BAB IV DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGEMBANGAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian Selatan dan Timur Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB III LANDASAN TEORI

Kajian Struktur Ruang Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

Definisi dan Jenis Bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah dan variasi bencana

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI SELULER

BAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB IV DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 45

4.1. Data dan Informasi Hasil Pembangunan Kabupaten Sleman termasuk daerah yang rawan bencana karena terdapat Gunung Merapi dan berada di patahan sesar opak. Sleman juga memiliki jumlah penduduk yang besar. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah kejadian bencana. Bencana seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, puting beliung, letusan gunungapi, dan kebakaran sering kali menjadi ancaman yang serius. Ancaman bencana ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan harta benda. Deskripsi kawasan rawan bencana di Kabupaten Sleman diuraikan seperti di bawah ini, dan menjadi bahan pengambil kebijakan penting, karena selama kondisi geografis, geologis, topologis, hidrometeorologis wilayah tidak berubah, maka potensi bencana tetap akan mengancam. a. Merapi Gunung Merapi (3000 meter dpl) merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang bertipe stratovolkano yaitu tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari endapan awan panas dan lava berselangseling. Merapi memiliki periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) sehingga menjadi ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya. Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya piroclastic flow/awan panas (wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius. Awan panas Merapi yang merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai 100 km/jam sejauh belasan kilometer. Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin, berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta mengganggu pernafasan. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan bangunan. Kawasan rawan bencana awan panas akibat erupsi 2010 menjadi lebih luas daripada erupsi-erupsi sebelumnya. Kondisi tersebut lebih mengancam mengingat bukaan kawah berada di tenggara/kecamatan, dengan eksisting lereng sungai yang penuh terisi material endapan vulkanik. Keadaan tersebut mengakibatkan material awan Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 46

panas yang relatif sedikit akan mempunyai jarak luncur yang lebih panjang daripada jangkauan normalnya. Sumber: BNPB 2011 b. Lahar Hujan Kawasan rawan lahar hujan berada di kanan kiri sungai yang berhulu di Merapi. Tumpukan lahar di lereng gunung yang bersifat lepas akan turun melalui alur sungai manakala terjadi curah hujan yang sangat tinggi di puncak. Terlebih Kabupaten Sleman dilalui 5 sungai (Kali Gendol, Kali Opak, Kali Kuning, Kali Boyong dan Kali Krasak) yang berhulu di Kaki Merapi. Aliran sungai tersebut melalui 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Tempel, Turi, Pakem,, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Masyarakat banyak menambang bahan galian Golongan C di sepanjang sungai tersebut. Selain itu pada kanan kiri sungai terdapat pemukiman penduduk, pusat kegiatan ekonomi masyarakat dan jembatan-jembatan. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 47

Sumber : Kementrian PU 2011 c. Bahaya Tanah Longsor Terjadinya bahaya longsor di wilayah Kabupaten Sleman disebabkan oleh jenis tanah, batuan dan kemiringannya. Sebagai contoh adalah wilayah Pereng di Kecamatan Prambanan di mana kemiringan tanahnya lebih dari 45 º. Daerah berjenis tanah pasir dengan kemiringan 45 º juga memilki resiko bahaya longsor yang tinggi. Tanah longsor sering terjadi pada waktu hujan terjadi dengan curah yang tinggi dan durasi waktu yang lama. Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di Kabupaten Sleman diantaranya di Kecamatan Prambanan, dan sebagian wilayah Gamping. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 48

Kawasan yang patut diwaspadai di daerah rawan longsor adalah banyaknya rumah yang berada di bawah bukit. Pemukiman tersebut sangat terancam kejadian tanah longsor. Berdasarkan data dari Kepala Dukuh setempat, rumah yang berada di bawah bukit, seperti tersebut di bawah ini: 1. Desa Sumberharjo terdapat 320 rumah di bawah bukit 2. Desa Sambirejo terdapat 183 rumah di bawah bukit 3. Desa Wukirharjo terdapat 68 rumah di bawah bukit 4. Desa Gayamharjo terdapat 212 rumah di bawah bukit 5. Desa Bokoharjo terdapat 169 rumah di bawah bukit d. Bahaya angin kencang dan kekeringan Kawasan bahaya angin kencang diteapkan berdasarkan data historis kejadian angin kencang. Dari data selama sepuluh tahun, daerah paling sering terkena angin kencang terdapat 10 kecamatan yang rawan bencana angin kencang di Kabupaten Sleman yakni Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel, Seyegan, Moyudan dan Godean. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 49

Resiko kekeringan di wilayah Kabupaten Sleman juga dihadapi oleh masyarakat yang bermukim di wilayah dengan ketersediaan air sangat rendah dan muka air tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya kekeringan adalah Desa Gayamharjo, Prambanan dan sebagian wilayah Kecamatan Gamping. e. Gempa Bumi Kawasan rawan gempa bumi pada umumnya berada didekat pertemuan lempeng bumi. Daerah Istimewa Yogyakarta umumnya, dan Kabupaten Sleman khususnya yang berada di bagian selatan pulau Jawa, relatif lebih dekat dengan pusat-pusat gempa yang akan terus terjadi di pertemuan lempeng bumi. Penentuan kawasan rawan gempa bumi didasarkan pada 2 hal yaitu: 1. Jarak terhadap epicenter gempa, 2. amplifikasi tanah/peak ground acceleration. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengidentifikasi amplifikasi tanah, dilakukan pembuatan peta mikrozonasi. Dari peta tersebut, kawasan Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 50

beresiko tinggi terhadap gempa adalah daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi yaitu wilayah Kecamatan Berbah, Kalasan dan Prambanan. Hal ini terjadi karena kawasan tersebut berada yang berada di jalur patahan aktif Cesar Opak. Jenis batuan yang ada di wilayah tersebut terdiri dari lapisan batuan sedimen hasil erupsi Merapi dan tanah amplifikasi tinggi menyebabkan bertambahnya efek getaran gempa. Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani Kecamatan Kalasan, Desa Kalitirto, Tegaltirto dan Sendangtirto Kecamatan Berbah dan di Desa Bokoharjo, Desa Sumberharjo dan Wukirharjo Kecamatan Prambanan. Pemetaan mikrozonasi yang menunjukkan kecamatan dan desa beramplifikasi tinggi, didetailkan lagi untuk mengidentifikasi wilayah dusun. Setelah dilakukan pemetaan lebih detail lagi, telah teridentifikasi 19 dusun kategori merah (amplifikasi sangat tinggi), 78 dusun kategori Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 51

kuning (amplifikasi tinggi), dan 109 dusun kategori biru/hijau (amplifikasi rendah) di wilayah kecamatan Berbah, Prambanan, dan Kalasan. 4.1. 1. Data Hasil Kegiatan BPBD Kabupaten Sleman Tabel : 4.1 Data Kesamaptaan, Masyarakat Terlatih, Kesiapsiagaan dan Gedung Berproteksi Kebakaran 2011 2012 2013 2014 1 Kesamaptaan 10 6 6 6 12 Keg 2 Jumlah masyarakat terlatih pencegahan 680 760 840 880 1.280 Org bahaya kebakaran 3 Kesiapsiagaan 68 81 64 90 140 Kali 4 Jumlah Gedung yang memiliki Sistem proteksi kebakaran 35 58 83 108 158 Gedung Kesamptaan Aparat Pemadam Kebakaran Sleman salah satu upaya mewujudkan aparat yang sigap dan handal dalam pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 52

Tabel : 4.2 Data Aparat Pemadam Kebakaran Bersertifikat 2011 2012 2013 2014 1 Aparat Pemadam Kebakaran yang ikut Diklat 6 8 10 12 20 Aparat 2 Aparat Pemadam Kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi 13,33 18,33 24,24 37,30 53,13 Persen Ket : Pengukuran menggunakan Permendagri. 69/2012 Tabel : 4.3 Cakupan Pelayanan Kebakaran dan Tingkat Waktu Tanggap 2011 2012 2013 2014 1 Cakupan Pelayanan 18,04 18,04 18,04 18,04 18,04 % Kebakaran 2 Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan WMK 91.33 91,33 100 100 87,09 % Ket : Pengukuran menggunakan Permendagri. 69/2012 Tabel : 4.4 Data Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran di atas 3000 5000 Liter pada WMK 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran diatas 3000 5000 liter pada WMK 33,33 50 50 50 50 % Ket : Pengukuran menggunakan Permendagri. 69/2012 Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 53

1 Jumlah Daerah Rawan Bencana (Desa) Tabel : 4.5 Data Jumlah Daerah Rawan Bencana 2011 2012 2013 2014 86 86 86 86 86 Desa Tabel : 4.6 Jumlah Desa Tangguh Bencana dan Sekolah Siaga Bencana 2011 2012 2013 2014 1 Desa Tangguh Bencana - - 1 5 13 Desa 2 Sekolah Siaga Bencana - 1 3 5 28 Sekolah Tabel : 4.7 Data Desa Tangguh Bencana Berdasarkan Kriteria Kriteria Desa Kecamatan Pembentukan 1 Destana Pratama Kepuharjo Wukirsari 2 Destana Madya Pakembinangun Purwobinangun Donoharjo Argomulyo Kaltirto Gayamharjo 3 Desatana Utama Sindumartani Candibinangun Girikerto Hargobinangun Glgaharjo Pakem Pakem Ngaglik Berbah Prambanan Ngemplak Pakem Turi Pakem 2014 2014 2013 2014 2014 Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 54

Tabel : 4.8 Sekolah Siaga Bencana (SSB) Nama /Jenjang Sekolah Kecamatan Pembentukan I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 II 1 2 3 4 SD Negeri Kepuharjo SD Negeri Umbulharjo 2 SD Kiyaran 1 SD Umbulharjo SD Negeri Banyuurip 1 SD Negeri Turi 3 SD Muh. Cepitsari SD Negeri Kejambon 2 SD Negeri Kloposawit SD Negeri Cancangan SD Negeri Kiyaran 2 SD Muh. Balerante SD Negeri Klegug 2 SD Negeri Glagaharjo SD Negeri Bronggang SD Negeri Gungan SD Negeri Umbolwidodo SMP Negeri 2 SMP Negeri 1 SMP Negeri 1 Turi SMP Taman Dewasa Turi Turi Ngemplak Turi Tempel Ngemplak Turi 2014 2014 2013 Jenis Bencana III 1 2 3 4 5 6 7 SMK Nasional Berbah SMK Muh. SMK Muh Pakem SMK Muh 1 Sleman SMK N 1 SMA N 1 SMA N 1 Pakem Berbah Pakem Sleman Pakem 2012 2013 Gempa Bumi 1 Jumlah Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Tabel : 4.9 Data Jumlah Gladi Lapang PB 2011 2012 2013 2014 6 7 8 13 17 Kali Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 55

Tabel : 4.10 Data Kejadian Bencana 2011 2012 2013 2014 1 - - 1 1 - Kejadian 2 Gempa Bumi - - - 2 - Kejadian 3 Banjir - 1-3 6 Kejadian 4 Lahar Hujan 7 9 3 3 - Kejadian 5 Tanah Longsor 2 5 5 9 12 Kejadian 6 Angin Ribut 9 17 23 22 50 Kejadian 7 Petir 1 - - 2 5 Kejadian 8 Kekeringan 3 4-1 1 Kejadian 9 Kebakaran 68 81 64 90 140 Kejadian 10 Kebakaran lahan - - - - 6 Tabel : 4.11 Data Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana 2011 2012 2013 2014 1 - - - 1 - Jiwa 2 Gempa Bumi - - - - - Jiwa 3 Banjir - - - 3 - Jiwa 4 Tanah Longsor - - 1 - - Jiwa 5 Angin Ribut - 1-1 3 Jiwa 6 Petir 1 - - - - Jiwa 7 Kekeringan - - - - - Jiwa 8 Kebakaran - - - - 1 Jiwa Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 56

Tabel : 4.12 Data Jumlah Kerugian Materiil Akibat Bencana 2011 2012 2013 2014 1 - - - 13.363,00 - Rp Juta 2 Gempa bumi - - - 25,00 - Rp Juta 3 Banjir - 153,06 - - - Rp Juta 4 Lahar dingin - - - 75,00 - Rp Juta 5 Tanah Longsor 51,00 - - 3,80 4.734,47 Rp Juta 6 Angin Ribut 437,00 3.235,19 869,40 346,20 5,30 Rp Juta 7 Petir - - - - - Rp Juta 8 Kekeringan - - - - - Rp Juta 9 Kebakaran - 33.598,85 6.790,50 5.163,10 17.659,00 Rp Juta 1 Jumlah Dana Penanggulangan/ Penyaluran Tabel : 4.13 Data Jumlah Dana Penanggulangan/Penyaluran 2011 2012 2013 2014-1.026,42 92,40 111,15 311,15 Rp Juta Tabel : 4.14 Data Masyarakat Terlatih dan Rasio Perempuan Terlatih 1 Rasio Perempuan Terlatih Pada Daerah Rawan Bencana 2 Masyarakat terlatih pada daerah rawan bencana 3 Jumlah masyarakat yang paham terhadap bencana 2011 2012 2013 2014 13,83 16 27,71 27,67 33,41 Persen 2.290 2.540 3.263 4.893 5.968 Orang 2.770 3.263 3.950 4.370 5.310 Orang Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 57

Tabel : 4.15 Data EWS yang Berfungsi Baik 2011 2012 2013 2014 1 EWS yang berfungsi baik 8 12 13 13 16 Unit 1 Regulasi Penanggulangan Bencana Tabel : 4.16 Data Regulasi Penanggulangan Bencana 2011 2012 2013 2014 2 4 5 5 6 Dok 4.1. 2. Data Sesuai Lampiran 1 Permendagri mor 54 2010 Tabel : 4.17 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten 1 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten *Semester 1 2011 2012 2013 2014 * Ket 2,66% 3,52% 4,77% 4,70% 4,70% Data 20.11 Tabel : 4.18 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten* 2011 2012 2013 2014 1 Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 100% 100% 100% 100% 100% Data 20.12 * Perhitungan menggunakan rumus dalam Lampiran 1 Permendagri mor 54 tahun 2010. Ket Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 58

4.1. 3. Data Capaian Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) 1. Capaian SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri (sesuai dengan Permendagri mor 62 tahun 2012) Jenis Pelayanan Dasar Indikator TAHUN 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 I Penanggulangan Bencana Kebakaran Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten/Kota Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) 18.04 18,04 18.04 18.04 18,04 91,33 93.33 100.00 100.00 87,09 Persentase aparatur pemadam kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas 3000-5000 liter pada WMK ( Wilayah Manajemen Kebakaran) 13,33 18.18 24.24 37.50 53,13 50 50 50 50 50 Catatan: Perhitungan SPM ini menggunakan Permendagri. 69/2012 2. Capaian SPM Bidang Sosial (sesuai dengan Permensos mor 80/HUK/2010) Jumlah korban bencana yang seharusnya dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 tahun (Orang) Jumlah korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 tahun (Orang) 2011 - - 2012 1,510 1,510 2013 - - 2014 - - - - Keterangan: 2011, 2013, 2014 dan tidak ada status keadaan darurat Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 59

4.1. 4. Capaian Kinerja Instansi (Sesuai Lakip ) NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CAPAIAN TARGET TINGKAT CAPAIAN 1 Meningkatnya pelayanan 1 Persentase Tingkat kepuasan masyarakat masyarakat 77,4% 80% 97% 2 Meningkatnya kualitas SDM 2 Persentase jumlah SDM yang mengikuti Diklat 67% 30% Kebencanaan 223% 3 Persentase Aparatur Pemadam Kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi 53,13% 36,36% 146% 3 Meningkatnya ketersediaan 4 Persentase kondisi prasarana sarana dan prasarana dan sarana penanggulangan 55,81% 55% penanggulangan bencana bencana baik 101,47% 5 Jumlah Mobil Damkar diatas 3000-5000 liter pada WMK 50% 66,67% 75% 4 Terlaksananya penanganan kejadian darurat sesuai SOP 5 Terpenuhinya cakupan pelayanan kebakaran sesuai SPM 6 Terpenuhinya Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan WMK 7 Tersedianya sistem pengelolaan data dan informasi kebencanaan 8 Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap bencana 9 Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam menghadapi bencana 10 Membentuk Desa Tangguh Bencana 13 Jumlah Desa Tangguh Bencana 11 Sekolah Siaga Bencana 14 Jumlah Sekolah Siaga Bencana 12 Meningkatnya partisipasi 15 Presentase perempuan perempuan dalam terlatih pada daerah rawan penanggulangan bencana bencana 13 Tersedianya sistem peringatan dini 14 Tersedianya peta resiko bencana 15 Tersedianya regulasi penanggulangan bencana 6 Persentase penanganan kejadian darurat yang sesuai dengan SOP 100% 90% 111,11% 7 Persentase korban bencana skala kab. yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap - 80% - 8 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 18,04% 36,08% 50% 9 Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan WMK 87,09% 99% 91,67% 10 Persentase data dan informasi kebencanaan yang aktual 80% 80% 100% 11 Jumlah masyarakat yang paham terhadap bencana 5.310 org 4.070 org 130,47% 12 Jumlah masyarakat terlatih pada daerah rawan bencana 5.968 org 3.823 org 156,11% 16 Jumlah sistem peringatan dini yang berfungsi baik 17 Jumlah gedung yang memiliki sistem proteksi kebakaran berfungsi baik 18 Jumlah Peta Resiko Bencana 13 desa 2 desa 650% 28 sekolah 2 sekolah 1.400% 33,41% 30,06% 111,11% 16 unit 15 unit 106,67% 158 gedung 200 gedung 79% 4 dok 4 dok 100% 19 Jumlah Regulasi Penanggulangan Bencana 6 reg 8 reg 75% 16 Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi di sektor- 20 Persentase Tingkat rehabilitasi dan rekonstruksi 95% 80% 118,75% Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 60

sektor penghidupan dan kehidupan masyarakat 17 Meningkatnya koordinasi antar instansi pemerintah dalam penggulangan bencana 18 Meningkatnya komunikasi dengan masyarakat dan komunitas peduli bencana di sektor infrastruktur, perumahan, sosial dan lintas sektor 21 Persentase tingkat efisiensi dan efektifitas koordinasi 22 Persentase respon positif dan cepat saat penanggulangan bencana 100% 80% 125% 100% 90% 111,11% 4.1. 5. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana 2 Terlaksananya penanganan kejadian darurat sesuai SOP CAPAIAN TARGET TINGKAT CAPAIAN Persentase kondisi prasarana dan sarana penanggulangan 55,81% 55% bencana baik 101,47% Persentase penanganan kejadian darurat yang sesuai dengan SOP 100% 90% 111,11% 3 Terpenuhinya Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan WMK 4 Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam menghadapi bencana 5 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana 6 Tersedianya sistem peringatan dini 7 Tersedianya regulasi penanggulangan bencana Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan WMK 87,09% 99% 91,67% Jumlah masyarakat terlatih pada daerah rawan bencana 5.968 org 3.823 org 156,11% Presentase perempuan terlatih pada daerah rawan bencana 33,41% 30,06% 111,11% Jumlah sistem peringatan dini yang berfungsi baik 16 unit 15 unit 106,67% Jumlah Regulasi Penanggulangan Bencana 6 reg 8 reg 75% 8 Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi di sektorsektor penghidupan dan kehidupan masyarakat Persentase Tingkat rehabilitasi dan rekonstruksi di sektor infrastruktur, perumahan, sosial dan lintas sektor 95% 80% 118,75% 4.2. Data Prestasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman mendapatkan penghargaan dari lembaga pemerintah antara lain: Jenis Penghargaan Pemberi Penghargaan 1 Juara II Kategori Akuntanbilitas BNPB 2012 Tingkat Nasional 2 Juara I Kategori Kesiapsiagaan BNPB 2013 3 Juara IV Lomba Pemasangan Tenda Pengungsi Tingkat Nasional BNPB 2014 Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 61

Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman 62