I. PENDAHULUAN. Berbagai bencana alam telah terjadi hampir diseluruh dunia bahkan, di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC.

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 01, Januari Tahun 2016

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

JURNAL ILMIAH TEKNIK ELEKTRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

Input ADC Output ADC IN

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

ADC (Analog to Digital Converter)

Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Menggunakan Metode Penginderaan Berat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV DATA DAN ANALISA

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR...

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI MERIAM MENGGUNAKAN DRIVER MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

TUGAS AKHIR PENDETEKSI KEBOCORAN TABUNG GAS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GAS FIGARRO TGS 2610 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III PERANCANGAN ALAT

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

Deskripsi ALAT DETEKSI LEBAR REL KERETA API SECARA REAL TIME DAN OTOMATIS

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

OTOMATISASI PENGATUR KELEMBAPAN DAN SUHU PADA OVEN MENGGUNAKAN ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

PERANCANGAN SISTEM PEWAKTUAN DAN PENGONTROLAN TEMPERATUR PADA APLIKASI KAMAR TEMPERATUR DENGAN SENSOR LM35DZ BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN TELEMETRI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA

BAB III PERANCANGAN ALAT

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KECEPATAN PENGADUAN

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16. Enis Fitriani,DidikTristianto,SlametWinardi

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT)

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB III PERANCANGAN ALAT

LAPORAN AKHIR OTOMATISASI BUKA TUTUP GORDEN SERTA ON/OFF LAMPU DENGAN INPUT CAHAYA DAN REMOTE CONTROL

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

dunia. Hal ini didasarkan pada data statistik yang dikeluarkan United Nations

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Tanah Longsor Sederhana Berbasis Sensor Soil Moisture dan Sensor Ultrasonik

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Sensor Pergeseran Tanah Digital

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535, dapat

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

RANCANG BANGUN MODUL ALAT UKUR KELEMBABAN DAN TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN SENSOR HSM-20G

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai bencana alam telah terjadi hampir diseluruh dunia bahkan, di Indonesia sering terjadi bencana alam. Mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, dan juga tanah longsor. Hal ini tidak lepas dari topografi dan kondisi alam Indonesia yang sangat dekat dengan sumber sumber bencana alam. Tak hanya harus siaga terhadap bencana disetiap saat, namun lebih dari itu kita harus dapat memprediksi secara ilmiah kejadian kejadian alam penyebab bencana tersebut. Gempa bumi misalnya, secara ilmiah kalau kita dapat mengukur dan memonitor gerakan lempeng bumi secara akurat maka terjadinya gempa bumi dapat diprediksi dengan lebih teliti. Demikian juga dengan tanah longsor, bila kita dapat mengukur secara ilmiah besaran fisis penyebab longsor, maka akan dapat diprediksi secara tepat dan pada akhirnya dapat memberi peringatan dini terhadap bahaya tersebut kepada masyarakat. Tanah longsor merupakan kejadian alam, yaitu tergelincirnya satu blok (masa) terhadap masa yang lain. Hal ini banyak disebabkan oleh tidak kuatnya gaya lekat (resisting force) antar lapisan tanah menahan perubahan masa (Driving Force) dalam strukur tanah. Menurut penelitian yang lain, yang dilakukan oleh Fukuzono dkk, 1996 bila terjadi pergeseran salah satu bagian atau lapisan tanah terhadap

2 yang lainnya maka menimbulkan gaya berat yang berubah secara exponensial, sehingga bila tekanan itu dimonitor akan didapatkan kurva tersebut dari perubahan strain nya (Widiatmoko dkk, 2010). Menurut Lisnawati dkk, pada tahun 2013, pergerakan tanah dapat dideteksi dengan menggunakan sensor extensometer elektris yang menggunakan potensio multiturn. Pergeseran dari potensiometer menyebabkan perubahan pada hambatan. Sensor ini dihubungkan dengan sumber arus tetap, sehingga tegangan keluarannya sebanding dengan pergeseran translasinya. Tegangan keluaran dari sensor tersebut diperkuat oleh pengkondisi sinyal, dan selanjutnya keluarannya dibaca oleh mikrokontroler ATmega 8535. Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh Suryono pada tahun 2008, perancangan sensor sistem pergeseran tanah dapat menggunakan potensio geser sebagai sensor yang berfungsi untuk mengukur besar pergeseran tanah. Pergeseran dari potensio geser menyebabkan perubahan pada hambatan keluaran yang dapat mewakili besar pergeseran tanah. Potensio geser dihubungkan dengan sumber arus tetap, sehingga tegangan keluarannya sebanding dengan pergeseran translasinya. Tegangan keluaran tersebut dibaca oleh mikrokontroler ATMega8535. Pada mikrokontroler ATMega8535, pemrograman yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan inisialisasi port dan inisialisasi ADC. Pada proses ini meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi, format output data dan mode pembacaan. Register yang perlu diset nilainya adalah ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register) dan ADCSRA (ADC Control and Status Register A). Setelah proses inisialisasi dilakukan, maka mikrokontroler akan langsung mengkonversi data masukan analog menjadi data digital yang kemudian

3 disimpan dalam sebuah register. Berdasarkan hal ini, maka pergerakan tanah dalam konteks tingkat kemiringan tanah dapat juga diukur dengan sensor extensometer dengan menggunakan potensio, baik potensio rotasi maupun linier. Pada penelitian yang dilakukan oleh lisnawati dkk, 2013. Sensor potensio rotasi memiliki rentang pengukuran antara 0 hingga 140 mm (14 cm). Jika pengukuran melebihi rentang tersebut tegangan keluarannya (Vout) tidak berubah (tetap). Akan tetapi tegangan keluaran potensiometer (Vp) tetap berubah hingga posisi potensiometer maksimum atau hingga 690 mm. Perubahan tegangan keluaran potensiometer (Vp) jika diberi pergeseran 5 mm adalah ±17 mv. Jika tidak diberi penguatan, pergeseran 1 mm menghasilkan perubahan tegangan keluarannya sangat kecil, yaitu ±3mV. Sehingga jika sensor tidak diberi penguatan, pergeseran kurang dari 1 mm tidak dapat dirasakan oleh sensor. Sedangkan, pada penelitian yang dilakukan oleh Suryono, 2008 yang menggunakan sensor potensio linier dinyatakan bahwa, pengujian yang dilakukan dimulai dari jarak pergeseran 1 mm sampai pada jarak maksimum sebesar 60 mm. Sistem dipancangkan pada tanah gundukan dan digerakkan dengan mengeser tanah tersebut serta mengukur pergeserannya dengan alat meter standar. Berdasarkan persamaan yang diperoleh dari Grafik hubungan tegangan keluaran sensor terhadap pergeseran tanah diperoleh korelasi antar kedua variable 0,983. Rentang sensor juga berkisar antara 0-57 mm. Diatas rentang tersebut karakteristiknya telah berubah dan tidak memiliki tren yang baik. Namun pada persamaan yang diperoleh dari grafik karakteristik dari hasil pembuatan sensor sistem pergeseran tanah. Maka keluaran rangkaian pendeteksi pergeseran tanah ditunjukkan bahwa setiap pergeseran tanah yang terjadi setiap 1 mm tegangan

4 keluaran yang didapat tidak sama. Dari data tersebut diketahui bahwa grafik hubungan antara jarak pergeseran potensio geser dan tegangan keluaran tidak linear. Berdasarkan referensi yang dikemukakan pada penelitian sebelumnya, maka diperlukannya alat pendeteksi gejala fisis longsor yang tidak hanya mendeteksi pergeseran tanah, namun dapat mendeteksi gejala gejala fisis seperti tingkat kemiringan tanah. Alat yang diharapkan memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga dapat menjadi solusi dari permasalahan peringatan bahaya bencana alam, khususnya longsor. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. bagaimana desain dan realisasi alat pendeteksi tingkat kemiringan tanah; 2. bagaimana aplikasi sensor potensio linier terhadap pendeteksi tingkat kemiringan tanah. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Alat ini diterapkan untuk mendeteksi tingkat kemiringan tanah. 2. Alat ini dirancang dengan menggunakan potensio linier. 3. Sistem sensor dirancang untuk memberikan keluaran berupa tegangan yang dibaca melalui mikrokontroler ATMEGA 8535 dan ditampilkan melalui suatu

5 peraga keluaran yaitu LCD dan menggunakan media penyimpanan Mikro- SD. 4. Tingkat kemiringan pendeteksian berkisar antara 0 0 hingga 25 0 5. Alat ini dirancang skala lab. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendesain dan merealisasikan alat pendeteksi perubahan tingkat kemiringan tanah sebagai penyebab tanah longsor menggunakan sensor potensio linier dan ditampilkan melalui LCD. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mampu memahami korelasi antara tingkat kemiringan tanah dan perubahan tegangan pada potensio linier. 2. Sistem dapat dimanfaatkan secara real.