Alhamdulillah... Ternyata Aku Lulus UN

dokumen-dokumen yang mirip
Arif Rahman

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

AKU AKAN MATI HARI INI

Raihlah Keikhlasan. Panduan-1

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Biografi Pengarang. Adapun karya-karyanya yaitu:

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Ramadan di Negeri Jiran

Ade Novitania. What IS Love? Book Making. Penerbit

TATA IBADAH Minggu Adven I

Tuhan Hadir Dalam Kebuntuan Hidup 1 Raja-raja 19:9-18

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah

AKU SUKA MEMBACA. Karya Puput Happy. Setiap hari aku membaca Agar kelak menjadi orang berilmu Berbudi pekerti luhur dan mulia Hingga masuk surga

Level 2 Pelajaran 12

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

Masa Kecil Tanpa Tangisan

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Hanya Allah yang Layak

TEMA MASA RAYA NATAL : JAWABAN ALLAH ATAS PENANTIAN MANUSIA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Thn A Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 35 : 1-6a. 10

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

2. NYANYIAN JEMAAT Ajaib Nama-Nya PKJ 3 [2x] Semua

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

TATA IBADAH HARI MINGGU III PRAPASKAH

Tata Ibadah Minggu Paskah IV. Minggu, 07 Mei » Berhimpun «

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

ANGKET PENDIDIKAN ORANGTUA. Agar penelitian ini lancar, dimohon siswa-siswi yang menjadi sampel dapat menjawab angkat

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Kesatu: Bertemu Tenis Meja Lewat Arena Sederhana

Tata Ibadah Penutupan Kegiatan Bulan Pelkes GPIB Minggu, 25 Juni 2017

Stupid Love. June 21 st, 2013

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ZAKAT MASJID AL-FALAAH

Tekadku Karena Mimpiku

AYAH MENGAPA AKU BERBEDA?

Tata Ibadah Minggu Adven I Minggu, 27 Nopember 2016 TATA IBADAH. Minggu Adven I

terlampau banyak dan entah mengapa aku bisa menjawab nya, sesuai kehendaknya, itu pun jika mereka ingin mendengarnya. Kadang aku bertemu dengan

[ Indonesia Indonesian

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

.satu. yang selalu mengirim surat

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

TATA IBADAH MINGGU XX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 22 Oktober

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Pada hari dan waktu yang telah ditentukan, Muna sengaja berangkat tidak dari Jakarta seperti biasanya, tapi langsung dari rumahnya, sesuai dengan

ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Tegarlah, Anakku 4 November 2013

Sambutan Menteri Keuangan Acara Wisuda Politeknik Keuangan STAN Tahun 2016 Sentul International Convention Center 19 Oktober 2016

Ringkasan Khotbah 18 Mei Mazmur 119: Allah Pencipta yang Setia. Khotbah oleh: GI Ajin Thu, S Th

Alifia atau Alisa (2)

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

banyak sudah mewarnai perjalanan hidup kami. Jika sebagian anak-anak lain berada dalam lingkungan rumah adem-ayem, tidak demikian dengan kami,

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

Sambutan Direktur Afista di Acara Pelepasan Siswa PAUD, SD dan SMP Alfityan School Tangerang

MEMOAR 1. Aku Anak Nelayan

Wedding With Converse

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

TAHUN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LITURGI SABDA

TATA IBADAH HARI MINGGU MINGGU I SESUDAH EPIFANIA

KASIH ALLAH TAK BERKESUDAHAN S'LALU BARU SETIAP PAGI RAHMAT-NYA PUN TAK PERNAH BERAKHIR SEUMUR HIDUPKU

TATA IBADAH TAHUN BARU Senin, 01 Januari

Kasih Yang Memberi Tujuan Hidup. G E R E J A K R I S T E N I N D O N E S I A Jl. Gunung Sahari IV/8 Jakarta Pusat

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

TATA IBADAH HARI MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 30 April 2017 TATA IBADAH MINGGU II SESUDAH PASKAH

Aku tahu cara mencapai cita cita adalah dengan berusaha dengan ujur Salinlah 2 :

AJAKAN BERIBADAH P2 Marilah kita berdiri untuk menyambut Firman Tuhan hadir di tengahtengah persekutuan kita.

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD SAHID NIM

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH?

TATA IBADAH HARI MINGGU. Minggu Pemuliaan Kristus

MEMBINGKAI WAKTU. Tarie Kertodikromo

My Journey with Jesus #2 - Perjalananku dengan Yesus #2 THE JOY OF THE LORD SUKACITA DALAM TUHAN

MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana

Sang Pangeran. Kinanti 1

Transkripsi:

1 Alhamdulillah... Ternyata Aku Lulus UN Oleh: Ghofar El Ghifary Tanpa terasa waktu terus berjalan. Detik berganti menit. Menit berganti jam. Dan jam pun berganti hari. Tinggal menunggu waktu tiga hari lagi aku akan meraih hasil dari jerih payahku selama tiga tahun belajar di SMP Al Qalam. SMP yang ada di tempat perantauanku, di Kota Jakarta. Kala itu, waktu tiga tahun adalah waktu belajar yang cukup lama, tetapi di dalam anggapan masyarakat umum keberhasilannya hanya ditentukan oleh tiga hari itu dan hanya tiga mata pelajaran pula: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika. 1

Pada hari Senin nanti surat pengumuman kelulusan Ujian Nasional akan aku terima dari Kepala Sekolah. Hari Senin adalah hari di mana hatiku berharap-harap cemas. Benar hatiku berharap-harap, karena aku mengharapkan bisa lulus ujian dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi, tingkat SMA. Tetapi ada benarnya juga hatiku saat ini dilanda perasaan cemas, cemas karena takut tidak lulus ujian. Dan harus bagaimanakah kelanjutan nasibku dalam menuntut ilmu di pendidikan formal ini? Pernah terbersit di pikiranku jikalau aku tidak lulus aku akan berjuang di Palestina untuk membantu perjuangan Islam melawan Zionis bersama saudara-saudaraku seiman di sana. Aku merasa jikalau tidak lulus cita-citaku untuk membahagiakan kedua orang tuaku di kampung akan pupus bak ikan yang digoreng di penggorengan hingga hangus, takkan mampu untuk kembali menjadi segar sesegar sediakala. Nasi sudah terlanjur menjadi bubur, begitulah. Dalam penantianku ini aku selalu berpikir dan berpikir serta berusaha menghibur diri. Mana mungkin aku tidak lulus Ujian Nasional, beberapa hari sebelum dilaksanakan ujian aku selalu belajar dan belajar. Tak ada waktu yang kubiarkan berlalu tanpa belajar. Bahkan sambil makan pun aku selalu membawa buku dan membacanya. Aku akan pulang ke kampung di tahun ini dengan membawa ijazah, Bapak dan Ibu akan bangga dengan anaknya yang satu ini. Dan mereka akan membiarkanku untuk tetap melanjutkan sekolah di kota perantauan. Aku pasti lulus, gumamku dalam hati dengan sumringah. *** 2

Hari ini hari Senin. Aku berjalan pelan dari asrama menuju ke sekolah. Jarak antara asrama dengan sekolah tidak terlalu jauh, tak sampai 1 km. Sesampai di sekolah, kusapa teman-temanku dengan salam dan kami pun berucap saling mendoakan, mudah-mudahan lulus. Hingga kami memasuki ruangan kelas, kami tetap saling mendoakan. Lalu Pak Mahidin, selaku kepala sekolah kami, memasuki kelas. Membuka pembicaraannya dengan salam dan melanjutkannya dengan beberapa bait kalimat. Ia menyampaikan pesan tentang syukur dan sabar. Apabila lulus, kalian harus bersyukur. Tetapi apabila tidak lulus, kalian harus bersabar. Ketidaklulusan dalam ujian ini bukanlah kegagalan kalian dalam menuntut ilmu. Ingat, kegagalan adalah awal dari keberhasilan, kilah sang kepala sekolah berdarah Sasak itu dengan mimik serius. Kira-kira begitulah pidato singkatnya yang kudengar. Surat pengumuman ujian telah kuterima, tetapi belum aku buka. Begitu juga teman-temanku yang lain. Ternyata kami lebih memilih untuk membukanya di asrama saja. Dengan wajah penuh kekhawatiran, kami menuju asrama. Setelah sampai di asrama, teman-temanku membuka surat itu di kamarnya. Sedangkan aku lebih memilih untuk membuka surat itu di musala. Perasaanku semakin khawatir dan semakin tidak enak. Dengan bibir bergetar sembari mengucap basmallah, kubuka surat itu dengan perlahan. Setelah kubuka, kutemukan namaku, Qomar. Lalu kulihat ke bawah lagi, Astaghfirullahal adzim. Tulisan lulusnya tercoret. Dan tampaklah tulisan tidak lulus. Ya Allah, aku tidak lulus. Aku tercengang dalam diam. Kudapati nilai Matematika 3

yang membuatku tidak lulus: 3,8. Aku masih terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Bibirku terasa kelu. Kepalaku sakit. Ubun-ubunku terasa kaku bagai ditancap paku. Perasaanku begitu miris karena teriris. Tanpa kusadari air mataku pun meleleh dan menetes. Tanda tangan Kepala Sekolah dengan tinta hitam tebal yang tertera di surat juga meleleh karena tetesan air mataku. Lalu kuremas-remas selembar kertas yang ada di tanganku itu. Begitu muak kumelihatnya. Begitu jijik kumemegangnya. Dan kulemparkan kertas yang sudah tak berbentuk itu ke luar jendela musala. Ya Allah, mengapa Engkau membuatku seperti ini? Hatiku berat untuk menerima kenyataan ini. Engkau telah mengingkari janji-mu sendiri. Engkau berfirman dalam kitab-mu Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Apakah ini janji yang layak Engkau berikan kepadaku? Apakah Engkau tidak menghargai usahaku dalam belajar setiap waktu? Tak kupikirkan aku punya pakaian kotor yang belum kucuci. Tak kupedulikan perutku yang lapar. Apakah ini yang harus kuterima, Ya Allah? pekikku dalam hati. Ingin rasanya kumenjerit, tetapi apalah dayaku saat ini. Dalam kesedihanku itu, tiba-tiba salah seorang temanku datang menghampiriku dan menanyakan keterangan surat tadi. Aku menjawab dengan jujur apa adanya. Seketika ia langsung memelukku sembari menenangkan hatiku. Ia mengajakku untuk mendirikan salat Dhuha. Lalu dengan bijak kutanggapi ajakannya itu. Aku beranjak dari tempat dudukku. Sejurus kemudian, ia menuntunku untuk mengambil air wudu. Setelah itu 4

kami mendirikan salat Dhuha secara masing-masing, tidak berjamaah. Aku memulai salatku dengan takbiratul ihram hingga mengakhirinya dengan salam. Lalu kupanjatkan doa kepada-nya. Mengadukan derita jiwa ke hadirat-nya. Dalam doaku itu, aku menangis sejadi-jadinya. Dengan napas tersengal-sengal bahkan terengah-engah bibirku mengucap beberapa untaian kalimat doa. Hatiku sedih meratapi permohonan dengan penuh pengharapan. Setelah berdoa, aku menuju tempat di mana tumpukkan Alquran berada. Kuraih salah satu di antaranya dan membacanya di sudut kanan depan musala. Dan kebetulan aku membaca Alquran surat Ar Ra du. Lalu aku men-tadaburi kandungan surat itu dengan penuh penghayatan. Aku membacanya dengan tartil dan begitu lepas tanpa beban. Sekiranya sesuai dengan hukum bacaan dalam ilmu tajwid. Begitu nikmat kurasakan. Begitu indah kubayangkan. Perasaanku berselancar dalam ketenangan dan ketenteraman. Sungguh kumembacanya secara syir dengan penuh keikhlasan. Lalu sampailah bacaanku pada ayat kesebelas. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya. Dalam ayat itu seketika aku teringat dengan penyesalanku tadi, ketika membuka surat pengumuman ujian. Aku begitu menuntut janji-janji-nya. Aku begitu menuntut keadilan-nya. Aku sungguh malu dengan-nya karena itu semua. Dengan bacaan yang benar-benar tartil dan penuh penghayatan aku dapat menangkap apa makna dari ayat tersebut. Ayat itu menerangkan bahwa Allah akan 5