BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MULTINASIONAL CORPORATIONS PT CHEVRON PASIFIK INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA BAIK DI MASYARAKAT JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, komunitas dan lingkungan (Wibisono. 2007: 8). Corporate Social Responsibility mulai menjadi concern perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB V PENUTUP. perusahaan multinasional. Dulu lebih dikenal dengan comunity development.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Papua adalah salah satu provinsi dalam negara kesatuan Republik

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Brief Note. Edisi 20, Mengembangkan Cost Effective CSR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB III CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. A. Pengertian Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Oleh : PAULINA DAMAYANTI / KOM

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Corporate Brand & Communication Plan

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

STAKEHOLDER RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK... HALAMAN MOTTO...

Bapak Mohamad Aliamsyah, Kepala Pusat Data dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, suatu organisasi atau perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

Pekerjaan Sosial PB :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. PLN PERSERO DI SURABAYA DALAM PEMBERDAYAAM USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) ABSTRAKSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BPD KALTIM. Samarinda, 2 Juli 2015

Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Goal terhadap

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

Laporan Evaluasi Program

BAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh mengenai strategi humas dalam menyosialisasikan program ROP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1. Program CSR Kampung Sehat oleh PT. Petrokimia Gresik telah. 2. Citra perusahaan PT. Petrokimia Gresik adalah positif di mata

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

PERENCANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BIDANG LINGKUNGAN PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP UNTUK MENDAPATKAN PENERIMAAN PUBLIK

Terms of Reference (TOR) Program Pilot Pengembangan Ekonomi (Pendampingan Kewirausahaan)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Brief Note. Edisi 24, Krisis Sosial: Sebuah Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan

Feliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan publiknya. Artinya aktivitas public relations menjalankan fungsi

COST BENEFIT INVESTASI TIK 8-A

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud

COMMUNITY DEVELOPMENT PT PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI BENTUK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB V PENUTUP. perusahaan, Corporate Social Responsibility juga akan menimbulkan citra perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Pada tahap kesimpulan, peneliti mendapatkan hasil yaitu berupa : konsensi (Desa Muara Toyu Kalimantan Timur).

BAB I PENDAHULUAN. adalah, perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan semata. CSR harus dimaknai bukan lagi hanya sekedar responsibility karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemitraan Antara Pemangku kepentingan dan Humas Pemerintah dalam Diseminasi Informasi

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang beroperasi di wilayah Minas menjalankan social investment sebagai bentuk corporate social responsibility terhadap masyarakat sekitar operasi. Social investment menjadi bentuk pengejawantahan nilai-nilai yang terkandung di dalam The Chevron Way, yang mendepankan prinsip menghormati hukum, menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), melindungi lingkungan dan memberi manfaat kepada seluruh masyarakat di tempat operasi. Mengacu pada filosofi The Chevron Way, Chevron memenuhi tujuh tanggung jawab yang diembannya, yakni etika bisnis dan transparansi, praktek bisnis dan hubungan industrial, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja/ healt, environment, and safety (HES), hak asasi manusia (HAM), investasi sosial (social investment) dan pengembangan masyarakat, integrasi dengan rantai pengadaan barang dan jasa, dan konsultasi dengan pemangku kepentingan. Social investment CPI merupakan bentuk investasi perusahaan dalam mensupport bisnis utama (produksi minyak) agar terjaga dan terlindungi dari singgungan-singgunan yang bisa datang dari masyarakat atau elemen-elemen lain, makanya di CPI bagian yang menangani ini adalah bagian PGPA (policy, government, and public affairs) atau dikenal dengan sebutan public relations (PR) dikebanyakan perusahaan. Tugas bagian ini adalah menjalankan fungsi-fungsi hubungan dengan seluruh stakeholders perusahaan, yang meliputi komunikasi, kegiatan kehumasan (termasuk CSR), hubungan dengan pemerintah, masyarakat, media, LSM, serta stakholders lainnya. Social investment sudah dilaksanakan oleh CPI semenjak pertama kali keberadaannya di Riau. CSR CPI selalu berevolusi dari waktu ke waktu, hal ini sebagai bentuk sensitifitas perusahaan dalam melihat kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan daerah di tempat beroperasi. Sebelum menggunakan social investment corporate social responsibility (CSR) perusahaan dikenal dengan istilah CD (community development) dengan fokus pada pengembangan 126

infrastruktur. Fokus pada hal tersebut dilakukan karena kondisi Riau ketika itu belum maju dari segi infrastruktur. Kemudian pada perkembangannya terjadi evaluasi terhadap program-program CD yang ditandai juga dengan perubahan manajemen perusahaan (Caltex menjadi Chevron) serta perubahan daerah (semakin maju) maka pada tahun 2005, CSR perusahaan menggunakan terma CE (community engagement) atau pelibatan masyarakat. CE ini mencakup dua bentuk yakni, community development (CD) dan community relations (CE). CD perusahaan meliputi tiga sasaran utama yakni, pendidikan, kesehatan dan ekonomi, sedangkan CR menitikberatkan hubungan (relasi) dalam bentuk pemberian bantuan-bantuan yang sifatnya responsif melalui pengajuan-pengajuan proposal dari masyarakat. Pada tahapan selanjutnya, perusahaan semakin berkembang diikuti juga dengan perkembangan kondisi Provinsi Riau yang lebih berkembang dari sebelumnya, maka tanggung jawab sosial CPI bermetamorfosa kembali dengan menggunakan terma social investment. Pada bentuk inilah aspek investasi ditekankan dalam menjalankan CSR. Perusahaan mengurangi bentukbentuk program yang sebelumnya banyak berbentuk karikatif dan mengedepanakan kerjasama dan prinsip kesetaraan untuk membangun kapasitas masyarakat, sehingga berimplikasi juga pembangunan daerah secara keseluruhan untuk jangka panjang. Social investment yang dilaksanakan oleh CPI merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang berfokus pada tiga bidang strategis, yakni basic human need (kebutuhan dasar manusia), education and vocational training (pendidikan dan pelatihan), economic development (pengembangan ekonomi), kemudian pada bidang-bidang lain seperti seni dan budaya lokal, perlindungan lingkungan dan tanggap bencan alam. Seluruh bidang tersebut bersifat menyeluruh dan menjangkau semua elemen masyarakat di Minas dengan bentuk kemitraan dan kesetaraan. Perusahaan dan masyarakat memiliki peran tersendiri, tetapi tidak bisa untuk bergerak masing-masing. Perusahaan dan masyarakat melalui social investment menjalin hubungan kemitraan dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan. 127

Social investment menjadi upaya perusahaan untuk memantik mentalitas dan kompetensi masyarakat, sehingga menghilangkan ketergantungan yang berlebihan. Program social investment di bidang-bidang strategis tertentu dirancang dengan target paling maksimal lima tahun, jika lima tahun masyarakat masih ketergantungan dengan program maka CPI akan mengevaluasi program dan mengevaluasi tim yang merancang program tersebut. Bagi CPI dibutuhkan kualifikasi-kualifikasi SDM yang mumpuni untuk merancang program social investment yang tepat sasaran berdasarkan manajemen sistem keunggulan operasi (operational excellence management system/ OEMS). Kriteria-kriteria kompentesi SDM yang dimiliki CPI merupakan upaya jangka panjang mengantisipasi perubahan yang ada di masyarakat, lingkungan operasi dan pemerintahan daerah. Kompetensi ini harus dimiliki perusahaan untuk dapat mejalankan rencana jangka panjang social investment, yakni berubahnya taraf hidup masyarakat dengan acuan pada tahun 2020 fokus perusahaan 30-40% di bidang kampung tengah economic development tercapai. Perekonomian masyarakat menjadi investasi penting dibanding dengan bidang-bidang lain (tidak menghilangkan fokus lainnya, hanya saja dikurangi), karena jika melalui program social investment CPI masyarakat memiliki mental untuk berusaha dan berkembang, maka ketergantungan masyarakat lama-kelamaan bisa dikurangi. Jika masyarakat mandiri secara ekonomi maka, kebutuhan-kebutuhan lain akan mudah untuk terpenuhi. Social investment dijalankan berdasarkan kebutuhan masyarakat, bukan pada keinginan. Untuk mengetahui hal tersebut perusahaan melakukan social mapping dan need assesstment. Perusahaan melakukan survei kampung dan FGD (focus group discussion) dengan melibatkan beragam unsur untuk melihat sasaran-sasaran tertentu yang harus dikembangkan dan diperhatikan. Selain investasi sosial dengan bentuk-bentuk yang strategis, CPI juga memberikan bantuan spontan dalam rangka menjaga relasi dengan stakeholders, bentuk ini sama dengan community relations yang sebelumnya dijalankan. Bantuan melalui proposal-proposal yang diajukan masyarakat tidak dihilangkan, melainkan pengurangan jenis dan alokasi dana yang harus diberikan. 128

Masyarakat memiliki respon positif dan negatif terhadap social investment yang dijalankan CPI. Kondisi masyarakat Minas yang heterogen menimbulkan resistensi dalam pemaknaan social investment CPI, tetapi mayoritas masyarakat memandang Chevron yang dahulunya Caltex menjalankan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat sekitar, terutama bagi masyarakat asli, yakni suku sakai. Eksistensi suku Sakai di Minas diakui oleh perusahaan melalui beragam program, terutama di bidang pendidikan seperti beasiswa anak asuh Sakai, karena pendidikan masyarakat Sakai masih jauh tertinggal dibanding masyarakatmasyarakat lain di Provini Riau. Keberadaan CPI di Minas tidak berjalan mulus, banyak singgungansinggungan yang timbul dalam relasi antara masyarakat dengan perusahaan. Singgungan-singgungan ini muncul pada beberapa persoalan, dan masyarakat sangat mengaitkan erat permasalahan ini dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Singgungan yang ada di tengah-tengah masyarakat dan perusahaan adalah permasalahan pipa yang ada dekat dengan jalan utama (tepi jalan), permasalahan tanah/ lahan konsensi dan akses ke pemukiman masyarakat. Permasalahan pipa bagi masyarakat merupakan salahsatu faktor terbesar yang menghalangi pembangunan Minas, karena dengan keberadaan pipa-pipa perusahaanm, infrastruktur seperti rumah, toko atau lainnya tidak bisa dibangun. Kemudian permasalahan lahan konsensi, di mana masyarakat banyak menduduki lahan-lahan kosong yang ada di Minas, lahan kosong ini sebenarnya merupakan wilayah CPI (melalui kontrak dengan pemerintah), akan tetapi tidak digunakan, kosong dan hanya menjadi batasan-batasan pengelolaan. Masyarakat datang dan membangun rumah atau kedai, sehingga terjadi gejolak dengan perusahaan, bahkan pada titik tertentu lari ke ranah hukum untuk menyelesaikannya. Kemudian bagi masyarakat terjadi ketidakseimbangan perbaikan jalan antara perusahaan dengan masyarakat. Titik-titik persimpangan tertentu yang merupakan akses masuk bagi masyarakat (ke pemukiman) dan perusahaan (wilayah operasi) tidak diaspal/ disemenisai, sedangkan lewat sedikit dari pemukiman masyarakat menuju lokasi dilakukan pengaspalan. 129

B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan di atas, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yakni : 1. Penelitian ini berfokus pada praktik tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar wilayah operasi saja, bukan tanggung jawab perusahaan PT. Chevron Pacific Indonesia secara umum yang meliputi tujuh unsur tanggung jawab seperti pada gambar 3.5 pada halaman 63. Tanggung jawab sosial perusahaan atau social investment di CPI hanya menjadi salah satu part dalam tanggung jawab korporat secara keseluruhan. Mungkin untuk peneliti berikutnya dapat menelisik bagian ini secara utuh, agar dapat menjelaskan tanggung jawab korporat CPI secara utuh pula. 2. Penelitian ini dilakukan di Minas, Provinsi Riau sehingga dapat saja menghasilkan temuan lain, jika mengkaji corporate social investment perusahaan afiliasi Chevron lainnya sekalipun yang ada di Indonesia. Hal ini karena CPI melaksanakan social investment menilik kondisi masyarakat dan daerah tertentu, yang mana Indonesia memiliki masyarakat yang heterogen. Akan tetapi hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam melihat praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang bergerak pada bidang ekstraktif di Indonesia. 3. Penelitian ini juga dapat dikembangkan bagi peneliti selanjutnya dengan mengkaji lebih dalam satu diantara tiga fokus utama social investment tersebut. Kebanyakan penelitian-penelitian di Indonesia mendeskripsikan secara umum praktik-praktik corporate social responsibility. Hal ini ditujukan agar dapat melihat gambaran secara detail dan kajian yang komprehensif mengenai bidang-bidng yang menjadi fokus utama CSR perusahaan. 130