PROFIL KABUPATEN / KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Gambaran Umum Kondisi Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL KABUPATEN / KOTA

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

MATRIK DAFTAR INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN

KEBIJAKAN PROGRAM & KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

RGS Mitra 1 of 10 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANGUNDANG TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS.

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN NAMA NAMA JALAN DI WILAYAH KOTA SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

Tarakan, 5 April 2017 UPUNTAKA SEJAHTERA

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

: PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ORGANISASI : DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Halaman. 92.

I. PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN NAMA JALAN DAN FASILITAS UMUM

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

III. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BARITO KUALA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Transkripsi:

PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

KOTA BANJARMASIN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Banjarmasin yang letaknya strategis yaitu di sekitar muara Sungai Barito, menyebabkan kampung kecil (Kampung Banjar) menjadi gerbang bagi kapal-kapal yang hendak berlayar ke daerah pedalaman di Kalimantan Selatan dan Kalimantan tengah. Dan cikal bakal Kota Banjarmasin ini berkembang menjadi bandar perdagangan dan ramai dikunjungi kapal-kapal dagang dari pelbagai negeri. Tabel V. 1. LUAS KOTA BANJARMASIN BERDASARKAN KECAMATAN No. Kecamatan Luas (Km²) 1 Banjarmasin Selatan 20,18 2 Banjarmasin Timur 11,54 3 Banjarmasin Barat 13,37 4 Banjarmasin Tengah 11,66 5 Banjarmasin Utara 15,25 Total 72,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin 2003 Orientasi Wilayah Wilayah Kota Banjarmasin memiliki luas wilayah 72 Km² dengan batas-batas berikut : Batas Utara : Kabupaten Barito Utara Batas Selatan : Kabupaten Banjar Batas Timur : Kabupaten Banjar Batas Barat : Kabupaten Barito Kuala Kota Banjarmasin, dengan kondisi daerah yang berawa-rawa (perpaya-paya), tergenang air dan pengaruh dengan musim hujan dan musim kemarau dan memiliki Flora dan Fauna yang spesifik, juga cukup kaya akan sumber nutfahnya. Wilayah rawanya ditumbuhi berbagai jenis tanaman diantaranya jenis Rambai (soneritia Alba), Ranggas (Gluta Rengas), Bakau Panggang, Pulantan (Alstonia Sp) / api-api, Waru Tancang (Brueiera SP), Belangiran (Shorea belangiran) Jambu (Eugenia Sp), nipah, Pandan, Bakung piai dan Jeruju. Adapun Fauna yang hidup seperti mamalia Bekantan dan Kera. Jenis melata ; Biawak. Jenis Aves ; Ketilang. Jenis Ikan ; Gabus, Papuyu, Patin. Bekantan adalah kera spesial yang hanya ditemukan di sini, penampilan fisik dari Bekantan sangat lucu. Dengan

bulu yang berwarna coklat kemerahan dan hidung yang panjang. Binatang ini dipercaya oleh sebagian warga bisa mendatangkan kebaikan dan keberuntungan. PENDUDUK Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarmasin dengan luas 72 km 2, pada tahun 2002 jumlah penduduknya mencapai 527.415 jiwa, dengan kepadatan rata-rata 7.325 jiwa/km 2. Wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banjarmasin Barat, yaitu 9.418 jiwa/km 2. Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah yaitu kecamatan Banjarmasin utara (5.205 jiwa/km 2 ). Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel V. 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA BANJARMASIN TAHUN 2002 No Kecamatan Luas (Km²) Penduduk Jumlah Kepadatan 1 Banjarmasin Selatan 20,18 126.313 6.259 2 Banjarmasin Timur 11,54 99.453 8.618 3 Banjarmasin Barat 13,37 125.918 9.418 4 Banjarmasin Tengah 11,66 96.348 8.263 5 Banjarmasin Utara 15,25 79.383 5.205 Total 72,00 527.415 7.325 Sumber : Litbang Kompas, diolah dari Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin 2003 EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Banjarmasin yaitu sektor industri pengolahan (30,37%), kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (22,58%), perdagangan, hotel dan restoran (15,69%), sektor keuangan (10,67%), jasa-jasa (10,51%), Sedangkan sektor lainnya (10,18%) meliputi sektor bangunan,, listrik, dan gas, serta pertanian. Untuk lebih jkelasnya dapat kita lihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel V. 3. DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI 2001 No Bidang Jumlah (%) 1 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15.69 2 Bangunan 6.54 3 Listrik Gas, dan Air Bersih 2.75 4 Pengangkutan dan Komunikasi 22.58 5 Keuangan 10.67 6 Jasa jasa 10.51 7 Pertanian 0.89 8 Industri Pengolahan 30.37 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin, 2002

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI TAHUN 2001, Industri Pengolahan 30.37%, Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15.69% Bangunan, 6.54% Pertanian, 0.89% Jasa jasa, 10.51% Keuangan, 10.67% Listrik Gas, dan Air Bersih, 2.75% Pengangkutan dan, Komunikasi 22.58% Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin 2003 Keuangan Daerah Dari sisi penerimaan APBD Kota Banjarmasin pada tahun 2003, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 84% atau sekitar 235 milyar dari sekitar 277 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 9,6% atau sekitar 26,9 milyar. Sedangkan penerimaan lain yang sah yaitu sebesar 18,1 milyar. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi administrasi umum yaitu hampir sekitar 65% atau sekitar 180 milyar. Anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2003 dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel V. 4. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2003 KOTA BANJARMASIN PENERIMAAN JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu - 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 26.917.800.000 3. Bagian Dana Perimbangan 235.700.000.000 4. Bagian Pinjaman daerah - 5. Bagian Lain lain Penerimaan yang Sah 15.049.570.000 TOTAL 277.667.370.000 PENGELUARAN 1. Administrasi umum 180.676.548.000 Pos DPRD+ Setwan 8.117.170.000 2. Operasi dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana Untuk Milik Daerah 82.883.299.000 Pos DPRD + Setwan 117.000.000 3. Investasi - 4. Belanja Bagi hasil dan Bantuan keuanagan 4.204.000.000 5. Tak Tersangka 6.500.000.000 TOTAL 274.263.847.000 Surplus 3.403.523.000 Sumber : Pemerintah Kota Banjarmasin 2003 Penerimaan PAD Kota Bandung perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah. PRASARANA dan SARANA PERMUKIMAN

Komponen Air Bersih Permasalahan yang muncul adalah macetnya air dari PDAM di beberapa kawasan akibat menurunnya debit air di Daerah Aliran Sungai Riam Kanan yang merupakan sumber utama bahan baku PDAM Banjarmasin. Untuk mengatasinya PDAM memasok air bersih setiap hari menggunakan mobil ke beberapa kelurahan sambil menunggu perbaikan pipa air yang rusak. Komponen Jalan Banjarmasin yang berdimensi lima diarahkan pembangunannya sebagai Kota Pemerintahan, Perdagangan, Pelabuhan, Industri dan Pariwisata Pengembangan sektor perhubungan di Kota Banjarmasin meliputi transfortasi darat, sungai dan laut yang dikembangkan secara selaras terpadu dalam rangka mewujutkan suatu sistem distribusi yang handal dan mampu memberikan pelayanan dan manfaat yang besar bagi masyarakat dan memacu laju pertumbuhan perekonomian daerah. Dalam rangka memperlancar lalu lintas hubungan darat menuju daerah kabupaten dan kota lainnya jalan-jalan dalam kota dilengkapi dengan fasilitas lalu lintas dan pemeliharaan berupa rambu-rambu seperti traffic light, marka jalan, zebra cross sesuai dengan ketentuan dan tuntutan perkembangan lalu lintas. Sejalan dengan pembangunan perhubungan darat, pembangunan perhubungan sungai dan laut juga tak kalah penting peran dan fungsinya juga tetap merupakan perhatian Pemerintah Kota Banjarmasin oleh sebab itu usaha untuk pembangunan, memfasilitasinya juga tetap diupayakan. Untuk meningkatkan pelayanan dan keamanan serta ketertiban transportasi sungai telah dilaksanakan pembangunan/perbaikan dermaga antar daerah, kota dan pulau serta dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan sungai.

Laporan Final Updating Profil dan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Besar dan Metropolitan BANJARMASIN PT. Perencana Djaja Ciptalaras V-5