Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

APLIKASI METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA BROWN DALAM MERAMALKAN JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KOTA MEDAN

METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER UNTUK PERAMALAN ABSTRACT

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PREDIKSI HARGA DAGING SAPI DI PEKANBARU DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL WINTER

METODE MOVING AVERAGE DAN METODE WINTER DALAM PERAMALAN ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PERAMALAN HOLT-WINTER UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL HOLT - WINTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kondisi ekonomi dan bisnis selalu berubah setiap waktu, maka para

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

APLIKASI PROGRAM DINAMIK UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TOTAL PADA PENGENDALIAN PRODUKSI MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

BAB 2 LANDASAN TEORI

HASIL DAN ANALISIS DATA. Berikut ini adalah data penjualan besi Wiremesh selama 4 tahun berturutturut.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

Peramalan Jumlah Penumpang Pada Siluet Tour And Travel Kota Malang Menggunakan Metode Triple Exponential Smoothing

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TEH (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Gunadarma PERAMALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JUMLAH PRODUK MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI BERDASARKAN PREDIKSI PERMINTAAN Oleh: Norma Endah Haryati ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MINYAK SAWIT DAN INTI SAWIT PADA PT PQR DENGAN MODEL ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN PERSEDIAAN BERAS PADA BULOG DIVRE ACEH

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

Dian Kristanti 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Meulaboh.

APLIKASI METODE CUTTING PLANE DALAM OPTIMISASI JUMLAH PRODUKSI TAHUNAN PADA PT. XYZ. Nico, Iryanto, Gim Tarigan

APLIKASI MANN-WHITNEY UNTUK MENENTUKAN ADA TIDAKNYA PERBEDAAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA YANG BERASAL DARI KOTA MEDAN DENGAN LUAR KOTA MEDAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PERAMALAN

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

Prediksi Persediaan Ikan Teri Menggunakan Exponential Smoothing Berbasis Ordered Weighted Aggregation

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

Pembahasan Materi #7

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA HOLT DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL GANDA BROWN

Harwein et al., Peramalan Data Times Series Kebutuhan Tepung Terigu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Roti...

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

BAB III LANDASAN TEORI

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA

PERBANDINGAN PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTERS DAN ARIMA

MENENTUKAN PENJUALAN PRODUK TERBAIK DI PERUSAHAAN X DENGAN METODE WINTER EKSPONENSIAL SMOOTHING DAN METODE EVENT BASED

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

Sistem Infornasi Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Exponential. Abstraksi

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 161 174. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTERS Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga Abstrak. Pada tulisan ini akan diterapkan metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters untuk meramalkan jumlah penumpang kereta api Medan-Rantau Prapat. Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters mempunyai dua metode yakni Metode Perkalian Musiman (Multiplicative Seasonal Method) dan Metode Penambahan Musiman (Additive Seasonal Method). Kemudian, akan dibandingkan kedua metode dengan melihat nilai MSE dan MAPE yang terkecil. Karena semakin kecil nilai MSE dan MAPEnya maka peramalannya akan semakin baik. 1. PENDAHULUAN Kereta api merupakan salah satu alat transportasi yang banyak diminati masyarakat sekarang ini, terlebih bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Kebanyakan masyarakat menggunakan kereta api untuk perjalanan yang cukup jauh. Selain harga tiketnya yang relatif terjangkau, akan lebih aman menggunakan transportasi ini. Seperti yang tertulis di Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 yang menyatakan penyelenggara sarana perkeretaapian wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah lima tahun, orang sakit, orang lanjut usia tanpa dipungut biaya apapun. Hal di atas salah satu alasan yang Received 14-02-2013, Accepted 13-03-2013. 2010 Mathematics Subject Classification: 91B84 Key words and Phrases: Pemulusan Eksponensial Holt-Winters, Metode Perkalian Musiman, Metode Penambahan Musiman, MSE dan MAPE. 161

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 162 membuat banyaknya masyarakat menggunakan kereta api untuk perjalanan yang jauh. Karena untuk masyarakat menengah ke bawah akan lebih menguntungkan mengugunakan transportasi ini apabila mengalami seperti yg tertulis di UU nomor 23 di atas. Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang perusahaan. Ketepatan hasil peramalan bisnis akan meningkatkan peluang tercapainya investasi yang menguntungkan. Semakin tinggi akurasi peramalan dalam perusahaan karena hasil dari suatu peramalan dapat memberikan arah bagi perencanaan perusahaan, perencanaan produk dan pasar, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan keuangan [1]. Sedangkan, menurut [2] peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ada banyak jenis-jenis peramalan. Misalnya Metode Pemulusan, Metode Box Jenkins maupun Metode Proyeksi Trend dengan Regresi. Akan tetapi, disini akan digunakan dengan menggunakan Metode pemulusan Eksponensial dari Holt- Winters yang melihat dari segi musiman dalam suatu data. Biasanya jumlah penumpang angkutan darat, laut dan udara mengalami peningkatan pada bulan-bulan tertentu. Misalnya pada libur sekolah seperti Natal, Idul Fitri, Imlek maupun liburan yang lainnya. Model seperti ini dinamakan musiman. Untuk itu, akan diramalkan jumlah penumpang terkhusus jumlah penumpang kereta api dengan menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters tujuan Medan-Rantau Prapat dari tahun 2007 sampai tahun 2011. 2. LANDASAN TEORI Penelitian ini dilakukan dengan metode peramalan kuantitatif. Metode peramalan ini adalah metode peramalan yang melibatkan analisis statistik terhadap data-data masa lalu [3]. Bentuk peramalan kuantitatif yang dipilih dari beberapa metode yang ada adalah pemulusan eksponensial (eksponential smoothing).

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 163 2.1 Metode Holt-Winters Metode Holt-Winters sering disebut metode pemulusan eksponensial yang melakukan pendekatan [4]. Metode ini terbagi menjadi dua bagian yakni: 1. Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Perkalian Musiman (Multiplicative Seasonal Method) yang digunakan untuk variasi data musiman yang mengalami peningkatan/penurunan (fluktuasi), 2. Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Penambahan Musiman (Additive Seasonal Method) yang digunakan untuk variasi musiman yang bersifat konstan. Metode Holt-Winters didasarkan pada tiga persamaan pemulusan, yakni persamaan pemulusan keseluruhan, pemulusan tren, dan persamaan pemulusan musiman. Untuk Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Perkalian Musiman mempunyai persamaan sebagai berikut: Pemulusan Keseluruhan Pemulusan Trend S t = α X t I t L + (1 a)(s t 1 + b t 1 ). (1) b t = β(s t S t 1 ) + (1 β)b t 1. (2) Pemulusan Musiman Ramalan I t = γ X t S t + (1 γ)i 1 L. (3) F t+m = (S t + b t m)i 1 L+m. (4) Untuk Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Penambahan

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 164 Musiman mempunyai persamaan sebagai berikut: Pemulusan Keseluruhan S t = α(x t I 1 L ) + (1 a)(s t 1 + b t 1 ). (5) Pemulusan Trend b t = β(s t 1 S t ) + (1 β)b t 1. (6) Pemulusan Musiman I t = γ(x t S t ) + (1 γ)i t L. (7) Ramalan F t+m = S t + b t m + I t L+m. (8) Makna simbol-simbol yang digunakan pada persamaan (1) sampai (8) adalah: X t = nilai aktual pada periode akhir t α = konstanta penghalusan untuk data (0 < α < 1) β = konstanta penghalusan untuk trend (0 < β < 1) γ = konstanta penghalusan untuk musiman (0 < γ < 1) S t = nilai pemulusan awal b t = konstanta pemulusan I = faktor penyesuaian musiman L =panjang musim F t+m =ramalan untuk m periode ke depan dari t. 2.2 Masalah Nilai Awal Dalam pemulusan eksponensial, nilai awal sangat dibutuhkan, karena peramalan untuk t 1 belum tersedia. Artinya nilai ramalan S t 1 belum ada.

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 165 Misalnya pada rumus berikut: S t = α X t I t L + (1 a)(s t 1 + b t 1 ). (9) Dimana X t adalah nilai aktual yang terbaru, S t adalah ramalan yang terakhir. S t+1 adalah ramalan untuk satu periode mendatang, dan α adalah konstanta pemulusan. Bila t = 2 pada maka persamaan di atas akan menjadi, S 2 = α X 2 I 2 L + (1 a)(s 1 + b 1 ). (10) Untuk memperoleh nilai S 2, S 1 harus diketahui. Nilai S 1 adalah sebagai berikut: S 1 = α X 1 I 1 L + (1 a)(s 0 + b 0 ). (11) Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa nilai S 0, b 0 tidak dapat diperoleh. Sehingga perlu dilakukan penentuan nilai awal. Menurut [4] rumus metode pemulusan eksponensial dari Holt-Winters dapat digunakan dengan mengambil secara sembarang beberapa nilai awal yang telah ditetapkan yakni: S L+1 = X L+1 dimana L adalah panjang musiman. Nilai awal lain yang dapat digunakan adalah: S L = 1 L (X 1 + X 2 + + X L ) b L = 1 ( (XL+1 X 1 ) + (X L+2 X 2 ) K L L I k = X k S L dimana k = 1, 2, 3, L. + + (X ) L+k X k ) L 2.3 Kendala dalam Peramalan Tidak mungkin suatu ramalan benar-benar akurat. Ramalan akan selalu berbeda dengan permintaan aktual. Perbedaan antara nilai ramalan dengan data aktual disebut kesalahan ramalan. Meskipun suatu jumlah kesalahan ramalan tidak dapat dielakkan, namun tujuan ramalan adalah agar

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 166 kesalahan sekecil mungkin. Berikut adalah jenis-jenis cara menghitung nilai kesalahan: Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error) MSE = n t=1 e 2 t n. (12) Nilai Tengah Persentase Absolut (Mean Absolute Percentage Error) MAP E = n t=1 P E t n. (13) Nilai Tengah Kesalahan Persentase (Mean Percentage Error) MP E = n t P E t n. (14) Makna simbol-simbol yang digunakan pada persamaan (12) dan (14) adalah : P E t =kesalahan persentase = (Xt Ft) X t 100 E t =kesalahan periode t = X t F t X t =data aktual periode t n =banyak periode t. 3. METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam peneltian ini adalah 1)Mengumpulkan data sekunder yang tersedia di PT. Kereta Api Medan dari Januari 2007 sampai Desember 2011, 2)Menganalisis data, apakah mengandung unsur trend dan musiman, 3)Menguji nilai parameter pemulusan, 4)Kemudian data diramalkan menggunakan Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Perkalian Musiman dan Penambahan Musiman, 5)Membandingkan manakah nilai error terkecil diantara dua metode, 6)membuat kesimpulan.

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 167 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan untuk dianalisa dalam tulisan ini adalah Jumlah Penumpang Kereta Api yang berangkat dari Medan menuju Rantau Prapat periode Januari 2007 sampai Desember 2011. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1: Data Jumlah Penumpang Kereta Api yang berangkat dari Medan menuju Rantau Prapat Bulan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Januari 34.951 40.978 40.095 42.116 43.067 Februari 25.843 36.106 31.327 37.319 34.204 Maret 30.295 42.567 36.552 39.997 37.620 April 29.481 37.123 35.714 37.606 36.084 Mei 32.907 39.621 38.003 42.355 39.756 Juni 35.270 47.257 44.898 44.370 41.176 Juli 44.743 54.232 49.699 46.807 49.534 Agustus 36.158 49.694 45.760 42.943 43.684 September 38.130 44.169 44.641 41.174 38.102 Oktober 45.426 44.873 38.631 35.542 44.432 November 31.990 35.108 42.586 37.140 31.441 Desember 44.296 50.493 45.279 42.606 44.354 Sumber: PT. Kereta Api Medan-Rantau Prapat 4.2 Pengolahan Data Kemudian data tersebut di plot dengan menggunakan bantuan komputer yang ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini: Berdasarkan hasil plot dengan bantuan komputer pada gambar 1 tersebut, dapat dilihat bahwa data jumlah penumpang kereta api Medan-Rantau Prapat Januari 2007 sampai Desember 2011 adalah berpola trend. Karena

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 168 Gambar 1: Plot Data mengalami kenaikan jumlah penumpang dari tahun ke tahun. 4.3 Uji Musiman Untuk melihat apakah ada pola musiman dan tren dalam data jumlah penumpang di atas, dapat dilihat dari dari nilai koefisien autokorelasi pada sepanjang lag yang mempunyai jarak yang sistematis atau beraturan yang berbeda secara signifikansi dari nol. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut: Tabel 2: Lag Data Jumlah Penumpang Kereta api Lag Estimasi (r k ) 1 0,281662677 2 0,340473661 3 0,128646768 4 0, 06838936 5 0, 004885814 6 0, 159006831 7 0, 260928672 8 0, 380161149 9 0,128646768 10 0, 06838936 11 0, 004885814

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 169 Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan kesalahan standar sebesar 1 60 = 0, 13, maka batas signifikansi koefisien autokorelasi adalah: ( 1, 96 0, 13 r k 1, 96 0, 13) 0, 25 r k 0, 25. Berdasarkan nilai tabel 1 tersebut maka nilai-nilai koefisien data nilai Jumlah Penumpang Kereta Medan-Rantau Parapat di atas, kesebelas koefisien autokorelasi menunjukkan tidak stasioner yaitu tidak berada pada nilai ratarata. Dan nilai koefisien tersebut menunjukkan berpola trend yang cepat pada beberapa selang waktu pada awal lag yaitu mengalami trennya menaik ataupun menurun. hal ini disebabkan, karena pada tahun 2009 ke tahun 2011 terjadi pengurangan jadwal kereta api. Akan tetapi, pada beberapa lag selanjutnya pola nya saling mendekati. Maka data tersebut berpola tren linier.untuk melihat apakah data mengandung unsur musiman, dapat ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2: Lag Data Dari gambar jelas menunjukkan bahwa ada jarak yang sistematis atau beraturan, maka data mengandung musiman. 4.4 Pemulusan Eksponensial Holt-Winters Setelah dilakukan plot data, kemudian akan di cari perbandingan MSE dan MAPE terkecil antara Metode Perkalian Musiman dengan Metode Penambahan Musiman misalnya dengan menggunakan nilai α = 0, 2; β = 0, 1; γ = 0, 5.

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 170 4.4.1 Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Perkalian Musiman (Multiplicative Seasonal Method) Dengan membandingkan nilai-nilai parameter pemulusan diperoleh nilainilai MSE dari Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Model Perkalian Musiman: Untuk nilai awal dari, S L = 1 L (X 1 + X 2 + + X L ) b L = 1 ( XL+1 X 1 + X L+2 X 2 K L L I k = X k S L + + X ) L+k X k L sehingga S L = 1 12 (34951 + 25843 + 30295 + 29481 + 32907 + 35270 + 44743 + 36158 + 38130 + 45426 + 31990 + 44296) = 35790, 83 ( ) b L = 1 (40978 34951)+(36106 25843)+ +(50493 44296) 12 12 I 1 = I 2 =. I l = 34951 = 0, 976535, 35790, 83 25843 = 0, 722056 35790, 83 31990 = 0, 893804. 35790, 83 Maka untuk nilai selanjutnya digunakan rumus umum yaitu:

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 171 S t = 0, 2 34951 + (1 0, 2)(35790, 83 + 643, 9653) = 37540, 37 0, 976535 b t = 0, 1(35790, 83 37540, 37) + (1 0, 1)643, 9653 = 754, 5224 I L+1 = 0, 5 34951 + (1 0, 5)0, 976535 = 0, 7263. 37540, 37 Dengan menggunakan persamaan (4) Sehingga diperoleh peramalan pada periode ke-13 dengan m = 1 adalah: F t+m = (37540, 37 + 754.5224)0, 976535 = 37396, 3. Sehingga di dapatkan nilai MSE = 12.454.563, 78 dan nilai MAP E = 0, 81 Dengan menggunakan rumus yang sama peramalannya pada Januari 2012 adalah 40.941 orang dengan m = 1 pada periode ke-61. 4.4.2 Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Metode Penambahan Musiman (Additive Seasonal Method) Dengan membandingkan nilai-nilai parameter pemulusan diperoleh nilainilai MSE dari Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winters dengan Model Penambahan Musiman: Untuk nilai awal dari, S L = 1 L (X 1 + X 2 + + X L ) b L = 1 ( XL+1 X 1 + X L+2 X 2 K L L + + X ) L+k X k L untuk nilai awal dari musimannya menggunakan rumus: I k = X k S L

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 172 dimana untuk, I 1 = 34951 35790, 83 = 839, 833 I 2 = 25843 35790, 83 = 9947, 83. I l = 31990 35790, 83 = 3800, 83 S t = 0, 2(34951 ( 839, 833) + (1 0, 2)(35790, 83 + 643, 9653) = 36481, 06 b t = (35790, 83 36481, 06) + (1 0, 1)643, 9653 = 510, 546 I t = 0, 5(34951 36481, 06) + (1 0, 5) 839, 833 = 1828, 553. Dengan menggunakan persamaan (8) Sehingga diperoleh peramalan pada periode ke-13 dengan m = 1 adalah: F t+m = 36481, 06 + 510, 546 + 1828, 553 = 38820, 16. Sehingga di dapatkan nilai MSE = 10.288.981 dan nilai MAPE nya adalah 0,6. Dengan menggunakan rumus yang sama peramalan jumlah penumpang pada Januari 2012 adalah 42.025 orang dengan m = 1 pada periode ke-61. Setelah dibandingkan kedua metode di atas, didapatkan nilai MSE dan MAPE terkecil dengan menggunakan Metode Penambahan Musiman (Additive Seasonal Method). Pada tabel 3, akan ditunjukkan hasil perbandingan data jumlah penumpang kereta api Medan-Rantau Prapat tahun 2007 sampai tahun 2001 dengan hasil peramalan dengan menggunakan Metode Penambahan Musiman tahun 2012 sampai tahun 2013.

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 173 Tabel 3: Perbandingan Data Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2007 sampai 2011 dengan Tahun 2012 sampai Tahun 2013 Bulan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Januari 34.951 40.978 40.095 42.116 43.067 42.025 43.125 Februari 25.843 36.106 31.327 37.319 34.204 35.553 38.197 Maret 30.295 42.567 36.552 39.997 37.620 38.579 37.318 April 29.481 37.123 35.714 37.606 36.084 36.928 37.588 Mei 32.907 39.621 38.003 42.355 39.756 39.765 38.604 Juni 35.270 47.257 44.898 44.370 41.176 42.003 41.129 Juli 44.743 54.232 49.699 46.807 49.534 47.219 45.188 Agustus 36.158 49.694 45.760 42.943 43.684 42.736 44.666 September 38.130 44.169 44.641 41.174 38.102 40.062 41.191 Oktober 45.426 44.873 38.631 35.542 44.432 41.428 40.894 November 31.990 35.108 42.586 37.140 31.441 36.093 38.262 Desember 44.296 50.493 45.279 42.606 44.354 42.025 41.121 5. KESIMPULAN Berdasarkan perbandingan MSE dan MAPE pada kedua metode di atas, dihasilkan nilai kesalahan terkecilnya dengan menggunakan Pemulusan Eksponensial dengan Metode Penambahan Musiman dengan jumlah peramalan pada periode ke-61 adalah 42.025 orang. Dengan model peramalan yang didapatkan adalah sebagai berikut: S t = 0, 2(X t I 1 L ) + (0, 8)(S t 1 + b t 1 ) b t = 0, 1(S t 1 S t ) + (0, 9)b t 1 I t = 0, 5(X t S t ) + (0, 5)I t L F t+m = S t + b t m + I t L+m

Evelina Padang Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api 174 Daftar Pustaka [1] Sugiarto dan Harjono. 2000. Peramalan Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Utama [2] Assauri Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Edisi 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia [3] Firdaus. 2006. 7 Jam Belajar Interaktif Visual Basic 6.0 untuk Orang Awam. Palembang : Maxikom [4] Makridakis, Spyros.1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga Evelina Padang: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: evelinapadang@yahoo.co.id Gim Tarigan: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: gim1@usu.ac.id Ujian Sinulingga: Department of Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia E-mail: ujian@usu.ac.id