PEMODELAN SISTEM PENDINGINAN SUNGKUP SECARA PASIF MENGGUNAKAN RELAP5.

dokumen-dokumen yang mirip
Diterima editor 12 Maret 2012 Disetujui untuk publikasi 02 Mei 2012

ANALISIS PROBABILISTIK KECELAKAAN PARAH PWR SISTEM PASIF UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN KECELAKAAN

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA

INVESTIGASI TRANSIEN TEKANAN DAN TEMPERATUR SUNGKUP AP1000 DALAM KECELAKAAN SBO

ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

ANALISIS KEANDALAN KOLAM PENYIMPAN BAHAN BAKAR BEKAS PADA PWR AP1000

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KONDISI TERAS REAKTOR DAYA MAJU AP1000 PADA KECELAKAAN SMALL BREAK LOCA

Diterima editor 27 Agustus 2014 Disetujui untuk publikasi 30 September 2014

PENELITIAN KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN DI KAKI DINGIN REAKTOR PADA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA REAKTOR

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

EFEK PERUBAHAN KETINGGIAN COOLER TERHADAP KECEPATAN ALIRAN AIR PADA SIMULASI SISTEM PASIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA COOLER TANK FASSIP - 01

ANALISIS KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR TIPE PIUS MENGGUNAKAN RELAP5/MOD2. Ign. Djoko Irianto*

PENENTUAN KORELASI EMPIRIS LOKAL PERPINDAHAN PANAS PADA BAGIAN SILINDER KONSENTRIS MODEL SUNGKUP AP1000. Nanang Triagung Edi Hermawan *

Aplikasi Sistem Keselamatan Pasif pada Reaktor Nuklir

ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

EVALUASI DESAIN TERMAL KONDENSOR PLTN TIPE PWR MENGGUNAKAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

KARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERHITUNGAN LAJU ALIR PENDINGIN AIR SISI PRIMER PADA UNTAI UJI BETA UNTUK EKSPERIMEN SISTEM PASIF

ANALISIS LAJU ALIRAN AIR DI COOLER PADA HEAT SINK SYSTEM UNTAI UJI FASSIP

Diterima editor 14 September 2009 Disetujui untuk dipublikasi 11 Januari 2010

STUDI SISTEM KESELAMATAN TEKNIS REAKTOR SMART

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR

APLIKASI PROGRAM RELAP5/MOD3.2 UNTUK SIMULASI BEAM TUBE RUPTURE RSG-GAS Andi Sofrany Ekariansyah, Susyadi, Sukmanto Dibyo *)

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK PEMBENTUKAN UAP DALAM PEMBANGKIT UAP HELIKAL PADA REAKTOR MODULAR DAYA KECIL

PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Pemodelan Sistem Sirkulasi Alami pada Reaktor nuklir dengan Variasi Ketinggian Alat yang Berbeda

Diterima editor 11 Desember 2010 Disetujui untuk publikasi 2 Februari 2011

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN PENERAPAN REAKTOR SMART DI INDONESIA

STUDI PROSPEK PLTN DAYA KECIL NUSCALE DI INDONESIA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS

ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI

SISTEM mpower DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

Kata kunci: analisis transient aliran, SSSR, aliran sirkulasi alam, loop primer, kondisi normal.

Analisis Perpindahan Panas Pada Cooler Tank FASSIP - 01

ANALISIS PEMISAHAN UAP KERING PADA SEPARATOR PEMBANGKIT UAP AP1000

ANALISIS TEGANGAN TERMAL PADA DINDING BEJANA TEKAN REAKTOR PWR. Elfrida Saragi, Roziq Himawan Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir - BATAN

ANALISIS KEJADIAN STEAM GENERATOR TUBE RUPTURE (SGTR) BERDASARKAN SKENARIO MIHAMA UNIT

PENENTUAN PREDIKSI WAKTU EKSPERIMEN PERPINDAHAN KALOR PENDIDIHAN MENGGUNAKAN BUNDEL UJI QUEEN-1

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

Efek Kebocoran Beamtube dan Pipa Primer Penukar Panas Pada Suatu Model Reaktor Riset 1 MW Berbahan Bakar Tipe Silinder (Reinaldy Nazar)

Fenomena Transport Heat Exchanger Sistem Untai

PENGARUH PERUBAHAN LEBAR CELAH DALAM TERHADAP PERSAMAAN KORELASI EMPIRIS KONVEKSI BAGIAN SILINDER KONSENTRIS PADA PENDINGINAN MODEL SUNGKUP AP1000

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERANGKAT BAHAN BAKAR PLTN TIPE PWR AP 1000 DAN PWR 1000 MWe TIPIKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

Kata kunci: Bejana tekan, Reaktor PWR, Von mises, Simulasi, MSC Nastran. iii

Observasi Pola Aliran Dua Fase Air-udara Berlawanan Arah pada Pipa Kompleks ABSTRAK

ANALISIS POMPA PENDINGIN REAKTOR TRIP PADA REAKTOR TRIGA-2000 MENGGUNAKAN RELAP/SCDAPSIM/MOD3.4. A. R. Antariksawan *)

PEMODELAN MULTI-KANAL TUBE-SIDE PADA PEMBANGKIT UAP PLTN 1000 MW

ESTIMASI PERHITUNGAN KALOR DAN LAJU ALIRAN KALOR PADA UNTAI FASSIP-02

Diterima editor 10 Maret 2014 Disetujui untuk publikasi 30 April 2014

INVESTIGASI KARAKTERISTIK TERMOHIDROLIKA TERAS REAKTOR DAYA KECIL DENGAN PENDINGINAN SIRKULASI ALAM MENGGUNAKAN RELAP5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN AWAL TURBIN UAP TIPE AKSIAL UNTUK KONSEP RGTT30 BERPENDINGIN HELIUM

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SPESIFIKASI ALAT

SIMULASI KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN DI KAKI PANAS REAKTOR PADA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA REAKTOR

SIMULASI KARAKTERISTIK ALIRAN DAN SUHU FLUIDA PENDINGIN (H 2 O) PADA TERAS REAKTOR NUKLIR SMR (SMALL MODULAR REACTOR)

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH

EFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B

BAB III PERANCANGAN PROSES

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pemanfaatan Condensate Outlet Steam Trap Sebagai Air Umpan Boiler di Pabrik Amoniak Pusri-IB

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

Transkripsi:

PEMODELAN SISTEM PENDINGINAN SUNGKUP SECARA PASIF MENGGUNAKAN RELAP5 Andi Sofrany E, Susyadi, Surip Widodo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Diterima editor 25 Juni 2012 Disetujui untuk publikasi 03 Agustus 2012 ABSTRAK PEMODELAN SISTEM PENDINGINAN SUNGKUP SECARA PASIF MENGGUNAKAN RELAP5. Semua reaktor daya maju (Generasi III+) memanfaatkan sistem pasif untuk membuang panas melalui sirkulasi alam. Salah satu fitur unik dari reaktor daya maju tipe PWR AP1000 adalah adanya sistem pendinginan sungkup secara pasif (Passive Containment Cooling System / PCS) yang didesain menjaga tekanan sungkup di bawah desain selama 72 jam tanpa tindakan operator. Selama kecelakaan dasar desain seperti kecelakaan hilangnya pendingin atau kecelakaan putusnya jalur uap, terjadi lepasan uap yang bersentuhan dengan dinding baja bejana sungkup yang lebih dingin. Perpindahan kalor dari lepasan uap melalui konveksi dan konduksi dinding baja bejana sungkup akan mengakibatkan perubahan densitas udara akibat pemanasan yang memicu aliran sirkulasi alam dari udara yang akan naik ke atas. Makalah ini bertujuan untuk memperoleh model sungkup AP1000 untuk menunjukkan fungsi PCS menggunakan RELAP5. Fungsi dasar PCS yang ingin diperoleh adalah fenomena perpindahan panas dari uap ke dinding bejana sungkup dan ke udara luar untuk menghasilkan aliran konveksi alam udara. Metodologi yang digunakan adalah pengumpulan data desain, nodalisasi dengan RELAP5, dan simulasi fungsi sungkup berdasarkan masukan kecelakaan dasar desain tertentu. Hasil pemodelan sungkup telah dapat menunjukkan fenomena perpindahan panas dari dalam sungkup ke udara luar dalam bentuk proses kondensasi dan konveksi alam. Hasil perhitungan RELAP5 terhadap model sungkup menunjukkan peningkatan tekanan sungkup yang melebihi tekanan desain sungkup sebesar 59 psig seperti dibandingkan dalam dokumen desain AP1000. Hal itu disebabkan belum dimodelkannya pendinginan sungkup melalui pembasahan tangki sungkup bagian luar dari tangki Passive Containment Cooling Storage Tank (PCCWST). Hasil pemodelan akan digunakan untuk analisis kecelakaan AP1000 secara menyeluruh yang melibatkan fungsi PCS. Kata kunci: pemodelan, sungkup, AP1000, pasif ABSTRACT MODELING ON PASSIVE CONTAINMENT COOLING SYSTEM USING RELAP5. All advanced power reactors (Generation III+) utilize passive system to transfer heat by natural convection. One of the unique features of advanced power reactor of AP1000 is the presence of passive containment cooling system (PCS) designed to maintain containment pressure below its design pressure for 72 hours without operator intervention. During a design bases accident, such as loss of coolant accident or main steam line break, steam is released into the containment atmosphere and in contact with cooler steel containment vessel. Heat transfer from steam by convection of steam and conduction of steel wall will initiate air heating in the outside space of containment vessel and initiate natural convection of air from the bottom of air baffle due to the change in the air density. This paper is objected to get a containment model of AP1000 for showing the PCS function using RELAP5. Basic function to be focused is heat transfer phenomena from the steam to the wall containment and to the outside air to obtain natural convection of air. The methodology utilized are collecting design data, containment nodalization using RELAP5, and simulation of containment function based on certain design bases event condition. The results of simulation have shown the heat transfer phenomena from inside containment into the outside air by steam condensation and natural convection of the air. RELAP5 calculation of containment model shows an increase in containment pressure above the containment design pressure of 59 psig as compared in the AP1000 design document. That is because the recent RELAP5 modelling did not include the additional cooling of external surface of containment vessel from the the Passive Containment Cooling Water Storage Tank (PCCWST). The result of modeling will be used for further accident analyses of AP1000 involving the PCS function. Keywords: modeling, containment, AP1000, passive 137

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 137-145 ISSN 1411 240X PENDAHULUAN Reaktor daya generasi III + memiliki perbedaan dengan reaktor daya generasi lain yaitu pada pemanfaatan sistem pasif dalam memitigasi kecelakaan dasar desain dan kecelakaan parah. Insiden Fukushima yang menunjukkan kelemahan sistem keselamatan berbasis komponen aktif dalam memitigasi kecelakaan parah akibat kejadian eksternal semakin menunjukkan keunggulan reaktor daya Generasi III + yang dianggap dapat menjamin pendinginan teras dan sungkup dalam jangka panjang [1]. Salah satu reaktor daya PWR Generasi III + adalah AP1000 yang merupakan reaktor PWR dengan kelas daya 1000 MWe untuk setiap unit. AP1000 merupakan pengembangan dari AP600 dengan pertimbangan aspek harga pembangkitan daya yang lebih kompetitif [2]. Kelas daya 1000 MWe adalah kelas daya yang kemungkinan sesuai untuk dibangun di Indonesia di masa depan dalam menyediakan energi listrik alternatif. Kegiatan verifikasi keselamatan AP1000 di Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) telah dilakukan sejak tahun 2010 yang diawali dengan kegiatan pemodelan sistem suplai uap nuklir yang terdiri dari bejana reaktor, sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder [3]. Model AP1000 tersebut digunakan sebagai dasar untuk pengembangan model yang lebih lengkap untuk dapat digunakan dalam simulasi kecelakaan dasar desain. Untuk itu diperlukan tambahan model sistem keselamatan ciri pasif seperti sistem pembuangan panas peluruhan pasif (Passive Residual Heat Removal (PRHR) System), injeksi pendingin melalui sistem tangki Core Makeup Tank (CMT), dan akumulator [4]. Salah satu hasil kegiatan di atas yaitu berupa verifikasi kecelakaan kegagalan pendingin yang menunjukkan peran dari sistem pendinginan sungkup pasif (Passive Containment Cooling System / PCS) yang saat itu belum dimodelkan walaupun telah menjadi bagian dari sistem keselamatan pasif dari AP1000. Tujuan dari makalah ini adalah diperolehnya model sungkup AP1000 yang representatif untuk digunakan untuk simulasi sistem pasif yaitu PCS dalam memitigasi kecelakaan dasar desain menggunakan RELAP5/SCDAP/Mod3.4. Sebagai referensi digunakan penelitian mengenai fungsi PCS yang telah dilakukan namun baru terbatas pada reaktor daya AP600 [5] serta beberapa dokumen desain AP1000 terkait [6,7]. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data desain sungkup untuk memperoleh data terekayasa (engineering data). Data tersebut digunakan untuk proses nodalisasi RELAP5 yang merepresentasikan sungkup, dan kemudian dilakukan simulasi fungsi sungkup dengan kejadian pemicu berupa kecelakaan dasar desain tertentu. Hasil simulasi yang diperoleh akan dibandingkan dengan hasil perhitungan yang ada dalam dokumen desain AP1000 [7]. DASAR TEORI Sistem pendinginan sungkup secara pasif (Passive Containment Cooling System/PCS) adalah bagian dari fitur keselamatan teknis pada AP1000. Tujuan PCS adalah untuk mengurangi temperatur dan tekanan di dalam sungkup yang terjadi akibat kecelakaan hilangnya pendingin (Loss of Coolant Accident/LOCA) atau kecelakaan putusnya jalur uap (Main Steam Line Break/MSLB) di dalam sungkup dengan cara membuang energi termal dari atmosfir sungkup. PCS juga berperan sebagai pembuang panas ke heat sink akhir untuk kejadian lain yang menyebabkan peningkatan tekanan dan temperatur sungkup. PCS memanfaatkan penggunaan bejana sungkup baja dan bangunan penahan dinding beton yang melingkupi sungkup. Peranan PCS dalam memitigasi dampak kecelakaan akibat LOCA tersebut di atas juga telah dimodelkan secara numerik [8] maupun secara simulasi kecelakaan [9]. Gambar 1 menunjukkan skema sungkup AP1000 yang terdiri dari bejana baja yang melingkupi sistem suplai uap nuklir (Nuclear Steam Supply System/NSSS) dan semua sistem injeksi keselamatan pasif. Komponen utama dari PCS adalah tangki penyimpan air pendingin sungkup pasif (Passive Containment Cooling Water Storage Tank/PCCWST) yang berada dalam struktur di atas sungkup, satu saluran udara atau air baffle yang terletak di antara bejana sungkup baja dan bangunan penahan beton, inlet dan pembuang udara dan sistem distribusi air. Air baffle memungkinkan adanya aliran udara luar dengan temperatur lebih rendah sehingga dapat bersentuhan dengan permukaan luar bejana sungkup. 138

Gambar 1: Skema sungkup dan PCS AP1000 [1] Pada kondisi LOCA atau MSLB, pengoperasian PCS diawali dengan sinyal tekanan sungkup tinggi yang mengaktuasi membukanya katup isolasi PCCWST. Dengan membukanya katup tersebut, air dari tangki PCCWST akan mengalir secara pasif ke bagian permukaan luar atas dari bejana sungkup baja. Aliran air tersebut membentuk lapisan film air di bagian kubah dan dinding struktur sungkup dan meningkatkan pendinginan sungkup. Uap yang terlepas dari sistem reaktor akan naik ke kubah sungkup dimana uap tersebut terkondensasi menjadi air melalui proses kondensasi dan konveksi ke dinding baja sungkup. Kalor yang diterima dinding baja sungkup akan mengalami proses konduksi melalui baja sungkup, konveksi dari permukaan sungkup ke lapisan film air, konveksi dan penguapan dari lapisan film air ke udara luar sungkup. Energi panas yang ditransfer ke udara luar di bagian luar sungkup akan mengalami proses pemanasan, dimana udara luar yang dipanaskan akan naik melalui saluran bawah dan mengalir sepanjang air baffle untuk menciptakan aliran sirkulasi alam. Pada proses itu, udara luar dengan temperatur lebih rendah akan tertarik melalui saluran inlet dan melepas udara dengan temperatur lebih tinggi melalui bagian atas struktur sungkup. Sementara itu, air kondensat hasil kondensasi uap di dalam sungkup akan mengalir ke bagian bawah sungkup dimana kembali ke tangki IRWST. Pada kejadian yang tidak melibatkan LOCA atau MSLB seperti kejadian Station Blackout (SBO), fungsi pendinginan oleh sungkup akan bekerja berkaitan dengan fungsi pembuangan kalor peluruhan teras darurat oleh penukar kalor PRHR dan tangki In-containment Refueling Water Storage Tank (IRWST) [10]. Kalor peluruhan teras yang dibuang ke pendingin tangki IRWST akan menaikkan temperatur air tangki dan menaikkan tekanan udara di dalam tangki IRWST melalui pembentukan uap sehingga diperlukan proses venting ke atmosfir sungkup. Proses venting ke atmosfir sungkup akan memicu kondensasi uap melalui dinding baja bejana sungkup sebelum tekanan atmosfir sungkup meningkat dan memicu aktuasi katup isolasi PCCWST. Fenomena peningkatan tekanan tangki IRWST di atas telah diperoleh pada penelitian sebelumnya [3], yang menunjukkan perlunya pemodelan sungkup untuk memperoleh hasil evaluasi kecelakaan yang lebih tepat. Pemodelan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah untuk menunjukkan kemampuan pendinginan sungkup oleh material baja dari bejana sungkup tanpa pendinginan lapisan air dari tangki PCCWST. Dengan demikian hasil analisis ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan sungkup dalam menurunkan tekanan di dalam sungkup melalui perpindahan kalor melalui proses konveksi uap ke dinding baja sungkup yang mengakibatkan kondensasi, dilanjutkan dengan proses konduksi pada dinding baja dan proses konveksi untuk memanaskan udara di dalam celah udara (air baffle) yang akan 139

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 137-145 ISSN 1411 240X menyebabkan konveksi alam pada udara. Asumsi yang digunakan sebagai sumber uap untuk proses kondensasi adalah kebocoran uap atau MSLB yang diambil dari dokumen pembanding [7]. PEMODELAN Data Teknis Bejana Sungkup Data teknis bejana sungkup AP1000 diambil dari referensi 5 seperti terlihat pada Gambar 2. Sungkup AP1000 merupakan bejana baja silinder yang berdiri bebas dengan kubah atas dan dasar sungkup berbentuk ellipsoidal. Silinder baja sungkup dikelilingi oleh struktur dinding beton dengan diameter berbeda untuk membentuk saluran udara. Struktur beton sungkup terdiri dari tangki PCCWST yang juga membentuk cerobong saluran udara di atas kubah bejana sungkup. Volume ruang dalam dari bejana sungkup merupakan volume ruang kosong yang dihitung dari volume bejana sungkup dikurangi volume komponen bejana reaktor, komponen sistem primer dan sistem sekunder dan komponenkomponen lain yang merupakan bagian dari nuclear island. Saluran udara sungkup dihitung berdasarkan diameter luar bejana baja sungkup dan diameter dalam dinding beton bejana sungkup. Data teknis diatas akan diolah untuk mendapatkan data terekayasa dalam nodalisasi model menggunakan RELAP5. Diameter dalam : 39,624 m Tinggi : 65,634 m Bahan : SA738, Grade B Tekanan desain : 0,407 MPa gauge 0,508 MPa abs Temperatur desain : 148,89 C Tebal dinding : 0,0444 m Volume ruang kosong : 58300 m3 Gambar 2: Data teknis struktur bejana baja bagian dalam dan struktur kubah sungkup [5] Nodalisasi RELAP5 Nodalisasi sungkup terdiri dari model hidrodinamika untuk komponen sungkup bagian dalam yang merepresentasikan atmosfir sungkup dan penampung kondensat, komponen dinding baja sungkup sebagai media perpindahan kalor, dan komponen saluran udara yang berhubungan dengan udara luar. Komponen sungkup bagian dalam dibagi menjadi ruang sungkup bawah, tengah, dan atas ditambah volume penampung kondensat dalam bentuk tangki IRWST yang diwakili model hidrodinamika pipe. Sebagai sumber lepasan bocoran uap ke atmosfir sungkup digunakan model timedependent volume dengan model time-dependent junction untuk mensimulasikan aliran lepasan uap. Struktur pemindah kalor pada dinding baja sungkup dimodelkan sebagai heat structure dengan sifat bahan (material properties) carbon steel. Komponen saluran udara dimodelkan dengan model pipa 140

yang dihubungkan oleh model time-dependent volume pada kedua ujungnya sebagai inlet dan outlet udara. Penetapan Kondisi Awal Model sungkup akan divalidasi pada kejadian pecah dua sisi (double ended rupture) jalur uap utama pada daya reaktor 30% dengan kegagalan katup isolasi jalur uap utama. Data masukan kebocoran uap diambil dari dokumen desain AP1000 [6] berupa data pelepasan massa dan entalpi dalam bentuk tabel selama 1000 detik seperti ditunjukkan dalam bentuk grafik pada Gambar 3. Parameter yang akan dibandingkan adalah respon sungkup terhadap perubahan tekanan atmosfir sungkup. Kondisi awal untuk tekanan atmosfir sungkup adalah 0,108 MPa abs dengan temperatur internal 48,89 ºC. Gambar 3: Data lepasan uap ke atmosfir sungkup [7] HASIL DAN PEMBAHASAN Nodalisasi Sungkup Hasil pengolahan data teknis sungkup AP1000 ditunjukkan sebagai nodalisasi sungkup pada Gambar 4. Komponen hidrodinamika terdiri dari 6 komponen ruang bagian dalam sungkup dan 7 komponen bagian luar sungkup yang memodelkan saluran udara. Dinding baja sungkup sebagai struktur pemindah kalor dibagi menjadi 3 bagian sebagai media perpindahan kalor antara bagian dalam sungkup dan saluran udara yang mengalir ke atas. Saluran udara ke bawah dimodelkan secara adiabatik karena tidak ada perpindahan kalor dengan ruang dalam sungkup. 141

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 137-145 ISSN 1411 240X Gambar 4: Hasil nodalisasi sungkup AP1000 dengan bocoran uap Data terekayasa yang memodelkan nodalisasi sungkup sebagian disajikan pada Tabel 1 yang terdiri dari tipe model hidrodinamika dan parameter kondisi awal (tekanan, temperatur, thermodynamic state) serta model struktur pemindah kalor pada dinding baja sungkup. Tabel 1: Data terekayasa nodalisasi sungkup Komponen sungkup Tipe model hidrodinamika Kondisi awal Tekanan (MPa abs), temperatur (ºC) Thermodynamic state Ruang sungkup kubah atas P-954 0,108 / 48,89 Gas (udara) Ruang sungkup tengah P-953 0,108 / 48,89 Gas (udara) Ruang sungkup bawah P-952 0,108 / 48,89 Gas (udara) Ruang sungkup dasar P-951 0,108 / 48,89 Gas (udara) Tangki IRWST P-950 0,188 / 48,89 Air dan gas (udara) Sumber bocoran uap TV-100 6,7 / 283,32 Uap Laju alir bocoran uap TJ-980 - Uap Inlet udara TV-971 0,1013 / 46,26 Gas (udara) Saluran udara arah bawah P-961 0,108 / 46,26 Gas (udara) Saluran udara arah atas P-962, P-963, P-964, 0,108 / 46,26 Gas (udara) SV-965 Outlet udara TV-972 0,1011 / 46,26 Gas (udara) Model struktur pemindah Dimensi kalor bahan tipe Tebal (m) Temperatur awal (ºC) Dinding sungkup baja karbon Silinder 0,0444 49,04 Validasi Hasil Perhitungan Validasi atau perbandingan hasil dilakukan dengan menjalankan input deck menggunakan RELAP5 selama 10.000 detik. Parameter hasil perhitungan yang dibandingkan adalah respon sungkup AP1000 yang terdapat pada dokumen desain berdasarkan masukan data bocoran uap pada Gambar 3. Gambar 5 menunjukkan respon tekanan sungkup yang menghasilkan tekanan puncak pada kejadian 142

putusnya jalur uap berdasarkan perhitungan dengan WGOTHIC code [7], sementara Gambar 6 adalah hasil perhitungan RELAP5. Gambar 5: Respon tekanan sungkup dari WGOTHIC code [7] Gambar 6: Respon tekanan sungkup dari RELAP5 Hasil respon sungkup RELAP5 menunjukkan kenaikan tekanan sungkup yang lebih tinggi dari hasil dalam dokumen desain. Hal itu disebabkan karena pada saat kenaikan tekanan hingga lebih dari 8 psig, sinyal containment high-2 akan bekerja dan mengaktuaksi katup isolasi tangki PCCWST untuk mengalirkan air tangki dan mendinginkan permukaan dinding sungkup. Pada pemodelan RELAP5, fungsi pendinginan dengan PCCWST tidak dimodelkan sehingga perpindahan kalor hanya bergantung pada proses konduksi dinding baja dan konveksi ke udara sehingga tekanan puncak sungkup naik lebih tinggi ( > 60 psig) dan turun lebih lambat. Tekanan sungkup puncak juga melebihi tekanan desain sungkup ( 0,407 MPa g atau 59,0 psig) sehingga menunjukkan tidak memadainya kemampuan perpindahan panas dari dinding sungkup pada kondisi kejadian awal terkait. Fenomena di atas juga telah divalidasi pada referensi [8], dimana tekanan puncak melebihi tekanan desain sungkup pada kondisi pendinginan jangka panjang akibat LOCA sehingga dibutuhkan fungsi pendinginan dari pendingin tangki PCCWST. Fenomena kondensasi uap di dalam sungkup dan konveksi alam aliran udara luar sungkup ditunjukkan pada Gambar 7 dan 8. Fenomena pada Gambar 7 dan 8 tidak dapat dibandingkan dengan hasil dalam dokumen pembanding karena ketiadaan data. Pada Gambar 7, proses kondensasi uap ditunjukkan dengan adanya laju alir kondensat dan naiknya level air tangki IRWST karena menampung aliran kondensat. 143

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 14 No.3 Oktober 2012, Hal. 137-145 ISSN 1411 240X Gambar 7: Perubahan laju alir udara dan kondensat dan level air IRWST Gambar 8 menunjukkan karakter perubahan temperatur fluida dari dalam sungkup hingga ke saluran udara di luar sungkup yang diambil pada nodalisasi bagian tengah. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya perpindahan kalor dari dari dalam sungkup, melalui dinding sungkup dan menuju saluran udara di luar sungkup. Gambar 8: Perubahan temperatur ruang sungkup, dinding sungkup, dan udara Hasil perhitungan juga menunjukkan stratifikasi temperatur fluida sungkup antara bagian atas (P-954), bagian tengah (P-953), dan bagian bawah (P-952). Stratifikasi temperatur juga diperoleh pada dinding bejana sungkup dan saluran udara, dimana temperatur pada bagian atas lebih tinggi daripada temperatur bagian bawah. Stratifikasi temperatur saluran udara tersebut konsisten dengan adanya aliran konveksi alam udara yang ditunjukkan pada Gambar 7 akibat perbedaan densitas udara antara bagian atas dan bawah. Hasil simulasi juga menunjukkan pentingnya perbedaan tekanan inlet dan outlet udara, dimana semakin tinggi perbedaan tekanan udara antara inlet dan outlet akan menaikkan aliran konveksi alam dari udara. 144

KESIMPULAN Pemodelan sungkup AP1000 menggunakan RELAP5 telah dapat menunjukkan fenomena perpindahan panas dari dalam sungkup sebagai bagian dari PCS ke udara luar dan kemampuan sungkup dalam menurunkan tekanan dan temperatur ruang sungkup secara pasif. Pada kejadian bocoran uap dengan data laju alir yang sama, terdapat perbedaan pada perubahan tekanan sungkup dengan dokumen pembanding AP1000. Perbedaan tersebut disebabkan oleh tidak dimodelkannya pendinginan sungkup melalui pembasahan dinding sungkup dari tangki PCCWST yang terletak di atas bejana sungkup ketika tekanan sungkup naik ke nilai aktuasi, sehingga tekanan sungkup melebihi tekanan desain sungkup. DAFTAR PUSTAKA 1. Jose N. Reyes. AP600 and AP1000 passive safety system design and testing in APEX. presented in IAEA-ICTP natural circulation training course; Trieste, Italy; 25-29 June 2007 2. T.L. Schulz. Westinghouse AP1000 advanced passive plant. Nuclear Engineering and Design. 2006; 236: 1547 1557. 3. Andi Sofrany E, Surip Widodo, Susyadi, D.T. Sony Tjahjani, Hendro Tjahjono. Pengembangan Model untuk Simulasi Keselamatan Reaktor PWR 1000 MWe Generasi III + menggunakan Program Komputer RELAP5. Jurnal Teknologi Reaktor Nuklir Tri Dasa Mega. 2011; 13, 1:50-62. 4. Andi Sofrany E, Surip Widodo, Susyadi, D.T. Sony Tjahjani, Hendro Tjahjono.Verifikasi kecelakaan hilangnya aliran air umpan pada reaktor daya PWR maju. Jurnal Teknologi Reaktor Nuklir Tri Dasa Mega. 2012; 14:2:76-90. 5. W.T. Sha, et al,. Analysis of large-scale test for AP-600 passive containment cooling system. Elsevier-Nuclear Engineering and Design; 2004 6. Westinghouse Electric Co. AP-1000 european design control document; Chapter 3: Reactor, EPS-GW-GL-700 Revision 0; 2009 7. Westinghouse Electric Co. AP-1000 european design control document, Chapter 6: Engineered Safety Features, EPS-GW-GL-700 Revision 0; 2009 8. Farzad Choobdar Rahim, et al,. Numerical modeling of LOCA accident in AP1000 reactor containment. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 2011 5(5): 482-495. 9. J. Yang, et al,. Simulation and analysis on 10-inch cold leg small break LOCA for AP1000. Annals of Nuclear Energy. 2012; 46: 81-89. 10. Westinghouse Electric Co. AP1000 nuclear power plant: Coping with station blackout, Westinghouse Non-Proprietary Class 3; 2011. 145