PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 31 TAHUN 2001

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 25 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 19 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 26 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 29 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 17 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 10 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 22 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 20 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 21 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 30 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 9 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PERKEBUNAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 8 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PENGAWAS

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS TENAGA KERJA

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 23 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS TANAMAN PANGAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS KEHUTANAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PERHUBUNGAN

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2001

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN DAN TATAKERJA DINAS PENDAPATAN

1 of 5 02/09/09 11:53

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 08 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

1 of 5 02/09/09 10:53

1 of 5 02/09/09 11:50

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 3 TAHUN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 8 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL,PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN PELALAWAN

1 of 6 02/09/09 11:57

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

1 of 5 02/09/09 12:02

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 29 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial;

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

1 of 5 02/09/09 11:04

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG

1 of 5 02/09/09 11:41

1 of 5 02/09/09 11:32

BAB II PROFIL INSTANSI

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 10 TAHUN 2003 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

1 of 6 02/09/09 11:52

1 of 6 02/09/09 11:44

WALIKOTA TARAKAN PERATURAN WALIKOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PASAR KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG

1 of 5 02/09/09 11:28

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

1 of 5 02/09/09 11:51

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

1 of 6 02/09/09 12:04

1 of 7 02/09/09 11:17

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

Transkripsi:

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 31 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 di Provinsi Riau dipandang perlu untuk membentuk serta menetapkan susunan organisasi dan tatakerja Badan Kesejahteraan Sosial yang diserahkan wewenang, tugas dan tanggung jawab menyelenggarakan otonomi daerah, tugas desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pemuda dan olahraga di Provinsi Riau secara berdayaguna dan berhasilguna; b. bahwa pembentukan serta penetapan susunan organisasi dan tatakerja Badan Kesejahteraan Sosial sebagaimana dimaksud di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Smatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3834); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 5. Peratutan pemerintah Nomor 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165);

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI RIAU MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Riau sebagai daerah otonom. 2. Gubernur Riau adalah Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau, selanjutnya disebut DPRD, adalah Badan Legislatif Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999. 4. Pemerintah Provinsi Riau adalah Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 2000. 5. Sekretaris Daerah Provinsi Riau selanjutnya disebut Sekretaris Daerah adalah Sekrtaris Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999. 6. Badan Eksekutif Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 2000. 7. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga teknis dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau yang bertanggung jawab kepada Gubernur Riau dan membantu Gubernur Riau dalam penyelenggarakan pemerintahan di daerah. 8. Badan Kesejahteraan Sosial adalah Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau. 9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Kesejahteraan Sosial Provinsi Riau. 10. Masalah Sosial adalah masalah yang berkenaan dengan kenakalan reaja, tunasusila, BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini di bentuk Badan Kesejahteraan Sosial.

BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 3 Badan Kesejahteraan Sosial adalah perangkat daerah yang diserahkan wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang Kesejahteraan Sosial di daerah. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 4 (1) Badan Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pokok : 1. Merumuskan kebijaksanaan Pemerintah Daerah dibidang pembinaan, pelayanan dan peningkatan kesejahteraan sosial. 2. Mengkoordinasikan, memadukan, menyelaraskan, dan menyerasikan, kebijaksanaan dan pembinaan, pelayanan dan peningkatan kesejahteraan sosial. 3. Menyusun rencana kerja dan program pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial. 4. Melaksanakan rencana kerja dan program pembangunan yang menyangkut bidang tugasnya sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan. 5. Membantu kelancaran penyelenggaraan ibadah haji. 6. Melakukan pelaksanaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan. 7. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 8. Mendukung upaya pengembangan dan peningkatan pelayanan dan bantuan sosial. 9. Mendukung upaya pengembangan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan perjuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial. 10. Pengawasan pelaksanaan penempatan pekerja sosial professional dan fungsional panti social swasta. 11. Penyediaan dukungan/bantuan kerjasama dalam rangka penanggulangan masalah sosial. 12. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan lingkup tugasnya. 13. Memberikan pelayanan umum dan pelayanan teknis dibidang kesejahteraan sosial. 14. Melaksanakan pelatihan dibidang kesejahteraan sosial. 15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Gubernur Riau. (2) Untuk menjalankan tugas pokoknya, Badan Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi : 1. Merumuskan kebijaksanaan 2. Pengambilan keputusan 3. Perencanaan 4. Pengorganisasian 5. Pelayanan umum dan teknis 6. Pengendalian/pengarahan/pembinaan dan bimbingan 7. Pengawasan 8. Pemantauan dan evaluasi 9. Pelaksanaan lapangan 10. Pembiayaan 11. Penelitian dan pengkajian 12. Pelaporan

Bagian Kedua SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5 (1) Susunan Organisasi Badan Kesejahteraan Sosial terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Bagian Tata Usaha 3. Bidang Keagamaan 4. Bidang Sosial Kemasyarakatan 5. Bidang Pembinaan Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial 6. Bidang Pelayanan dan Bantuan Sosial 7. Sub Bidang 8. Sub Bagian 9. Balai Pelayanan Sosial 10. Kelompok Jabatan Fungsional (2) Bagan Susunan Oraganisasi Badan Kesejahteraan Sosial sebagaimana tercantum dalam lampiran, merupakan bagian tak tepisahkan dengan peraturan daerah ini. Bagian Ketiga BAGIAN TATA USAHA Pasal 6 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan tata usaha, hubungan masyarakat, umum, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan. Pasal 7 Bagian Tata Usaha terdiri dari : 1. Sub Bgaian Administrasi Umum Hubungan Masyarakat 2. Sub Bagian Kepegawaiaan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Perlengkapan 5. Sub Bagian Perencanaan Pasal 8 (1) Sub Bagian Administrasi Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan menerima surat-surat masuk, pemberian nomor surat, mendistribusikan surat kepada pihak yag berkepentingan, penyimpanan surat, pengetikan, pengadaan dan pengiriman surat kepada alamat. Penyediaan akomodasi dan fasilitas kantor, protkol dan perjalanan. Pengurusan kendaraan bermotor serta keamanan lingkungan kantor. Hubungan dengan masyarakat, antar lembaga, hubungan dengan pers, publikasi, dan dokumentasi serta keterangan pers. (2) Sub Bagian Kepegawaian mempuntai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan menyelenggarakan administrasi kepegawaian, mmemvbuat daftar urut kepangkatan, pembinaan disiplin dan korp, dokumentasi dan pendataan pegawai.

(3) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan administrasi keuangan, pembukuan umum, penyusunan rencana anggaran dan pengelolaan anggaran rutin. (4) Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan administrasi barang, pengadaan, pembelian, pelelangan, pendistribusian barang, pengahapusan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengawasan barang (termasuk kendaraan bertmotor). (5) Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penyusunan rencana di bidang Kesejahteraan Sosial. Bagian Keempat BIDANG KEAGAMAAN Pasal 9 Bidang Keagamaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/bantuan peningkatan kualitas dan aktivitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama, penyediaan dukungan/bantuan peningkatan sarana dan prasarana keagamaan, penyediaan dukungan/bantuan penyelenggaraan perayaan hari besar keagamaan, penyediaan dukungan/bantuan penyelenggaraan ibadah haji. Pasal 10 Bidang Keagamaan terdiri dari : 1. Sub Bidang Pengembangan Sarana Keagamaan 2. Sub Bidang Pengembangan Aktivitas Keagamaan 3. Sub Bidang Bantuan Pelayanan Haji Pasal 11 (1) Sub Bidang Pengembangan Sarana Keagamaan mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/bantuan pengadaan sarana dan prasarana keagamaan, memproses pengadaan bantuan sarana dan prasarana keagamaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, mengatur pengalokasian dan penyaluran bantuan sarana dan prasarana keagamaan tersebut kepada pihak penerima. Pemantauan dan evaluasi pemanfaatannya. Penyediaan dukungan bantuan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan sarana keagamaan. (2) Sub Bidang Pengembangan Aktivitas Keagamaan mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/bantuan peningakatan aktivitas keagamaan (dakwah dan lain-lain). Penyediaan dukungan/bantuan penyelenggaraan upacara/acara keagamaan. Penyediaan dukungan/bantuan kerjasama antar Kabupaten/Kota, antar organisasi keagamaan dalam rangka peningkatan aktivitas keagamaan dan kerukunan hidup bersama. (3) Sub Bidang Bantuan Pelayanan Haji mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/bantuan administrasi dan pelaksanaan ibadah haji. Penyediaan dukungan/bantuan kerjasama antar Kabupaten/Kota, antar instansi terkait dan antar Provinsi dalam rangka peningkatan pelayanan haji.

Bagian Kelima BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN Pasal 12 Bidang Sosial Kemasyarakatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/bantuan peningkatan kualitas dan aktivitas kehidupan sosial. Meningkatkan keukunan hidup bermasyarakat. Penyediaan dukungan/bantuan penyelenggaraan/peringatan hari besar Nasional. Bidang Sosial Kemasyarakatan terdiri dari : 1. Sub Bidang Lembaga Sosial 2. Sub Bidang Fasilitas Sosial 3. Sub Bidang Aktivitas Sosial Pasal 13 Pasal 14 (1) Sub Bidang Lembaga Sosial mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan pembinaan dan pengembangan organisasi sosial. (2) Sub Bidang Pengembangan Sosial mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/kerjasama pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan. Penyediaan dukungan/bantuan kerjasama antar Kabupaten/Kota dan antar organisasi dalam rangka pengembangan prasarana dan sarana sosial kemasyarakatan. (3) Sub Bidang Pengembangan Aktivitas Sosial mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan/bantuan penyelenggaraan dan peningkatan aktivitas sosial. Penyediaan dukungan/bantuan kerjasama antar Kabupaten/Kota dan antar organisasi sosial dalam rangka peningkatan aktivitas sosial. Bagian Keenam BIDANG PEMBINAAN KEPAHLAWANAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL Pasal 15 Bidang Pembinaan Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial mempunayi tugas menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan pelestarian dan sosialisasi nilai-nilai kepahlawanan, semangat keperintisan dan kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial. Memproses penilaian dan pemberian tanda jasa/kehormatan. Penyediaan dukungan/bantuan penyelenggaraan upacara/acara perayaan/peringatan hari besar Nasional. Pengelolaan Taman Makam Pahlawan Provinsi, penyediaan dukungan/bantuan dan santunan kepada keluarga pahlawan. Penyediaan dukungan/bantuan kerjasama antar Kabupaten/Kota, antar instansi terkait dan antar Provinsi dalam rangka pembinaan nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan.

Pasal 16 Bidang Pembinaan Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial terdiri dari : 1. Sub Bidang Pembinaan Pahlawan 2. Sub Bidang Kesetiakawanan Sosial 3. Sub Bidang Taman Makam Pahlawan Provinsi Pasal 17 (1) Sub Bidang Pembinaan Pahlawan mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan pelestarian dan sosialisasi nilai-nilai kepahlawanan, penyediaan dukungan/bantuan dan santunan terhadap keluarga pahlawan. (2) Sub Bidang Pembinaan Kesetiakawanan Sosial mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan pelertarian dan sosialisasi nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (3) Sub Bidang Taman Makam Pahlawan Provinsi mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pengamanan, keindahan lingkungan TMP, Pengelolaan administrasi dan mempersiapkan upacara pemakaman. Penyediaan dukungan/bantuan untuk keprluan upacara/acara di TMP (antara lain ziarah dan renungan suci). Bagian Ketujuh BIDANG PELAYANAN DAN BANTUAN SOSIAL Pasal 18 Bidang Pelayanan dan Batuan Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan penanggulangan masalah sosial dan bencana alam. Santunan dan bantuan sosial, bimbingan dan penyuluhan social, rehabilitasi sosial. Pengawasan pelaksanaan penempatan pekerja sosial. Profesional dan fungsional. Penyediaan dukungan/bantuan antar Kabupaten/kota, antar Provinsi, antar organisasi sosial dalam rangka penanggulangan masalah sosial dan peningaktan kesejahteraan sosial. Pasal 19 Bidang Pelayanan dan Bantuan Sosial terdiri dari : 1. Sub Bidang Masalah Sosial 2. Sub Bidang Bantuan Sosial Pasal 20 (1) Sub Bidang Masalah Sosial mempuyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan penanggulangan masalah sosial (lanjut usia, anak yatim, pengemis, orang terlantar, penderita kusta, penyandang cacat, kenakalan remaja, minuman keras, perjudian, prostitusi, narkoba, anak putus sekola, dan lain-lain. (2) Sub Bidang Bantuan Sosial mepunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan pemberian santunan dan bantuan sosial kepada pihak yang memerlukan (korban bencana alam dan penyandang masalah sosial lainnya). Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah. Pengawasan pelaksanaan penempatan pekerja sosial professional dan fungsional panti sosial swasta.

Bagian Kedelapan BALAI PELAYANAN SOSIAL Pasal 21 Balai Pelayanan Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan pelayanan sosial (panti sosial, asuhan, dan lain-lain). Pasal 22 Balai Pelayanan Sosial terdiri dari : 1. Seksi Tata Usaha 2. Seksi Pelayanan Sosial (disesuaikan dengan jenis pelayanan yang akan dilaksanakan). Pasal 23 (1) Seksi Tata Usaha mepunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan memberikan dukungan administrasi terhadap penyelanggaraan tugas dan kewajiban balai pelayanan sosial. (2) Seksi Pelayanan Sosial mmempunyai tugas melaksanakan pekerjaan dan kegiatan mempersiapkan rencana kebutuhan pelayanan sosial yang diperlukan (pendidikan, pelatihan, santunan, rehabilita dan lain-lain). Penyediaan akomodasi dan fasilitas yang diperlukan, penetapan peserta dan petugas pelaksana/pelayanan sosial. BAB IV TATA KERJA Pasal 24 (1) Badan Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh Kepala Badan, dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Gubernur Riau melalui Sekretaris Daerah Provinsi Riau. (2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian Tata Usaha dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan Wakil Kepala Badan. (3) Bidang dipimpin Kepala Bidang, dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (4) Sub Bidang dipimpin Kepala Sub Bidang, dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang, sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing. (5) Sub Bagian dipimpin Kepala Bagian, dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kepala Bagian Tata Usaha, sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. (6) Balai dipimpin oleh Kepala Balai, dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (7) Seksi di lingkungan Balai dipimpin oleh Kepala Seksi, dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Balai. (8) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, setiap unit kerja di lingkungan Badan Kesejahteraan Sosial wajib memperhatikan, melaksanakan dan menerapkan prinsip organisasi dan manajemen, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas publik.

(9) Setiap unit kerja di lingkungan Badan Kesejahteraan Sosial mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku serta hirarki prosedur serta tata kerja yang ditetapkan. (10) Setiap Unsur Pimpinan bertanggung jawab melakukan pembinaan, pendayagunaan dan pengawasan terhadap kepegawaian, keuangan, perlengkapan, organisasi dan tatalaksana dilingkungan kerjanya masing-masing serta senantiasa berusaha meningkatkan prestasi kerja dan menjamin kelancaran, keberhasilan dan tertib penyelenggaraan wewenang, tugas, kewajiban, dan bertanggung jawab yang diberikan kepadanya dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik, pemberdayaan daerah dan menejahterakan rakyat. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 25 Sumber-sumber pembiayaan organisasi Badan Kesejahteraan Sosial Riau adalah : 1. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Riau. 2. Subsidi 3. Bantuan 4. Sumbangan 5. Pinjaman BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 (1) Ketentuan mengenai eselon jabatan, formasi kepegawaian, penempatan dalam jabatan dan pemberhentian dari jabatan, pemberian tujuan jabatan, penggajian dan susunan kepangkatan pegawai ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Uraian tugas dan jabatan di lingkungan Badan Kesejahteraan Sosial akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur Riau. (3) Pengangkatan dan pemberhentian tenaga ahli/funsional ditetapkan dengan keputusan Gubenur Riau sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sifat keperluannya. Pasal 27 Pembentuakn Balai di lingkungan Badan Kesejahteraan Sosial ditetapkan oleh Gubernur Riau sesuai dengan sifat keperluan serta volume dan jenis pelayanan social yang akan diberikan, setelahmendapat persetujuan dari DPRD.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 (1) Dengan berlakunya Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesejahteraan Sosial ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut oleh Gubernur Riau, sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Riau. Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal 26 April 2001 GUBERNUR RIAU Diundangkan di Pekanbaru Pada tanggal 28 April 2001 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU SALEH DJASIT, SH T. LUKMAN JAAFAR Pembina Utama Madya NIP. 010050655 LEMBARAN DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2001 NOMOR : 35