BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
MENDIMENSI DIAMETER PIPA AIR

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :

Fungsi dan jenis peralatan plambing

Sistem Plambing Dalam Gedung

BAB III METODE PERANCANGAN

Sistem plambing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

Sistem plambing pada bangunan gedung

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

Sanitasi Penyedia Makanan

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH DI HOTEL GRHA SOMAYA YOGYAKARTA DENGAN SOFTWARE PIPEFLOW EXPERT 2009 TUGAS AKHIR

Tata cara perencanaan sistem plambing

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING GEDUNG APARTEMEN BERTINGKAT DUA PULUH TIGA

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

AIR BERSIH GEDUNG BERTINGKAT

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

3.1. Kebutuhan Air Bersih dan Jumlah Limbah Cair Gedung BPPT

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

Kualitas Air Panas. Alat Pemanas yang sering digunakan :

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

Penyediaan air panas ke dalam bangunan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Instalasi air Bersih

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

Perencanaan rumah maisonet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PLUMBING AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini mahasiswa dapat melaksanakan praktek tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. Tim Penyusun

3. METODE PENELITIAN

Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih Pada Bangunan Kondotel dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI

TAMPAK DEPAN. Skala 1:320 TUGAS AKHIR 1200 JENDELA DOSEN PEMBIMBING 1 DOSEN PEMBIMBING 2 DI GAMBAR OLEH. Rahmadan Sanubari JUDUL SKALA

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Park View Hotel DIMAS ANGGARA PUTRA, YULIANTI PRATAMA, ANINDITO NURPRABOWO

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LAMPIRAN II. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Nomor 122 Tahun 2005 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa

PIPA VENT (PIPA UDARA)

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

LAMPIRAN A. Penduduk

BAB IV PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM PLUMBING GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

-1- KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MUNTE KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 4. GEOMETRI PENGUKURAN SAUAN WAKTU, VOLUME DAN DEBITLatihan Soal 4.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

Debit (1)_soal Kelas 6 SD. 1. Nilai dari cm 3 =... liter. A. 2 B. 3 C. 4 D Hasil dari 5 liter =... dm 3. A. 3 B. 4 C. 5 D.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

PENCEGAHAN TERJADINYA PUKULAN AIR DALAM PIPA INSTALASI PLAMBING PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

Perencanaan Sistem Plambing Air Buangan pada Gedung Newton Residence

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB V KESIMPULAN. Unit = 2 unit (1 beroperasi, 1 cadangan). 4. Sepesifikasi pompa suplai tangki atas pada gedung E 7 dari hasil

TUGAS AKHIR ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

SISTEM PEMELIHARAAN PLAMBING PADA BANGUNAN HOTEL

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ground Tank Ground tank atau dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut Tangki bawah tanah, merupakan salah satu bentuk bak penampungan air yang dibangun atau diletakkan di bawah permukaan tanah. Ground tank biasanya menggunakan material pelat beton bertulang yang dilapisi waterproofing non-toxic (tidak beracun) yang pada umumnya kemudian dilapisi dengan pasangan keramik berwarna putih pada lantai maupun dindingnya sehingga tangki terlihat bersih. Berdasarkan SNI-03-7065-2005 Tentang Tata cara perencanaan sistem plambing, Ground tank / Tangki bawah harus direncanakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tangki air tidak merupakan bagian dari bangunan tersebut. Dan bila diletakkan diiluar bangunan, tangki harus kedap dan tahan terhadap beban yang mempengaruhinya. b. Tangki yang terletak pada lantai terbawah harus diletakkan berjauhan dengan tangki pembuangan agar tidak terjadi peresapan air kotor. c. Ruang bebas disekeliling tangki untuk lalu lintas pekerja melakukan pemeriksaan dan perawatan, sisi sebelah atas dan bawah minimal 60 cm. d. Lubang perawatan berdiameter minimal 60 cm, dengan tutup lubang harus berada kira-kira 10 cm lebih tinggi dari permukaan pelat tutup tangki dan mempunyai kemiringan yang cukup. e. Pipa keluar dari tangki dipasang minimal 20 cm diatas dasar tangki. f. Konstruksi tangki dan penempatan lubang pengisian dan pengeluaran air harus dapat mencegah timbulnya bagian air yang terlalu lama diam dalam tangki. 5

6 2.2 Sistem Penyediaan Air Bersih Untuk Bangunan 2.2.1 Sistem Sambungan Langsung Dalam sistem ini, pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama penyediaan air bersih Perusahaan Air Minum. Sistem ini terutama diterapkan untuk perumahan dan bangunan gedung yang kecil dan rendah. Pemilihan Sistem ini didasarkan kepada kapasitas dan tekanan air yang disuplai cukup. Gambar 2.1 Sketsa Sistem Sambungan Langsung 2.2.2 Sistem Tangki Atap Sistem ini digunakan dengan pertimbangan seperti berikut : a. Fluktuasi tekanan pada alat plambing tidak terlalu besar dan dianggap tidak berarti, perubahan tekanan disebabkan perubahan muka air pada tangki atap. b. Pompa pengisi tangki atap dapat bekerja secara otomatis. c. Perawatan tangki atap sangat sederhana dan mudah dilakukan.

7 Gambar 2.2 Sketsa Sistem Tangki Atap 2.2.3 Sistem Tangki Tekan (Hidrosfor) Prinsip sistem ini adalah air dipompakan kedalam tangki tekan, sehingga udara didalamnya terkompresi. Kelebihan system ini : a. Lebih estetik dibanding system tangki atap b. Perawatannya lebih mudah karena dapat dipusatkan pada ruang mesin bersama pompa dan kompresornya. c. Investasi awal lebih murah dibanding sistem tangki atap. Adapun kelemahan dari sistem ini adalah : a. Fluktuasi tekanan kerja lebih besar dibanding sistem tangki atap. b. Dengan berkurangnya udara, maka kompresor merupakan alat mutlak untuk dipasang.

8 c. Lebih berfungsi sebagai pengatur tekanan dibandingkan kegunaannya sebagai penampungan air. d. Apabila volume air kecil, maka mengakibatkan kerja pompa lebih berat. Gambar 2.3 Sketsa Sistem Tangki Tekan 2.3 Kebutuhan Air Non-Domestik Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran, perdagangan serta fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah, sekolah, hotel, puskesmas, militer serta pelayanan jasa umum lainnya.

9 No. 1 Jenis Perumahan mewah Tabel 2.1 Rata-rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari Pemakaian air rata rata per hari (liter) Jangka waktu pemakaian air rata rata sehari (jam) Perbandingan luas lantai efektif/total (%) Keterangan 250 8-10 42-45 Setiap penghuni 2 Rumah biasa 160-250 8-10 50-53 Setiap penghuni 3 Apartemen 200-250 8-10 45-50 Mewah: 250 liter, Menengah: 180 liter, Sendiri: 120 liter 4 Asrama 120 8 45-48 Sendiri 5 Rumah Sakit 1000 8-10 50-55 (setiap tempat tidur pasien) Pasien luar: 500 liter, staf/pegawai: 120 liter, keluarga pasien: 160 liter 6 SD 40 5 58 Guru: 100 liter 7 SLTP 50 6 58 Guru: 100 liter 8 SLTA dan lebih tinggi 80 6-9 Rumah Toko 100-200 8-10 11 kantor Department store Guru/Dosen: 100 liter Penghuninya: 160 liter 100 8 60-70 Setiap pegawai 3 7 55-60 -

10 12 13 Pabrik/ Industri Stasiun/ Terminal Buruh pria: 60 wanita: 100 8-3 15-14 Restoran 30 5-15 16 17 Restoran umum Pertunjukkan bioskop 15 7-30 5 53-55 10 7 - - Per orang, setiap giliran (kalau kerja lebih dari 8 jam/hari) Setiap penumpang (yang tiba maupun berangkat) Untuk penghuni 160 liter Untuk penghuni: 160 liter, pelayan: 100 liter. 70% dari jumlah tamu perlu 15 liter/org untuk kakus, untuk cuci tangan dsb Kalau digunakan siang dan malam, pemakaian air dihitung per penonton, jam pemakaian air dalam tabel adalah untuk satu kali pertunjukkan

11 18 19 20 Toko pengecer Hotel/pengina pan peribadatan 40 6-250-300 10-10 2-21 Perpustakaan 25 6 - Pedagang besar: 30 liter/tamu, 10 liter/staff atau, 5 liter per hari setiap m 2 luas lantai Untuk setiap tamu, untuk staf 120-150 liter; penginapan 200 liter Didasarkan jumlah jemaah per hari Untuk setiap pembaca yang tinggal 22 Bar 30 6 - Setiap tamu 23 Perkumpulan sosial 30 - - Setiap tamu 24 Klub malam 120-350 - - 25 perkumpulan Setiap tempat duduk 150-200 - - Setiap tamu 26 Laboratorium 100-200 8 - Setiap staff Sumber : RSNI T-01-2003 (Tata cara perencanaan sistem plambing) 2.4 Alat Plambing Berdasarkan SNI-03-6481-2000 mengenai Sistem plambing, alat plambing yang dipasang pada unit gedung atau bangunan, harus memenuhi syarat. 2.4.1 Hunian Kumpulan a. Hunian kumpulan, kecuali hunian ibadah dan sekolah, harus dilengkapi dengan alat plambing berdasarkan kapasitasnya sesuai tabel 2.3

12 Kloset Tabel 2.3 Kloset, Bak Cuci Tangan Dan Peturasan Pengunjung Bak Cuci Tangan Pengunjung Peturasan Pengunjung 1 1-100 1 1-100 1 1-100 2 101-200 2 101-200 2 101-200 3 201-400 3 201-400 3 201-400 4 401-700 4 401-700 4 401-700 5 701-1100 5 701-1100 5 701-1100 Pengunjung lebih dari 1100 orang, ditambahkan 1 kloset untuk setiap pertambahan 400 orang pengunjung. Pengunjung lebih dari 1100 orang, ditambahkan 1 bak cuci tangan untuk setiap pertambahan 400 orang pengunjung. Sumber : SNI-03-6481-2000 Sistem plambing Pengunjung lebih dari 1100 orang, ditambahkan 1 peturasan untuk setiap pertambahan 400 orang pengunjung. b. Pancuran air minum atau alat plambing sejenis harus disediakan untuk setiap 1000 orang pengunjung atau sekurang-kurangnya sebuah alat plambing sejenis tersebut disediakan pada setiap tingkat bangunan atau balkon. c. Bila dalam ruangan proyektor terdapat lebih dari sebuah proyektor, maka harus dilengkapi sekurang-kurangnya dengan: sebuah kloset dan sebuah bak cuci tangan di lantai yang bersangkutan dan terletak 6 ~ 7 m dari ruang proyektor tersebut; d. Alat plambing untuk pengunjung dapat pula dipakai oleh karyawan, akan tetapi setidaktidaknya fasilitas toilet karyawan harus sesuai dengan jumlah dan jenis yang disyaratkan untuk karyawan seperti pada bangunan usaha; e. Fasilitas toilet untuk laki-laki dan perempuan, harus terpisah serta harus mudah dicapai. 2.4.2 Pemakaian Air Berbagai Alat Plambing Berdasarkan RSNI T-01-2003 (Tata cara perencanaan sistem plambing), Pemakaian air dibedakan berdasarkan jenis alat plambing.

13 No 1 2 3 4 5 6 7 8 Tabel 2.4 Pemakaian Air Berdasarkan Alat Plambing Alat Plambing Kloset, katup gelontor Kloset, tangki gelontor Peturasan, katup gelontor Peturasan, tangki gelontor Bak cuci tangan kecil Bak cuci tangan biasa Bak cuci dapur (kran 13mm) Bak cuci dapur (kran 20mm) Setiap Pemakaian (Liter) Pemakaian Perjam (Liter) Laju Aliran (L/mnt) Waktu Pengisian (detik) 13,5-16,5 6-12 110-180 8,2-10 13-15 6-12 15 60 5 12-20 30 10 9-18 12 1,8-3,6 300 10 12-20 10 18 10 6-12 15 40 15 6-12 15 60 25 6-12 25 60 9 Bak mandi 125 3 30 250 10 Pancuran mandi/ Shower 24-60 3 12 120-300 Berdasarkan SNI-03-7065-2005 (Tata cara perencanaan sistem plambing), Pemakaian air berdasarkan jenis alat plambing. Tabel 2.5 Pemakaian Air Berdasarkan Alat Plambing Setiap Pemakaian Waktu Pengisian No Alat Plambing (Liter) (detik) 1 Kloset, katup gelontor 15 10 2 Kloset, tangki gelontor 14 60 3 Peturasan, katup gelontor 5 10 4 Peturasan, tangki gelontor 14 300 5 Bak cuci tangan kecil 10 18 6 Bak cuci tangan biasa 10 40 7 Bak cuci dapur (kran 13mm) 15 60 8 Bak cuci dapur (kran 20mm) 25 50 9 Bak mandi 125 250 10 Pancuran mandi/ Shower 42 210

14 2.5 Pengoperasian dan Pemeliharaan Sarana Penyediaan Air Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Badan Litbang PU Departmen Pekerjaan Umum Pd T-09-2005-C, adapun proses pengoperasian dan pemeliharaan sarana penyediaan air meliputi : 2.5.1 Pengoperasian Dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi Pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi meliputi: a. Pemeriksaan pipa pemasukan dan pengeluaran air serta alat ukur debit secara berkala, satu bulan sekali. b. Pemeriksaan katup, pipa penguras secara berkala 3 bulan 4 bulan sekali c. Penggantian komponen Jaringan Distribusi yang rusak sesegera mungkin, agar tidak mengganggu pengoperasian dan pasokan air ke masing-masing fasilitas. d. Pembuatan laporan berkala pengoperasian dan pemeliharaan, harian, mingguan dan bulanan. 2.5.2 Pengoperasian Dan Pemeliharaan Bak Penampung Air (Ground Tank) Pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan Bak Penampung Air meliputi; a. Pengoperasian alat ukur debit b. Pemeriksaan dan pembersihan lingkungan bak penampung air c. Pemeriksaan kelengkapan sarana dan melakukan perbaikan jika ada kebocoran katup dan pipa d. Pemeliharaan harian: keadaan tangki; kebersihan sekeliling tangki, perlengkapan tangki dan kualitas air e. Pemeliharaan triwulan: pengurasan tangki air; dan pembersihan dinding dan dasar tangki dari endapan f. pemeliharaan enam bulanan, periksa terhadap kebocoran pada tangki serta perbaiki meteran air.

15 2.5.3 Pengoperasian Dan Pemeliharaan Hidran Umum/Kran Umum 2.5.3.1 Pengoperasian Hidran Umum/Kran Umum a. Periksa kemungkinan kerusakan, kebocoran kran b. Jika terjadi kerusakan, kebocoran kran lakukan perbaikan dengan segera c. Periksa dan pastikan bahwa tangki telah penuh atau sekurangkurangnya ¾ bagian telah terisi d. Periksa dan pastikan apakah meter air dan aliran berjalan dengan baik e. Catat setiap penggunaan air dalam buku catatan harian 2.5.3.2 Pemeliharaan Hidran Umum a. Jika terjadi kerusakan, kebocoran kran lakukan perbaikan dengan segera b. Pemeliharaan harian: keadaan tangki; kebersihan sekeliling tangki, perlengkapan tangki dan kualitas air c. Pemeliharaan triwulan: pengurasan tangki air; dan pembersihan dinding dan dasar tangki dari endapan d. Pemeliharaan enam bulanan, periksa terhadap kebocoran pada tangki serta perbaiki meteran air.