ANALISIS HUJAN JULI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN SEPTEMBER, OKTOBER DAN NOVEMBER 2016 DI BANGKA BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUJAN SEPTEMBER 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN NOVEMBER, DESEMBER 2016 DAN JANUARI 2017 DI BANGKA BELITUNG

ANALISIS HUJAN AGUSTUS 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN OKTOBER, NOVEMBER DAN DESEMBER 2016 DI BANGKA BELITUNG

ANALISIS HUJAN MARET 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN MEI, JUNI DAN JULI 2016 DI BANGKA BELITUNG

ANALISIS HUJAN JANUARI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN MARET, APRIL DAN MEI 2016 DI BANGKA BELITUNG

ANALISIS HUJAN OKTOBER 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN DESEMBER 2016, JANUARI DAN FEBRUARI 2017 DI BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Bulet n klim PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BULETIN IKLIM. Edisi November BMKG Stasiun Meteorologi Pangkalpinang

ANALISIS HUJAN NOVEMBER 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN JANUARI,FEBRUARIDAN MARET 2017 DI BANGKA BELITUNG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

ANALISIS HUJAN FEBRUARI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN APRIL, MEI DAN JUNI 2016 DI BANGKA BELITUNG

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI PULAU BANGKA TANGGAL 07 FEBRUARI 2016

ANALISIS CUACA EKSTRIM TERKAIT KEJADIAN HUJAN LEBAT DAN BANJIR DI PULAU BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA - BELITUNG TANGGAL 11 MARET 2018

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISIS HUJAN DESEMBER 2015 DAN PRAKIRAAN HUJAN FEBRUARI, MARET DAN APRIL 2016 DI SUMATERA SELATAN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

STASIUN METEOROLOGI PANGKALPINANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

STASIUN METEOROLOGI PANGKALPINANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

ANALISIS HUJAN OKTOBER 2015 DAN PRAKIRAAN HUJAN DESEMBER 2015, JANUARI DAN FEBRUARI 2016 DI SUMATERA SELATAN

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

Fenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017 DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, PROVINSI SUMATERA UTARA

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

ANALISIS HUJAN JANUARI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN MARET, APRIL DAN MEI 2016 DI SUMATERA SELATAN

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

MONITORING DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN SEPTEMBER 2016 FEBRUARI 2017

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

ANALISIS HUJAN JUNI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2016 DI SUMATERA SELATAN

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012

ANALISIS HUJAN MARET 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN MEI, JUNI DAN JULI 2016 DI SUMATERA SELATAN

ANALISIS HUJAN FEBRUARI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN APRIL, MEI DAN JUNI 2016 DI SUMATERA SELATAN

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

Gbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN ANALISIS HUJAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 04 OKTOBER 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Transkripsi:

ANALISIS HUJAN JULI 2016 DAN PRAKIRAAN HUJAN SEPTEMBER, OKTOBER DAN NOVEMBER 2016 DI BANGKA BELITUNG

KATA PENGANTAR Analisis Hujan Bulan Juli 2016 dan Prakiraan hujan bulan September, Oktober dan November 2016 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos pengamatan curah hujan yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta unsur cuaca lainnya dengan memperhatikan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang sedang berlangsung yang cenderung dapat mempengaruhi iklim di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Disamping itu dalam buletin ini juga disampaikan beberapa informasi meteorologi lainnya, antara lain tentang banyaknya hari hujan, monitoring hari tanpa hujan berturut turut, dan kejadian ekstrim yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mengingat ketepatan hasil Analisis dan Prakiraan curah hujan ini sangat tergantung dari data yang masuk, maka diharapkan Stasiun Kerjasama maupun Pos-Pos Hujan dapat menyampaikan data hasil pengamatan secara tepat waktu ke Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang. Mudah-mudahan dengan diterbitkannya hasil Analisis dan Prakiraan Hujan di Kepulauan Bangka Belitung ini dapat lebih bermanfaat bagi para pembuat keputusan maupun masyarakat pada umumnya. Kami ucapkan terima kasih kepada instansi, stasiun kerja sama dan semua pihak yang telah membantu penyusunan terbitan ini. Pangkalpinang, 15 Agustus 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGIKLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T NIP. 196601191991021001 Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENGERTIAN I. PENDAHULUAN II. III. IV. ANALISIS HUJAN BULAN JULI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PRAKIRAAN HUJAN BULAN SEPTEMBER, OKTOBER DAN NOVEMBE 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN JULI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG V. EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 AGUSTUS 2016) VII. PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI PANGKALPINANG BULAN JULI 2016 LAMPIRAN 1. TABEL ANALISIS CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN JULI 2016 2. PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN BULAN JULI 2016 PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN JULI 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 3. PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN SEPTEMBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN SEPTEMBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 4. PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN OKTOBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN OKTOBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5. PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 6. ARTIKEL CUACA DAN IKLIM Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 ii

PENGERTIAN Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang relatif singkat, Iklim mengandung pengertian kebiasaan cuaca atau ciri kecuacaan yang terjadi di suatu tempat atau suatu daerah, sedangkan Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi. 1. Sifat Hujan : Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan. Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu : a. Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya > 115 %. b. Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya antara 85 115 %. c. Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya < 85 %. 2. Normal curah hujan : a. Rata-rata curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan dengan periode minimal 10 tahun. b. Normal curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan selama 30 tahun. 3. Musim hujan Suatu zona musim dikatakan masuk musim hujan jika dalam 10 hari atau satu dasarian jumlah curah hujannya mencapai lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain, dalam satu bulan jumlah curah hujannya sudah mencapai 150 mm. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 1

4. Dasarian a. Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari b. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu : Dasarian I: masa dari tanggal 1 sampai dengan 10 Dasarian II: masa dari tanggal 11 sampai dengan 20 Dasarian III: masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan Contoh: Awal musim hujan berkisar antara AprilI April III Artinya = Tanggal 01 April sampai dengan 30 April 5. Kriteria Intensitas Curah Hujan a. Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam b. Hujan ringan intensitasnya 5 20 mm dalam 24 jam c. Hujan sedang intensitasnya 20 50 mm dalam 24 jam d. Hujan lebat intensitasnya 50 100 mm dalam 24 jam e. Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam 6. Anomali Adalah penyimpangan suatu nilai terhadap nilai rata-ratanya. 7. Penyempurnaan Istilah Informasi Iklim Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BMKG no. UM.205./A.11/KB/BMKG-2010. Tentang Penyempurnaan Penggunaan Istilah Dalam Informasi Iklim / Hujan. a. Istilah Evaluasi pada Tabel atau Bab dan Sub Bab disempurnakan menjadi Analisis. b. Istilah Prakiraan Curah hujan pada Tabel atau Bab dan Sub Bab adalah tetap Prakiraan. c. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi Curah Hujan disempurnakan menjadi Peta Distribusi Curah Hujan. d. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi sifat hujan disempurnakan menjadi Peta Analisis Sifat Hujan. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 2

I PENDAHULUAN 1. Suhu muka laut perairan Indonesia Agt Okt 2016 umumnya SST perairan Indonesia diprediksi didominasi anomali positif (hangat), bagian selatan perairan Indonesia lebih hangat disbanding sekitarnya. Okt 2016, Terjadi peluruhan SST dimulai dari perairan Sumatera bag.barat dan perairan Maluku meluruh mendekati normal. Des 2016- Jan 2017, Terdapat pendnginan dimulai perairan Laut Cina Selatan memasuki selat Malaka dan semakin meluas memasuki laut Jawa pada Januari 2017. 2. ENSO (El Nino-Southern Oscillation ) Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO), merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer yang terjadi di Samudra Pasifik tropis. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 3

Fenomena La Nina dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan secara drastis, bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin tidak berpengaruh terhadap bertambahnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) diprediksi berada pada kondisi La Nina Lemah pada bulan Agustus 2016 hingga Januari 2017. 3. Dipole Mode India OceanDipole Mode (IODM) atau yang lebih dikenal Dipole Mode didefinisikan sebagaiinteraksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia di sekitar khatulistiwa yang ditandaidengan gejala akan memanasnya suhu permukaan laut (SPL) dari di sepanjang Ekuator Samudera Hindia, khususnya sebelah selatan India yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia di wilayah pantai barat Sumatera (Saji dan Yamagata, 2001). Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 4

Jika nilai IODM positif, pada umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai IODM negatif, dapat menyebabkan adanya penambahan curah hujan di Indonesia bagian barat. Indeks Dipole Mode (IODM) di prediksikan berada pada kondisi kuat negative pada Juli sampai dengan November 2016 sehingga mengindikasikan bahwa adanya pasokan uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 5

II ANALISIS HUJAN BULAN JULI 2016 ANALISIS HUJAN BULAN JULI DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN JULI 2016 Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis curah hujan Juli 2016 adalah sebagai berikut : CURAH HUJAN (mm) KABUPATEN / DAERAH 0 20-21 50 Sebagian kecil Kab. Bangka Barat 51 100 101 150 151 200 Sebagian besar Kab. Bangka Barat bagian barat dan selatan, sebagian kecil Pangkalpinang bagian selatan, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian timur, dan sebagian besar Kab. Belitung Timur bagian timur Sebagian besar Kab. Bangka Barat, sebagian besar Kab. Bangka Induk, sebagian besar Kab. Bangka Tengah, sebagian kecil Kab. Bangka selatan bagian barat, sebagian kecil Kab. Belitung bagian timur, dan sebagian besar Kab. Belitung Timur Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian utara, sebagian kecil Kab. Bangka Induk, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah, Sebagian besar Kab. Bangka Selatan, sebagian besar Kab. Belitung, dan sebagian kecil Kab. Belitung timur bagian barat 201 300 301 400 401 500 > 500 - Peta Analisis Curah Hujan Bulan Juli 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 6

B. ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN JULI 2016 Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2016 yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis sifat hujan bulan Juli 2016 adalah sebagai berikut: SIFAT HUJAN BAWAH NORMAL NORMAL ATAS NORMAL KABUPATEN / DAERAH Sebagian besar Kab. Bangka Barat, sebagian besar Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian utara, sebagian besar Kab. Belitung, dan Kab. Belitung Timur Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian selatan, sebagian besar Kab. Bangka Induk bagian timur dan selatan, sebagian besar Kab. Bangka Tengah, sebagian besar Kab. Bangka Selatan, dan sebagian kecil Kab. Belitung Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian selatan Peta Analisis Sifat Hujan Bulan Juli 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2. C. ANALISIS CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN JULI 2016 Analisis curah hujan ekstrim harian Juli 2016 di wilayah Pulau Bangka adalah : KRITERIA CURAH HUJAN LEBAT (51 100 mm/hari) KABUPATEN / DAERAH Telak, Dendang, Pemali, Kace, Mangkol, Batu Betumpang CURAH HUJAN SANGAT LEBAT (> 100 mm/hari) Parit Tiga Analisis curah hujan ekstrim harian Juli 2016 di wilayah Pulau Belitung adalah KRITERIA CURAH HUJAN LEBAT (51 100 mm/hari) KABUPATEN / DAERAH Membalong, Air Saga, Kelapa Kampit, Air Asam, CURAH HUJAN SANGAT LEBAT (> 100 mm/hari) - Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 7

III PRAKIRAAN HUJAN SEPTEMBER, OKTOBER DAN NOVEMBER 2016 1. PRAKIRAAN HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG A. PRAKIRAAN HUJAN BULAN SEPTEMBER 2016 Prakiraan Curah Hujan September 2016 CURAH HUJAN (mm) KABUPATEN / DAERAH 0 20-21 50-51 100 101 150 Sebagian besar Kab. Bangka Selatan bagian Timur dan Selatan, sebagian kecil Kab. Bangka Tengan bagian Timur Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian Timur, seluruh Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, sebagian besar Kab. Bangka Tengah bagian barat dan Tengah, sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian Barat, seluruh wilayah Pulau Belitung 151 200 Sebagian besar Kab. Bangka Barat bagia Barat 201 300-301 400-401 500 - > 500 - Prakiraan Sifat Hujan September 2016 SIFAT HUJAN KABUPATEN / DAERAH BAWAH NORMAL NORMAL ATAS NORMAL Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian Utara Sebagian kecil Kab. Bangka Barat, sebagian besar Kab. Bangka Tengah, sebagian besar Kab. Bangka Selatan, sebagian kecil Ka. Belitung dan Belitung Timur bagian Utara Sebagian besar Kab. Bangka Barat, sebagian besar Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, sebagian besar Kab. Belitung dan Belitung Timur Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Lampiran 3. Bulan September 2016 dapat dilihat pada Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 8

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN OKTOBER 2016 Prakiraan Curah Hujan Oktober2016 CURAH HUJAN (mm) KABUPATEN / DAERAH 0 20-21 50-51 100-101 150 Kab. Bangka Selatan bagian selatan 151 200 Kab. Bangka Induk, Kab. Bangka Tengah, sebagian besar Kab. Bangka Selatan, Kab. Belitung, Kab. Belitung Timur 201 300 Kab. Bangka Barat 301 400-401 500 - > 500 - Prakiraan Sifat Hujan Oktober2016 SIFAT HUJAN KABUPATEN / DAERAH BAWAH NORMAL - NORMAL ATAS NORMAL Kab. Bangka Barat bagian barat, sebagian Kab. Bangka Induk, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka Selatan, Kab. Belitung Kab. Bangka Barat bagian timur, sebagian Kab. Bangka Induk, Kab. Belitung timur Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Bulan Oktober 2016 dapat dilihat pada Lampiran 4. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 9

C. PRAKIRAAN HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 Prakiraan Curah Hujan November 2016 CURAH HUJAN (mm) KABUPATEN / DAERAH 0 20-21 50-51 100-101 150-151 200 Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian selatan 201 300 Seluruh Kab. Bangka Barat, seluruh Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, seluruh Kab. Bangka Tengah, sebagian besar Kab. Bangka Selatan bagian utara, Pulau Belitung 301 400-402 500 - > 500 - Prakiraan Sifat Hujan November 2016 SIFAT HUJAN KABUPATEN / DAERAH BAWAH NORMAL NORMAL Sebagian kecil Kab. Bangka Selatan bagian selatan Seluruh Kab. Bangka Barat, seluruh Kab. Bangka Induk, Kota Pangkalpinang, seluruh Kab. Bangka Tengah, sebagian besar Kab. Bangka Selatan bagian utara, seluruh Pulau Belitung ATAS NORMAL - Peta Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Lampiran 5. Bulan November 2016 dapat dilihat pada Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 10

IV INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN JULI 2016 1. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KRITERIA KABUPATEN / DAERAH > 20 hari Dendang Belitung timur 10-20 hari < 10 hari Jebus, Kelapa, Bukit Ketok, Sungai Liat, Bakam, Rukam, Celuak, Stamet Pangkalpinang, Koba, Penyak, Lubuk Besar, Sungai Selan, Payung, Air Gegas, Rias, Stamet Buluh Tumbang, BPP Perawas, Sijuk, Tanjung Binga, Cerucuk, Air Saga, Perawas, Sungai Samak, Simpang Rengiang, Air Asam, Gantung Telak, Parit Tiga, Dendang, Simpang Teritip, Mayang, Kundi, Muntok, Kundi, Tempilang, Pemali, Pugul, Cambai, Mangkol, Batu Betumpang, Membalong, Badau, Tungkusan, Pegantungan, Damar, Kelapa Kampit, Simpang Pesak, Lalang Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 11

V EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN ANALISIS FDRS (FIRE DANGER RATING SYSTEM) BULAN JULI 2016 Pangkal Pinang FFMC merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar dan bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu : curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin. Dari grafik indeks FFMC di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31 Juli 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks FFMC (Indeks bahan bakar halus) pada Level Rendah 3.2 %, level Sedang 25.8 %, pada level Tinggi tercatat 22.6 %, dan pada level ekstrim tercatat 48.4%. DC merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan. Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah dan merupakan indikator terjadinya kabut asap. Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu : Curah Hujan dan Suhu. Dari grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Meteorologi PangkalPinangdapat dilihat bahwa kejadianindeks DC dari tanggal 1 sampai dengan 31 Juli 2016 tercatat 93.6 % pada level Rendah, dan 6.4 % pada level sedang. FWI merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran. Dari grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31 Juli 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks cuaca kebakaran FWI pada level Rendah sebesar 35. 5%, pada level Sedang 41.9 % dan pada level Tinggi 22.6%. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 12

Grafik FDRS Pangkal Pinang 1 sampai dengan 31 Juli Tahun 2016 Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 13

VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 AGUSTUS 2016) Berikut adalah monitoring hari tanpa hujan berturut turut, hasil pantauan data pos hujan di wilayah Bangka Belitung : Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 14

VII PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI PANGKAL PINANG BULAN JULI 2016 1. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA RATA PLOT MAWAR ANGIN: PENGAMATAN SEBARAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN BULAN JULI 2016 STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG NORTH GAMBAR : Wind Speed Direction (blowing from) KETERANGAN : <> Arah angin dalam derajat. <> Nol (0) derajat sebagai arah utara. <> Arah menerangkan arah datangnya angin (dari). <> 1 Knots = 1,85 Km/jam 20% PERIODE DATA : 16% Start Date: 01-Jul-16-00:00 End Date: 31-Jul-16-23:00 12% JML. PENGAMATAN : ANGIN CALM: 8% 744 hrs. RATA2 KEC. ANGIN: 41.13% 4% 2.74 Knots INSTANSI : WEST EAST BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA WIND SPEED (Knots) >= 22 UNIT PELAKSANA TEKNIS : STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG TANGGAL : 14-Aug-16 SOUTH 17-21 11-17 7-11 4-7 1-4 Calms: 41.13% NO. PROYEK : 07.2016 WRPLOT View - Lakes Environmental Software 2. DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN Frekuensi Sebaran Angin Bulan Juli 2016 Di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang 45 40 41.1 35 30 31.0 % 25 20 15 15.6 12.2 Calms 1-4 4-7 7-11 11-17 17-21 >= 22 Wind Class (Knots) Angin memiliki dua parameter pengukuran, yaitu arah angin dan kecepatan angin. Arah angin merupakan arah dari mana datangnya angin. Standar penentuan arah angin Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 15

adalah dengan menggunakan suatu derajat melingkar sampai 360 0. Titik 0 0 digunakan sebagai titik utara, yang biasanya disebut sebagai titik utara sebenarnya (True North). Bertambahnya nilai derajat menuju ke 360 0 (titik kembali ke 0 0 ) berarti berubahnya arah mengikuti jarum jam. Dengan demikian akan didapatkan 0 0 dan 360 0 sebagai titik utara, 90 0 sebagai titik timur, 180 0 sebagai titik selatan, dan 270 0 sebagai titik barat. Arah angin dibagi menjadi 8 arah mata angin, yaitu: Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut. Sedangkan standar kecepatan angin secara internasional yang digunakan dalam meteorologi adalah dalam satuan knots. Sebagai perbandingan, 1 Knots memiliki nilai sebesar 1.86 km/jam. Untuk membedakan tingkat kecepatannya, maka kecepatan angin umumnya diklasifikasikan ke dalam 7 kelas, yaitu: calm (0 knot), 1-4 knots, 4-7 knots, 7-11knots, 11-17 knots, 17-22knots, dan diatas 22 knots. Model mawar angin dapat menggambarkan frekuensi arah dan kecepatan angin. Model ini lebih mirip diagram, akan tetapi berbentuk lingkaran. Gambar jari jari melambangkan arah angin berasal. Sedangkan panjang jari jarinya melambangkan jumlah frekuensi angin. Warna dari jari jari windrose dapat menggambarkan interval kecepatan angin. Adapun hasil dari pengolahan data angin pada bulan Juli 2016 di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut: Arah angin didominasi angin dari selatan Timur sekitar 18,7 %; Tenggara sekitar 17 %, dan Selatan sekitard 18,1 %. Setelah itu diikuti Angin dari Timur Laut sekitar 1,5 % dan arah lainnya kurang dari 1 %. Dilihat dari kecepatan anginnya, frekuensi terbanyak adalah angin calm atau teduh (0 Knot) sebesar 41,1 %. Kecepatan angin berikutnya ada pada interval 1-4 knots sebesar 31,0 %; terbanyak ketiga pada interval 4-7 knots sebanyak 15,6 %; dan terbanyak keempat dengan interval 7-11 knots sebesar 12,2 %. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 16

Lampiran 1 LAMPIRAN ANALISIS CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN BULAN JULI 2016 Curah Hujan RATA - RATA CH ANALISIS No Stasiun Rata - Rata JULI (mm) JULI 2016 SIFAT HUJAN Bulanan (mm) 85% 115% (mm) JULI 2016 I Kab. Bangka Barat 1 Mentok 91 77 105 62 BN 2 Mayang 131 111 151 37 BN 3 Kelapa 143 122 164 95 BN II Kab. Bangka Induk 1 Sungai Liat 127 108 146 131 N III Kota Pangkalpinang 1 Stasiun Meteorologi 134 114 154 86 BN IV Kab. Bangka Tengah 1 Sungaiselan 150 128 173 157 N V Kab. Bangka Selatan 1 Rias 143 122 164 168 AN VI Kab. Belitung 1 Stasiun Meteorologi 186 158 214 188 N Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 17

Lampiran 2 : PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN BULAN JULI 2016 PETA DISTRIBUSI SIFAT HUJAN BULAN JULI 2016 Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 18

Lampiran 3 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN SEPTEMBER 2016 PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN SEPTEMBER 2016 Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 19

Lampiran 4 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN OKTOBER 2016 PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN OKTOBER 2016 Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 20

Lampiran 5 : PETA PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 PETA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULAN NOVEMBER 2016 Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 21

Lampiran 6: ARTIKEL CUACA DAN IKLIM Sekolah Lapang Iklim Untuk Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim oleh: Akhmad Fadholi, S.ST (PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang) Indonesia merupakan salah satu bangsa agraris dimana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Tanah yang subur didukung dengan kondisi iklim tropisnya membuat berbagai macam tanaman dapat tumbuh di negeri ini. Namun, kondisi tersebut tidak menjadi patokan hasil panen yang baik di negeri ini, keberhasilan maupun kegagalan panen ternyata sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Yang sedang terjadi. Telah banyak fenomena kegagalan panen di berbagai penjuru Indonesia yang disebabkan oleh bermacam kejadian cuaca, baik yang terjadi pada skala lokal maupun pada skala yang lebih luas. Pada skala lokal atau kecil, kejadian hujan ekstrim misalnya, dapat mengakibatkan curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan banjir. Jika ini terjadi di kawasan daerah pertanian maka tanaman akan terendam. Lebih lanjut lagi, jika ini terjadi di lahan pertanian yang sbetulnya tinggal menunggu hari utnuk panen, maka kana terjadi gagal panen karena tanaman menjadi busuk terendam air. Dalam sakala yang lebih luas dan besar, mungkin kita masih ingat bagaimana fenomena El Nino tahun 2015 lalu yang membuat gagal panen di beberapa wilayah Indonesia khususnya Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara. Fenomena El Nino yang datang hampir bersamaan dengan dengan musim kemarau tahun 2015 berdampak pada kondisi udara yang panas dan kering. Curah hujan yang diharapkan guna kelangsungan hidup tanaman tak kunjung datang hingga kahirnya para petani harus merelakan tanamannya layu, mati dan tidak bisa dipanen. Tidak hanya El Nino, fenomena La Nina yang merupakan kebalikan dari El Nino khususnya tahun 2010 memberikan kenangan pahit di sektor pertanian Indonesia. Fenomena La Nina tahun 2010 berdampak pada meningkatnya cura hujan di beberapa wilayah Indonesia dari normalnya. Dampak lanjutan yang terjadi adalah musim kemarau tahun 2010 yang bersifat basah. Kemarau basah tahun 2010 ini berakibat pada ledakkan hama penyakit tanaman terutama hama wereng yang hamper terjadi di sebagian besar kawasan pertanian Indonesai. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 22

Tidak bsa dipungkiri, kondisi cuaca dan iklim memiliki pengaruh besar pada keberhasilan sector pertanian di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Dengan kata lain, pemahaman tentang informasi cuaca dan iklim sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian. Kemudian, seperti apa informasi cuaca dan iklim di Indonesia? Sebagaimana diketahui bahwa di Indonesia terdapat suatu lembaga pemerintah yang menangani maslalah cuaca dan iklim yaitu Bdan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG. BMKG mempunyai tupoksi dalam melakukan analisis kondisi dinamika atmosfer serta prakiraan cuaca dan iklim. Terkhusus dalam bidang klimatologi, BMKG sangat fokus dalam melaksanakan prakiraan iklim yang di dalamnya terdapat prakiraan hujan bulanan dan prakiraan awal musim. Informasi iklim iklim juga dikemas dalam bentuk buku yang dikenal dengan Buletin Prakiraan Hujan Bulanan dan Buletin Prakiraan Musim. Buletin ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas, karena konten yang tidak hanya terbatas pada prakiraan hujan saja, namun juga terdapat analisis kondisi dinamika atmosfer sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang cuaca dan iklim. Namun, informasi iklim tersebut yang selama ini dipublikasikan oleh BMKG, ternyata belum menjangkau masyarakat secara maksimal. Hal ini dapat disebabkan karena pembahasan pada konten buletin yang masih sangat teknis sehingga hanya bisa diketahui dan dipahami oleh kalangan tertentu saja. Oleh sebab itu, BMKG juga telah melaksanakan program guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap informasi yang telah dikeluarkan khususnya informasi iklim ini. Program tersebut adalah Sekolah lapang Iklim. Sekolah Lapang Iklim (SLI) atau Climate Field School (CSF) merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi yang sejalan dengan program World Meteorological Organization (WMO) yaitu Global Farmerwork for Climate Services atau Kerangka Clobal Layanan Iklim. SLI atau CFS bertujuan menjembatani peningkatan pemahaman mengenai informasi iklim bagi para petugas di lingkungan Dinas Pertanian Daerah, penyuluh, dan petani yang tersebar di seluruh nusantara. Program ini merupakan inovasi BMKG yang telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dan mendapatkan pengakuan dari Badan Meteoorlogi Dunia (WMO) yang merupakan badan khusus PBB dengan anggota sekitar 188 negara dan teritori negara yang menangani bidang meteorologi dan hidrologi. Dalam pelaksanaan SLI, para peserta yang khususnya penyuluh di Dinas Pertanian akan dibekali materi yang secara garis besar tentang pemahaman cuaca secara sederhana Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 23

dan materi pemahaman informasi iklim yang sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian. Secara detail, materi yang biasanya disampaikan terkait pengenalan unsur cuaca dan iklim, pembentukan awan dan hujan, pemahaman informasi iklim dan prakiraan, serta cara memanfaatlan data iklim khususnya untuk pertanian dan perkebunan. Materi yang akan diterima bukan hanya sebatas teori saja, namun juga praktek dan simulasi sehingga akan lebih interaktif dan dapat meningkatkan pengetahuan para peserta dengan cepat. Simulasisimulasi yang diberikan antara lain terkait bagaiman proses pembentukan awan dan hujan, pengenalan alat meteorologi yang sifatnya sederhana, serta menyusun strategi pola tanam atau kalender tanam. Selain materi-meteri tersebut, pengenalan tupoksi BMKG yang bergerak dalam bidang pengamatan cuaca dan iklim juga diberikan kepada para peserta dengan kunjungan juga dilakukan dengan kunjungan ke satsiun klimatologi atau stasiun meteorologi terdekat. Semakin gencarnya isu perubahan iklim dan tanda-tanda pemanasan global membuat kegiatan SLI sangat penting untuk dilaksanakan secara rutin di seluruh provinsi di Indonesai. Hal ini sebagai antisipasi resiko dai perubahan iklim itu sendiri yang salah satunya adalah potensi kegagalan panen dengan imbas melemahnya ketahanan pangan. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sekolah lapang Iklim telah dilaksanakan untuk pertama kali yaitu SLI Tahap I pada tahun 2015 oleh Stasiun Meteorologi Pangkalpinang yang merupaka nkepanjangan tangan dari BMKG di Kepulauan Bangka Belitung. Tahun 2016, SLI Tahap II juga telah dilaksanakan dengan peserta yang merupakan para penyuluh di lingkungan Dinas Pertanian. Tentunya, kita berharap program ini terus berlanjut mengingat faktor iklim yang mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman merupakan faktor dinamis yang dapat berubah tiap tahunnya. Lebih penting lagi adalah ilmu pengetahuan yang terus berkembang di masyarakat. Mungkin, masyarakat Indonesia pada awalnya dapat menentukan masa tanam dan jenis komoditas dengan berpatokan pada hari dan bulan saja. Tapi sekarang, masyarakat Indonesia harus berpatokan dengan data terutama pola hujan di wilayahnya masing-masing. Data tersebut merupakan hasil dari pengukuran harian hingga didapatkan suatu karakteristik cura hujan di lokasi yang bersangkutan. Tentyunya, untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh serta detail tentang kondisi cuaca dan iklim di lokasi tersebut, bukan hanya curah hujan saja yang diukur dan dicatat, tetapi juga semua parameter cuaca dan iklim seperti suhu baik udara maupun tanah, arah dan kecepatan angina, kelembaban, tekanan Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 24

udara, radiasi matahari, dan parameter lainnya teris diukur dan dicatat secara terus menerus. Buletin BMKG Edisi Agustus 2016 25