Bai'at SUNNAH. Publication: 1435 H_2014 M BAI AT SUNNAH DAN BAI AT BID AH. Disalin dari Majalah al-furqon No. 148 Ed.12 Th.

dokumen-dokumen yang mirip
Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Qasim bin Muhammad. Cucu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Publication: 1435 H_2014 M. Oleh: Ustadz Abu Minhal, Lc

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

Adat Kebiasaan Hari Raya, Pengobatan Memakai Kalung dan Tentang Bai'at ADAT KEBIASAAN DI HARI RAYA, PENGOBATAN MEMAKAI KALUNG DAN TENTANG BAI AT

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Publication: 1434 H_2013 M. Benang Tipis K E M U D A H A N. Download > 600 ebook Islam di

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Syarah Istighfar dan Taubat

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM. Copyright 1439 H/ 2018 M Untuk Umat Muslim

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Syafa at Agung SYAFA AT AGUNG. Publication: 1435 H_2014 M. Download > 700 ebook Islam di

PETAKA BUNGA BANK. Publication: 1435 H_2014 M

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

PUNCAK KEDUSTAAN. Publication: 1434 H_2013 M PUNCAK KEDUSTAAN. Disalin dari Majalah al-furqon No. 131, Ed.6 Th.ke-12_1434H/2012M

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Hadits-hadits Shohih Tentang

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Tata Cara Shalat Malam

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Rumah Idaman TIDAK MELANGGAR SYARI AT. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1435 H_2014 M

(Kertas soalan ini mengandungi 3 soalan dalam 3 halaman bercetak)

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

Kaidah Fiqh MENUTUP JALAN MENUJU KEMUNGKARAN. Publication: 1434 H_2013 M

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KEWAJIBAN SHALAT JUMAT

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

TAFSIR SURAT AL-QAARI AH

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Mengharap Perbaikan AGAMA & DUNIA. Publication: 1434 H_2013 M MENGHARAP PERBAIKAN AGAMA DAN DUNIA *

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

MAKANAN ACARA KEMATIAN

KAIDAH FIQH. Semua hukum ilmu dan amal tidak sempurna kecuali dengan dua perkara: Terpenuhi syarat dan rukunnya serta tidak ada penghalangnya

Adalah Sebagian Dari IMAN حفظو هللا Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi

DOA-DOA YANG DINUKIL DARI

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Transkripsi:

Bai'at SUNNAH dan Bai'at BID'AH حفظه هللا Ustadz Aris Munandar Publication: 1435 H_2014 M BAI AT SUNNAH DAN BAI AT BID AH حفظه هللا Ustadz Aris Munandar Disalin dari Majalah al-furqon No. 148 Ed.12 Th. Ke-13_1435H/2014M Download > 700 ebook Islam di www.ibnumajjah.com

TEKS HADITS ع ن ن اف ع ق ا ل ج اء ع ب د ا لل ب ن ع م ر إ ل ع ب د ا لل ب ن م ط يع ح ا ل ر ة م ا ك ا ن ز م ن ي ز ي د ب ن م ع او ي ة ف ق ا ل اط ر ح وا ل ب ع ب د الر ح ن ك ا ن ي و س اد ة م ن ف ق ا ل أ م ر إ ن ل م آت ك ي ق ول ه ل ج ل س سم ع ت أ ت ي ت ك ر س و ل ل ح د ث ك ا لل ا لل ص ل ى ح د يث ا ا لل ي و م ال ق ي ام ة ل ح ج ة ل ه و م ن م ا ت ع ل ي ه سم ع ت ي ق ول و س ل م ر س و ل م ن ا لل ص ل ى ي د ا خ ل ع ا لل م ن ع ل ي ه ط اع ة و س ل م ل ق ي و ل ي س م يت ة ج اه ل ي ة م ا ت ب ي ع ة ع ن ق ه ف Dari Nafi' dia berkata: Abdullah ibn Umar رضي هللا عنهما mendatangi Abdullah ibn Muthi' (kepala pemberontakan penduduk Madinah terhadap Yazid ibn Mu'awiyah, khalifah saat itu) sebelum Tragedi Harrah di masa pemerintahan Yazid ibn Mu'awiyah. Abdullah ibn Muthi' mengatakan kepada pembantunya: "Berikan bantal duduk رضي هللا عنهما kepada Abu Abdirrahman, Ibnu Umar." Ibnu Umar mengatakan: "Aku tidaklah datang untuk duduk-duduk. Aku datang untuk menyampaikan sebuah hadits yang kudengar dari صلى هللا عليه وسلم Aku mendengar Rasulullah.صلى هللا عليه وسلم Rasulullah bersabda: 'Siapa yang melepaskan ikatan ketaatan kepada penguasa, dia akan berjumpa Allah dalam keadaan tidak memiliki alasan pembela. Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan tidak ada ikatan bai'at di lehernya maka dia mati sebagaimana kematian orang jahiliyyah.'" (HR Muslim No. 4899)

PEMAHAMAN BENAR Dalam bahasa Arab, bai'at memiliki makna ma'aqadah dan mu'ahadah 'ikatan' dan 'perjanjian'. Bai'at disebut bai'at karena orang yang berbai'at itu seakan-akan menjual apa yang dia miliki kepada kawannya dan memberikan ketaatan dan relung hatinya kepada sasaran bai'at. Demikian penjelasan Ibnu Manzhur dalam Lisanul 'Arab 8/26. Sementara itu, secara istilah, bai'at adalah janji untuk taat. Seakan-akan seorang yang berbai'at itu berjanji kepada pemimpinnya untuk menyerahkan keputusan mengenai urusan pribadinya dan urusan kaum muslimin kepadanya. Dia tidak akan membangkang dalam semua keputusan pimpinannya dan siap untuk taat kepada pimpinan dalam semua tugas yang dibebankan kepadanya baik manakala dia dalam kondisi semangat atau pun tidak. Dahulu, jika seorang berbai'at kepada penguasa, dia letakkan tangannya di tangan sang penguasa dalam rangka menegaskan perjanjian yang dibuat. Perbuatan ini mirip dengan perbuatan penjual dan pembeli. Oleh karena itu, bai'at disebut bai'at mashdar dari kata kerja ba'a yang bermakna transaksi jual beli. Secara syari'at dan 'urf kebiasaan kaum muslimin dari masa ke masa bai'at hanya ditujukan kepada pemimpin kaum muslimin dan khalifah. Pada dasarnya, bai'at itu hanya terjadi setelah musyawarah dengan mayoritas kaum muslimin dan setelah ahlul halli wal 'aqdi (para ulama' dan cendikiawan)

menjatuhkan pilihan mengenai orang yang layak menjadi penguasa. Bai'at yang dilakukan oleh selain ahlul halli wal 'aqdi tidaklah teranggap kecuali setelah ahlul halli wal 'aqdi berbai'at terlebih dahulu. Dari berbagai dalil syari'at bisa disimpulkan bahwa bai'at yang menjadi kewajiban seorang muslim adalah bai'at kepada penguasa muslim. Kewajiban ini jika tidak dilaksanakan padahal mampu melaksanakannya berefek dosa. Akan tetapi, jika tidak ada kemampuan atau syarat-syarat bai'at tidak terpenuhi maka tidak ada dosa. Setelah al-imam Ahmad membawakan hadits "Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan tidak memiliki imam maka dia mati sebagaimana kematian orang jahiliyyah", Ishaq ibn Hani' bertanya: 'Apa makna hadits tersebut?" Jawaban al-imam Ahmad: "Tahukah engkau siapa itu imam? Imam adalah orang yang seluruh kaum muslimin (di suatu negeri, Pen.) sepakat mengatakan bahwa dialah sang penguasa negeri tersebut. Itulah maknanya." (Masa'il Ibnu Hani' No. 2011) Al-Kasymiri ر حه هللا dalam Faidhul Bari 4/59 berkata: "Ketahuilah bahwa hadits di atas menunjukkan bahwa yang menjadi tolok ukur adalah mayoritas kaum muslimin (di suatu negeri, Pen.). Andai ada satu, dua, atau tiga orang membai'at seseorang sebagai penguasa maka dia bukanlah imam sampai dibai'at oleh mayoritas kaum muslimin atau dibai'at oleh ahlul halli wal 'aqdi." Ibnu Abidin ر حه هللا ditanya mengenai seorang sufi yang berbai'at kepada seorang guru tarekat kemudian dia lebih memilih guru

tarekat yang lain dan berbai'at kepadanya. Apakah bai'at yang mengikat itu bai'at pertama ataukah kedua? Jawaban beliau: "Bai'at pertama dan kedua tidaklah bersifat mengikat. Bai'at semacam itu tidak memiliki dasar." (Tanqih al-fatawa al- Hamidiyyah 2/334) Mahmud Khathab as-subki ر حه هللا mengatakan: "Mutashawwif, orang-orang yang mengaku sebagai sufi di zaman ini, meletakkan tangannya di tangan sejumlah laki-laki dan wanita untuk mengambil perjanjian (baca: bai'at) agar mereka menjadi muridnya dan dia menjadi guru tarekat bagi mereka. Dampaknya, terkadang sang guru ikut memiliki harta murid-muridnya, dengan bebas makan di rumah muridnya, dan terkadang para murid berke-wajiban setor harta pada waktu-waktu tertentu seakanakan pajak yang diambil secara paksa. Ini semua adalah kejahatan dan pengrusakan yang keluar dari batasan syari'at dan tidak diterima oleh akal sehat." Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ر حه هللا berkata: "Tidak boleh bagi siapa pun dari para pengajar ilmu agama (baca: syaikh atau ustadz) untuk mengambil perjanjian (baca: bai'at) dari siapa pun untuk mengiyakan semua keinginannya, loyal dengan semua orang yang disukai sang guru, dan memu-suhi semua orang yang tidak disukai sang guru. Orang yang melakukan hal semisal ini sejenis Jenghis Khan dan lainnya yang menjadikan semua orang yang sejalan dengannya sebagai kawan dan orang dekat dan semua orang yang tidak sepaham dengannya sebagai musuh. Ada perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya yang mengikat sang guru dan para pengikutnya yaitu perjanjian untuk taat kepada Allah

dan Rasul-Nya, melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah." (Majmu' Fatawa 28/16) Pengingkaran terhadap ikatan bai'at yang mengada-ada telah dilakukan oleh ulama' masa tabi'in yaitu Mutharrif ibn Abdullah.ر حه هللا asy-syikhkhir Dari Mutharrif dia berkata: Kami sering mendatangi rumah Zaid ibn Shauhan. Di antara hal yang sering dia sampaikan adalah: "Wahai hamba-hamba Allah, lakukanlah perbuatan yang mulia dan indah. Sarana yang mengantarkan hamba kepada Allah hanyalah dua hal yaitu rasa takut dan harap." Pada suatu hari kami ke rumah Zaid dan dia telah menulis sebuah tulisan dan merangkai kalimat-kalimat kurang lebih sebagaimana berikut ini: "Sungguh Allah adalah Rabb kami. Muhammad itu nabi kami. Al-Qur'an itu imam kami. Siapa saja yang bersama kami maka kami akan mendukungnya. Siapa yang menyelisihi kami maka kami bersatupadu untuk menghadapinya dan kami akan demikian dan demikian." Lembaran tersebut dia sodorkan kepada semua yang hadir satu demi satu. Setiap kali menyodorkan, Zaid mengatakan: "Apakah engkau sepakat, wahai fulan?" Saat giliranku, Zaid bertanya: "Apakah engkau sepakat, wahai anak muda?" "Tidak," tegasku. Zaid mengatakan: "Wahai anak muda, jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Apa komentar anda, wahai anak muda?"

Kukatakan: "Sungguh Allah telah mengambil perjanjian dariku dalam kitab-nya. Oleh karena itu, aku tidak akan mengadakan perjanjian baru selain perjanjian yang telah Allah ambil dariku." Mendengar penjelasan tersebut semua orang yang hadir menarik kembali pernyataannya. Qatadah bertanya kepada Mutharrif: "Berapa jumlah kalian ketika itu?" "Kurang lebih 30 orang," kata Mutharrif. (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya' 2/204 dan adz-dzahabi dalam Siyar A'lamin Nubala' 4/192 dengan sanad yang shahih sampai Mutharrif) Walhasil, bai'at dalam pengertian memberikan janji kepada pemimpin untuk mendengar dan taat dalam kondisi apa pun, tidak membangkang dan menyerahkan segala urusan kepadanya, hanya boleh ditujukan kepada penguasa muslim. PEMAHAMAN YANG SALAH Banyak gerakan dakwah yang sering membawakan hadits-hadits mengenai bai'at kepada anggotanya unruk meyakinkan pentingnya bergabung dengan kelompoknya. Setelah itu, muncul keyakinan bahwa semua orang yang di lehernya tidak memiliki ikatan bai'at dengan gerakan dan kelompoknya adalah orang-orang yang berdosa dan dikhawatirkan mati sebagaimana kematian orang Arab jahiliyyah. Ini adalah bentuk salah faham terhadap makna hadits di atas karena bai'at yang wajib hanyalah bai'at kepada pemimpin kaum muslimin di suatu negeri. Jika tidak

ada penguasa muslim maka ancaman yang ada dalam hadits di atas tidak berlaku. Dalilnya adalah arahan Nabi صلى هللا عليه وسلم kepada Hudzaifah رضي هللا عنه ketika tidak ada imam agar menyingkir dari semua kelompok yang ada. Beranikah kita katakan bahwa Nabi agar mati dalam رضي هللا عنه mengarahkan Hudzaifah صلى هللا عليه وسلم kondisi mati jahiliyyah?! Tentu saja kita tidak akan mengatakan demikian. Dengan ini jelaslah kesalahfahaman orang yang beralasan dengan hadits di atas untuk mewajibkan orang lain agar berbai'at kepada imam kelompoknya. Mengenai bai'at yang ada dalam dunia tarekat shufiyyah, al- Alusi menegaskan bahwa hal tersebut adalah amalan yang tidak berdalil. Beliau berkata: "Orang-orang sufi mengatakan perlunya rabithah 'pengikat' (baca: bai'at kepada guru tarekat) agar hati siap menerima curahan ghaib dengan keberkahan rabithah صلى هللا عليه وسلم tersebut. Aku tidak mengetahui adanya dalil dari Nabi tidak pula dari Khulafa'ur Rasyidin yang menjadi landasan hal tersebut. Semua yang disebutkan oleh sufi dan mereka nilai sebagai dalil tidaklah lepas dari kritik. Bahkan pegangan mereka yang paling maksimal hanyalah serupa dengan berpegangan dengan tali rembulan. Andai bukan karena khawatir terlalu panjang lebar alasan-alasan tersebut, akan aku sebutkan plus kritikannya." (Tafsir al-alusi untuk Surat al-jumu'ah 21/18) []