BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

Gambar 3.1 Desain Exploratory Design

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri se Kota Palangka Raya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini dinamai metode kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gall dan Gall (2006) yang menyatakan bahwa strategi penelitian dan pengembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja review ahli, hasil uji coba kelompok kecil dan hasil uji coba empiris.

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan kerangka pikir penelitian yang telah dirumuskan, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. angka dalam pengumpulan data, penafsiran data dan penampilan hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun berdasarkan kajian yang diawali dengan teori-teori tentang kesejahteraan psikologis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, teori bimbingan dan konseling keagamaan serta kajian studi pendahuluan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research & development). Pendekatan penelitian digunakan dengan alasan karena penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk yaitu model bimbingan dan konseling. Borg dan Gall (2003) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini, produk yang akan dihasilkan adalah model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu. Desain penelitian ini menggunakan mixed methods research design. Mixed methods research design, menurut Creswell (2009:204), adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan data, menganalisis dan mengkombinasikan kedua metode kualitatif dan metode kuantitatif dalam suaty penelitian tunggal untuk memahami masalah penelitian. Penggunaan metode kuantitatif dan metode kualitatif yang dikombinasikan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap

92 permasalahan penelitian dan pertanyaan penelitian daripada hanya menggunakan satu metode penelitian. Jenis desain yang digunakan adalah dengan jenis explanatory mixed methods designs, yaitu prosedur pengumpulan data kualitatif untuk mengeksplorasi suatu gejala, dan kemudian mengumpulkan data kuantitatif yang berkaitan dengan data kualitatif. Alasan penggunaan jenis desain tersebut karena penelitian dilakukan secara sekuensial yang terdiri dari 2 fase yaitu: (1) peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan (2) peneliti mengumpulkan data kualitatif (Creswell, 2009:209). Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini mengkaji kesejahteraan psikologis ibu dan keefektifan model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu sebagai implikasinya. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui validitas rasional model hipotetik bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Pengembangan desain model menggunakan metode analisis deskriptif, metode pastisipatif kolaboratif, dan metode eksperimen. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis kesejahteraan psikologis ibu di 3 kelurahan yaitu kelurahan Jatirahayu, kelurahan Jaticempaka, dan kelurahan Jatiwaringin. Metode partisipatif kolaboratif dilakukan untuk uji kelayakan dan uji lapangan model hipotetik bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Uji kelayakan model hipotetik dilakukan meliputi uji rasional, uji keterbacaan dan uji coba terbatas. Dalam uji rasional melibatkan dua orang pakar konseling dan 1 orang pakar keagamaan. Sedangkan uji keterbacaan melibatkan 6

93 orang ibu-ibu PKK serta uji coba terbatas melibatkan 20 orang ibu-ibu PKK di kelurahan Jatirahayu. B. Variabel dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: 1. Model Bimbingan dan Konseling Keagamaan. Model bimbingan dan konseling keagamaan didefinisikan sebagai layanan fasilitasi dari konselor (peneliti) kepada ibu (sebagai unit analisis). Layanan tersebut merupakan proses hubungan bantuan yang berkesinambungan melalui dimensidimensi keagamaan dengan tahapan aktivitas. Tahapan aktivitas yang terdapat dalam model ini berdasarkan konsep Pargament (2003) yang terdiri dari: dimensi ideologi, dimensi ritual, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan dan dimensi sosial. Model bimbingan dan konseling keagamaan ini terdiri dari metode-metode yang digunakan, struktur dan tahapan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, serta evaluasi dan indikator keberhasilan model. Model bimbingan dan konseling keagamaan terdiri dari dua bentuk yaitu (1) model bimbingan dan konseling keagamaan yang dimaksudkan sebagai upaya pengembangan kesejahteraan psikologis ibu-ibu PKK yang meliputi dimensi-dimensi penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan diri. (2) Panduan pelaksanaan model

94 bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. 2. Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-being). Kesejahteraan psikologis secara operasional didefinisikan sebagai skor pada skala kesejahteraan psikologis Ryff yang meliputi enam dimensi, yaitu (1) mandiri/otonomi (mengemukakan pendapat, menentukan keputusan sendiri, yakin dengan pendapat sendiri, pengakuan dari orang lain), (2) Berhubungan positif dengan orang lain (memperhatikan, saling mendukung, menjalin hubungan dengan orang lain, saling percaya), (3) Penguasaan lingkungan (mengelola tanggung jawab, melakukan pekerjaan dengan baik, mengatur waktu, memiliki gaya hidup yang sesuai dengan diri), (4) Pertumbuhan pribadi (memiliki pengalaman baru, mengembangkan diri, terbuka dengan pengalaman baru, mencoba cara baru), (5) Memiliki tujuan hidup ( memiliki rencana masa depan, fokus pada saat sekarang), (6) Menerima diri (sikap positif terhadap diri sendiri, menerima diri, merasa nyaman dengan diri sendiri, percaya diri dan positif terhadap diri). C. Pengembangan Instrumen Penelitian Langkah-langkah pengembangan instrument penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Pengembangan kisi-kisi instrumen penelitian Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang kesejahteraan psikologis pada ibu-ibu. Alat ukur yang digunakan adalah The Ryff scales of Psychological well-being. Alat ukur ini dikembangkan oleh Ryff (Abott et al, 2010:

95 360) untuk mengukur psychological well-being (kesejahteraan psikologis) seseorang. Penggunaan alat ukur ini telah mendapat ijin oleh Carol Ryff. Alat ukur ini telah diadaptasi sesuai kebutuhan penelitian. Alat ukur ini terdiri dari 42 item. Masingmasing item mempunyai rentang skala likert antara 1 hingga 6 (Sangat Tidak Setuju hingga Sangat Setuju). Item-item pada alat ukur ini merepresentatsikan kualitaskualitas personal yang berkontribusi pada kesejahteraan psikologis seseorang yang terdiri dari 6 dimensi yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner kesejahteraan psikologis:

96 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Kesejahteraan Psikologis No Dimensi Indikator No butir No butir No butir Jumlah Favorable Unfavorable butir 1 Otonomi Mengemukakan pendapat Menentukan keputusan sendiri Yakin dengan pendapat sendiri Pengakuan dari orang lain 2 Hubungan positif dengan orang lain 3 Penguasaan lingkungan 4 Pertumbuhan Pribadi Penuh perhatian Menjalin hubungan dengan orang lain Saling Percaya, Mengelola tanggung jawab, Melakukan pekerjaan dengan baik, Mengatur waktu Memiliki gaya hidup yang sesuai dengan diri Memiliki pengalaman baru Mengembangkan diri Terbuka dengan pengalaman baru Mencoba cara baru 5 Tujuan hidup Memiliki rencana masa depan, Aktif melaksanakan rencana Fokus pada saat sekarang dan masa lalu Kegiatan sehari-hari 6 Penerimaan diri Sikap positif terhadap diri sendiri, Menerima diri Merasa nyaman dengan diri sendiri Percaya diri dan positif terhadap diri 1,2,3,4,5, 6,7 8,9,10,11,12,13,14 15,16,17, 18,19,20, 21 22,23,24, 25,26,27, 28 29,30,31, 32,33,34, 35 36,37,38, 39,40,41, 42 1,2,3,4, 5,6,7 7 8,9,10,11 12,13,14 7 15,16,17, 18 22,23,24,2 5 29,30,31,3 2 36,37,38,3 9 19,20,21 7 26,27,28 7 33,34,35 7 40.41.42 7 Total 42

97 2. Penimbangan (judgement) instrumen penelitian Penimbangan instrumen dilakukan oleh dua orang pakar Bimbingan dan Konseling, dan satu orang psikolog. Tujuan penimbangan instrumen adalah untuk memperoleh kesesuaian antara isi setiap pernyataan dengan indikator variabel yang akan diukur dan diharapkan instrumen penelitian layak dipakai. Ketiga penimbang tersebut terdiri dari Dr. Ilfiandra, M.Pd (doktor dalam bidang bimbingan dan konseling Universitas Pendidikan Indonesia), Dr. Erham, M.Pd (doktor dalam bidang bimbingan dan konseling dari Universitas Islam Bandung) dan Dr. Ayu Dwi Nindyati (doktor dalam bidang Psikologi Universitas Paramadina). Kegiatan penimbangan ini berorientasi pada validitas konstruk dan validitas isi, berupa variable, subvariabel, aspek/dimensi, dan indikator yang hendak diukur, redaksi setiap butir pernyataan, keefektifan susunan kalimat dan koreksi terhadap bentuk format yang digunakan. Penimbang memberikan koreksi terhadap item yang kurang tepat dan kurang layak, baik secara konstruk maupun kebahasaannya. Setelah itu dilakukan revisi sesuai dengan masukan, saran-saran dan koreksi dari penimbang. 3. Uji keterbacaan instrumen penelitian Langkah selanjutnya sebelum dilakukan uji coba instrument, untuk mengetahui validasi eksternal instrumen penelitian dilakukan uji keterbacaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam istrumen penelitian dapat dimengerti susunan redaksi dan maknanya serta telah

98 sesuai/menggambarkan dimensi-dimensi yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis. Kegiatan ini dilakukan dengan menghadirkan enam orang ibu dari kelurahan Jaticempaka. Mereka diminta untuk mengerjakan instrument dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah itu, ibu diajak untuk berdiskusi dan diminta untuk memberikan masukan terhadap setiap butir pernyataan yang dianggap masih membingungkan mereka. Masukan dari ibu-ibu tersebut, kemudian dikembangkan untuk melakukan revisi kisi-kisi instrumen penelitian. Selanjutnya instrumen disiapkan untuk ujicoba. Uji coba intrumen penelitian dilakukan kepada 150 ibu di kelurahan Jatiwaringin, Jaticempaka dan Jatirahayu, Bekasi. Data hasil uji coba dianalisis tingkat validitas dan realiabilitasnya, setelah itu direvisi sehingga diperoleh instrument yang memiliki tingkat kesahihan dan keterandalan yang memadai. Jumlah item berupa pernyataan terdiri dari 42 item. 4. Validitas item dan reliabilitas instrumen a. Uji validitas Uji validitas adalah untuk melihat kesesuaian instrument penelitian dengan objek pengukuran. Tujuannya adalah sejauh mana skor dari suatu tes bisa memberikan gambaran tentang populasi atau sampel (Creswell, 2005). Jadi validitas tes pada dasarnya menunjukkan bahwa skor yang didapat dari suatu alat tes mempunyai arti, cocok dan bisa mengukur apa yang hendak diukur dari suatu

99 populasi atau sampel (Creswell, 2005). Anastasi dan Urbina (2006) menjelaskan bahwa validitas menitik beratkan pada apa maksud dari tes tersebut dan seberapa tepatnya hasil dari tes tersebut. Pada penelitian ini langkah uji validitas item dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item-total product moment. Korelasi item total dipilih karena metode ini dapat digunakan untuk melihat hubungan suatu item dengan item yang lain yang memiliki dimensi yang sama. Penghitungan validitas item pernyataan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0. Hasil menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan yang berjumlah 42 item adalah valid (terlampir). b. Uji reliabilitas Setelah melakukan uji validitas item kemudian dilakukan uji reliabilitas instrument. Creswell (2005) menjelaskan reliabilitas sebagai tingkat kestabilan dan konsistensi dari suatu alat tes. Jadi skor seseorang akan cenderung sama atau mendekati jika dilakukan tes dengan alat yang sama. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini akan dilakukan dengan metode penghitungan koefisien Alpha Cronbach dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach adalah model internal consistency score berdasarkan korelasi mean antara butir item yang ekivalen. Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus Cronbach s Alpha dan proses pengujiaan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0. The Ryff Scales of Psychological Well-Being

100 merupakan skala yang sudah terstandar dan sudah melalui validitas isi. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian kesejahteraan psikologis secara lebih rinci disajikan pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Kesejahteraan Psikologis Variabel Kesejahteraan Psikologis Koefisien Korelasi Butir Total 0,323 s/d 0.933 Jumlah butir 42 Koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha) 0.976 D. Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Proses pengembangan model ini terdiri dari empat tahap. Subyek penelitian ditentukan berdasarkan tahap-tahap dan kegiatan dari pengembangan model. Penelitian ini melibatkan subyek sesuai dengan tahap dan jenis kegiatan penelitian. Pada penelitian, pengambilan sampel dalam studi pendahuluan menggunakan metode purposive sampling. yang memiliki karakteristik sebagai berikut: telah menikah dan subyek penelitian termasuk dalam tahap perkembangan dewasa. Alasan pemilihan subyek penelitian berada dalam tahap perkembangan dewasa karena menurut Papalia et al. (2008), pada usia ini sifat dan gaya kepribadian menjadi

101 relative stabil, akan tetapi perubahan dalam kepribadian dapat dipengaruhi oleh tahapan dan peristiwa kehidupan. Selain itu keputusan tentang hubungan yang intim dan gaya hidup personal telah terjadi. Pada tahap ini juga mayoritas orang-orang dewasa telah menikah dan dari mereka mayoritas telah menjadi orangtua. Subyek penelitian pada studi pendahuluan adalah ibu-ibu PKK berjumlah 228 orang. Pada tahap validasi dan pengembangan model, kegiatan penelitian melalui kelayakan isi/konstruk dan kelayakan konseptual model. Subyek penelitian ialah ahlil/pakar bimbingan dan konseling dan pakar keagamaan. Sementara pada tahap validasi empirik untuk ujicoba model, subyek penelitian adalah pengurus dan anggota PKK. Selanjutnya pada tahap uji efektifitas model untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis adalah ibu-ibu PKK. Subyek penelitian terdiri dari 20 ibu PKK Jaticempaka sebagai kelompok eksperimen dan 20 ibu PKK Jatiwaringin sebagai kelompok kontrol. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan studi dokumentasi seperti rekaman kegiatan. Data kualitatif diperoleh melalui lembar kegiatan subyek penelitian yang diberikan layanan bimbingan, dan wawancara; sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui hasil kuesioner kesejahteraan psikologis yang diisi oleh subyek penelitian. Teknik kuesioner digunakan untuk mengetahui kondisi aktual tingkat kesejahteraan psikologis dan berguna untuk menganalisis kesejahteraan psikologis ibu.

102 F. Prosedur Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka prosedur penelitian ditempuh melalui tahapan berdasarkan desain penelitian dan pengembangan (research and development) menurut Borg & Gall (2003). Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari sembilan langkah, yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) penyusunan model awal, (4) memperbaiki model, (5) ujicoba, (6) memperbaiki kembali model hasil ujicoba, (7) melakukan ujicoba kembali, (8) menyempurnakan model menjadi model akhir, (9) diseminasi dan implementasi model. Sembilan tahapan di atas dapat disederhanakan menjadi empat tahap yang disesuaikan kemampuan peneliti, sebagai berikut: 1. Pendahuluan. Pada tahap ini dilakukan dua kegiatan yaitu studi pustaka dan studi pendahuluan/kajian empirik. Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk menelaah konsep-konsep teori tentang konseling keagamaan dan kesejahteraan psikologis serta hasil-hasil penelitian yang terkait dengan penerapan bimbingan dan konseling keagamaan. Hasil studi pustaka tersebut digunakan untuk mengembangkan dan mengaplikasikan bimbingan dan konseling keagamaan sebagai sebuah model. Kegiatan selanjutnya adalah kajian empirik dengan melakukan asesmen kebutuhan. Tujuan kegiatan adalah untuk memperoleh gambaran mengenai profil kesejahteraan psikologis ibu-ibu PKK di 3 kelurahan yaitu kelurahan Jaticempaka, Jatiwaringin, dan Jatirahayu, Bekasi. Teknik yang digunakan dalam asesmen kebutuhan adalah inventori kesejahteraan psikologis dan juga dilakukan wawancara.

103 2. Perencanaan. Pada tahap ini perencanaan dan perancangan model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan temuan-temuan pada studi pendahuluan. Selanjutnya, peneliti menyusun model hipotetik bimbingan dan konseling keagamaan yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Model hipotetik yang dihasilkan terdiri dari beberapa komponen yaitu: rasional, deskripsi dan masalah kebutuhan, tujuan, asumsi model, target intervensi, komponen program, langkah-langkah kegiatan, kompetensi konselor untuk implementasi model, struktur dan isi intervensi, evaluasi dan indikator keberhasilan. Dalam rencana pelaksanaan model tersebut terdapat panduan pelaksanan model yang berisi komponen-komponen: pengantar, tujuan, karakteristik hubungan, norma kelompok, peran konselor, pelaksanaan layanan yang akan diberikan serta evaluasi dan indikator keberhasilan. 3. Pelaksanaan. Pada tahap ini dilakukan uji kelayakan model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan yaitu uji validasi isi, validasi empirik dan revisi model hipotetik. Validasi isi bertujuan untuk memperoleh masukan para pakar bimbingan dan konseling terhadap model yang telah disusun. Para pakar terdiri dari 3 orang yaitu Dr.Nani Sugandhi, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia), Dr. Ipah Saripah, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. (UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Psikologi). Proses validasi isi yang dilakukan melalui

104 diskusi langsung untuk memperoleh masukan kelayakan isi. Berdasarkan masukan tersebut model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu layak dipakai. Terdapat beberapa saran dan masukan terhadap model tersebut.(terlampir). Pada tahap pelaksanaan selanjutnya, model yang telah dianalisis dan direvisi kembali, kemudian dilakukan uji lapangan pada model bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. Dalam uji lapangan ada dua kegiatan yaitu (1) uji model terbatas yang terdiri dari uji coba terbatas dan uji efektivitas, (2) revisi model. Uji model terbatas terbagi dua kegiatan yaitu uji coba terbatas dilakukan kepada 20 orang ibu-ibu PKK di kelurahan Jatirahayu. Tujuan dilakukannya uji terbatas adalah untuk mendapatkan masukan dari ibu-ibu PKK sebagai subyek dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan uji efektivitas, dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan model tersebut. Fokus pada uji ini adalah untuk mengetahui apakah prosedur bimbingan dan konseling keagamaan dapat melibatkan seluruh partisipan secara aktif dalam proses bimbingan sehingga model tersebut berfungsi. Setelah pelaksanaan uji terbatas kemudian dilakukan revisi sesuai hasil uji terbatas dan masukan terhadap model hipotetik dari segi konstruksi, materi dan pelaksanaan konseling. Selanjutnya penyusunan model akhir dalam bentuk pedoman bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis

105 ibu. Hasil uji keefektifan model tersebut sebagai dasar untuk menyempurnakan model operasional menjadi model yang teruji. 4. Hasil. Model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis selanjutnya direkomendasikan dan diimplementasikan kepada khalayak. Berikut adalah gambar 3.1 tentang rangkaian penelitian dan pengembangan model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis: Pendahuluan Perencanaan Pelaksanaan Hasil Studi Pustaka -keagamaan -kesejahteraan Psikologis Penyusunan Model Hipotetik Konseling Uji model terbatas Model yang direkomendasikan Studi Pendahuluan -Profil kesejahteraan ibu-ibu PKK Validasi Model Oleh Pakar Revisi Analisis dan revisi Implementasi Model BK Keagamaan untuk meningkatkan Kesejahteraan Psikologis ibu Gambar 3.1 Rangkaian Penelitian dan Pengembangan Model Bimbingan dan Konseling Keagamaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Ibu G. Teknik Analisis Data Penelitian Data penelitian yang dianalisis terdiri dari data tentang kesejahteraan psikologis dan dimensi-dimensinya serta data untuk memperoleh hasil tentang efektivitas model.

106 Analisis data tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang profil kesejahteraan psikologis ibu-ibu PKK, rumusan model bimbingan dan konseling keagamaan, dan gambaran efektivitas model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu sebagai produk penelitian ini. 1. Analisis Profil Kesejahteraan Psikologis Ibu PKK Profil kesejahteraan psikologis ibu dianalisis melalui beberapa tahapan. Azwar (2008) mengemukakan rumusan tahapan untuk memperoleh skor optimal, skor minimal, standar deviasi dan mean terotetik sebagai berikut: a. Skor optimal = jumlah item alat ukur x skor tertinggi item b. Skor minimal = jumlah item alat ukur x skor terendah item c. Satuan standar deviasi teoretik = skor maksmal skor minimum / 6 d. Mean skor = Rentang skor / 3 Berdasarkan tahapan di atas, maka menurut Azwar (2004) didapatkan kriteria sebagai berikut: X > M 1 SD M 1 SD X < M + 1 SD M + 1 SD X : Kategori Tinggi : Kategori Sedang : Kategori Rendah 2. Analisis Kelayakan Model Bimbingan dan Konseling Keagamaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Ibu Model bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu terdiri dari beberapa dimensi yaitu: rumusan judul, rumusan rasional

107 model, rumusan deskripsi dan masalah kebutuhan, rumusan tujuan model, rumusan asumsi model, rumusan target intervensi, rumusan komponen model, rumusan langkah-langkah kegiatan, rumusan kompetensi konselor, rumusan struktur dan isi intervensi, rumusan evaluasi dan indikator keberhasilan model. Teknik yang digunakan untuk menganalisis kelayakan model adalah (1) uji rasional model yang dilakukan oleh pakar bimbingan dan konseling serta pakar keagamaan; (2) uji keterbacaan model melibatkan ibu-ibu PKK; (3) uji terbatas pada model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Uji terbatas model dilakukan kepada 20 orang ibu PKK. 3. Analisis Efektifitas Model Bimbingan dan Konseling Keagamaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Ibu Efektifitas model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu dilakukan dengan menganalisis tingkat kesejahteraan psikologis ibu sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan dan konseling dalam pengujian lapangan model. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen pretestposttest control group design. Alasan menggunakan desain ini adalah untuk membandingkan keadaan kesejahteraan psikologis ibu sebelum dan sesudah perlakuan dengan kelompok pembanding. Berikut adalah bentuk desain (Heppner et al., 2008:152): O 1 X O 2 O 3 O 4

108 Hipotesis penelitian ini adalah H o : µ pra-tes = µ pasca-tes H 1 : µ pra-tes µ pasca-tes Metode yang digunakan untuk menguji efektivitas model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu dengan melakukan analisis kovarian (ANAKOVA). Analisis data menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 17.0 for windows. Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan melihat perbandingan nilai Sig dengan α, yaitu jika nilai Sig. < α (0.05) maka H o ditolak.

109 MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KEAGAMAAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS IBU Kesejahteraan Psikologis (Sebelum Layanan BK Keagamaan) Kesejahteraan Psikologis (Setelah Layanan BK Keagamaan) Otonomi Mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain Hubungan dengan orang lain Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain Penguasaan lingkungan Kesulitan melakukan pekerjaan dengan baik Pertumbuhan pribadi Ketidakinginan untuk berkembang Tujuan hidup Kesulitan menentukan rencana masa depan Penerimaan diri Tidak puas dengan diri sendiri L A Y A N A N B K K E A G A M A A N Otonomi - Mengemukakan pendapat; Menentukan keputusan sendiri; Yakin dengan pendapat sendiri; Pengakuan dari orang lain Hubungan positif dengan orang lain -Kasih sayang; saling mendukung; menjalin hubungan dengan orang lain; saling percaya Penguasaan lingkungan -Melakukan pekerjaan dengan baik; mengatur waktu,; bekerja sesuai peran dan prioritas Pertumbuhan pribadi -Memiliki pengalaman baru; mengembangkan diri; terbuka dengan pengalaman baru; mencoba cara baru Tujuan hidup -Memiliki rencana masa depan; focus saat sekarang dan masa depan; kegiatan sehari-hari yang mendukung kesejahteraan psikologis Penerimaan diri -Sikap positif terhadap diri sendiri; Merasa nyaman dengan diri sendiri, Percaya diri Gambar 3.2 Model Bimbingan dan Konseling Keagamaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Ibu PKK