Tindak Lanjut dan Monitoring: PROSES PROSPEKTIF PARTISIPATIF ANALISIS (PPA) DI KABUPATEN KAPUAS HULU

dokumen-dokumen yang mirip
Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

Hasil Diskusi dengan SKPD-SKPD di Masohi (6 Mei 2013) Sebagai Tindak Lanjut Lokakarya di Masohi (30 Agustus 2012) Terkait Rencana Aksi sebagai

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

BAB II. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Proyek Kolaboratif Perencanaan Penggunaan Lahan (CoLUPSIA) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Maluku Tengah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB VI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMD

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

Bab II Perencanaan Kinerja

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

Hasil Diskusi SKPD Kabupaten Maluku Tengah: Tindak Lanjut dan Rencana Aksi PPA

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

Bab II Perencanaan Kinerja

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

Dokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN

Notulensi Pertemuan. Pemaparan APN 2015 Kepala Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara Kabid Ekonomi Kabid Fispra Kabid Pengemb Wilayah

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

Transkripsi:

Tindak Lanjut dan Monitoring: PROSES PROSPEKTIF PARTISIPATIF ANALISIS (PPA) DI KABUPATEN KAPUAS HULU Bayu Shantiko dan Alfa Ratu Simarangkir Kapuas Hulu, 2012

RANGKUMAN MONITORING PROSES PPA A. Konsultasi tingkat kecamatan/desa Skenario yang : Langkah Serampak Alasan: a. Adanya keterlibatan masyarakat (partisipatif) dari proses perencanaan sampai pengawasan b. Meningkatkan pola pikir masyarakat sehingga mampu merencanakan lebih baik c. Peluang lebih besar untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai modal dalam pekerjaan d. Dengan kondisi kondusif (Hukum adat dan nasional yang sinkron) maka pembangunan mudah diwujudkan Skenario yang ditakutkan terjadi: Makan tuba buah Alasan: a. Mementingkan diri sendiri/kelompok atau golongan b. Kurangnya perhatian terhadap sektor pendidikan serta penguasaan teknologi c. Keberadaan hukum adat/hukum nasional kurang dihargai dan dipatuhi B. Konsultasi tingkat kabupaten Peserta sepakat bahwa skenario Langkah serampak merupakan yang, namun peserta juga menggarisbawahi kalau penting untuk mendiskusikan bagaimana mencapainya. Beberapa tantangan ke depan yaitu: Pergantian tampuk pimpinan kabupaten (20 tahun, 4 kali ganti bupati) Perencanaan mikro dan lembaga yang memantau proses implementasi perencanaan tersebut. Bagaimana hasil PPA masuk ke dalam PERDA. Idealnya perencanaan harus berdasarkan pada penelitian ilmiah C. Pandangan lain tentang skenario Kapuas Hulu: Skenario bisa berbedabeda untuk masingmasing kecamatan karena Potensi yang berbeda, SDM dan SDA berbeda, Adat istiada berbeda. Adanya kendala kebijakan khususnya untuk kawasan konservasi (mengapa hanya pariwisata? Mengapa tidak potensi lain misalnya ikan, madu dan lainnya) Keempat skenario bisa semua terjadi ke depannya, atau bisa juga gabungan antara skenario 1 sampai 4 Sekarang skenario 2 sampai 3 sudah terjadi. Skenario 1 juga sudah terjadi hanya untuk lingkup yang lebih kecil, misalnya di level RT atau Dusun atau Desa 1

RENCANA TINDAK LANJUT PPA KAPUAS HULU (hasil diskusi dalam lokakarya kemajuan CoLUPSIA 2012) 1. Program Rancang ulang peruntukan lahan Melakukan koordinasi dan pemantapan serta kesiapan untuk melakukan pemetaan ulang terhadap peruntukan lahan Pemerintah, masyarakat, pengusaha dan NGO Dimulai sejak sekarang Harus mengumpulkan aspirasi dari masyarakat mulai dari wilayah kawasan sampai administratif, tepat dan akurat Menfasilitasi/mediasi antara masyarakat dengan pihak lain Kolaboratif masyarakat dan pemerintah Pemda Investor Camat Jangka pendek 2. Penguatan kolaborasi antar komponen pelaku pembangunan (pemda, masyarakat, swasta) Dengan membuat kesepakatan bersama antara pihak terkait dan masyarakat dengan cara menggelar pertemuan untuk menghasilkan kesepakatan Memaksimalkan fungsi sebagai pengendali pemanfaatan ruang Memperhitungkan social cost dalam perencanaan pembangunan Pemda, DPRD, masyarakat dan pengusaha Pemda DPR Masyarakat Pengusaha Masyarakat Dimulai sejak sekarang 3. Pengakuan hak masyarakat adat di wilayah adat Buat tim terpadu melibatkan pemerintah dan masyarakat tim teknis yang melibatkan masyarakat setempat satu tahun anggaran berjalan setempat Memperhitungkan social cost dalam perencanaan pembangunan Masyarakat 2

4. Pemilihan komoditas yang ramah lingkungan dan pemberdayaan masyarakat Intensifikasi perkebunan karet dengan menggunakan bibit unggul, pemupukan dan pemeliharaan yang benar Masyarakat (poktan) Pemda (disbunhut) Swasta Pengembangan teknologi tepat guna (pengembangan PLTMH, pengolahan air bersih, pemanfaatan sumber air untuk perikanan dan pertanian) Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dengan tetap berazaskan kelestarian lingkungan Energi ramah lingkungan (air terjun, gas dan angin) Dinas pertambangan dan energi Dinas cipta karya Dinas perikanan Dinas pertanian Masyarakat BUMD (swasta) Dinas kehutanan (pemda) dan kementerian kehutanan (BTNBK, BTNDS) Dinas pertambangan dan energi Bappeda Pelaksanaannya setiap tahun Catatan: a. Pemilihan komoditas ramah lingkungan: siapa yang menentukan? b. perkebunan rakyat harus ada karena memungkinkan masyarakat menjadi investor 5. Peningkatan SDM Pemerataan tenaga pendidik Dinas pendidikan pusat dan 2013 sesuai kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan guru di daerah terpencil daerah Pendirian universitas di Dinas pendidikan, pemda, 2013 kapuas hulu DPRD, pusat Diklat aparatur pemerintah Pemda, Mendikbud, Pusat Peningkatan kapasitas Pemerintah pusat masyarakat melalui pelatihan Pemerintah daerah Pemerataan dana BOS Pusat, daerah Beasiswa untuk yang Pusat, daerah berprestasi Kursus komputer Penggunaan GPS Pembuatan peta Pemda LSM Catatan: a. Pendirian universitas urgen karena di daerah perbatasan b. Kenapa tidak politeknik lebih dulu? Siapa yang bayar? 3

6. Regulasi yang konsisten dan tidak bertentangan antara pusat dan daerah Sering dilakukan FGD untuk mengetahui isu terkini mulai daerah sampai pusat agar diperoleh kebijakan yang tepat dan akurat Kolaboratif (masyarakat, pemerintah dan stakeholder) dengan pemerintah sebagai fasilitator Diadakan setiap tahun 7. Pengawasan proyek dan kegiatan Dalam pelaksanaannya instansi terkait harus melibatkan masyarakat setempat sehingga penilaian mutu penilaian lebih baik Instansi terkait dan masyarakat Setiap kegiatan proyek 4

Survey respon terhadap skenario PPA (27 september 11 Oktober 2012) Responden Instansi Faktorfaktor apa yang mempengaruhi pembangunan? Mana skenario yang Mana skenario yang tidak Mana skenario yang mungkin terjadi jika para pihak tidak melakukan tindakan Apa peran (kebijakan, tindakan) dinas Bapak untuk mendorong terwujudnya skenario yang diinginkan dan mengantisipasi skenario yang tidak diinginkan? Siapa yang perlu terlibat untuk mendukung tindakan dan peran tersebut? Bagaimana cara memastikan koordinasi antar para pihak? Piet Sumarwoto Bidang perkebunan, Disbunhut Visi dan pelaksanaannya berbeda sehingga hasilnya tidak terlalu bagus. Antara visi bupati dan kepala dinas seringkali berbeda dan adanya kurang koordinasi antar SKPD. Kebijakan bupati kesini, sementara di dinas ke arah lain yang belum tentu sejalan dengan visi/misinya. SDM dalam aspek moral dan mental Kemauan politik untuk mensejahterakan masyarakat kurang sehingga program dinas hanya sebatas proyek yang seringkali tidak ada kelanjutannya Skenario 1 adalah skenario ideal dimana kesejahteraan dan partisipasi masyarakat tercapai. Skenario 2,3,4 Peraturan harus ditegakkan oleh pemerintah. Kebijakan berkaitan dengan perkebunan sebenarnya sudah ada dan aturan yang mengikuti. Untuk sektor perkebunan, semua kebun wajib mengimplementasikan ISPO mulai 2015 Visi pihakpihak yang membangun sektor perkebunan harus berorientasi untuk menyejahterakan masyarakat, bukan untuk kepentingan kelompok Bappeda > tata ruang Biro hukum > produk hukum turunan TNI/Polri > produk hukum turunan BPN > tata batas Masyarakat Perusahaan > koperasi sawit (Kopsa) Kendala untuk koordinasi Adanya ego sektoral. Faktor ini penting untuk kesuksesan koordinasi Tidak ada follow up dari atas sampai bawah untuk memastikan bagaimana kebijakan sampai dengan implementasi sesuai dengan arahan. Salah satunya diakibatkan lemahnya kepemimpinan Belum ada satu visi untuk memajukan kapuas hulu Tumpang tindih program antara satu instansi dengan yang lain masih mengerjakan hal sama dan kurang komunikasi. 5

Responden Instansi Faktorfaktor apa yang mempengaruhi pembangunan? Mana skenario yang Mana skenario yang tidak Mana skenario yang mungkin terjadi jika para pihak tidak melakukan tindakan Apa peran (kebijakan, tindakan) dinas Bapak untuk mendorong terwujudnya skenario yang diinginkan dan mengantisipasi skenario yang tidak diinginkan? Siapa yang perlu terlibat untuk mendukung tindakan dan peran tersebut? Bagaimana cara memastikan koordinasi antar para pihak? Sudirman Dinas pertanian tanaman pangan dan peternakan Skenario 1 Skenario 2,3,4 Skenario 4 lebih menggambarkan keadaan yang terjadi saat ini dimana kebijakan tidak ada prioritas. Kepentingan politik mengakibatkan anggaran diarahkan pada kemauan elite politik, tanpa melihat kesinambungan dengan program yang ada. Ditambah lagi anggaran yang ada juga terbatas. Menyusun program sesuai prioritas dan berkelanjutan. Program kegiatan tidak harus banyak, yang penting fokus dan direncanakan sampai dengan 5 tahun ke depan sehingga program tahunan merupakan kelanjutan program tahun berikutnya. Memastikan renstra (5 tahun) bisa berjalan Contoh: tahun 1. Cetak sawah; tahun 2 infrastruktur; tahun 3 sarana dan prasarana dst Perencanaan kegiatan agar dilakukan satu tahun sebelumnya, yang didahului oleh survey lapangan khususnya untuk kegiatan fisik. Melibatkan Bappeda untuk merencanakan dan sinkronisasi antara program SKPD dan kemauan legislatif Audiensi dengan anggota dewan untuk perencanaan alokasi dana aspirasi, contoh: dana DAU digunakan untuk pengembangan peternakan terpadu, dikombinasikan dengan dana aspirasi untuk pembelian mesin Komunikasi dengan para pihak: Bappeda, Dewan dan Bupati Menerapkan kebijakan tidak ada tawar menawar agar menghindari masuknya program baru diluar yang sudah dianggarkan dan direncanakan Mendorong agar proyek yang menggunakan dana aspirasi juga didiskusikan didalam musrenbang agar perencanaan berjalan dengan baik (selama ini belum terjadi) Melibatkan Bappeda untuk merencanakan dan sinkronisasi antara program SKPD dan kemauan legislatif DPRD > untuk memastikan persetujuan legislatif terhadap usulan program dari eksekutif Bupati > menyediakan kepemimpinan Komunikasi dengan para pihak 6

Responden Instansi Faktorfaktor apa yang mempengaruhi pembangunan? Mana skenario yang Mana skenario yang tidak Mana skenario yang mungkin terjadi jika para pihak tidak melakukan tindakan Apa peran (kebijakan, tindakan) dinas Bapak untuk mendorong terwujudnya skenario yang diinginkan dan mengantisipasi skenario yang tidak diinginkan? Siapa yang perlu terlibat untuk mendukung tindakan dan peran tersebut? Bagaimana cara memastikan koordinasi antar para pihak? Responden Instansi Faktorfaktor apa yang mempengaruhi pembangunan? Mana skenario yang Mana skenario yang tidak Mana skenario yang mungkin terjadi jika para pihak tidak melakukan tindakan Indra Kumara Disbunhut Pola pikir aparat pemerintah masih belum mendukung birokrasi yang efisien Skenario 1 Skenario 2,3,4 Mendorong komitmen para pihak Mendorong komunikasi para pihak, seringkali terkendala pergantian personil sehingga komunikasi harus selalu dibangun terusmenerus Melibatkan Bappeda, pertanian, NGO (FFI, WWF etc) Terkait dengan LUP: dinas mendorong pemetaan partisipatif di beberapa desa (Pulau Manak, Sadap, Labian Iraang, Lanjak Deras). Diharapkan melalui pemetaan partisipatif, muncul kebutuhan untuk tata guna lahan bersama (belum tercapai) dan adanya tata batas bersama Bappeda untuk menyusun RPJMD dan rencana tahunan Dinas pertanian NGO Siapa yang melakukan? Sejauh ini masih sulit karena belum ada kemauan. Adanya kemauan merupakan sebuah prasyarat Komunikasi berkelanjutan, namun sering terkendala pergantian orang disetiap pertemuan Syarif Usmardan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Terkait skenario 1 sampai 4, dalam kenyataannya berjalan simultan. Skenario 1 merupakan skenario ideal Skenario 3 paling parah karena terjadi chaos tanpa peran pemerintah. Namun skenario 3 dan 4 bisa digabungkan dimana terjadi keserampangan investasi sehingga masyarakat tidak mendapat hasil Selain 4 skenario tadi, saya mendefinisikan skenario lain yaitu 3 skenario: ideal, ekstrem dan proporsional. Dalam skenario ideal variabel ekonomi dan infrastruktur berada dalam kondisi optimal didukung masyarakat yang mandiri. Pada skenario ekstrem: variabel pembangunan tidak 7

Apa peran (kebijakan, tindakan) dinas Bapak untuk mendorong terwujudnya skenario yang diinginkan dan mengantisipasi skenario yang tidak diinginkan? Siapa yang perlu terlibat untuk mendukung tindakan dan peran tersebut? Bagaimana cara memastikan koordinasi antar para pihak? bergerak karena ketidakmampuan pemerintah, tidak ada good governance, SKPD tidak peduli. Pada skenario proporsional adalah jalan tengah dimana situasi ideal yang tidak diimplementasikan Mendukung kebijakan diseluruh sektor Pemenuhan infrastruktur dasar (air, jalan, tata ruang pemukiman, air minum, kesehatan lingkungan, tata bangunan dan infrastruktur Menyediakan aksesibilitas infrastruktur Koordinasi tidak berjalan karena tidak ada blueprint dan masih ada ego sektoral Program tidak sinkron antara program pusat dan kabupaten Contoh: adanya program seperti PNPM menyebabkan kritikan terhadap program kabupaten karena ada biayabiaya yang harus ditanggung oleh pemda sehingga output yang dihasilkan lebih sedikit dengan anggaran yang sama jika dilakukan oleh PNPM. Responden Rismawati Instansi Dinas Perikanan Faktorfaktor apa yang mempengaruhi pembangunan? Peraturan daerah sudah dikeluarkan tetapi penegakan hukumnya lemah sehingga tetap terjadi konflik sumber daya alam khususnya perikanan Konflik di sumber daya ikan diperkirakan akan tetap muncul seperti masalah penubaan ikan (secara kimia) Mana skenario yang Skenario 1 ideal Mana skenario yang tidak Mana skenario yang mungkin terjadi jika para pihak tidak melakukan tindakan Apa peran (kebijakan, tindakan) dinas Bapak untuk mendorong terwujudnya skenario yang diinginkan dan mengantisipasi skenario yang tidak diinginkan? Siapa yang perlu terlibat untuk mendukung tindakan dan peran tersebut? Memfasilitasi pembuatan perda yang mengatur sumber daya perikanan Sosialisasi perda agar sampai di masyarakat, selama ini baru sampai tahap elit. Dinas sudah membuat buku saku perda yang relevan dengan perikanan Penegakan hukum mestinya tanggung jawab bersama. Selama ini masyarakat belum memahami perda yang sudah dikeluarkan walaupun sudah ada sosialisasi. Masalahnya bisa di tingkat pemahaman yang belum cukup ditambah lagi penegakan hukum oleh aparat kepolisian lemah. Akibatnya masalah seperti penubaan danau lindung masih sering terjadi 8

Bagaimana cara memastikan koordinasi antar para pihak? Camat, dinas, sekda, bupati, kepolisian Penguatan masyarakat hukum adat, karena ada contoh desa Empangau yang kuat hukum adatnya bisa mencegah pemanfaatan yang berlebihan Adanya kesepakatan antar masyarakat yang mengelola SD perikanan Melibatkan Pokmaswas: kelompok masyarakat pengawas danau lindung 9