DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

DEPARTEMEN KEUANCAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

KEMENAG. Pajak. PNBP. Nikah. Rujuk. Di Luar KUA. Pengelolaan. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.02/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

2 257/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, Dan Pertanggungjawaban Dana APBN Yang Kegiatannya Dilaksanakan Oleh PT Asabri

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

2017, No Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

Arsip Nasional Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

2016, No Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur lebih lanjut mengenai pelaksanaan anggaran Bagian Anggaran Bendahara

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Dae

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Fasilitas Likuiditas. Pembiayaan Perumahan. Pedoman.

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK TETAP Menimbang DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005, telah diatur ketentuan umum mengenai tata cara pembayaran dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. bahwa mengingat status kepegawaian yang bersifat khusus, untuk keperluan akuntabilitas, pembayaran gaji dan insentif Pegawai Tidak Tetap pada Sarana Pelayanan Kesehatan perlu diatur secara khusus; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara Pembayaran Gaji dan Insentif Pegawai Tidak Tetap; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406); 5. Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang Pengangkatan Dokter Sebagai Pegawai Tidak Tetap Selama Masa Bakti; 6. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap; 7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

8. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 312/Menkes/Per/IV/2006 tentang Insentif Bagi Tenaga Medis dan Bidan Pegawai Tidak Tetap yang Bertugas pada Sarana Pelayanan Kesehatan di Daerah Sangat terpencil; 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.06/2006 tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2007; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Maknisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK TETAP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disebut PTT, adalah tenaga kesehatan yang bukan pegawai negeri yang diangkat oleh Pejabat yang berwenang sebagai PTT dan ditugaskan pada sarana pelayanan kesehatan dalam rangka pelaksanaan program pemerintah. 2. Gaji PTT adalah imbalan jasa yang diberikan atas pelaksanaan tugas PTT dalam rangka pelaksanaan program pemerintah selama masa tugas. 3. Insentif adalah tambahan imbalan jasa yang diberikan atas pelaksanaan tugas PTT selama masa tugas, pada sarana pelayanan kesehatan. 4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA, adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang memuat pagu kredit anggaran untuk keperluan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, yang selanjutnya menjadi dasar pembebanan dan/atau pengeluaran anggaran dalam rangka pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan.

5. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA, adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan untuk mengelola anggaran satuan kerja di lingkungan Departemen Kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. 6. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM- LS adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh KPA. 7. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. 8. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 9. Bank/Pos adalah bank dan/atau kantor pos yang telah melakukan perjanjian kerja sama dengan Departemen Kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. 10. Penanggung Jawab dan Pembuat Daftar Gaji adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh KPA dan bertanggung jawab atas pembuatan Daftar Gaji dan Insentif serta melakukan pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan di daerah masing-masing. 11. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satker Kementerian Negara/ Lembaga. BAB II PELAKSANAAN PEMBAYARAN Pasal 2 Pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dilaksanakan atas dasar prinsip efektif, transparan, dan akuntabel. Pasal 3 (1) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, Menteri Kesehatan selaku Pengguna Anggaran menunjuk Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan sebagai KPA. (2) KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran untuk keperluan pembayaran gaji dan insentif Pegawai Tidak Tetap yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan pada satuan-satuan kerja yang berada dalam kewenangan administrasinya.

Pasal 4 Dalam rangka penyelenggaraan mekanisme saling uji, KPA menunjuk: a. Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pejabat yang diberi kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran/belanja negara; b. Pejabat Penguji/Penerbit SPM sebagai pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan pengujian dan penerbitan SPM. Pasal 5 Pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dilaksanakan pada awal bulan berikutnya, setelah yang bersangkutan melaksanakan tugas. Pasal 6 Pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dilakukan secara langsung melalui mekanisme penerbitan SPM-LS. Pasal 7 (1) Dalam rangka pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan secara langsung, KPA melakukan perjanjian kerjasama dengan bank dan/atau kantor pos selaku Bank/Pos Pembayar. (2) Dalam perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya diatur ketentuan mengenai kewajiban Bank/Pos Pembayar untuk: a. melaksanakan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan secara tepat waktu; b. menyusun dan menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. Pasal 8 (1) KPA menunjuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, selaku Penanggung Jawab dan Pembuat Daftar Gaji dan Insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. (2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat Daftar Gaji dan Insentif dalam rangkap 4 (empat), dan dikirimkan kepada KPA sebanyak 3 (tiga) rangkap, dan Bank/Pos Pembayar setempat 1(satu) rangkap. (3) Dalam rangka tertib administrasi pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, KPA menyusun rekapitulasi daftar gaji dan insentif berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. (4) KPA berkewajiban menyampaikan mutasi PTT kepada Bank/Pos Pembayar.

(5) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas keabsahan dokumen dan kebenaran data yang tercantum dalam daftar gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. Pasal 9 Daftar Gaji dan Daftar Insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 merupakan bukti pengeluaran yang sah dalam penyelenggaraan administrasi pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. Pasal 10 (1) Dalam rangka pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan yang baru diangkat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyampaikan usulan pembayaran gaji dan insentif atau usul pengajuan pertama kepada KPA dalam rangkap 3 (tiga) dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. Daftar Gaji dan Insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dibuat secara terpisah per jenis tenaga dan kriteria penugasan dengan mencantumkan nomor rekening bank/giro pos masing-masing PTT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; b. Rekapitulasi Gaji dan Insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dengan menggunakan Formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; c. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) untuk pertama kalinya, yang dibuat oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terhitung sejak tanggal PTT melapor di Dinas Kesehatan Provinsi, dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; d. Fotokopi surat keputusan pengangkatan sebagai PTT yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; e. Surat keputusan penempatan PTT dari pejabat yang berwenang. (2) Untuk pengajuan lanjutan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota hanya melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b. (3) SPMT pengajuan lanjutan, dibuat sekali dalam 3 (tiga) bulan dan dilampirkan pada SPM-LS gaji bulan pertama pada setiap triwulan. (4) Untuk menjamin pengiriman dokumen secara tepat waktu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dengan menggunakan sarana/layanan tercepat. (5) Untuk pengajuan pembayaran gaji dan insentif Bulan Januari, April, Juli, dan Oktober Tahun berkenaan, dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sudah harus diterima KPA paling lambat tanggal 2 sebelum bulan pembayaran.

(6) Sebagai bahan dalam penyusunan rencana pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dalam tahun berkenaan, Bendahara Pengeluaran membuat: a. rincian pembayaran gaji dan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2); b. daftar jumlah PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, yang akan dibayar atas beban kredit anggaran yang tersedia dalam DIPA bersangkutan, per bulan untuk masingmasing lokasi; dan menyampaikan kepada KPPN dengan tembusan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktorat Pelaksanaan Anggaran. Pasal 11 (1) KPA harus menyampaikan SPM-LS kepada KPPN untuk pembayaran gaji dan insentif PTT setiap bulan, dengan melampirkan: a. Rekapitulasi Daftar Gaji dan Insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; b. Surat Pernyataan Bendahara Pengeluaran dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini; (2) SPM-LS disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal 15 bulan sebelumnya untuk pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. (3) Atas dasar SPM-LS yang diterima tersebut pada ayat (2), KPPN meneliti, kemudian menerbitkan SP2D atas nama rekening Bendahara Pengeluaran Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Pasal 12 (1) Gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dibayarkan setiap bulannya melalui Bank/Pos Pembayar yang ditunjuk. (2) Bank/Pos Pembayar setelah menerima transfer dana membayarkan uang gaji dan insentif untuk bulan berkenaan ke rekening PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan. (3) Bank/Pos Pembayar melakukan pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan tepat pada tanggal 1 awal bulan atau selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya dalam hal tanggal 1 jatuh pada hari libur. Pasal 13 PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, wajib membayar iuran pemeliharaan kesehatan sebesar 2% dari gaji pokok setiap bulan dan harus dicantumkan dalam Daftar Gaji sesuai dengan ketentuan.

Pasal 14 (1) Pajak penghasilan (PPh) atas gaji PTT ditanggung oleh Negara sesuai dengan ketentuan. (2) Pajak penghasilan (PPh) atas insentif PTT sebesar 7.5% dari insentif setiap bulan ditanggung oleh yang bersangkutan. Pasal 15 (1) Apabila PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan wafat atau tewas pada waktu menjalankan program pemerintah, diberikan uang duka dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sebesar 6 (enam) kali penghasilan sebulan jika PTT wafat; b. Sebesar 12 (duabelas) kali penghasilan sebulan jika PTT tewas; c. Pembayaran uang duka sebagaimana dimaksud pada butir a dan b dibebankan pada DIPA Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. (2) Persyaratan dan tata cara pembayaran uang duka PTT sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri. (3) Pembayaran uang duka PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran. BAB III MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pasal 16 (1) Bank/Pos Pembayar setelah melakukan pembayaran gaji dan insentif wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pembayaran gaji dan insentif tersebut setiap bulan yang telah diberi stempel dan ditandatangani oleh pejabat bank/pos pembayar dengan mencantumkan kalimat Telah disampaikan kepada masing-masing PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, sesuai dengan daftar gaji dan insentif ini kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII dan VIII Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini paling lambat 2 (dua) minggu setelah pengiriman uang. (2) Bank/Pos Pembayar menyampaikan bukti penerimaan dana untuk pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, kepada KPA c.q. Bendahara Pengeluaran. (3) Bendahara Pengeluaran menyampaikan bukti pembayaran (kuitansi) gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan dari Bank/Pos Pembayar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada KPPN pada saat melakukan pengajuan permintaan pembayaran bulan berikutnya. (4) Biro Umum Sekretariat Jenderal/KPA dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan melakukan monitoring, evaluasi, dan rekonsiliasi data realisasi pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, secara triwulanan.

(5) Biaya yang timbul akibat kegiatan monitoring, evaluasi, dan rekonsiliasi penyaluran dana pembayaran gaji dan insentif PTT yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan, ke dan dari seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota dibebankan kepada DIPA Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. BAB IV LAIN-LAIN Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-14/PB/2005 tentang Tata Cara Pembayaran Gaji Dokter Pegawai Tidak Tetap dan Bidan Pegawai Tidak Tetap dinyatakan tidak berlaku lagi. BAB V PENUTUP Pasal 18 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2007. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2007 DIREKTUR JENDERAL, HERRY PURNOMO NIP 060046544