BAB I KONSEP DASAR. hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui

dokumen-dokumen yang mirip
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I KONSEP DASAR. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama. masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).

BAB I KONSEP DASAR. Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah suatu bentuk ketidaksesuaian

Referat Fisiologi Nifas

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding aterus melalui depan perut atau Sectio Caesaria adalah suatu

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau sectio caesaria adalah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh.

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS)

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

PENGKAJIAN PNC. kelami

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan

LEMBAR PENDELEGASIAN

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB I KONSEP DASAR. atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).

Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding perut dan rahim anterior {Hacker, 2001). melalui incisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 1996).

PERDARAHAN ANTEPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

MASALAH. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu. sebelum proses persalinan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

Oleh Ni Ketut Alit Armini

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB I KONSEP DASAR. dinding perut dan rahim anterior (Neuville and George, 2001: 338). internum (Manuaba, Ida Bagus, 198: 253).

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I KONSEP DASAR. pada abdomen dan uterus (Oxorn, 1996 : 634) janji dan dalam rahim (Mochtar, 1998 : 177).

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

BAB I KONSEP DASAR. Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan. membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 1999).

KASUS III. Pertanyaan:

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS. Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Mata Kuliah Askeb II

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

Patofisiologi. ascending infection. Infeksi FAKTOR LAIN. infeksi intraamnion. Pembesaran uterus kontraksi uterus dan peregangan berulang

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny P GII P 1001 PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI. Ida Susila* dan Puji Wandayanti** ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth 2.2 Pengertian WaterBirth

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

cara mengisi partograf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Post adalah sesudah. (Tiran, Denis, 2006) konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

LATIHAN PEMBUATAN VIGNETTE CONTOH SOAL BIDAN 1. ID soal

BAB II KONSEP DASAR. Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Persalinan spontan (eustosia) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan ibu sendiri atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Mansjoer, 1999). Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam atau lebili sebelum terjadinya persalinan (Hamilton, 1995). Dan uraian diatas maka persalinan spontan dengan ketuban pecah dini adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan melalui jalan lahir (pervaginam) dan dengan kekuatan ibu sendiri disertai ketuban pecah dini yaitu pecahnya ketuban sebelum munculnya tandatanda persalinan. B. Etiologi Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas. Ada beberapa flat yang dapat menjadi faktur predisposisinya yaitu: 1. Infeksi inkompeten 2. Serviks inkompeten 1

2 3. Gemeli 4. Hidramnion 5. Kehamitan preterm 6. Disproporsi sefalopelvik 7. Kelainan janin yang menimbulkan ketegangan pada kulit ketuban pada daerah anfisitun uteri interna dan kemudian pecah 8. Kelainan/kelemahan pada kulit ketuban sendiri hal ini dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan keadaan ibu seperti: a. Keadaan umum yang jelek karena penyakit menahun b. Faktor gizi yang jelek c. Faktor infeksi terutama daerah serviks, uterus merambat ke atas sehingga terjadi chorioamnionitis. (Taber, 1994) C. Patofisiologi Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan ph dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry labour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin lebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi persalinan spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.

3 Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu 1. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. 2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. 3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit 4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum. (Taber, 1994) D. Manifestasi Klinik Adapun tanda-tanda ketuban dini yaitu : 1. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning hijau atau kecoklatan sedikit atau sekaligus banyak 2. Dapat disertai demam apabila ada infeksi 3. Janin mudah diraba 4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering 5. Inspekula = tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering (Mansjoer, 2000).

4 E. Komplikasi 1. Infeksi intrauterin 2. Partus preterrn 3. Prolaps tall pusat 4. Distosia atau kelainan presentasi janin. ( Faber, 1994). F. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Ibu Post Partum 1. Adaptasi Fisiologis Post Partum (Hamilton, 1995) a. Tanda-tanda vital Suhu dalam 24 jam pertama meningkat < 38 C akibat adanya dehidrasi dan perubahan hormonal, relaksasi otot. Dan normal kembali dalam waktu 24 jam pertama. Bila kenaikan suhu lebih dari 2 hari maka pasien menunjukkan adanya sepsis puerperalis, infeksi traktus irunarius, endometritis, mastitis. Pembengkakan payudara pada hari kedua dan ketiga yang dapat meningkatkan suhu pasien. b. Sistem kardiovaskuler Dapat terjadi bradikardi setelah persalinan, takikardi bisa terjadi merefleksikan atau menunjukkan adanya kesulitan dalam proses persalinan atau persalinan lama, perdarahan yang berlebih (Hemoragic post partum). c. Tekanan darah Tekanan darah normal setelah melahirkan, penarnbahan sistolik 30 mmhg atau penambahan diastolic 15 mmhg khususnya bila disertai

5 adanya sakit kepala atau gangguan penglihatan rnenunjukkan preeklampsia. d. Laktasi Produk ASI mulai hari ke 4 post partum, pembesaran payudara, putting susu menonjol, kolostrum berwarna kuning keputihan, areola mamae berwarna hitam atau mengalami hiperpigmentasi. Dan kembali normal setelah minggu pertama. e. Sistem gastrointestinal Pengendalian fungsi defekasi lambat dalam minggu pertama post partum dan kembali normal setelah minggu pertama, peristaltik usus terjadi penurunan segera setelah bayi lahir. f. Sistem Muskuloskeletal Terjadi peregangan dan penekanan otot, oedema ekstremitas bawah akan berkurang dalam minggu pertama. g. Sistem perkemihan Kandung kemih oedema dan sensitivitasnya menurun sehingga mengakibatkan over distention. h. Sistern reproduksi Involisio uteri terjadi segera setelah bayi lahir dan prosesnya cepat setelah melahirkan yang terdiri dari: a. 1-3 hari Tinggi fundus uteri teraba 3 jari di bawah umbilicus

6 b. 3-7 hari tinggi fundus uteri teraba 1 jari di atas simpisis pubis c. 7-9 hari tinggi fundus uteri tidak teraba. Setelah melahirkan uterus membersihkan dirinya dengan debris yaitu pengeluaran lochea, dimana lochea rubra hari ke 1-3 berwama merah dan hitarn, terdiri dari sel desidua, verniserosa, rambut lanuga, sisa mekonium, sisa darah, hari ke 3-7 lochea sanguinolenta berwarna putih campur merah kecoklatan, lochea serosa pada hari 7-14 berwarna merah kekuningan, sedangkan lochea alba setelah hari ke-14 berwarna putih Akibat persalinan rnenyebabkan oederna dan luka pada dinding vagina dan akan kembali normal pada minggu ketiga, perubahan pada serviks, setelah persalinan teraba lembek dan ada kalanya miring sebelah, beberapa hari setelah melahirkan, ostium menutup secara spontan. i. Sistem endokrin Mengalami perubahan secara tiba-tiba dalam kala IV persalinan. Setelah plasenta lahir terjadi penurunan estrogen dan progesterone. Prolaktin menurun pada wanita yang tidak meneteki bayinya dan akan meningkat pada wanita yang meneteki. Menstruasi biasanya terjadi setelah 12 minggu post

7 partum pada ibu yang tidak menyusui, dan 36 minggu pada ibu yang rnenyusui. 2. Adaptasi psikologis post partum (Hamilton, 1995) a. Fase taking in/ depeden/ tergantung Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian berfokus pada dirinya sendiri, pasif belum ingin kontak dengan bayi berlangsung sampai 1-2 hari b. Fase talking hold/ independent Fokus perhatian Iebih luas termasuk pada bayinya, mandiri, inisiatif dalam perawatan dirima. Dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan. c. Fase letting go/ mandiri Memperoleh peran dan tanggung jawab baru, perawatan dirinya dan bayinya terus meningkat, menyadari bahwa dirinya terpisah dengan bayinya. Dimulai sekitar minggu kelima setelal melahirkan. G. Pemeriksaan Penunjang Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada KPD meliputi: (Taber, 1994). 1. Pemeriksaan lekosit darah > 15.00/UL bila terajdi nyeri 2. Tes lakmus merah berubah menjadi bim 3. Amniosintesis 4. USG = menentukan usi kehamilan dan indeks cairan amnion berkurang

Kelainan Letak, Trauma Intra Uterus, Kelemahan H. Pathways Ketuban Pecah Dini Pada Janin Hilangnya Cairan Pelindung Pada Ibu Partus Lama Fetal Distres Infeksi Janin Induksi Berhasil Gagal SC Pervaginaan Adaptasi Psikologi Adaptasi Psikologis Taking in Taking Hold Tekanan Pada Bladder Pendarahan Kala II Perubahan Motilitas Usus Oksitosin meningkat Pencegahan rupturperineum totalis Estrogen dan Progesteron Menurun Belum Pengalaman Kelahiran Anak I Tonus Otot Menurun Kontraksi Uterus PP Peristaltik Usus Menurun Kontraksi uterus Episiotomy/Diskontinuit as Jar. Perineum Prolaktin Meningkat s Produksi ASI Meningkat 8 Kurang Informasi Resti. Defisit Volume Cairan Perubahan Eliminasi Urin: Retensi Urin Resti. Defisit Volume Cairan Port de entry Konstipasi Payudara Bengkak Kurang Pengetahuan Tentang Perawatan Diri post partum dan BBL Resiko tinggi Nyeri 8

9 I. Fokus Intervensi 1. Nyeri akut berhubungan dengan episiotomy, kontraksi uterus, payudara bengkak (Carpenito, 1997). Tujuan: Nyeri berkurang, klien menggambarkan rasa nyaman setelah dilakukan tindakan penurunan nyeri. Intervensi: a. Kaji skala, karakteristik, lokasi nyeri b. Kaji keadaan perineum, uterus dan payudara. c. Ajarkan klien untuk mengkontraksikan otot gluteus sebelum duduk d. Lakukan kompres hangat pada payudara, dingin untuk perineum e. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi f. Beri posisi yang nyaman g. Kolaborasi dalam pemberian analgetik 2. Resiko Tinggi infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder terhadap episiotomy (Kathryn, 1995). Tujuan : Mencegah atau meminimalkan infeksi: klien melakukan tindakan pencegahan infeksi. Intervensi: a. Catat kenaikan suhu, hubungkan dengan status persalinan dan gejala infeksi lain yang muncul b. Anjurkan klien untuk membersihkan perineum dengan sabun lembut setiap hari

10 c. Anjurkan untuk ganti pembalut setiap habis BAB/BAK atau sekurang-kurangnya tiap 4 jam d. Lakukan perawatan vulva dan luka perineum e. Anjurkan klien diit tinggi kalori dan protein. 3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan otot abdomen, penurunan peristaltic usus (Doenges, 2001). Tujuan: Pola eliminasi kembali normal. Intervensi : a. Anjurkan pasien untuk tidak menahan BAB b. Berikan cairan peroral 6-8 gelas tiap hari. c. Observasi penyebab gangguan eliminasi BAB. d. Ajarkan untuk ambulasi dini sesuai toleransi. e. Kolaborasi dalam pemberian obat pencahar. f. Kolaborasi pemberian diet tinggi serat. 4. Resiko tingi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan sekunder terhadap atonia uteri (Kathryn, 1995). Tujuan : Tidak terjadi deficit volume cairan, tidak ada tanda dehidrasi, mencegah atonia uteri, dan menstimulasi tonus otot uteri. Intervensi : a. Kaji ulang riwayat persalinan clan obat-obatan yang digunakan. Monitor tanda dan gejala dehidrasi b. Anjurkan klien untuk tidak menahan BAK c. Monitor intake dan output cairan

11 d. Anjurkan untuk sesegera mungkin menyusui bayi untuk menstimulasi kontraksi uterus 5. Perubahan eliminasi urin (retensio urine) berhubungan dengan tonus otot abdomen menurun (Hamilton, 1995). Tujuan: Tidak terjadi gangguan BAK Intervensi : a. Catat intake dan output cairan b. Catat jenis, jumlah dan warna urine. c. Anjurkan klien untuk minurn sedikitnya 1500 ml/hari d. Rangsang BAK dengan aliran air hangat di atas vulva. e. Laksanakan kateterisasi bila diperlukan 6. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang informasi (Doenges, 2001) Tujuan : Pemahaman ibu tentang perawatan diri pasca partum dan BBL meningkat dan ibu dapat melaksanakannya dengan benar. Intervensi : a. Kaji tingkat pengetahuan klien b. Berikan inforrnasi tentang perawatan diri dan bayi c. Berikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan diri dan bayi d. Demontrasikan cara perawatan diri dan bayi, perawatan perineum, perawatan payudara, dan cara menyusui yang, benar e. Dorong pasien untuk melakukan sendiri

12 7. Perubahan proses keluarga: parenting berhubungan dengan kelahiran anak I, harapan tidak realistis dan stressor. (Doenges, 2001). Tujuan: Klien dan pasangan menceritakan perasaan berkenaan dengan menjadi orang tua dan secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi. Intervensi: a. Kaji usia, status perkawinan, ketersediaan sumber pendukung dan latar belakang budaya. b. Dorong untuk menceritakan kesulitan menjadi orang tua. c. Beri informasi tentang kelutuhan dan perawatan bayi. d. Biarkan orang tua mengawasi perawat saat merawat anak. e. Beri dorongan orang tua untuk ikut serta dalarn perawatan.