HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan skor mentah, supaya

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI ATLET DAN NON ATLET TERHADAP KECEPATAN REAKSI PADA KELOMPOK LATIHAN SILAT MERPATI PUTIH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN FLEXIBILITAS

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

Journal of Sport Sciences and Fitness

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PENJAGA GAWANG ANTARA TEKNIK HALF VOLLEY, DROP KICK, DAN FORWARD KICK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

SURVEY KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN ATLET JUDO PUTRA UPT SMANOR

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE MENYUSUN PERIODISASI

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC ( BARRIER HOPS ) TERHADAP TINGGI LOMPATAN PEMAIN BOLA BASKET TIM PUTRA SMK N 12 MALANG

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLA VOLI SERVIS BAWAH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GASANG 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

ARTIKEL. Oleh: ROBIATUL LAILIN NIKMAH NPM Dibimbing oleh : 1. Wasis Himawanto, M. Or 2. Irwan Setiawan, M. Pd

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

III. METODELOGI PENELITIAN. berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan reaksi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

PENGEMBANGAN ALAT UKUR WAKTU REAKSI BERBASIS MICROCONTROLLER

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

Journal of Sport Sciences and Fitness

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak di teliti,

JURNAL HASIL PENELITIAN OLEH I R W A N G2G

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

Keterangan: X1 : Pengukuran Reaksi X2 : Pengukuran Antisipasi Y1 : Penjaga Gawang Sepakbola Y2 : Penjaga Gawang Futsal

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BEBAN LUAR DAN LATIHAN BEBAN DALAM TERHADAP KECEPATAN PUKULAN JAB-STRAIGHT PADA ATLET TINJU SASANA PERTISAR MANADO

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN RENANG. Jurnal. I Wayan Nesha Dharma

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

OLEH DILLA FARID W. T

LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB III METODE PENELITIAN

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU Hanif Abdurrojak, Iman Imanudin Program Studi Ilmu keolahragaan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 299 Bandung Email: hanifabdurrojak@gmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji sejauh mana hubungan komponen-komponen kondisi fisik seperti reaction time dan kekuatan maksimal otot lengan dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Untuk menganalisis data menggunakan uji korelasi, agar diketahui hubungan antara reaction time dan kekuatan maksimal dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju. Populasi pada penelitian ini adalah atlet rumah cemara boxing camp. Sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh dimana sampel diambil dari keseluruhan jumlah populasi yang berjumlah sebanyak 8 orang. Instrument yang digunakan yaitu, alat discriminative reaction test of multiple performance type untuk tes reaction time, barbell untuk tes kekuatan maksimal otot lengan dengan menggunakan tes bench press, stopwatch, camera dan software kinovea untuk tes kecepatan pukulan. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa reaction time tidak memiliki hubungan dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju, kekuatan maksimal memiliki hubungan dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju. Hasil penelitian ini diperoleh tidak terdapat hubungan antara reaction time dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju, dan terdapat hubungan antara kekuatan maksimal dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju. Kata kunci: Waktu Reaksi, Kekuatan Maksimal, Komponen Kondisi Fisik, Kecepatan Pukulan, Tinju. PENDAHULUAN Dalam olahraga tinju, pukulan memiliki peran yang sangat penting. Berbeda dengan cabang olahraga bela diri yang lain, tinju hanya mengandalkan pukulan untuk mematikan lawan. Ada empat jenis pukulan dalam tinju seperti Jab, straight, Hook, dan uppercut, dimana dari keempat pukulan ini salah satunya selalu dijadikan sebagai pukulan seorang petinju untuk mejatuhkan/memukul Knock out. Seperti Mike Tison yang sering memukul K.O dengan pukulan Hook yang menjadi andalannya. Komponen kondisi fisik didalam olahraga tinju sangatlah dibutuhkan untuk menunjang beberapa teknik dan bertinju seorang atlet, karena olahraga tinju 53

merupakan olahraga beladiri berinterval dan durasi waktu yang panjang sehingga memerlukan kondisi fisik yang sangat baik. Baik itu daya tahan, kecepatan, kekuatan, dan fleksibilitas. Reaction time dalam tinju diperlukan untuk kecepatan gerak atau aksi memukul baik yang diawali stimulus atau tanpa stimulus. Reaction time digunakan pada saat lawan terbuka pertahanan atau ada celah untuk menyerang sehingga respon yang cepat untuk menyerang sangatlah diperlukan dalam tinju, baik itu dalam keadaan menyerang ataupun menghindar. (Iman imanudin, 2014) Untuk menghasilkan pukulan yang kuat, atlet harus melatih kekuatan tangannya. Dalam ilmu kondisi fisik, kekuatan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang kekuatan pukulan secara maksimal. Kekuatan maksimal diperlukan untuk menunjang daya tahan kekuatan dan kekuatan yang cepat sehingga petinju bisa melakukan pukulan yang cepat, kuat, dan berulang ulang. (Iman imanudin, 2014) Dari komponen-komponen diatas dalam olahraga tinju untuk menunjang ketika melancarkan serang dan untuk mematikan lawannya, maka harus memiliki pukulan yang keras, cepat, dan bereaksi cepat ketika melihat celah yang terbuka untuk menyerang lawan. Dari penelitian penelitian Ruddock, Alan D. Csci., dkk. (2016). Olahraga ini merupakan olahraga intensitas tinggi yang memerlukan karakteristik fisik mumpuni sebagai syarat untuk meraih kesuksesan dalam setiap performa. Perhatian serius pun telah diberikan terhadap aspek medis dan juga resiko kesehatan dari keikut sertaan seorang atlet dalam latihan maupun kompetisi. Akan tetapi, belum terdapat sebuah sumber penelitian tentang ilmu keolahragaan terapan yang meliputi secara luas mengenai persiapan seorang petinju profesional dalam partisipasinya pada pertandingan. Pada penelitian ini, penulis mempersembahkan sebuah hasil penelitian yang meliputi aspek fisiologi, kekuatan, dan conditioning dalam bentuk dasar pengetahuan untuk orang-orang yang terlibat dalam persiapan petinju profesional dalam menghadapi pertandingan. Berangkat dari uraian diatas hal ini yang menjadikan dasar peneliti untuk meneliti hubungan reaction time dan kekuatan maksimal otot lengan dengan kecepatan pukulan dalam olahraga tinju. Dengan harapan bisa membantu pelatih untuk meningkatkan kemampuan atlet sehingga dapat menentukan program latihan yang sesuai untuk mendapatkan pukulan yang baik. METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian pendekatan kuantitatif. Menurut Suhar Saputra, Uhar (2012) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka yang dijumlah sebagai data yang kemudian dianalisis. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi, korelasi yaitu menjelaskan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Menurut Arikunto Suharismi (2006), koefesien korelasi adalah suatu alat statistic yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. Dimana dalam melaksanakan survei biasanya dibuat suatu 54

analisis kuantitatif terhadap data yang telah dikumpulkan. Astuti, Ria (2016). Pada penelitian ini peneliti akan mengungkap hubungan reaction time dan kekuatan maksimal dengan kecepatan pukulan dalam olahraga tinju. Sehingga desain penelitian yang digunakan adalah korelasi. Populasi untuk penelitian ini adalah atlet tinju dari sasana Rumah Cemara Boxing Camp yang berjumlah 8 orang. Dengan demikian jumlah instrument yang akan digunakan dalam penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Berkaitan dengan penelitian ini maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tes Reaction Time Discriminative reactiaon test of multiple performance type. Yang bertempat di Lab Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Untuk mengetahui seberapa baik reaksi yang atlet miliki. Tes Kekuatan Maksimal Otot Lengan Menggunakan barbell dengan tes Bench press 1 RM. Untuk mengukur kekuatan maksimal. Tes Kecepatan Pukulan Menggunakan alat stopwatch dan kamera, dengan Memukul secepat mungkin dan sebanyak mungkin dengan durasi waktu selama 4 detik. Software Kinovea Untuk menghitung seberapa banyak pukulan atlet dari hasil video pengetesan kecepatan pukulan dalam waktu 4 detik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapat dari pengumpulan data, setelah itu data yang telah didapat dari sampel akan diolah menggunakan SPSS V.21 dan akan dijadikan dalam bentuk tabel. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan tes reaction time, kekuatan maksimal dan tes kecepatan pukulan. Penelitian ini menggunakan sampel 8 orang atlet dari sasana rumah cemara boxing camp. Sampel tersebut telah di tes reaction time, kekuatan maksimal dan tes kecepatan pukulan. Pengolahan data dilakukan dengan cara mengolah data mentah yang telah terkumpul dan ditarik kesimpulan. Adapun hasil dari pengolahan dan analisis peneliti uraikan padatabel berikut: Table 1 Nilai Rata-rata dan Simpangan baku Varibel Ratarata Reaction time 50.13 9.99 Kekuatan 65 kg 14.39 maksimal otot lengan Kecepatan 15 kali 1.03 pukulan Simpangan baku Berdasarkan tabel 1. reaction time memiliki rata-rata =50.127538, dan simpangan baku = 9.9932659, kekuatan maksimal otot lengan memiliki rata-rata = 65 kg dan simpangan baku 14.39, dan kecepatan pukulan memiliki rata-rata = 15 kali dan simpangan baku 1.30. Apabila telah diketahui nilai rata-rata dan simpangan baku dari data tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan cara uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, apabila data berdistribusi normal maka dilakukan uji korelasi menggunakan korelasi person 55

(korelasi person digunakan jika data berdistribusi normal) dan terakhir dilakukan uji regresi untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui variabel yang akan dianalis itu berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan teknik analisis Kolmogorov smirnov untuk mengetahui normalitas data. Untuk reaction time hasil uji normalitas p = 0.627 > 0.05, data reaction time berdistribusi normal. Untuk kekuatan maksimal otot lengan p = 0.750 > 0.05, data kekuatan maksimal berdistribusi normal. Dan untuk kecepatan pukulan p = 0.832 > 0.05, data kecepatan pukulan berdistribusi normal. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara reaction time (variabel bebas) dan kekuatan maksimal (variabel bebas) dan kecepatan pukulan (variabel terikat) yang diteliti. Setelah data melewati tahap uji normalitas, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi normal maka menggunakan koefisien korelasi pearson. Nilai korelasi reaction time dengan kecepatan pukulan pada cabang olahraga tinju adalah, r = 0.602, p = 0.114 < 0.05, maka Ho diterima. Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara reaction time dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju. Nilai korelasi kekuatan maksimal otot lengan dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju adalah r = 0.815, p = 0.14 < 0.05, Ho ditolak. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan maksimal otot lengan dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju. Semakin tinggi nilai kekuatan maksimal maka akan semakin tinggi nilai kecepatan pukulan, sebaliknya semakin rendah nilai kekuatan maksimal makan akan semakin rendah nilai kecepatan pukulan. Diskusi temuan ini menguraikan tentang perihal permasalahan dan penemuan yang muncul selama melakukan penelitian hubungan antara reaction time dan kekuatan maksimal dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju berlangsung. Berikut ini beberapa penemuan yang dirumuskan peneliti sebagai berikut: Gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang ingin mengetahui hubungan antara reaction time dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara reaction time dengan kecepatan pukulan. Karena reaction time yang bekerja adalah syaraf atau perintah yang mencakup dari terjadinya rangsangan sampai saat terjadinya kontraksi otot yang pertama. Sedangkan kecepatan pukulan yang bekerja adalah otot atau sudah ke pelaksanaan. Tetapi kedua komponen ini termasuk kedalam komponen kondisi fisik. Dalam buku Imanudin Iman (2014:87 dan 92) Terdapat hubungan yang signifikan. Karena kekuatan maksimal otot lengan termasuk kedalam kondisi fisik untuk menujang kekuatan dan cepatnya pukulan. Hasil analisis data yang didapat dari pengolahan data, sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara reaction time dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju. Dan terdapat hubungan yang signifikansi antara kekuatan 56

maksimal otot lengan dengan kecepatan pukulan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah diuraikan pada BAB IV, dapat dijabarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Adapun simpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara reaction time dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju. Dikarenakan reaction time dan kecepatan pukulan cara kerjanya berbeda, karena reaction time yang bekerja adalah syaraf atau perintah untuk melakukan gerakan yang mencakup waktu dari terjadinya rangsangan sampai saat terjadinya kontraksi otot yang pertama. Sedangkan kecepatan pukulan yang bekerja adalah otot atau sudah pada tahap pelaksanaan dari awal kontraksi otot sampai selesai.t Selanjutnya terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan maksimal otot lengan dengan kecepatan pukulan dalam cabang olahraga tinju. Peneliti menyarankan untuk pelatih agar lebih memperhatikan setiap unsur-unsur komponen kondisi fisik seperti reaction time dan kekuatan maksimal yang menujang dalam melakukan pukulan dan menyerang. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti khususnya tentang cabang olahraga beladiri. Masih banyak beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dilengkapi. Contohnya pada penelitian ini membahas tentang unsur komponen kondisi fisik seperti reaction time dan kekuatan maksimal untuk menunjang kemampuan atlet dicabang olahraga beladiri. Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya meneliti tentang daya tahan, fleksibilitas dan lainya yang belum diteliti. Karena komponen kondisi fisik harus terpenuhi untuk menunjang dalam aktivitas beladiri. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Baley, James A. 1986. Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan Stamina. Semarang : Bahasa Prise Bompa, T. O. (1999). Periodezation Training For Sport. York, University Dr. Kardjono. (2008). Modul Pembinaan Kondisi Fiisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung: CV. Tambak Kusuma Hatmaker, M. & Werner, D. (2004). Boxing Mastery (Advanced Technique, Tactics and Strategies From The Sweet Science). California: Sandiego. Imanudin, I. (2014). Bahan Ajar Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: I Imanudin M. Pd. 57

Rahayu, N. I. & Suherman, A. (2014). Modul Statistika untuk Ilmu Keolahragaan. edisi kedua, Bandung : Ruddock, Alan D. Csci., dkk. (2016). Strength and Conditioning for Professional Boxing: Recommendations for Physical Preparation. Strength & Conditioning Journal, 38 (3). Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabet. Suharno HP.1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta.1978. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Yayasan STO Hasan, Zulkifli. (2014). Jurnal. Hubungan koordinasi mata-kaki dan kecepatan reaksi dengan keterampilan juggling freestyle soccer (studi deskriptif pada komunitas freestyle soccer Bandung). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Juhanis. (2013). Analisis Korelasi Kecepatan Reaksi Kaki dan Daya Ledak Tungkai dengan Kemampuan Lari 100 Meter Siswi SMK Negeri 6 Makassar. Skripsi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar. Eka Sari Oktaviani, E. S. (2013). Artikel Tinju. Diakses dari http://ekasario.blogspot.co.id/2013/09/artikel-tinju.html. Kirom, M. H. (2014). Teknik Dasar Pukulan dalam Tinju. Diakses dari http://labonlen.blogspot.co.id/2014/03/teknik-dasar-pukulan-dalam-tinju.html. Riswan. (2014). Artikel Olahraga Tinju. Diakses dari http://artikelolahraga89.blogspot.co.id/2014/04/artikel-olahraga tinju.html. 58