BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang. yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan kesempatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG TERHADAP HASIL BANTINGAN SASAE TSURI KOMI ASHI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menghadapi era globalisasi dan perkembangan zaman yang begitu pesat

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL. ( Jurnal ) Oleh : Mahyudi Dwi Septian

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan di Indonesia bahkan tingkat SEA GAMES dan ASEAN GAME sepeti

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pelatih yang baik dan memang benar benar bertanggung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik

BABY WRAP TUTORIAL Content:

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang mempunyai ciri khas yang saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan cara menarik, mendorong, membanting dan menjegal dengan tujuan posisi kedua bahu lawan menempel di atas matras, sehingga terjadilah touché kemenangan mutlak Gulat menurut PGSI (1980: 1) yaitu: Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang sengit untuk mengalahkan lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci. Mengacu pada pendapat di atas, jelas sekali bahwa olahraga gulat sering kali menggunakan tenaga lawan sebagai cara untuk menaklukan lawan. Atas dasar itu teknik-teknik gulat disesuaikan dengan gaya dan posisi pegulat pada waktu melaksanakan pergulatan. Menurut Prawirasaputra (1996: 1) bentuk latihan teknik di tinjau dari posisi adalah Teknik gulat pada posisi berdiri dapat dilihat dari cara melaksanakannya dalam beberapa gerakan yaitu: tarikan, dorongan, angkatan, kaitan, kayang, kombinasi, dan bantingan. Sedangkan posisi parterre yaitu: tarikan, dorongan, angkatan, pitingan, kuncian, gulungan, kayang dan kombinasi. Menurut Prawirasaputra (1993: 1) dalam olahraga gulat terbagi atas 3 (tiga) teknik dasar yaitu: Teknik serangan, teknik pertahanan, dan teknik counter. Teknik serangan terbagi dalam beberapa gerakan yaitu: tarikan, dorongan, angkatan, kaitan, kayang, kombinasi, dan bantingan. Sedangkan teknik pertahanan terbagi dalam tiga posisi yaitu: posisi pertahanan atas, posisi pertahanan dalam posisi katak, dan posisi pertahanan dalam posisi telungkup. Dengan demikian mengutip dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa teknik gulung termasuk salah satu teknik serangan dan counter attack pada posisi parterre. Seorang pegulat harus mempunyai serangan dan counter attack

2 yang baik. Dalam serangan gulat ada yang disebut teknik gulung, teknik gulung banyak bentuk dan jenisnya, diantaranya gulung dari depan, gulung pada dada, gulung pada pinggang, gulung pada paha dan gulung pada kaki. Teknik gulung tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa bagian. Pada teknik gulung ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap keberhasilan gulung dari depan. Berikut proses pelaksanaan teknik gulung dari depan adalah 1) Pada teknik gulung dari depan, pegulat terlebih dahulu menggepit (dalam posisi parterre) dari atas bagian leher lawannya dengan lengan kanan dan lengan kiri menarik dan menguasai lengan kanan lawan kearah depan sehingga lawan hilang keseimbangannya ke depan; 2) Kedua lengan, tangan penyerang berpegang satu sama lain dan kedua lutut diangkat dan diluruskan; 3) Pegangan dipererat supaya tidak lepas pada waktu berputar ke kiri dengan menggunakan putaran panggul sambil melakukan kayang; 4) Kepala mengenai matras dan kaki kiri disilangkan didepan kaki kanan; 5) Akibat kaki kiri disilang dan diputar panggul sekuatnya sehingga posisi badan terputar sampai telungkup dan kembali pada posisi awal. Posisi menggepit lawan dari awal tetap dipertahankan karena bisa dilakukan gulungan sampai 3 kali dalam satu ronde sehingga nilai yang diperoleh 6 poin. Apabila nilai/poin yang diperoleh kedua pegulat selisih 6 poin maka pertandingan diberhentikan oleh wasit, berarti pegulat menang muthlak. Seorang pegulat yang berhasil melakukan gulung dari depan satu kali dengan sempurna akan mendapatkan poin 2, apabila tidak sempurna namun berhasil mendapatkan poin 2 untuk lawan dan 1 untuk pegulat yang melakukan teknik, dan apabila pegulat terhenti sesaat pada waktu menggulung lawan maka posisi poin yang didapat adalah 2-2. Berdasarkan pengalaman menjadi atlet dan pengamatan dalam setiap pertandingan, sering terlihat para pegulat gagal menggunakan gulung dari depan. Gagalnya seorang pegulat dalam melakukan gulung dari depan disebabkan kurang baiknya teknik yang dimiliki juga disebabkan faktor kondisi fisik. Untuk dapat melakukan teknik dengan baik dalam latihan maupun bertanding tentu sangat memerlukan kemampuan fisik yang baik, teknik, taktik serta mental. Berkaitan

3 dengan hal tersebut Harsono (1988: 100) menjelaskan bahwa: Untuk dapat meningkatkan keterampilan dan prestasi atlet yang maksimal, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental. Komponen kondisi fisik yang dominan harus dimiliki sesuai dengan konsep permasalahan yang akan diteliti yaitu kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul. Kekuatan menurut Harsono (1988: 200) adalah Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan. Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan. Kekuatan lengan yang baik akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil gulungan, ketika pegulat menguasai kepala lawannya dengan lengan kanan dan lengan kiri menguasai lengan kanan lawannya, gerak yang terjadi kuat sehingga lawan tidak bisa melepaskan diri, hal tersebut bisa dilakukan ketika pegulat mempunyai kekuatan/strength yang baik. Tidak hanya komponen fisik kekuatan tetapi fleksibilitas sendi panggul pun dibutuhkan untuk menunjang gerak menggulung dan memperbaiki sikap tubuh. Pada saat melakukan gulung dari depan, fleksibilitas sendi panggul diperlukan ketika pegulat yang akan menggulung memutar tubuhnya dengan cepat. Fleksibilitas menurut Harsono (1988: 163) adalah Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi. Sedangkan fleksibilitas menurut Matjan (2005: 28) adalah Tingkat ruang gerak suatu persendian. Menurut Nurhasan dan Cholil (2007: 176) adalah Kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh dan bagian bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Fleksibilitas sendi panggul adalah kemampuan sendi panggul untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi panggul yang seluas-luasnya. Fleksibilitas sendi panggul mempunyai peranan pada gerak menggulung, pada saat menggulung otot-otot dan sendi panggul bergerak dibantu oleh lengan dan kepala,

4 kemudian panggul melakukan gerak rotasi untuk menghasilkan gulung dari depan yang maksimal. Dari latar belakang di atas, kedua komponen fisik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas kemampuan teknik gulung dari depan sehingga pegulat dapat melakukan teknik yang benar dan sempurna dan penulis mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan pada cabang olahraga gulat. B. Masalah Penelitian Dalam upaya mendapatkan temuan-temuan baru sering kali di hadapkan kepada berbagai macam permasalahan yang muncul dan memerlukan penyelesaian. Selanjutnya permasalahan ini di angkat ke dalam suatu penelitian ilmiah supaya mendapatkan jawaban yang tepat atas permasalahan tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan? 2.Apakah terdapat pengaruh yang signifikan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan? 3.Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang akan diungkap dan dirumuskan oleh penulis maka dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kekuatan otot lengan terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan.

5 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan. D. Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian atau penulisan seseorang maupun kelompok diharapkan dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi atlet gulat. Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Secara teoritis hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi ilmiah dalam bidang olahraga, khususnya olahraga gulat serta ilmu kepelatihan olahraga pada umumnya. b. Memberikan informasi ilmiah tentang berbagai macam teknik gulungan, khususnya teknik gulung dari depan. c. Memberikan informasi secara teoritis terutama yang berkaitan dengan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul yang berpengaruh pada keberhasilan teknik gulung dari depan. 2. Secara praktis a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pembina olahraga atau pelatih khususnya cabang olahraga gulat. b. Sebagai salah satu bahan informasi, tentang pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan, sehingga dapat memberikan pola latihan yang sesuai untuk penerapan teknik gulung dari depan. c. Sebagai landasan untuk proses pembinaan dalam mencari bibit-bibit atlet gulat yang potensial.

6 E. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanaan dan pada tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Ruang lingkup penelitian hanya ditujukan pada pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan. 2. Pengukuran dan pengujian terbatas pada unsur kekuatan otot lengan, fleksibilitas sendi panggul dan teknik gulung dari depan. 3. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet gulat Jawa Barat. 4. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 14 orang. 5. Teknik yang digunakan adalah teknik gulung dari depan. F. Penjelasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan. Menurut Harsono (1988: 200) kekuatan adalah Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan. 2. Lengan. Menurut Damiri (1994: 54) lengan adalah Merupakan alat gerak yang mempunyai fungsi menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda dan lain sebagainya. 3. Harsono (1988: 177) memaparkan tentang kekuatan otot lengan yaitu: Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, disebabkan : - Oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. - Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi otot/orang dari kemungkinan cedera. - Dengan kekuatan, atlet akan dapat lebih cepat memukul lebih keras, melempar dan membanting lebih efesien, membantu memperkuat fleksibilitas sendi-sendi.

7 Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil suatu pengertian bahwa inti dari kekuatan lengan adalah kemampuan otot lengan untuk menghasilkan tegangan terhadap tekanan atau beban. 4. Fleksibilitas. Menurut Harsono (1988: 163) fleksibilitas adalah Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi. Feksibilitas juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot tendon dan legamen. Jadi berdasarkan uraian diatas maka fleksibilitas sendi panggul adalah kemampuan sendi panggul untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi yang seluas-luasnya. 5. Parterre. Menurut Gable (2010: 134) parterre adalah Kedua pegulat bertarung tidak dalam posisi berdiri, secara literal berarti di atas tanah.