Bab 1. Pendahuluan. satu faktor penting dalam proses komunikasi, yaitu sebagai media komunikasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
Abstraksi. Kata kunci: terjemahan, implisit, eksplisit, meireikei, One Piece

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi, sehingga bahasa itu menjadi

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu

BAB I PENDAHULUAN. dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan karya sastra berupa cerita bergambar berasal dari negara

NILAI PENDIDIKAN DALAM KOMIK ONE PIECE JILID 1-23 KARYA EIICHIRO ODA (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata sastra menurut Teeuw dalam Ratna (2004: 4), berasal dari akar kata

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi...

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

Bab 5. Ringkasan. Terjemahan merupakan penghubung antar bangsa-bangsa di dunia yang berbeda

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK ONE PIECE, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni, karena itu sastra mempunyai sifat yang sama dengan

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN

Bab 1. Pendahuluan. Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

TRANSLATION OF IMPERATIF SENTENCES IN ONE PIECE COMIC

Bab 1. Pendahuluan. (interpersonal communication). Komunikasi inilah yang merupakan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manga (baca: maηga) atau komik Jepang seolah telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan

Bab 1. Pendahuluan. dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti. proses perkembangan negara dan manusia, bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. orang dinilai sebagai kreasi seni yang mangandung nilai luhur, nilai moral, yang berguna untuk

BAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

Abstraksi. Kata kunci : penerjemahan, komik, bahasa Jepang, bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kata sapaan yang berbeda-beda. Kata sapaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I. Pendahuluan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

Bab 1. Pendahuluan. Sesuai dengan Sastra dalam Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

Bab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

Bab 1. Pendahuluan. digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Manga () (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan sebutan komik

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini kebutuhan manusia berkembang, bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang memiliki prajurit atau kesatria militer sebelum jaman Meiji

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Manga atau yang dikenal sebagai jenis komik yang berasal dari Jepang 1, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berupa apa saja, artikel, buku, website dan lain-lain. menjadi marak dengan karya-karya baru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN NONOSHIRI KOTOBA (KATA UMPATAN) PADA MANGA BEELZEBUB KARYA RYUHEI TAMURA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

Bab 1. Pendahuluan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutedi bahwa bahasa digunakan sebagai alat

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Bahasa merupakan salah satu faktor penting dalam proses komunikasi, yaitu sebagai media komunikasi yang utama untuk berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sugono (2004:3) bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan teknologi. Ada banyak bahasa yang dipakai. Hampir di setiap negara berbeda bahasanya, bahkan dalam satu negara pun bisa menggunakan berbagai macam bahasa. Terjemahan merupakan penghubung antar bangsa-bangsa di dunia yang berbeda bahasa dan budayanya. Menurut Hoed (1992:4) penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihkan amanat dari satu bahasa, yaitu bahasa sumber (disingkat BSu) ke dalam bahasa lain yaitu bahasa sasaran (disingkat BSa). Dengan demikian, dalam penerjemahan selalu terlibat dua bahasa. Bila suatu teks tertulis dalam BSu, akan disebut teks sumber (disingkat TSu), dan bila suatu teks tertulis dalam BSa, akan disebut teks sasaran (disingkat TSa). Menurut Finlay dalam Simatupang (2000:2) idealnya, hasil terjemahan seharusnya memberikan rasa yang sama seperti yang asli yang membuat pembaca tidak menyadari bahwa dia sedang membaca suatu terjemahan. Menurut Larson (1989:38) penerjemahan merupakan penyampaian makna yang sama dalam bahasa kedua. Tidak semua makna yang akan disampaikan dinyatakan jelas dalam bentuk teks. Hal ini disebut dengan informasi implisit. Informasi implisit adalah informasi yang tidak mempunyai bentuk, tetapi merupakan bagian dari keseluruhan 1

komunikasi yang dimaksud oleh penulisnya. Sebaliknya Informasi eksplisit adalah informasi yang diungkapkan secara jelas dengan struktur leksikal dan bentuk gramatikal. Dalam penerjemahan, ada informasi implisit dalam TSu yang diterjemahkan menjadi informasi eksplisit dalam TSa dan juga sebaliknya. Hal ini juga berlaku dalam penerjemahan manga. Manga adalah istilah yang digunakan untuk menyebut komik Jepang. Sebuah manga bisa menceritakan berbagai macam hal. Bisa hal yang menggelikan, mengharukan, menyedihkan maupun mengerikan. Manga merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang yang sangat berkembang baik di Jepang sendiri maupun di luar Jepang. Banyak manga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di negara-negara di luar Jepang termasuk Amerika, China, Perancis, Italia, Indonesia dan lainnya. Salah satu contoh informasi eksplisit dalam TSu yang diterjemahkan menjadi informasi implisit dalam TSa yang dapat ditemukan dalam manga One Piece: TSu: オイ手伝え Oi tetsudae (One Piece 25:102) TSa: Oi! Bantu aku!! Dalam kalimat bahasa Jepang オイ手伝え Oi tetsudae diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Oi! Bantu aku!!. Dalam terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia ditambahkan kata aku yang merupakan rujukan ke BENDA. Dalam bahasa Jepang informasi itu dibiarkan implisit. Dalam penerjemahan ini informasi implisit dalam BSu diterjemahkan menjadi informasi eksplisit dalam BSa. 2

Dengan adanya perubahan informasi implisit menjadi informasi eksplisit dan juga kebalikannya dalam penerjemahan, penulis ingin meneliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti hasil penerjemahan berdasarkan informasi implisit dan informasi eksplisit sesuai rujukannnya ke BENDA, KEJADIAN, ATRIBUT, dan RELASI dalam kalimat bentuk perintah (meireikei) berdasarkan makna situasionalnya. 1.1.1 Manga One Piece Manga ini menceritakan petualangan seorang anak laki-laki bernama Luffy bersama teman-temannya sebagai bajak laut, yang menjelajahi lautan untuk mencari harta karun legendaris One Piece. Manga One Piece karya Eiichiro Oda mulai diterbitkan pada 1997 di Shonen Jump terbitan Shueisha dan hingga kini masih terus berlanjut. Pada Februari 2005, One Piece mencetak rekor di Jepang sebagai penerbitan manga yang tercepat mencapai 100.000.000 eksemplar. Di Indonesia manga ini diterbitkan Elex Media Komputindo dan hingga Desember 2007 telah mencapai jilid ke-45. 1.1.2 Tokoh-Tokoh dalam One Piece Tokoh-tokoh yang berperan dalam manga One Piece: 1) Monkey D. Luffy Seorang anak laki-laki yang bercita-cita menjadi raja bajak laut. Sekilas ia terlihat polos dan bodoh namun Luffy adalah kapten dari Kelompok Bajak Laut Topi Jerami (Mugiwara Kaizokudan). Ketika Luffy masih kecil, ia memakan buah iblis yaitu buah gomu-gomu. Efek dari buah gomu-gomu yang dimakannya membuat Luffy menjadi manusia karet. 3

Gambar 1.1 Gambar Luffy Sumber: One Piece Color Walk 3 (2005:51) 2) Nami Nami adalah seorang ahli navigasi dalam Kelompok Bajak Laut Topi Jerami. Dia punya kemampuan untuk mengetahui cuaca dan perubahannya, juga dapat meramal adanya badai yang tidak terduga yang sering muncul di lautan dengan instingnya. Gambar 1.2 Gambar Nami Sumber: One Piece Color Walk 3 (2005:44) 3) Roronoa Zoro Zoro adalah ahli pedang dalam Kelompok Bajak Laut Topi Jerami. Walaupun Zoro sering tidur pada saat dan tempat yang salah. Ia memiliki semangat yang tinggi demi mewujudkan cita-citanya menjadi pendekar pedang yang terhebat. 4

Gambar 1.3 Gambar Zoro Sumber: One Piece Color Walk 3 (2005:77) 4) Usopp Usopp adalah seorang penembak ulung dalam dalam Kelompok Bajak Laut Topi Jerami. Usopp memiliki sifat penakut dan sering berbohong. Namun dia tetap seorang sahabat yang dapat diandalkan. Tipuan dan kecerdasannya telah menyelamatkan sahabatnya dari berbagai macam bahaya. Gambar 1.4 Gambar Usopp Sumber: One Piece Color Walk 2 (2003:11) 5) Sanji Sanji adalah koki dalam Kelompok Bajak Laut Topi Jerami. Selain itu Sanji merupakan petarung yang sangat mengandalkan kakinya. Karena Sanji penggemar wanita cantik, ia lebih perhatian terhadap Nami dan Robin dibanding teman-teman lainnya dalam kelompok. Tapi di balik sikapnya itu dia sangat menghormati wanita. 5

Gambar 1.5 Gambar Sanji Sumber: One Piece Color Walk 2 (2003:10) 6) Tony Tony Chopper Chopper adalah dokter dalam Kelompok Bajak Laut Topi Jerami. Wujud aslinya adalah seekor rusa berhidung biru. Namun efek dari buah hito-hito yang dimakannya, membuatnya bisa berjalan dan berbicara seperti manusia. Gambar 1.6 Gambar Chopper Sumber: One Piece Color Walk 3 (2005:57) 7) Nico Robin Robin adalah seorang arkeolog dan ahli sejarah dalam Kelompok Bajak Laut Topi Jerami. Robin adalah wanita yang sangat cerdas dan terjaga emosinya, dia selalu diam dan membaca buku. Efek dari buah hana-hana yang dimakannya, membuat bagian 6

tubuh Robin dapat tumbuh menjalar seperti bunga dan muncul di mana saja sesuai keinginannya. Gambar 1.7 Gambar Robin Sumber: One Piece Color Walk 3 (2005:45) 1.1.3 Latar Belakang Pengarang Eiichiro Oda 尾田栄一郎 adalah seorang mangaka (pengarang manga) yang lahir di prefektur Kumamoto pada 1 Januari 1975. Pada umur 17 tahun, ia membuat manga berjudul Wanted, dan memperoleh penghargaan Tezuka Award. Di tahun 1994, Eiichiro Oda menjadi asisten Nobuhiro Watsuki 和月伸宏 dalam pembuatan manga Rurouni Kenshin るろうに剣心. Pada tahun 1997, karyanya yang berjudul One Piece diterbitkan pertama kali di majalah Shonen Jump dan menjadi salah satu manga terpopuler di Jepang. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis tertarik untuk menganalisa penerjemahan salah satu manga yang telah diterbitkan oleh Elex Media Komputindo dalam bahasa Indonesia berdasarkan 7

penerjemahan informasi implisit yang diterjemahkan menjadi informasi eksplisit berdasarkan makna situasionalnya terutama dalam kalimat bentuk perintah (meireikei). 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan meneliti terjemahan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia terbitan Elex Media Komputindo, berdasarkan informasi implisit dan eksplisitnya berdasarkan makna situasionalnya dalam kalimat bentuk perintah (meireikei) dalam manga One Piece jilid 24-28. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan skripsi ini adalah agar baik penulis ataupun pembaca mengetahui permasalahan penerjemahan manga, dalam informasi implisit yang diterjemahkan menjadi informasi eksplisit sesuai rujukannya ke BENDA, KEJADIAN, ATRIBUT dan RELASI, berdasarkan makna situasionalnya, bukan berdasarkan makna refrensial dan makna linguistisnya di dalam kalimat bentuk perintah (meireikei). Khususnya informasi apa saja yang menjadi eksplisit dalam terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan penerjemahan manga ke dalam bahasa Indonesia. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kepustakaan. Metode kepustakaan adalah suatu cara pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti dari buku, majalah, naskah maupun dokumen. Beberapa sumber yang penulis gunakan 8

adalah buku-buku SALLC BiNus, perpustakaan Japan Foundation, serta beberapa data pendukung dari internet. Dalam analisis penerjemahan, pertama-tama penulis akan melakukan pengumpulan data. Penulis akan membaca manga yang akan diteliti dalam dua bahasa, yaitu bahasa Jepang, dan bahasa Indonesia. Langkah selanjutnya penulis akan melakukan pengidentifikasian penerjemahan. Penulis akan mengidentifikasikan informasi implisit dalam bahasa sumber yang diterjemahkan menjadi informasi eksplisit dalam bahasa sasaran. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam bab 1 Pendahuluan, menjelasan mengenai latar belakang, rumusan permasalahan dan ruang lingkup permasalahan, tujuan dan menfaat penelitian, metodologi penulisan serta sistematika penulisan penelitian ini. Dalam bab 2 Landasan Teori, akan dipaparkan teori-teori dan beberapa pendapat yang akan penulis gunakan untuk mendukung penelitian. Bab ini menjelaskan tentang teori yang berhubungan dengan terjemahan, teori yang berhubungan dengan informasi implisit dan informasi eksplisit, teori tentang komponen makna dan teori tentang bentuk perintah bahasa Jepang (meireikei). Dalam bab 3 Analisis Data, berisikan analisa-analisa penulis terhadap penerjemahan manga One Piece dalam bahasa Jepang yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia berdasarkan penerjemahan informasi implisit yang diterjemahkan menjadi informasi eksplisit berdasarkan makna situasionalnya terutama dalam kalimat bentuk perintah (meireikei). 9

Dalam bab 4 Simpulan dan Saran, memuat simpulan dari hasil analisis yang diteliti berdasarkan teori serta data-data yang digunakan. Isi dari bab 5 Ringkasan, adalah rumusan dari seluruh permasalahan serta jawaban atas analisa yang dilakukan. 10