BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan/mendorong/mengantarkan siswa ke arah aktivitas belajar. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1998, hlm UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, CV, Mini Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, h

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. kualitas interaksi siswa dengan guru di kelas. Untuk itu, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Isam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), Hlm. 2 Ismail, ibid. hal.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

DAFTAR PUSTAKA. Aziz, Erwati, Prinsip Prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. manusia harus dilandasi dengan akhlak al-karimah. Kepentingan akhlak ini

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 mewajibkan penyelenggaraan pendidikan agama pada semua strata pendidikan. Urgensi diwajibkannya pendidikan agama merupakan bentuk kesadaran bersama guna mencapai kualitas hidup manusia yang utuh. 1 Perlu kita ketahui, belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Pada hakikatnya, proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atas sikapnya. 2 Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relative tetap yang terjadi pada segala macam keseluruhan tingkah laku suatu proses organisme sebagai hasil pengalaman. 3 Belajar mengakibatkan berbagai unsur yang ada, berupa kondisi fisik dan psikis orang yang belajar. Kedua kondisi tersebut sangat intern dan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Selain itu diperlukan juga tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur. 4 Dalam rangka memacu ilmu pengetahuan dan teknologi, maka mutu pendidikan sangat perlu untuk disempurnakan dan ditingkatkan lagi. Seiring dengan perkembangan IPTEK tersebut, berbagai usaha pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun 1 Ahmad Barizi dan M. Idris, Menjadi Guru Unggul, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), hlm.s13. 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 1. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 66. 4 Asnawir dan Basyaruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm.s17. 1

2 oleh pihak-pihak yang terkait dengan masalah pendidikan. Di antaranya melalui seminar, loka karya, penyempurnaan kurikulum, pelatihan-pelatihan, baik guru-guru maupun tenaga pendidikan lain mengenai metode pembelajaran maupun materi pelajaran. Namun, pada kenyataannya menunjukkan bahwa pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD dan sederajat masih menemui banyak permasalahan. Permasalahan ini berakibat pada rendahnya tingkat prestasi belajar siswa, yang disebabkan oleh banyaknya guru yang kurang menguasai bahan ajar, atau tidak sesuainya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Bukan berarti usaha pembaharuannya yang telah dilakukan tersebut gagal sama sekali, namun perlu ditingkatkan lagi dan dicari alternative untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu alternative yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara guru memilih metode pembelajaran yang tepat. Masalah pendidikan agama Islam tidak lepas dari masalah proses pembelajaran yang menyangkut peran guru dan peserta didiknya. Peristiwa pembelajaran atau belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep, oleh karena itu perwujudannya dapat terjadi dalam berbagai model. Peran dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal antara lain: sebagai pengajar, sebagai motivator dan konselor. Selain itu guru juga merupakan fasilitator yang melayani, membimbing, membina dan meng-install dirinya sebagai konsultan akademik yang piawai mengusung siswa menuju gerbang keberhasilan. Hidup dan mati sebuah pembelajaran tergantung sepenuhnya kepada guru. Tetapi apakah semua guru dapat menjadikan siswanya menjadi manusia yang berkualitas dan berakhlakul karimah? Untuk menjadi guru yang dapat membawa siswanya ke arah kehidupan yang lebih baik, tentu saja membutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya adalah seorang guru harus dapat menjawab tantangan serta peluang pembelajaran, menyusun strategi pembelajaran yang

3 unggul dan professional, melibatkan peran masyarakat dalam pembelajaran, dan menjadi guru yang unggul dan professional. 5 Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mewawancarai beberapa siswa kelas V di SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang, dan dari hasil wawancara sederhana tersebut ditemukan beberapa kesulitan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), dalam hal ini khususnya adalah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di sana guru dalam PBM masih menggunakan metode dengan ceramah sehingga siswa terposisikan sebagai pemerhati ceramah saja. Hal ini menimbulkan rasa jenuh pada diri siswa dan kadang-kadang dalam PMB siswa justru gaduh sendiri dengan teman sebangkunya. Sehingga kondisi seperti ini tidak memberdayakan para siswa untuk mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya. Hal ini terlihat pada hasil prestasi belajar siswa yang masih banyak di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang yaitu nilai 65 (enam puluh lima). Sebagai pengantisipasai masalah di atas dan untuk menumbuhkan interaksi antara guru dengan siswa secara efektif perlu diupayakan dengan menggunakan metode yang sangat tepat. Sebab pemakaian metode yang tepat sangat membantu terhadap keberhasilan materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu metode harus dipilih sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Karena tidak ada suatu metode yang paling baik untuk semua materi, maka pemakaian metode harus disesuaikan dengan materi masing-masing. Beberapa alternatif pemakaian metode tersebut di samping untuk mencapai sasaran yang tepat, juga untuk mengurangi kejenuhan pada diri peserta didik. Perlu diingat bahwa Pendidikan Agama Islam terdapat dalam semua jenjang sejak pendididkan dasar sampai perguruan tinggi. Ini berarti akan terjadi pengulangan pengulangan yang menyebabkan pada kebosanan. Oleh karena itu, kesan yang timbul kemudian adalah menyepelekan 5 Ahmad Barizi dan M. Idris, op.cit., hlm. 7.

4 terhadap pendidikan agama, karena di samping materinya hanya berupa pengulangan-pengulangan, juga metode yang disampaikan tidak menarik. 6 Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, timbullah suatu pemikiran di benak peneliti untuk mencoba menawarkan sebuah inovasi baru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan salah satu dari model strategi pembelajaran active learning PAIKEM yaitu metode index card match. Dari sini diharapkan ada suasana baru dalam PBM yang bisa membangkitkan semangat siswa sehingga dalam PBM siswa benar-benar fokus pada pelajaran dan bisa meningkatkan hasil belajarnya. Sesuai dasar pemikiran dan kenyataan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Index Card Match pada Mata Pelajaran PAI Standar Kompetensi Mengenal Rasul-Rasul Allah SWT dan Menceritakan Kisah Sahabat Nabi (Studi Tindakan pada Siswa Kelas V, SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang, Semester Genap Tahun Ajaran 2009-2010). B. Penegasan Istilah Guna menghindari permasalahan yang bisa menimbulkan kesalah pahaman dan kekeliruan pengertian, serta demi kemudahan penulis maupun pembaca dalam memahami skripsi ini, maka penulis akan menegaskan dan menjelaskan beberapa istilah yang diperlukan: 1. Upaya Upaya diartikan sebagai usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya). 7 2. Meningkatkan Meningkatkan diartikan menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggi; memperhebat (produksi). 8 6 Fatah Syukur NC, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Semarang: Akfi Media, 2009), hlm. 21. 7 Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi II, hlm. 995.

5 3. Hasil belajar Hasil diartikan sebagai suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha. 9 Belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini, hasil belajar diartikan sebagai kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan sebuah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. 10 4. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 11 5. Index card match Index card match (mencari jodoh kartu tanya jawab), merupakan salah satu metode atau strategi pembelajaran aktif (active learning) yaitu PAIKEM yang di dalamnya guru mengevaluasi siswa setelah PBM dengan sebuah permainan yang dilakukan berpasangan. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. 12 Mempunyai makna yang sama dengan pembelajaran active learning hanya saja menggunakan istilah berbeda. 13 8 Ibid., hlm. 950. 9 Ibid., hlm. 300. 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 787. 11 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004 ), hlm. 162. 12 Ismail SM, Strategi pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 46. 13 Fatah Syukur NC, Op.Cit., hlm. 86.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dihadapi di atas, maka pada penelitian skripsi ini peneliti dapat memunculkan permasalahan sebagai berikut: Apakah metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI standar kompetensi mengenal rasul-rasul Allah SWT dan menceritakan kisah sahabat nabi, di kelas V SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang? D. Tujuan Penelitian Setelah dipaparkan tentang permasalahan yang peneliti ambil di atas, maka tujuan dari penelitian tersebut adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI standar kompetensi mengenal rasul-rasul Allah SWT dan menceritakan kisah sahabat nabi melalui metode index card match, di kelas V SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang, semester genap tahun ajaran 2009-2010. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar. b. Menghilangkan rasa bosan dan jenuh pada siswa, karena metode yang digunakan lebih bervariasi dan secara umum keterlibatan siswa mampu ditumbuhkan. 2. Bagi guru a. Memberikan banyak pilihan kepada guru terhadap alternative metode pembelajaran PAI yang akan digunakan sehinggga guru akan leluasa menggunakan variasi metode pembelajaran tersebut. b. Pembelajaran PAI tidak lagi monoton. 3. Bagi lembaga a. Sebagai masukan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning bisa meningkatkan hasil belajar secara lebih efektif.

7 F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan 1. Kajian pustaka Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai serta hubungannya dengan buku atau karya ilmiah lainnya yang relevan. Mengkaji tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Index Card Match pada Mata Pelajaran PAI Standar Kompetensi Mengenal Rasul-Rasul Allah SWT dan Menceritakan Kisah Sahabat Nabi (Studi Tindakan pada Siswa Kelas V, SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang, Semester Genap Tahun Ajaran 2009-2010), adalah bukan suatu upaya tanpa landasan dan bukti yang jelas terhadap urgensi dari penelitian ini. Sebab beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam bentuk laporan penelitian, buku maupun dalam media cetak lainnya yang menyatakan bahwa Upaya Peningkatan Hasil Belajar PAI dengan Menggunakan Metode active learning, khususnya dengan metode index card match, masih sangat sedikit. Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk buku ataupun dalam bentuk tulisan yang lainnya, maka penulis akan memaparkan beberapa kajian antara lain adalah: Skripsi saudari Nur Sholikhah, NIM 310427 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009, Judul Implementasi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAKEM) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Peserta Didik SDN 1 Cepogo Boyolali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi PAKEM dalam pembelajaran PAI di SDN 1 Cepogo Boyolali dapat meningkatkan motivasi belajar yang berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran. 14 Skripsi saudari Khusnul Khotimah, NIM 3101401 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009, Judul Studi tentang Implementasi 14 Nur Sholikhah, Implementasi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAKEM) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Peserta Didik SDN 1 Cepogo Boyolali, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009).

8 Pembelajaran PAKEM pada Mata Pelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang. Hasil penelitiannya dapat dismpulkan bahwa dengan pelaksanaan PAKEM pada pembelajaran PAI, peserta didik dapat lebih berprestasi dalam setiap pembelajaran dan peserta didik dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 15 Penelitian di atas berbeda dengan penelitian penulis yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Index Card Match pada Mata Pelajaran PAI Standar Kompetensi Mengenal Rasul-Rasul Allah SWT dan Menceritakan Kisah Sahabat Nabi (Studi Tindakan pada Siswa Kelas V, SD Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang, Semester Genap Tahun Ajaran 2009-2010), karena penulis menfokuskan pembahasan pada metode yang digunakan oleh guru sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran PAI standar kompetensi mengenal rasul-rasul Allah SWT dan menceritakan kisah sahabat nabi. Sedangkan literatur lain yang berhubungan dengan upaya peningkatan hasil belajar PAI dengan menggunakan metode Index Card Match adalah: a. Ismail SM (2008) dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, buku ini membahas tentang dinamika metode pembelajaran atau setrategi belajar yang sangat penting dalam praktik dunia pendidikan, sehingga dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ikhtiyar sebagai pedoman praktis dalam melaksanakan pembelajaran. b. Abuddin Nata dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia), mengungkapkan bahwa pendidikan Islam di Indonesia seringkali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan diantaranya adalah upaya mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan 15 Khusnul Khotimah, Studi tentang Implementasi Pembelajaran PAKEM pada Mata Pelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009).

9 agama, melalui konsep yang dikenal istilah islamisasi ilmu pengetahuan. Selain literatur di atas, masih banyak lagi buku-buku pendukung (sekunder) lainnya yang tidak bisa disebutkan secara rinci dalam kajian pustaka ini. 2. Hipotesis tindakan Berdasarkan kerangka teoritik tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwasnnya: Melalui metode index card match, hasil belajar siswa di SD 04 Tambakaji Ngaliyan dalam pembelajaran PAI standar kompetensi mengenal rasulrasul Allah SWT dan menceritakan kisah sahabat nabi, dapat ditingkatkan.