PENGKAJIAN KARAKTERISTIK BAHAN BAKU (RAW MATERIAL) LEMBARAN BAJA (STEEL PLATE) UNTUK TABUNG GAS 3KG PRODUK LOKAL & IMPOR SECARA METALURGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Available online at Website

BAB IV HASIL PENGUJIAN

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DERAJAT DEFORMASI TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI BAJA KARBON AISI 1010 TESIS

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

BAB IV HASIL PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini meliputi : 1. Mengetahui nilai kuat tarik baja tabung JIS G 3116 SG Mengetahui Struktur mikro baja tabung JIS G 311

TUGAS SARJANA ANALISIS KEKUATAN LULUH MINIMUM DITINJAU DARI STRUKTUR BUTIRAN LOGAM DASAR-HAZ-LOGAM LAS SAMBUNGAN PIPA GAS

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH TEMPERATUR PADA PEMBENTUKAN BAJA KARBON RENDAH ASTM A36 UNTUK APLIKASI HANGER ROD

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB V PEMBAHASAN 60 UNIVERSITAS INDONESIA

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

METALURGI Available online at

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

BAB IV DATA DAN ANALISA

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

Karakterisasi Material Sprocket

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

Final Project Draft by Asep Asikin 1 TUGAS SARJANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

PENGARUH VARIASI REDUKSI TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA LATERIT MELALUI PENGEROLAN PANAS

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

Abstrak. Abstract

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

ANALISIS KERUSAKAN PADA LINE PIPE (ELBOW) PIPA PENYALUR INJEKSI DI LINGKUNGAN GEOTHERMAL

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

1 BAB IV DATA PENELITIAN

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

MENINGKATKAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Q&T STEEL LOKAL DENGAN MGMAW TANPA PENERAPAN PH DAN PWHT

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

Struktur Mikro Las Baja C-Mn Hasil Pengelasan Busur Terendam dengan Variasi Masukan Panas

PENGARUH HARDENING PADA BAJA JIS G 4051 GRADE S45C TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

Kata kunci : austempered ductile iron, austenisasi, holding time, salt bath

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

Transkripsi:

PENGKAJIAN KARAKTERISTIK BAHAN BAKU (RAW MATERIAL) LEMBARAN BAJA (STEEL PLATE) UNTUK TABUNG GAS 3KG PRODUK LOKAL & IMPOR SECARA METALURGI Winarto & Johny Wahyuadi S Abstract Nowadays, use of steel sheet material for gas tube 3kg in gas tube manufacture industry is increase in order to support governmental program about conversion of energy from kerosene to gas (LPG). Characteristic which qualify for material of gas tube have been arranged in SNI 1452:2007 or JIS G3116 SG295 (standard of Japan). In JIS standard, it is arranged quality of raw material to be used in gas tube application steel like chemical composition and tensile test. In other side production of local gas tube manufacturer is limited, while demand of gas tube is increased, that s why government gives opportunity to import tube of LPG 3kg. Meanwhile control of raw material quality (steel plate) paid less attention so there are much gas tube damage like leaking and bursting in using. Therefore the study of raw material characteristic done to produce gas tube 3kg for both local and import product in metallurgy. The tests taken are tensile test, elongation, micro structure. This study aim to compare and analyze the product in the metallurgy & valid standard in Indonesia, that is harmonies to Standard of Indonesia National (SNI) 1452:2007 and Japan Industrial Standard (JIS) G3116 SG295. Keywords: steel sheet, gas tube 3kg, Tabung Gas LPG 3 Kg, Mikro structure 1. PENDAHULUAN Lembaran baja (steel plate) telah banyak diaplikasikan untuk tabung gas dimana produsen bahan baku terbesar dalam negeri seperti PT Krakatau Steel telah lama membuat bahan baku ini dengan spesifikasi JIS SG255 yang dimulai sejak tahun 1992. Dalam rangka mendukung program pemerintah tentang konversi energi dari minyak tanah ke gas LPG, maka PT Krakatau Steel menyediakan bahan baku baja untuk aplikasi tabung gas 3 kg dengan menggunakan spesifikasi JIS SG295. Seiring dengan kenaikan harga minyak dunia, maka program konversi ini dipercepat pelaksanaanya. Hal ini berdampak pada kebutuhan akan pengadaan tabung LPG meningkat dengan drastis yang tidak diimbangi dengan pengadaan (supply) tabung LPG yang memadai oleh produsen tabung gas dalam negeri. Keterbatasan pemenuhan tabung gas oleh produsen lokal dalam waktu singkat untuk memenuhi kuota kebutuhan tabung gas 3kg dari pemerintah, maka pemerintah membuka peluang impor tabung LPG 3kg dari luar negeri. Sementara itu kontrol kualitas bahan baku (steel plate) secara umum kurang diperhatikan sehingga banyak kejadian dimana produk tabung mengalami kerusakan (failure) seperti bocor (leak) dan meledak (burst) di dalam penggunaannya dilapangan. Untuk itu dilakukan pengkajian karakteristik bahan baku (raw material) untuk produksi tabung gas 3 kg yang berasal dari produk lokal dan produk impor secara metalurgi. Adapun pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik (tensile testing), keuletan (elongation), stuktur mikro (micro-structure) serta pengamatan inklusi dari kedua produk tersebut. Adapun spesifikasi yang dipersyaratkan dalam menggunakakan bahan baku (raw material) untuk tabung gas 3 kg yang berlaku di Indonesia harus memenuhi JIS G3116 SG295 dan persyaratan tabung gas SNI 1452:2007. Untuk itu perlu dilakukan pengujian (test) yang harus memenuhi kedua persyaratan spesifikasi tersebut. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan terhadap kedua jenis bahan baku (raw materials) untuk tabung gas baik produk lokal maupun produk impor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas bahan baku (raw material) baja kedua produk tersebut yang meliputi pengamatan metalografi, kekuatan tarik pada setiap arah giling (rolling direction) dan kebersihan baja (clean steel). Dari hasil penelitian diharapkan dapat diperoleh hasil penilaian terhadap kualitas bahan baku (raw material) hasil dari proses produksi lembaran baja produk lokal dan impor yang dipakai dalam aplikasi tabung gas 3 kg. 2. METODE PENELITIAN Untuk mengevaluasi sifat mekanis (kekuatan tarik & kekerasan) serta struktur mikro bahan baku produk lokal dan impor, maka dilakukan suatu pengamatan metalografi yaitu pengamatan struktur mikro (dengan mikroskop optik & SEM) dan pengujian mekanis (uji kekerasan & 93

kekuatan tarik) pada produk baja lembaran produk lokal dan impor. Adapun lingkup penelitian adalah sbb: a. Persiapan bahan (lembaran baja produk lokal & impor); adapun batch number yang diteliti untuk produk lokal adalah: 669272, sedangkan untuk produk impor adalah 3030080 b. Pengamatan metalografi (mikro-struktur) lembaran baja produk lokal & impor c. Pengukuran inklusi lembaran baja produk lokal & impor (dengan mikroskop Optik & SEM) d. Pengujian kekerasan & kekuatan tarik lembaran baja produk lokal & impor. e. Analisa seluruh data pengujian yang dikaitkan dengan literatur dan selanjutnya dibuatkan laporan termasuk kesimpulan Persiapan bahan (lembaran baja produk lokal & impor) dibuat dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Material yang akan diuji diamati secara visual terhadap arah giling (rolling direction). 2. Arah giling (rolling direction) selanjutnya ditandai dan dilakukan pemotongan sesuai dengan arah tersebut untuk digunakan dalam pengujian komposisi kimia, pengamatan metalografi & pengujian kekuatan tarik dan kekerasan, serta pengukuran inklusi dengan OM & SEM. 3. Sampel yang telah dipotong selanjutnya dipreparasi untuk dibuatkan sampel standar dan dilakukan pengujian sesuai standar JIS yang meliputi: a. JIS G 1252 - Emission-Spectroscopic Analysis for Carbon Steel and Low Alloy Steel b. JIS Z 2201 : Test pieces for tensile test for metallic materials c. JIS Z 2241 - Method of Tension Test for Metallic Materials d. JIS Z 2244 - Method of Vickers Hardness Test e. JIS G 0551 - Method of Austenite Grain Size Test for Steel f. JIS G 0555 - Microscopic Testing Method for the Non-metallic Inclusions in Steel 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia Pengujian komposisi kimia bahan baku lembaran baja tabung gas LPG 3 kg dilakukan pada kedua sampel (lokal & impor), dengan menggunakan alat OES (Optical Emision Spectrometry). Tujuan pengujian ini adalah untuk membandingkan kandungan komposisi kedua material lembaran baja terhadap kesesuaian dengan standar JIS G3116 SG295. Hasil pengujian seperti yang ditunjukan pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa kedua hasil pengujian komposisi kimia masih masuk dalam rentang persyaratan standar material baja JIS G3116 SG295. Baja lembaran kedua produk tersebut masuk dalam klasifikasi baja karbon rendah (low carbon steel). Jadi secara komposisi kimia tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti. Untuk melihat kemapulasannya (weldability) maka umumnya mengacu pada nilai karbon ekivalen (CE) yang diadopsi dari International Welding Institute (IIW). Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai CE produk lokal lebih rendah dibandingkan dengan produk impor. Demikian pula untuk nilai sensitifitas retak (Pcm), produk impor lebih sensitif terhadap retak karena nilai Pcm-nya mendekati nilai kritis (0.23 maks) dibandingkan produk lokal. 3.2 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Pengujian kekuatan tarik bahan baku lembaran baja tabung gas LPG 3 kg dilakukan pada kedua sampel (lokal & impor), dengan menggunakan mesin uji tarik Shimadzu Servopulser dengan kapasitas 20 Ton (200 KN). Pengujian menggunakan standar pengujian JIS Z 2201. Tujuan pengujian ini adalah untuk membandingkan kekuatan tarik kedua material lembaran baja pada setiap arah giling terhadap kesesuaiannya dengan standar JIS G3116 SG295. Sampel yang diambil berjumlah 3 buah untuk setiap arah giling (rolling direction) yaitu arah 0, 45 dan 90 terhadap arah giling. Hasil pengujian seperti yang ditunjukan pada Tabel 2 yang memperlihatkan bahwa kekuatan tarik untuk setiap arah giling bervariasi untuk setiap lembaran yang diuji. 94

Tabel 1 Perbandingan Komposisi Kimia Bahan Baku antara Produk Lokal dengan Impor Unsur Kimia Jumlah Kandungan Unsur (%) Lokal Impor JIS G3116 SG295 C 0,108 0,156 0.20 max Si 0,212 0,031 0.35 max Mn 0,638 0,604 1.00 max P 0,0246 0,0288 0.040 max S 0,0111 0,0095 0.040 max Cr 0,0233 0,0471 - Mo 0.0050 0.0050 - Ni 0,0384 0,0421 - Al 0,0020 0,0134 - Cu 0.0579 0.1170 - Nb 0.0021 0.0020 - Ti 0.0153 0.0243 - V 0.0061 0.0001 - B 0.0032 0.0029 - Zr 0.0032 0.0037 - CE (IIW) *) 0.23 0.28 0.40 max Pcm **) 0.17 0.21 0.23 max *) CE (IIW) (%) = C + (Mn)/6 + (Cr+Mo+V)/5 + (Ni+Cu)/15 **) Pcm (%) = C + Si/30 + Mn/20 + Cu/20 + Ni/60 + Cr/20 + Mo/15 + V/10 + 5B Tabel 2 Perbandingan Kekuatan Tarik Lembaran Baja Produk Lokal dan Impor Lokal Impor JIS G3116 SG295 A. O Kek Luluh, MPa 380 333 295 min Kek Tarik, MPa 493 463 440 min Elongasi, % 36 33 26 min B. 45 Kek Luluh, MPa 373 343 295 min Kek Tarik, MPa 490 473 440 min Elongasi, % 36 31 26 min C. 90 Kek Luluh, MPa 353 323 295 min Kek Tarik, MPa 480 470 440 min Elongasi, % 35 29 26 min Berdasarkan Tabel 2 diatas, hasil pengujian tarik kedua jenis lembaran baja (lokal & impor) masih masuk dalam rentang persyaratan standar material baja JIS G3116 SG295. Namun demikian dari hasil perbandingan nilai kekuatan rata-ratanya terlihat bahwa kekuatan tarik material lokal lebih tinggi dibandingkan dengan material impor, baik dilihat dari kekuatan tarik, kekuatan luluh maupun keuletannya (elongasi). Mengingat proses manufaktur (pembuatan) tabung gas LPG 3 kg melibatkan proses pembentukan (metal forming deep drawing) dan pengelasan (welding), maka sifat yang paling penting adalah kekuatannya (tarik dan luluh) serta keuletannya (elongasinya). Semakin tinggi kekuatannya maka semakin baik material 95

tersebut menahan beban dari luar (seperti tekanan gas maupun benturan). Demikian pula semakin tinggi keuletannya maka semakin baik material tersebut untuk diubah bentuk (deep drawing) dan mampu menahan pembebanan sebelum retak maupun pecah. Oleh karena itu dari segi proses manufakturnya (formability) maka produk lokal lebih baik dibandingkan dengan produk impor. material lembaran baja pada setiap arah giling terhadap kesesuaiannya dengan standar JIS G3116 SG295. Sampel yang diambil berjumlah 1 buah untuk setiap arah giling (rolling direction) yaitu arah 0 terhadap arah giling. Hasil pengujian seperti yang ditunjukan pada Tabel 2 dengan skematis penjejakan seperti Gambar 1 dibawah ini: 3.3 Hasil Pengujian Kekerasan Pengujian kekuatan kekerasan bahan baku lembaran baja tabung gas LPG 3 kg dilakukan pada kedua sampel (lokal dan impor), dengan menggunakan mesin uji kekerasan vikers. Pengujian menggunakan standar pengujian JIS Z 2244 dimana setiap sampel dijejak sebanyak 5 kali dan di rata-rata. Tujuan pengujian ini adalah untuk membandingkan kekerasan kedua Tepi Pelat 5 4 3 2 1 Tengah Gambar 1 Skematis Penjejakan Kekerasan Lembaran Baja Produk Lokal & Impor Tabel 3 Perbandingan Kekerasan Lembaran Baja Produk Lokal dan Impor Lokal Impor JIS G3116 SG295 O 1.Tengah (Inti) (HV) 141 143-2. 250 μm dari inti (HV) 141 143-3. 500 μm dari inti (HV) 143 144-4. 750 μm dari inti (HV) 144 144-5. Tepi, (HV) 154 144 - Berdasarkan Tabel 3 diatas, hasil pengujian kekerasan kedua jenis lembaran baja (lokal & impor) menunjukan bahwa nilai kekerasan kedua material tersebut tidak berbeda secara signifikan. Pada bagian tepi material produk lokal terlihat bahwa nilai kekerasan bagian tepi sedikit lebih tinggi (berbeda sekitar 11 s/d 13 HV) dibandingkan dengan nilai bagian lain. Sedangkan nilai kekerasan pada baja lembaran impor terlihat merata antara lokasi tepi dan tengah pelat. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya proses perlakuan panas (seperti annealing) yang diberikan pada baja lembaran produk impor sehingga kekerasannya merata disetiap titik. 500X. Pengujian menggunakan standar pengujian JIS G 0551 dimana setiap sampel diamati pada 3 arah giling yang berbeda (0, 45 dan 90 derajat dari arah giling). Tujuan pengamatan ini adalah untuk membandingkan struktur mikro kedua material lembaran baja pada setiap arah giling. Sampel yang diambil berjumlah 3 buah untuk setiap arah giling (rolling direction) yaitu arah 0, 45 dan 90 terhadap arah giling dan dilakukan preparasi sesuai prosedur teknik metalografi dan selanjutnya difoto dibawah mikroskop optik. Hasil pengamatan metalografi dapat dilihat pada Gambar 2. 3.4 Hasil Pengamatan Metalografi (Mikro Struktur) Pengamatan mikrostruktur bahan baku lembaran baja tabung gas LPG 3 kg dilakukan pada kedua sampel (lokal dan impor), dengan menggunakan mikroskop optik (OM) dengan pembesaran 96

Posisi Pengamatan Lembaran Baja - Produk Lokal Lembaran Baja - Produk Impor O 45 90 Gambar 2 Mikro-Struktur Lembaran Baja Produk Lokal & Impor terhadap, Etsa Nital. Berdasarkan Gambar 2 diatas, hasil pengamatan mikrostruktur kedua jenis lembaran baja (lokal & impor) menunjukan bahwa struktur mikro baja lembaran produk lokal menunjukan struktur yang mikro yang lebih membulat dan seragam dengan batas butir yang sangat jelas, sedangkan pada struktur mikro baja lembaran impor terlihat struktur mikro yang meyerupai widmanstaten yaitu struktur mikro di HAZ lasan. Struktur matriknya didominasi oleh struktur accicular feritic yaitu struktur yang terjadi akibat adanya proses pemanasan hingga temperatur austenit (austenitizing temperature) yang dilanjutkan dengan proses pendinginan cepat (quenching), sehingga strukturnya memiliki bilah-bilah yang tajam. Struktur ini lebih rentan terhadap terbentuknya retakan (crack). 3.5 Hasil Pengamatan Inklusi Pengamatan ukuran inklusi bahan baku lembaran baja tabung gas LPG 3 kg dilakukan pada kedua sampel (lokal dan impor), dengan menggunakan mikroskop optik (OM) dengan pembesaran 500X dan SEM dengan pembesaran 500X. Pengujian menggunakan standar pengujian JIS G 0555 dimana setiap sampel diamati pada 2 arah giling yang berbeda (0 dan 90 derajat dari arah giling). Tujuan pengamatan ini adalah untuk membandingkan ukuran inklusi kedua material lembaran baja pada setiap arah giling. Sampel yang diambil berjumlah 2 buah yaitu arah 0 dan 90 terhadap arah giling dan dilakukan preparasi sesuai prosedur teknik metalografi dan selanjutnya difoto dibawah mikroskop optik & SEM. Hasil pengamatan inklusi dapat dilihat pada Gambar 3. 97

Posisi Pengamatan Lembaran Baja - Produk Lokal Lembaran Baja - Produk Impor O 90 98 Gambar 3 Foto Ukuran Inklusi lembaran Baja Produk Lokal & Impor (Warna Abu-abu) terhadap & Diamati dengan Mikroskop Optik (OM), tanpa Etsa Hasil pengamatan inklusi dengan mikroskop optik, seperti terlihat pada Gambar 3 diatas, menunjukan bahwa ukuran inklusi produk impor terlihat lebih panjang dibandingkan dengan ukuran inklusi di produk lokal. Untuk mengamati lebih detail terhadap ukuran inklusi, maka dilakukan pengamatan dengan mikroskop elektron (scanning electron microscope) dengan skala pengukuran yang lebih presisi seperti terlihat pada Gambar 4. Hasil pengamatan inklusi dengan mikroskop elektron, seperti terlihat pada Gambar 4, menunjukan bahwa ukuran inklusi terpanjang produk impor adalah 58,4 µm (mikron), sedangkan ukuran inklusi terpanjang produk lokal adalah 42,7 µm (mikron) atau sekitar dua pertiga-kali dari panjang inklusi produk impor. Untuk mengetahui komposisi kimiawi dari inklusi (non-metalic inclusion - NMI), dilakukan pengujian dengan menggunakan Energy Dispersive Spectrometry (EDS). Hasil pengujian EDS ditemukan endapan (presipitasi) inklusi yang mengandung unsur-unsur kimia seperti: Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silikon (Si), Kalsium (Ca), Titanium (Ti), Oksigen (O), Karbon (C) dan Sulfur (S). Unsur-unsur tersebut membentuk suatu senyawa yang kompleks. Inklusi adalah suatu impuritis (kotoran) membentuk pola garis lurus (stringer) baik berupa inklusi logam (metalic) atau inklusi nonlogam (non metalic) yang terperangkap dalam ingot dan membentuk lonjongan (elongated) searah dengan arah giling (rolling direction).[1] Permintaan yang meningkat akan baja berkualitas, membuat para produsen baja berupaya untuk memproduksi baja dengan kualitas bersih (cleanliness requirements). Inklusi non-logam (non-metallic inclusions) merupakan problem yang sangat signifikan dalam penuangan baja (cast steels) yang dapat menyebabkan produk menjadi di tolak (reject). Ginzburg dan Ballas[2] telah meneliti cacat-cacat yang terjadi di slabs dan hot rolled products, dimana umumnya berhubungan dengan inklusi. Sifat mekanis baja dikontrol oleh tingkat fraksi, ukuran, distribusi, komposisi serta morfologi dari inklusi dan endapan yang terbentuk dimana inklusi dan endapan berperan meningkatkan konsentrasi tegangan (stress raisers). Ukuran inklusi sangat penting karena semakin besar ukuran inklusi akan menurunkan sifat mekanis.[3,4] Sifat keuletan (ductility) akan menurun bila jumlah inklusi berupa senyawa oksida dan sulfida meningkat.[5] Ketangguhan terhadap kegetasan (fracture toughness) juga akan menurun bila jumlah inklusi dalam material meningkat. Gambar 5 menunjukan pengaruh inklusi terhadap pembentukan void dan

menyebabkan retak.[5] Untuk menghindari hal tersebut maka inklusi dalam baja harus dikontrol dengan baik dengan mengatur ukurannya untuk tidak melebihi ukuran kritis. Tabel 1 memperlihatkan batasan ukuran kritis dalam berbagai aplikasi produk baja.[6,7] Lembaran Baja O (rolling direction) Produk Lokal Produk Impor Gambar 4 Foto SEM tentang Ukuran Inklusi Lembaran Baja Produk Lokal & Impor terhadap & Diamati dengan Mikroskop Elektron (SEM), tanpa Etsa Gambar 5 Pengaruh Deformasi Inklusi yang Berakibat Terbentuknya Lubang (Void) [7] Gambar 6 Hubungan antara Umur Fatik dan Kandungan Oksigen pada Baja Bantalan (Bearing Steels) [7] 99

Tabel 4 Persyaratan Kebersihan Berbagai Jenis Produk Baja [7] 4. KESIMPULAN Dari pengujian dan pengamatan terhadap 2 jenis lembaran baja produk lokal dan impor dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Persyaratan spesifikasi bahan baku (raw material) lembaran baja kedua produk secara umum memenuhi standar JIS G3116 SG295. b. Sifat kekuatan tarik, kekuatan luluh (yield) dan keuletan pada baja lembaran produk lokal lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan nilai sifat mekanis pada produk impor. Hal ini akan meningkatkan sifat manufakturnya seperti kemampuan untuk di bentuk (formability) dan kemampuan untuk di las (weldability). c. Struktur mikro baja lembaran produk lokal memiliki struktur yang halus dan butir yang membulat (rounded grain) yang seluruhnya didominasi oleh struktur ferrit. Struktur ini sangat baik untuk proses pembentukan (deep drawing). Sedangkan pada lembaran baja produk impor banyak didominasi oleh struktur asikular ferit (acicular ferrite) yang merupakan struktur hasil proses perlakuan panas (heat treatment). Struktur ini umumnya rentan terhadap terbentuknya retakan (crack) pada saat di manufaktur (pembentukan dan pengelasan). d. Baja lembaran produk lokal memiliki tingkat kebersihan (clean steel) yang lebih baik dibandingkan produk impor, dimana ukuran inklusi yang diamati lebih kecil pada produk lokal dibandingkan dengan ukuran inklusi produk impor. Hal ini akan berpengaruh pada proses manufaktur pembuatan tabung LPG 3kg nya seperti kerentanan terhadap retakan (crack sensitivity) pada saat proses pembentukan (deep drawing) & pengelasannya (welding). DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.steelforge.com/steellogs.htm?lett er=i (Inclusion) 2. V. B. Ginzburg and R. Ballas, in Flat Rolling Fundamentals, eds., Marcel Dekker, Inc., New York. Basel, (2000), 354-378. 3. T. Hansen and P. Jonsson: 2001 Electric Furnace Conference Proceedings, ISS, Warrendale, PA, (2001), 59, 71-81. 4. P. K. Trojan: ASM International, ASM Handbook, (1988), 15 (Casting), 88. 5. T. J. Baker and J. A. Charles: Effect of Second-Phase Particles on the Mechanical Properties of Steel, M.J. May, eds., The Iron and Steel Institute, (1971), 88-94. 6. A. D. Wilson, in Advances in the production and Use of Steel with Improved Internal Cleanliness, J.K. Mahaney, eds., American Society for Testing and Materials (ASTM), West Conshohocken, USA, (1999), 73-88. (1994). 7. L. Zhang and B. G. Thomas:Inclusions In Continuous Casting Of Steel, National Steel Making Symposium XXIV, Mexico, 26-28 November (2003), 138-183 ISIJ Inter, (2003), 43(3), 271. 8. Handbook of JIS Standard 2005 (English Version) 9. Standard Nasional Indonesia (SNI) 1452:2007. BIODATA Winarto & Johny Wahyuadi S Departemen Metalurgi & Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia; Kampus Baru UI, Depok 16424, Phn. 021-7863510, Fax. 021-7872350; e-mail: winarto@metal.ui.ac.id, jwsono@metal.ui.ac.id 100

101