BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

2012, No

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 117 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL JAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PELANGGARAN TERHADAP KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

Bab 1. Angka kredit. dalam kegiatan pengembangan profesi guru. bab 1 1

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

III. METODE PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 073/J.A/07/1999

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

Pengembangan Sistem Informasi Kejuruan. Eko Marpanaji

STRUKTUR JABATAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM SEKRETARIAT DAERAH KOTA CIREBON

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 19 TAHUN 2000 (19/2000) TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN LAHAT

JUMLAH KETENAGAAN MENURUT ESELON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : 2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

Badan Pusat Statistik

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan setiap kegiatan pada suatu organisasi baik pemerintahan

2012, No.528.

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 473 TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. saja yang terjadi didunia pada era global dalam waktu yang sangat singkat

WALIKOTA BANDA ACEH. PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH Nomor : 16 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. unsur yang penting untuk pembaharuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Adapun permasalahan yang sering


PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK.14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

MANAJEMEN DAN PERENCANAAN SDM DI LINGKUNGAN PNS

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sistem Pengertian Sistem secara umum adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Sistem juga berasal dari beberapa ahli yaitu menurut : a. Indrajit (2001: 2) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. b. Jogianto (2005: 2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Karakteristik Sistem Jogianto (2005: 3) mengemukakan sistem mempunyai karekteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni : a. Komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batasan sistem. Batasan sistem ( boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut. 6

7 c. Lingkungan Luar Sistem. Lingkungan luar (evinronment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi.lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dana dapat juga bersifat menguntungkan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. sedang lingkunagn luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kalangsungan hidup dari sistem. d. Penghubung Sistem Penghubung (interfance) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan. e. Masukan Sistem Masukan (input) sistem adalah energi yang masukan kedalam sistem. masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya tersebut dapat beroperasi.signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. sebagai contoh didalam komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. f. Keluaran Sistem Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklafikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. g. Pengolahan Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sasaran

8 Sistem Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan. Dengan adanya sasaran sistem, maka kita dapat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran apa yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan berhasil apabila mencapai/mengenai sasaran atau pun tujuan. 2. Pengertian Kenaikan Pangkat/Golongan Kenaikan pangkat secara umum diartikan penghargaan yang diberika atas prestasi kerja dan pengabdian pegawai serta sebagai dorongan kepada pegawai untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya. Menurut pasal 13 buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2014-2015 antara PT Perkebunan Nusantara IX dengan SP BUN Nusantara IX yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang pegawai dalam susunan kepegawaian dan yang digunakan sebagai dasar penggajian. Oleh karena itu setiap pegawai diangkat dengan pangkat tertentu. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian pegawai yang bersangkutan terhadap instansi tertentu pegawai kantor terhadap perusahaannya dan lain-lain. kenaikan pangkat ini dimaksudkan agar pegawai tersebut mampu meningkatkan tingkat produktivitasnya, memiliki motivasi yang lebih untuk lebih melakukan hal-hal yang bersifat inovatif atau setidaknya tidak akan melanggar aturan yang ada didalam instansi. Jenjang kepangkatan karyawan terdiri dari 6 (enam) strata yaitu : a. Strata I b. Strata II c. Strata III d. Strata IV e. Strata V f. Strata VI Masing-masing strata dibagi dalam golongan dan pangkat sebagai berikut : a. Strata I

9 - Golongan IA berpangkat Pelaksana Pratama - Golongan IB berpangkat Pelaksana Muda b. Strata II - Golongan IC berpangkat Juru Pratama - Golongan ID berpangkat Juru Muda c. Strata III - Golongan IIA berpangkat Penyelia Pratama - Golongan IIB berpangkat Penyelia Muda - Golongan IIC berpangkat Penyelia Madya - Golongan IID berpangkat Penyelia Utama d. Strata IV - Golongan IIIA berpangkat Pengatur Pratama - Golongan IIIB berpangkat Pengatur Muda - Golongan IIIC berpangkat Pengatur Madya - Golongan IIID berpangkat Pengatur Utama e. Strata V - Golongan IVA berpangkat Penata Madya - Golongan IVB berpangkat Penata Utama f. Strata VI - Golongan IVC berpangkat Pembina Madya - Golongan IVD berpangkat Pembina Utama 3. Pengertian Karyawan Pengertian karyawan secara umum adalah mereka yang berkerja pada suatu badan usaha atau perusahaan baik swasta maupun pemerintahan dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan. Kemudian pengertian karyawan menurut para ahli yaitu : a. Hasibuan (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

10 b. Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadaptenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah memiliki kontrak ataupun perjanjian kerja dengan perusahaan dalam jangka waktu yang tidak ditetapkan (permanent). Karyawan tetap biasanya cenderung memiliki hak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karyawan tidak tetap. Selain itu, karyawan tetap juga cenderung jauh lebih aman (dalam hal kepastian lapangan pekerjaan) dibandingkan dengan karyawan tidak tetap dan Karyawan tidak tetap merupakan karyawan yang hanya dipekerjakan ketika perusahaan membutuhkan tenaga kerja tambahan saja. Karyawan tidak tetap biasanya dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh perusahaan ketika perusahaan sudah tidak membutuhkan tenaga tambahan lagi. Jika dibandingkan dengan karyawan tetap, karyawan tidak tetap cenderung memiliki hak yang jauh lebih sedikit dan juga cenderung sedikit tidak aman (dalam hal kepastian lapangan pekerjaan). 4. Pengertian Sistem Kenaikan Pangkat/Golongan Komponen-komponen atau tata urutan yang harus ditempuh karena telah membuat prestasi kerja agar mendapatkan penghargaan (kenaikan pangkat/golongan) atas prestasi kerja sebagai dorongan untuk pengabdian kinerja kedepannya. B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan Dalam pengamatan ini penulis mengambil di Bagian Kepegawaian Bidang Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar untuk melakukan analisis tentang Sistem Kenaikan Pangkat/Golongan Karyawan

11 Tetap PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, dengan pertimbangan berikut : a. Dalam lokasi ini pengamatan terdapat masalah yang ingin diamati dalam pengamatan ini yaitu sistem kenaikan oangkat/golongan. b. Dalam lokasi pengamatan penulis mendapatkan ijin untuk melakukan pengamatan yang memungkinkan penulis mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan. 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan ini adalah jenis pengamatan deskriptif kualitatif yaitu pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara pengamat dan informan. (Winarno, 1982 ; 140) Bentuk pengamatan yang digunakan ini adalah pengamatan deskriptif dengan menggunakan observasi. Pengamatan deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan faktafakta yang terlihat dan bagaimana adanya. Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi tentang data tersebut. Selain itu semua yang dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. 3. Sumber Data a. Narasumber Menurut Pasal 1 angka 13 Permendagri No. 33 Tahun 2007 mengenai Pedoman Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah menyatakan bahwatenaga Ahli atau narasumber adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang ilmu atau keahlian tertentu. Dalam pengamatan kali ini penulis memilih dua orang karyawan yang mengetahui tentang sistem kenaikan pangkat/golongan yaitu Bapak Arief Nugroho, S.H selaku Staf Pembukuan bidang urusan Sumber Daya

12 manusia dan Bapak Hari Purnomo, S.H selaku Juru Tulis bidang urusan Sumber Daya sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. b. Dokumen Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip Sugiyono (2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang. Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian. Dalam pengamatan ini, data yang diperlukan dari dokumen-dokumen yang mendukung pengamatan ini yaitu : 1) Dokumen Buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2014-2015 antara PT Perkebunan Nusantara IX dengan SP BUN Nusantara IX untuk dijadikan pedoman hubungan kerja dengan karyawan. 2) Dokumen PTPN.IX.0/SE/092/2004 Tentang Perubahan/Penyesuaian Pedoman Pembinaan Karier Karyawan. 3) Dokumen presensi karyawan karyawan tetap. 4) Dokumen Laporan Masa Trainee. c. Buku-buku Kepustakaan Buku-buku kepustakaan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung kelengkapan data yang dibutuhkan terutama data-data yang bersifat teoritis.adapun buku-buku kapustakaan tersebut diperoleh dari

13 Undang-Undang, Jurnal elektronik, dan buku-buku lain yang mendukung hasil pengamatan yang pemulis cantumkan didaftar pustaka. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Pengumpulan data dengan cara bertanya atau berkomunikasi langsung dengana pihak perusahaan mengenai obyek atau subyek yang diamati, yaitu sistem kenaikan pangkat/golongan karyawan tetap PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar. b. Observasi Dalam pengamatan ini penulis melakukan observasi di bagian kepegawaian bidang sumber daya manusia untuk mengamati secara langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi dan melakukan pencatatan daradataa mengenai sistem kenaikan pangkat/golongan karyawan. Menurut Sutopo ( 2002 : 64 ) teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. c. Studi pustaka Studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan penulisan Tugas Akhir ini. Bukubuku tersebut penulis dapatkan dengan cara meminjam dari Perpustakaan Pusat UNS dan Perpustakaan FISIP UNS yang antara lain terdapat dalam daftar pustaka. 5. Teknik Pengambilan Sampling Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dimana penulis cenderung memilih informan yang dianggap mengerti dan mengetahui tentang masalah yang diamati secara mendalam. Adapun yang dijadikan informan adalah Karyawan Kepegawaian bagian Sumber Daya Manusia.

14 6. Teknik Analisis Data Menurut H.B Sutopo (2002;91), dalam proses analisa terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap pengamatan kualitatif, tiga komponen tersebut adalah : 1) Reduksi Data Menurut H.B Sutopo (2002;91), merupakan komponen utama dalam analisa yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari file note. Reduksi data sudah berlangsung sejak pengamat mengambil tentang keputusan tentang kerangka kerja konseptual melakukan pemilihan kasus menyusun pertanyaan pengamat, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang digunakan. Pada pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dari lapangan. 2) Sajian data Menurut H.B Sutopo (2002;92), sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan pengamatan dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang dirumuskan sebagai pertanyaan pengamat, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data yang baik dan jelas sistematikanya, akan banyak menolong pengamat dalam menyelesaikan pekerjaannya. 3) Penarikan simpulan dan Verifikasi Dari awal pengumpulan data, pengamat sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Simpulan perlu diverifkasi supaya baik dan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan aktifitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai

15 akibat pikiran kedua timbul melintas pada pengamat pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan. Gambar Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Simpulan/Verifikasi Sumber : H.B. Sutopo ; Tahun : 2002, Hal : 96