BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang pokok dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB V KESIMPULAN. Ramli melalui tiga cara, yakni: Pertama, Pemakaian simbol dan atribut identitas,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilakukan secara berlebihan sebagaimana beberapa kandidat kepala daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang

Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Gaya hidup masyarakat Kota Jakarta terus berubah dan meningkat mengikuti

2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Metro TV dalam pengantar buku Mata Najwa: Mantra Layar Kaca, Dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengamat perkotaan, yang dikutip dari okezone.com (4 Oktober 2012)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

08/03/2013 Bin-Gaya Kerja-2007 (Direvisi 2013) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

PENGGUNAAN AKUN TWITTER OLEH POLITISI (Analisis Genre Penggunaan Akun Twitter Calon Gubernur DKI Jakarta 2012 Selama Masa Kampanye Putaran I)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki status setingkat provinsi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI

Headline Berita Hari Ini Periode: 12/05/2017 Tanggal terbit: 12/05/2017

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. setiap Pemilihan Kepala Daerah. Hal ini dikarenakan etnis bisa saja

Priska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

EXIT POLL PILGUB DKI JAKARTA 11 Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan

Lomba Esai Generasi Milenial 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. DKI Jakarta sebagai Ibukota negara republik Indonesia merupakan kota

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

Adu Strategi Berebut DKI-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada Bab Penutup ini melihat kesimpulan dari data yang diperoleh di

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan

BAB I PENDAHULUAN total penduduk di DKI Jakarta mencapai jiwa 1. Dengan jumlah

KINERJA PETAHANA DAN EFEK SARA DALAM PILKADA DKI JAKARTA. Temuan Survei: November 2016

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perguruan tinggi layaknya sebuah miniatur negara, mempunyai tatanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang pokok dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, manusia memiliki kesempatan untuk saling berhubungan, saling bertukar pesan secara verbal atau non verbal. Komunikasi menjadi kegiatan pengembangan diri, baik individu, kelompok, organisasi ataupun massa. Pertukaran pesan tersebut membawa manusia ke dalam dimensi sosial dimana terjadi pertukaran ide atau gagasan dan ketergantungan antar individu yang mengembangkan tatanan hidupnya dalam berkomunikasi. Kegiatan komunikasi tak lepas dari latar belakang setiap individunya. Individu yang memiliki ide atau gagasan yang sama dan memiliki kesamaan motif komunikasi, cenderung membentuk kelompok-kelompok. Kelompok-kelompok ini saling menonjolkan motifnya dan memberikan warna di masyarakat. Inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal munculnya komunikasi kelompok yang memiliki unsur budaya dan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Seperti halnya keragaman budaya yang ada, manusia memiliki cara menyampaikan pesan yang berbeda pula. Masing-masing memiliki ciri khas yang belum tentu dipahami oleh orang lain, tergantung dari latar belakangnya. Dari sudut pandang inilah muncul ragam kesukuan. Yang paling mencolok adalah perbedaan pola komunikasi kesukuan atau etnis. Ragam bahasa, ragam simbol

dan lain sebagainya menjadi kekayaan masing-masing kelompok yang secara psikologis menghubungkan setiap individu. Bahkan, suku atau etnis yang berasal dari latar belakang yang sama tetapi tinggal di tempat yang berbeda belum tentu memiliki pola komunikasi yang sama. Inilah yang kemudian memperkaya kemajemukan masyarakat Indonesia sampai saat ini. Kemajemukan ini mengindikasikan adanya suatu situasi dijumpainya berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak bisa dikategorikan satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan kebudayaan mereka. Salah satu kemajemukan ini kita bisa jumpai di setiap daerah di penjuru nusantara, terlebih kota besar seperti DKI Jakarta. DKI Jakarta merupakan kota padat penduduk terdiri dari berbagai macam etnis, ras, suku, agama dan golongan. Kota yang baru saja berulang tahun yang ke-485 ini mengalami evolusi yang sangat signifikan, dimana keragamannya berkembang dengan sangat luar biasa. Kota yang memiliki populasi lebih dari sembilan juta jiwa ini tercatat sebagai kota yang paling padat dan layak mendapat julukan miniatur Indonesia, terbukti dari keragaman budaya yang dimilikinya. Ada yang menarik dari DKI Jakarta. Selain disebut sebagai miniatur Indonesia, Jakarta memiliki sisi historis yang sangat penting dalam perkembangan Indonesia pada masa lampau, yaitu adanya kelompok masyarakat yang disinyalir merupakan penduduk asli kota Jakarta, yaitu etnis Betawi (Gie dalam Pudjiastuti, 2009:102). Sementara seiring dengan arus ubanisasi yang tejadi, saat ini suku Jawa menjadi suku terbanyak, disusul suku Betawi dan etnis Tionghoa sebagai penduduk ke-3 terbesar serta masih banyak lagi suku-suku yang secara

statistik menjadi penduduk Jakarta secara permanen. Betawi sendiri berasal dari percampuran beragam budaya yang bersatu dari akulturasi budaya-budaya kolonial, budaya jawa tempo dulu seperti sunda, majapahit dan dibumbui budaya dari Tionghoa. Tak heran kita bisa merasakan nuansa percampuran tersebut pada kesenian dan cara hidup mereka sehari-hari. Sayangnya, urbanisasi yang besar ini memudarkan pengaruh etnis betawi dan memecah kawanan mereka ke pinggiran kota. Namun karena keterhimpitan wilayah, zona kekuasaan serta rasa kesukuan dan solidaritas, akhirnya mereka mencoba mendominasi kembali, menampilkan identitas dan eksistensi mereka dengan mendirikan organisasi masyarakat, ikatan atau forum Betawi untuk mengkumandangkan gagasan mereka. Tidak dapat dipungkiri urbanisasi memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Jakarta, termasuk masyarakat Betawi. Hal ini menyebabkan seringkali terjadi gesekan antar etnis dan miss understanding yang bila tidak segera diselesaikan akan menimbulkan kekacauan massal. Keragaman dan kemajemukan seringkali menjadi senjata oknum-oknum tertentu yang berniat untuk memecahkan persatuan. Ini yang menjadi permasalahan utama pruralisme dan menjadi salah satu masalah di Jakarta, selain kemacetan dan kemiskinan. Kemajemukan menjadikan Jakarta memiliki tuntutan yang sangat berat, Sering kali Jakarta menghadapi isu-isu primordial yang seolah-olah menjadi hantu bagi masyarakat Jakarta sejak awal kemerdekaan sampai saat ini. Puncaknya adalah pada saat terjadi kerusuhan 1998 dimana terjadi kerusuhan yang berubah

menjadi tindakan pembantaian massal non pribumi terutama kelompok minoritas. Seperti halnya beberapa waktu lalu, masyarakat menyaksikan sendiri bagaimana perbedaan etnis, ras, suku, agama dan antar golongan menjadi sebuah permasalahan yang cukup besar. Isu-isu ini mencuat menjadi topik hangat yang dibicarakan dan menjadi headline media massa. Isu tersebut berkaitan dengan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012-2017 lalu, yang notabene secara etnis bukan dari masyarakat asli secara historis, ditambah lagi salah satu calon wakil gubernurnya yang bukan kalangan pribumi. Isu primordial ini sempat menjadi topik panas banyak media massa, di antaranya penulis kutip dari Kompas.com dan Tempo.co terkait dengan primordialisme ini: Jokowi lebih lincah karena sudah mulai membangun komunikasi dengan sejumlah kandidat, termasuk yang kalah, sehingga peluang menangnya lebih besar," ujar Burhanuddin. Untuk pasangan Fauzi Bowo- Nachrowi Ramli (Foke-Nara), Burhanuddin menilai pasangan tersebut akan memperoleh keuntungan dari isu primordial terkait etnis dan agama. "Putaran kedua nanti akan menyeret masalah primordial, seperti etnis dan agama. Seyogianya, isu primordial itu tidak boleh digunakan," ujar Burhanuddin. (Kompas.com, Rabu, 11 Juli 2012 Pukul 23.02 WIB) Padahal, menurut video ceramah Rhoma yang dilaporkan ke Panitia Pengawas Pemili DKI Jakarta, dalam ceramah itu, Rhoma melakukan kampanye terselubung sekaligus memojokkan calon pasangan lain, Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama, dengan isu SARA. Kami sudah punya videonya, durasi tujuh menit, akan kami jadikan barang bukti, kata Ketua Panwaslu DKI Ramdansyah. Dari rekaman yang kami lihat, Rhoma melakukan penghinaan (terhadap calon gubernur lainnya) dengan isu SARA. Berdasarkan bukti video itu, Rhoma mengatakan agar warga muslim Jakarta tak memilih pemimpin yang nonmuslim. Ia juga menggunakan isu SARA untuk menyerang pasangan kandidat Joko Widodo - Basuki Tjahaja. (Tempo.co, Jumat 3 Agustus 2012, 17.01 WIB).

Pro dan kontra pun timbul dan bahkan setelah terpilih pun masih dijumpai sentimen-sentimen kesukuan dan primordial meskipun lingkupnya tidak besar. Di sinilah peran kelompok-kelompok Betawi untuk mengambil langkah taktis menghalau isu dan sentimen negatif agar tidak meracuni masyarakat dan memecah belah kemajemukan Jakarta. Salah satu organisasi masyarakat yang memiliki peran besar di kalangan masyarakat Betawi adalah Forum Komunikasi Anak Betawi atau FORKABI. Forum ini lahir dari kesadaran problematika masyarakat betawi yang kehilangan tempat untuk mengasipirasikan gagasannya. Akhirnya, beberapa tokoh Betawi sepakat berdeklarasi membentuk sebuah forum yang mampu menampung aspirasi masyarakat Betawi. FORKABI yang berawal dari organisasi masyarakat ini berada di bawah Badan Musyawarah atau BAMUS Betawi dan menjadi basis terbesar yang merepresentasikan eksistensi masyarakat Betawi di Jakarta. Seiring dengan perkembangan pruralisme di Jakarta, FORKABI bersenyawa dengan masyarakat non Betawi yang akhirnya melahirkan keterbukaan dalam keanggotaannya. Ini adalah upaya FORKABI untuk menampik eksklusifitas masyarakat Betawi yang selama ini dipandang anarkis dan identik dengan kekolotan. FORKABI beberapa waktu lalu menyatakan dukungannya kepada pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo Nachrowi Ramli. Hal ini berangkat dari peranan Fauzi Bowo sebagai pembina dari organisasi tersebut serta struktural FORKABI berada di bawah naungan PEMDA DKI, sehingga

FORKABI memiliki ikatan yang kuat dengan kedua tokoh tersebut. Tetapi keadaannya menjadi terbalik setelah kemenangan Jokowi Ahok beberapa waktu silam masyarakat Betawi secara khusus FORKABI mau tidak mau harus menerima kepemimpinan mereka selama lima tahun. Kondisi tersebut memaksa masyarakat Betawi yang mendukung pasangan Foke Nara, atau yang anti minoritas dan sependapat dengan isu primordialisme, harus menerima dirinya dipimpin oleh Kepala Daerah yang sebelumnya mereka sudutkan. Kenyataan inilah menuntut FORKABI yang berada di bawah PEMDA untuk menetralkan isu primordialisme, mengingat FORKABI bukanlah organisasi milik perorangan, melainkan forum yang menyalurkan aspirasi masyarakat Betawi yang bermukim di DKI Jakarta. Dalam hal ini, peneliti memilih masyarakat Betawi yang tergabung FORKABI dengan alasan FORKABI merupakan forum yang menjadi penampung aspirasi masyarakat Jakarta, khususnya Betawi dan mendukung pemerintah DKI Jakarta sebagai pelaksana pembangunan daerah. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk mengacu pada peran FORKABI dalam menetralkan isu primordial pada Pemilukada DKI Jakarta 2012 2017. 1.2. Rumusan Masalah Dari penjabaran latar belakang di atas, maka penulis ingin menitikberatkan rumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana Peran FORKABI dalam menetralkan isu primordial pasca Pemilukada DKI Jakarta 2012-2017

1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peran FORKABI dalam menetralkan isu primordial pasca Pemilukada DKI Jakarta 2012-2017. 2. Untuk membuka pengertian masyarakat Betawi secara khusus untuk lebih bersikap modern dan lebih melihat perbedaan sebagai kekayaan budaya di DKI Jakarta. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis: Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat memberikan sumbangsih berupa pengetahuan tentang primordialisme dan peransebuahorganisasi dalam tataran sosial di lingkungan masyarakat Betawi secara khusus dan Jakarta secara umum. 2. Secara Praktik: Memberikan pemahaman dan bimbingan mengenai peran komunikasi sebuah organisasi yang terhadap problematika yang terjadi di lingkungannya, dalam hal ini melibatkan unsur-unsur organisasi masyarakat Betawi secara khusus dan masyarakat Jakarta sehingga dapat menekan sikap fanatisme, sukuisme dan menghargai perbedaan di tataran sosial masyarakat.

1.5. Sistematika Laporan 1. BAB I: Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 2. BAB II : Tinjauan Pustaka Berisi tentang ulasan kepustakaan, definisi konsep serta kerangka pemikiran yang relevan dengan rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian. 3. BAB III: Metode Penelitian Berisi tentang metode, desain dari penelitian, unit analisis, informan, key informan dan analisi data yang digunakan untuk meneliti rumusan masalah penelitian. 4. BAB IV: Hasil Penelitian Berisi tentang hasil penelitian yang mencakup data dan fakta yang didapat saat penelitian serta uji keabsahan hasil penelitian. 5. BAB V: Penutup Berisi tentang kesimpulan yang didapatkan setelah melewati uji kebasahan data yang mampu memberikan inti dari seluruh rangkaian penelitian yang telah dilalui dan saran.