam organisasi dikenal. Kinerja manajerial dikatakan berhasil apabila dengan menggunakan informasi yang tersedia secara relevan dan tepat waktu para manajer dapat membuat keputusan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan organisasi. Berbeda sedikit dengan penelitian sebelumnya, dimana Budiarto (2007) menguji pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja organisasi dengan tingkat desentralisasi sebagai variabel moderating dan memberikan hasil yang berbeda dengan peneliti-peneliti sebelumnya mengenai hal tersebut Budiarto (2007) mengimplementasikan bahwa desentralisasi tidak
5 memoderasi karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen dalam mempengaruhi kinerja organisasi. Perbedaan hasil ini dimungkinkan karena terlalu luasnya lingkup pengertian kinerja organisasi yang digunakan oleh Budiarto (2007). Oleh karena itu penulis dalam penelitian ini mempersempit lingkup variabel moderating yang digunakan yakni kinerja manajerial. Berdasarkan uraian di atas, kiranya penting bila dilakukan pengujian kembali mengenai Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan Desentralisasi sebagai Variabel Pemoderasi. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh antara karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang terdiri dari broadscope, aggregation, integration, dan timeliness terhadap kinerja manajerial dengan desentralisasi sebagai variabel pemoderasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan. Tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Menguji pengaruh broadscope terhadap kinerja manajer dengan desentralisasi b. Menguji pengaruh aggregation terhadap kinerja manajer dengan desentralisasi
6 c. Menguji pengaruh integration terhadap kinerja manajer dengan desentralisasi d. Menguji pengaruh timeliness terhadap kinerja manajer dengan desentralisasi 1.4 Kontribusi Penelitian Adapun beberapa kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Bagi Penulis a. Dapat mengingat dan menerapkan kembali teori-teori yang telah dipelajari selama masa kuliah. b. Menambah wawasan baik dalam teori maupun praktek mengenai karakteristik sistem informasi akuntansi, desentralisasi, dan kinerja manajerial. c. Mengetahui pengaruh antara variabel yang diuji dalam sebuah organisasi. 1.4.2 Bagi Pihak Perusahaan a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada perusahaan dengan penerapan sistem informasi akuntansi manajemen pada desentralisasi dapat mempengaruhi kinerja manajerial perusahaannya. b. Memberi masukan pada para manajer mengenai karakteristik informasi yang dapat membantu dan mendukung dalam menciptakan kualitas keputusan yang baik untuk mencapai tujuan dan target perusahaan. 1.4.3 Bagi Pihak Lain Dapat menambah wawasan, referensi, dan bahan pertimbangan serta acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
7 1.5 Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak melebar, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut : a. Karakteristik informasi yang digunakan ada 4 macam, yaitu : Broad scope Aggregation Integration Timeliness b. Untuk mengukur kinerja manajer, penulis menggunakan 3 hal : Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan. Kemampuan manajer dalam mencapai target. Kiprah manajer di luar perusahaan. c. Responden yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah middle manager (manajer tingkat menengah) dalam suatu perusahaan manufaktur. Adapun manajer mencakup semua tingkat manajemen antara tingkat penyelia dan tingkat puncak pada perusahaan tersebut.